Aku berjalan mengikuti kakekku yang menggandeng tanganku dan tangan Senja di tangan kirinya.
Aku terus berjalan, hingga akhirnya kakekku berhenti sebentar. Ia melihat ke depannya dengan lebih baik.
Aku ikut melihat ke depan, tetapi sayangnya yang bisa kulihat hanyalah beberapa orang yang berdiri di tengah-tengah jalan yang dipenuhi oleh mayat-mayat Monster yang sudah tak memiliki tubuh utuh. Tapi sepertinya memang itu yang ada disana sih...
"Kakek rasa kakek tidak bisa melihat dengan baik, mari kita mendekat..." Ajak kakekku sambil berjalan maju. Kami berdua pun mengikuti kakek kami yang menarik tangan kami.
Waktu rasanya berjalan lambat ketika kami mendekat, ada rasa sedikit tegang saat kami bertiga semakin mendekati orang-orang itu.
Aku tidak tahu apa sebabnya, tetapi kurasa aku akan mengetahui alasannya jika kami sudah mendekat dan menghadap orang-orang itu langsung.
"Aku ragu mereka adalah orang baik-baik mengingat kota ini sudah kosong dan mungkin saja kabarnya sudah menyebar ke seluruh Indonesia, termasuk para *******. Aku harus memastikannya..." Samar-samar aku mendengar kakekku bergumam sendiri, dan setelah mendengarnya, aku semakin merasa merinding.
Jika benar orang-orang itu adalah para *******, maka alasan keteganganku akan terjawabkan. Tetapi sepertinya para ******* tidak akan bisa melawan kakek yang sudah memiliki namanya sendiri di dunia dan dikenal luas di dunia karena kemampuannya, jadi pastinya kakekku tidak akan membiarkan dirinya kalah begitu saja.
Kami pun sampai di depan orang-orang itu dan sepertinya, tebakan kakekku salah tentang orang-orang ini adalah para *******.
Mereka memakai pakaian tempur, beberapa memakai jas yang terbuka hingga menunjukkan tubuh mereka yang kuat. Beberapa memakai pakaian yang tertutup rapat dan hanya kepala dan kedua ujung tangan saja yang terlihat.
Di pakaian mereka, di bagian dada kiri mereka tergambar pola burung yang membentangkan kedua sayapnya dan memiliki warna yang berbeda, separuh berwarna merah dan separuh lagi berwarna putih.
Di bagian dada kanan, tergambar pola persegi panjang dan terbagi dua menjadi dua bagian, bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas berwarna merah dan bagian bawahnya berwarna putih, warna yang terlihat hebat menurutku dan lambang yang tidak asing di mataku.
Ya, dua pola yang tergambar di pakaian orang-orang itu mengingatkanku pada dua benda. Yang pertama yang berbentuk persegi panjang dengan warna merah dan putih mengingatkanku pada bendera nasional Indonesia, yaitu bendera merah putih. Yang kedua yang berbentuk burung itu mengingatkanku pada lambang negara Indonesia, yaitu burung garuda.
Aku hanya terlintas satu nama organisasi saat melihat dua lambang yang serba merah putih, nama organisasi yang menjadi tempat Christo menjadi Hunter, yaitu organisasi Hunter RedWhite.
Aku sedikit senang, karena pada akhirnya RedWhite menerima pesan yang dikirimkan oleh Christo, di sisi lain aku juga sedikit kesal, kenapa bantuan datang selama ini? Hingga kakekku yang merupakan Hunter yang telah pensiun muncul lagi, tetapi aku mengabaikan semua itu dan memilih memeriksa orang-orang itu.
Jika benar organisasi di depannya saat ini adalah organisasi Hunter RedWhite, maka Vina Celia seharusnya ada di antara orang-orang itu. Aku berniat menanyainya sesuatu, tentang masa lalunya...
Eh, tapi tunggu sebentar, apakah aku akan memiliki keberanian untuk melakukannya? Kurasa tidak, deh...
"Siapa kau?" Tanya seorang pria yang membawa tombak, sambil mengangkat tombaknya, terlihat bersiap menyerang kakekku.
Tubuh pria itu amat besar, lebih besar dari kakekku yang memiliki tubuh kurus, tetapi itu kurasa wajar karena kakekku sudah tua, tidak seperti dulu. Penampilan kakekku dulu kurasa lebih keren dari pria bertombak di hadapan kakekku saat ini
"Aku hanyalah orang yang selamat, dua anak ini adalah cucu-cucuku..." Kakekku mengangkat tangannya dan menangkupkan kedua tangannya, "Biarkan kami lewat..."
"Mana bisa kami percaya semudah itu, apalagi setelah aku melihat kau membawa pedang di pinggangmu, kami tidak percaya..." Pria itu memasang kuda-kudanya, "Siapa kau?!"
