Aku duduk di atas sofa sambil melirik kakekku yang sedang membaca novel.
"Kakek, apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanyaku.
Kami sudah kembali dari ruang kerja ayahku dan kini, kami bertiga sedang berada di ruang besar sebelumnya, tempatku bercerita pada kakekku.
"Apakah ada yang ingin kau tanyakan?" Tanya kakekku tanpa memalingkan wajah dari novel.
Aku berpikir sejenak, sejujurnya tidak ada yang-... Eh, ada, pertanyaan tadi...
"Kakek, tebasan membelah apalah itu, apakah kata-kata itu termasuk kalimat?" Tanyaku.
Kakekku menghembuskan napasnya dan menjawab, "Itu jurus dan termasuk dalam kalimat. Tetapi kalimat itu memiliki jumlah kata kurang dari sepuluh dan biasanya disusun dengan kata-kata indah. Kalimat itu juga mencerminkan suatu serangan..."
Kakekku meletakkan novelnya dan mengeluarkan gergaji dari tasku, "Kakek beri contoh..."
Kakekku berdiri dengan gergaji yang ia pegang dengan satu tangan lalu memejamkan matanya.
Aku dan Senja menatap kakekku dengan serius, meskipun kami tidak paham, setidaknya ada sedikit yang bisa kami pelajari dari kakek tua satu ini...
"Tebas..." Kakekku menggumamkan sesuatu dan kata itulah yang kira-kira tak salah kudengar.
Jika aku memperhatikan pertarungan Christo kemarin, ia banyak memakai jurus yang memiliki nama Tebas begini.
Kakekku mengayunkan gergajinya dari atas ke bawah dan dari satu gerakan itu, cukup membuat angin berhembus kencang.
"Yah, itu namanya jurus dasar, para Hunter pengguna pedang pasti menguasai jurus satu ini..." Ujar kakekku sebelum duduk lagi dan membaca novelnya.
Aku terdiam, itu saja? Tidakkah ia menjelaskan lebih banyak lagi?
***
Malamnya...
Aku duduk di atas sofa sambil menekuk lututku. Aku tak bisa tidur, entah apa sebabnya, padahal aku sudah menghitung domba yang sedang melompat di pikiranku, tetap saja tidak bisa membuatku tertidur.
Yah, cara menghitung domba melompat itu diajarkan oleh ibuku saat masih kecil dulu dan jika kukatakan sekarang, maka cara itu tidaklah cukup untuk membuatku tertidur.
"Langit, kau masih belum tidur?" Kakekku muncul sambil membawa sekaleng minuman dan duduk di sebelahku.
Aku mengangguk dan berkata, "Tahu saja..."
"Bagaimana bisa kakek tidur saat kakek ada di wilayah musuh?" Kakekku tertawa kecil lalu meminum minumannya.
Harus kuakui, aku masih tidak percaya kalau yang sedang duduk di sebelahku saat ini adalah kakekku, kakek Bintang yang selalu bercanda ria saat aku dan keluargaku mengunjunginya di desa. Ya, kakekku tinggal di desa yang jauh dari kota Surabaya, jadi sebuah hal aneh kalau kakekku bisa tahu kalau kota Surabaya hancur...
"Benarkah?"
"Ya, saat kau berada di wilayah musuh, kau dipaksa selalu siaga setiap jam dan setiap detiknya, karena perubahan situasi satu detik saja bisa mengubah situasi seluruh pertempuran..." Kata-kata kakekku terdengar seperti orang yang telah melewati berbagai pertempuran mengerikan, tapi itu benar juga sih...
Dalam berbagai artikel yang kubaca kemarin sebelum kakekku datang, kakekku dikenal selalu waspada di berbagai situasi, sekalipun itu di situasi yang aman sentosa sekalipun.
Sebab itulah, saat penyerangan ke pulau Hawaii yang menjadi misi terakhir kakekku sebelum pensiun dari dunia Hunter, ada situasi unik dimana situasi senyap terjadi.
Saat itu, situasi amatlah senyap saat pasukan besar Hunter datang ke pulau Hawaii sehingga pemimpin pasukan yang merupakan Hunter rank SS memutuskan untuk istirahat sejenak.
Sayangnya, kakekku menolak keputusan itu dan memilih berkeliling hingga akhirnya ia mengetahui kalau senyap itu hanyalah pembuka dari kehancuran.
Pasukan yang sedang beristirahat diserang oleh Monster berkekuatan besar hingga seperempat pasukan hancur. Sisanya menyerbu ke sarang musuh.
Tetapi sayangnya, di sarang sudah ada lebih banyak Monster yang lebih kuat dan menghancurkan seperempat pasukan lagi.
Separuh pasukan sisanya dipencarkan dengan kondisi masih kelelahan ke berbagai penjuru dan saat itulah, seluruh pasukan dihancurkan oleh satu Monster saja.
Si Hunter rank SS dan kakekku yang selamat bertarung melawan Monster itu, tetapi keduanya tidak bisa menghabisi Monster itu.