"Aku hanyalah orang yang selamat, tidak lebih..." Kakekku mengangkat kedua tangannya, "Aku menyerah!"
Aku dan Senja kebingungan, jika kakekku sekuat itu kenapa dia tidak menunjukkan kekuatannya dan menutup mulut sombong pria bertombak itu?
Selagi aku bingung, tatapanku berhenti di seorang perempuan muda yang membawa tas besar di punggungnya. Entah kenapa, aku tertarik dengan perempuan itu.
"Kalau kau adalah orang yang selamat, kenapa kau membawa pedang dan memakai topeng?" Tanya pria itu lagi, tanpa menurunkan tombaknya.
"Karena aku adalah mantan Hunter dari RedWhite dan aku datang kemari karena ingin berkunjung..." Ujar kakekku lalu berjalan mendekat, "Jadi, apakah kau akan membiarkanku lewat?"
Yaa, begitu lah seharusnya mantan Hunter rank S terkuat di negara ini! Aku sedikit senang saat melihat kakekku yang berjalan maju.
"Kau adalah mantan Hunter RedWhite? Aku tidak ingat pernah ada Hunter dengan topeng di RedWhite..." pria itu membungkuk sedikit dan berkata lagi, "Kau kucurigai sebagai *******..."
Pria itu maju dan menusukkan tombaknya ke arah kepala kakekku, tetapi kakekku mampu bergerak cepat menahan tombak itu.
Kakekku menarik pedangnya dan menahan ujung tombak itu yang mengenai sedikit topengnya dengan pedangnya dan sebelah tangannya yang memakai sarung tangan besi.
Aku senang, akhirnya sarung tangan besi peninggalan ayahku berguna juga, meskipun sebelumnya sarung tangan besi itu mengkarat, tetapi kakekku bisa memperbaikinya sedikit.
Ia mengatakan akan memperbaiki sarung tangan besi itu hingga kembali seperti semula kemudian memberikannya padaku, meskipun aku mengatakan aku akan memiliki Katana kakekku, tetapi karena kakekku memaksa, aku pun terpaksa menerimanya
Melihat Katana yang ditarik kakekku, pria itu sedikit tidak percaya, apalagi saat melihat wajah dibalik topeng yang berhasil ia belah hanya dengan satu tusukan saja.
"Kakek... Bintang?"
Kakekku tersenyum lebar, "Ternyata Frans si Tombak Naga ternyata sudah bertambah kuat dari ingatanku sebelumnya..."
Aku terkejut, pria itu bernama Frans? Pria yang dipanggil si Tombak Naga?!
Ayahku dulu pernah menyinggungnya, tentang Frans si Tombak Naga yang disebut-sebut memiliki kekuatan setara dengan Bintang Langit si Pendekar Jubah Hitam.
Dengan tombak yang ujungnya membara, Frans mampu menghabisi dua Monster rank S seorang diri, tanpa bantuan siapapun. Itulah yang membuatnya cukup terkenal.
"Kakek Bintang juga, masih saja kuat seperti dulu..." Tatapan Frans beralih ke sarung tangan besi yang kakekku pakai, "Darimana kakek mendapatkan Cakar Ayam Api milik Joko Taru si Cakar Merah?"
"Dia anakku, dan dia sudah gugur sebelum kau, pasukanmu, dan aku tiba di kota ini, jadi dia mewariskannya pada dua anak yang kubawa ini..." Kakekku menatap Frans, "Apakah kau punya siapapun yang bisa memperbaiki senjata api? Aku memerlukannya..."
"Sebelum itu, kakek Bintang akan pergi kemana?" Tanya Frans, "Kalau tidak ada tujuan, aku akan dengan senang hati akan menawarkan posisi ketua organisasi RedWhite pada kakek, bukan tidak mungkin posisi Hunter rank SS akan diberikan pada kakek..."
Kakekku tersenyum lebar, "Yang akan meneruskan tebasan Pedang Api Hitam bukan diriku lagi, tetapi anak muda bernama Langit Satria, anak kecil yang akan menjadi Ruler..."
Aku yang sejak tadi memperhatikan perempuan muda di barisan pasukan orang yang dipanggil Frans langsung terkejut mendengar perkataan kakekku.
"Eh?"
Yoo, buat yang penasaran kata-kata yang disensor tu, silakan dilihat di kolom komentar, ada penjelasan dari ane langsung...
Dan juga, kalau ada beberapa kata dalam sebuah chp itu disensor, itu artinya ada di komentar dan akan terus sama seperti itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
mothur
kagak ada artinya bangke 🗿
2022-05-07
0
John Singgih
semua gembira saat tahu kakek bintang ada dihadapan mereka
2022-03-01
1
nabawi ahmad
thor untuk kalimat berbintang lebih baik dikasih petunjuk sedikit agar jelas maksudnya
2022-01-24
2