Keduanya mundur dulu selagi membersihkan Monster-Monster yang lebih lemah dari keduanya sembari mempelajari situasi dan mengirimkan laporan ke markas organisasi Hunter terdekat.
Setelah berhasil memperkirakan struktur sarang Monster yang berbentuk seperti semut itu, keduanya mengambil langkah nekat dan maju melawan ratusan Monster hanya dengan dua orang saja.
Tentunya mereka maju bukan tanpa persiapan. Mereka mempersiapkan banyak bom dan melemparkan bom-bom itu ke sarang itu dan menghancurkan banyak Monster, hingga memancing boss terakhir keluar.
Setelah keduanya selesai menghancurkan sarang semut itu, keduanya melawan boss itu dan berakhir dengan kegagalan lagi dengan tewasnya si Hunter rank SS itu.
Kakekku yang ditinggalkan seorang diri di pulau itu memilih berkeliling saja sambil mencari sumber makanan dan mempersiapkan diri untuk melawan lagi Monster itu. Butuh waktu tidak singkat untuk mempersiapkan diri lagi untuk melawan Monster itu.
Hingga akhirnya, kakekku mengambil langkah maju dan melawan Monster itu dengan mempertaruhkan nyawanya jika sampai gagal.
Pertarungan yang diperkirakan berlangsung selama hampir setengah jam itu berakhir dengan kemenangan kakekku dan kakekku mengambil kepala Monster itu untuk dibawa pulang.
Kakekku meminta bantuan ke markas organisasi Hunter di Amerika Serikat untuk menjemputnya dan bantuan datang tidak lama setelah pertarungan itu berakhir.
Dan dengan berbagai pertanyaan, kakekku pulang ke Indonesia sambil membawa kepala Monster itu dan menyebabkan dunia terkejut.
"Hei Langit, apakah kau mau mendengar cerita unik?" Tanya kakekku.
"Cerita apa? Apakah cerita selama kakek menjadi Hunter?" Tanyaku.
"Ya, kau benar. Ini adalah cerita tentang misi terakhir kakek di dunia Hunter..." Kakekku melirik pedangnya yang tersarung rapi dan diletakkan di atas meja kerja, "Serta pertarungan tersengit yang kualami bersama Pedang Api Hitam..."
Aku diam, bersiap menyimak cerita kakekku. Apakah artikel yang kubaca tidak menceritakan semuanya? Hingga kakekku ingin menceritakan langsung tentang penyerangan ke pulau Hawaii itu?
"Kau tahu Langit, saat kakek melawan boss terakhir di pulau itu, kakek diberitahukan sesuatu oleh Monster yang menjadi boss terakhir pulau itu..." Kakekku mulai bercerita.
"Kakek disebutkan akan memunculkan orang yang akan mengakhiri era kekuasaan Monster di bumi, sekaligus memunculkan sosok yang akan menjadi Ruler bumi ini..." Kakekku memegangi kepalanya, "Sampai sekarang kakek tidak paham akan maksud Ruler itu..."
Aku diam mendengarnya, ini adalah kisah yang amat sulit kupahami. Ruler? Apakah orang itu adalah orang yang lebih kuat dari kakekku?
"Maksud kakek?" Tanyaku, mencoba memperjelas pemahamanku tentang cerita kakekku yang kuhitung kurasa tidak sampai seratus kata itu.
"Entahlah, tetapi beberapa Hunter rank S di beberapa negara mengatakan kalau mereka juga mendengar hal yang sama dari beberapa Monster yang bisa berbicara." Jawab kakekku.
Mendengarnya saja sudah cukup membuatku takut, kalau ancaman di kota ini hanyalah sebatas semut saja di hadapan Monster yang baru saja disebutkan oleh kakekku. Monster yang bisa berbicara? Yakinlah, Monster semacam itu pasti amat kuat...
"Berapa jumlah Hunter rank S yang mengatakan hal itu?" Tanyaku, mencoba memahaminya dengan sedikit petunjuk itu.
Eh, tunggu sebentar...
Bukankah aku masih berusia tujuh tahun?! Kenapa aku sudah mulai mencoba mencari tahu hal yang mencakup dunia begini?!
"Entahlah, tetapi ada ramalan unik yang menceritakan bahwa akan ada seorang Ruler yang akan muncul dari kegelapan dan akan mengakhiri era kekuasaan Monster di bumi..." Kakekku tertawa kecil, "Apa-apaan maksudnya itu?"
Aku berusaha mencerna situasi dengan baik, mencoba menyambungkan berbagai petunjuk itu demi mendapatkan sedikit kesimpulan.
"Kakek berpikir, kalau Ruler itu akan menjadi Hunter rank SSS, rank tertinggi yang pernah dicapai oleh manusia..." Tiba-tiba, kakekku berkata sesuatu yang membuatku terkejut.
"Hah?"
"Ya, Ruler itu kuramalkan adalah kau, anak yang bernama Langit Satria..."
"Eh?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
John Singgih
ternyata langit satria adalah anak yang diramalkan
2022-03-01
1
anggita
klo mau promosi novel silahkan, ke tempat saya. bebas kok. banyak teman author yg promo novelnya.
2021-12-31
0