Jakarta, Indonesia...
"Ketua, ada laporan dari Si Gigi Hitam Christo!" Seorang pemuda berlari ke ruangan yang tertutup rapat lalu menggedor pintunya.
"Masuk saja!" Orang yang ada di dalamnya berseru dan pemuda itu langsung masuk.
"Ada apa?" Tanya orang yang ada di dalam ruangan itu setelah pemuda itu masuk, "Jangan terlalu formal, aku membencinya..."
"Aku mendapatkan pesan dari Christo, di kota Surabaya tempatnya lahir dan besar dulu, seekor Monster yang pernah dihabisi oleh kakek Bintang, muncul di kota itu!" Pemuda itu melapor lalu menunjukkan sebuah foto, "Ini penampakannya!"
Mata orang itu melebar dan ia mengepalkan tangannya, "Ini... Tidak ada yang bisa melawan Monster itu kecuali kakek Bintang melawannya. Dengan kekuatan sepuluh, tidak, sembilan Hunter rank S sekalipun sepertinya sulit untuk mengalahkan Monster itu."
Pemuda itu menunduk, jika sampai Hunter rank S terkuat di Indonesia, yaitu Si Tombak Naga berkata begitu, maka ancaman kehancuran negara Indonesia bisa dipastikan.
"Tetapi, tidak lama ini, sebuah video tentang kemunculan kakek Bintang beredar luas dan menjadi amat terkenal hanya dalam lima jam saja..." Pemuda itu berkata lagi, "Ini videonya..."
Orang yang disebut Si Tombak Naga melihat video itu lalu mengembalikannya dalam waktu singkat sambil berkata, "Terlalu cepat, jadi aku sulit menebak apakah orang itu adalah kakek Bintang atau tidak, tetapi jas hitam serta pedangnya itu... Benar-benar Pendekar Jubah Hitam..."
Pemuda itu mengangguk, "Itu benar, tetapi bagaimana bisa beliau masih memiliki kekuatan seperti itu?"
"Tahun ini, harusnya dia sudah berusia tujuh puluh empat tahun, kan? Kenapa kekuatan besarnya masih ia miliki?" Si Tombak Naga mengelus dagunya, "Itulah yang masih kupikirkan..."
Usia tujuh puluh empat tahun bukanlah umur yang muda lagi, sulit mempertahankan kemampuan di masa lalu di usia sebesar itu.
Sebagai perbandingan saja, Si Inazuma no Ken (Jepang: Pedang Kilat, Source: Google Translate) dari Jepang saja kini berusia enam puluh tahun dan kekuatannya perlahan menurun. Sebagai tambahan, Inazuma no Ken adalah salah satu dari delapan Hunter rank SS yang ada di dunia, menduduki posisi terkuat ketiga.
"Tetapi, kita tidak bisa membandingkan orang yang terus bertarung dengan orang yang jarang bertarung..." Pemuda itu mengelus dagunya, "Apalagi usia keduanya terpaut amat jauh, lebih dari sepuluh tahun."
"Begini saja, kita asumsikan saja kalau kakek Bintang masih hidup dan saat ini beliau sedang meningkatkan kekuatannya..." Si Tombak Naga pun teringat akan sesuatu, "Tetapi sepertinya itu tidak mungkin deh..."
Pemuda itu menunjukkan satu video lagi pada Si Tombak Naga dan berkata, "Kecepatan ini, apakah kau mengenalnya?"
Si Tombak Naga memperhatikan video itu dan berkata, "Ya, itu adalah kecepatan penuhnya, hal itu juga menjadi kunci kemenangannya saat melawan Monster rank SS di Hawaii."
Saat itu, ada sembilan Hunter rank SS di dunia dan salah satunya ikut dalam penyerangan ke pulau Hawaii yang telah dikuasai oleh Monster.
Rencana penyerangan disusun oleh dua puluh negara, termasuk Indonesia saat itu yang mengirim Bintang Langit langsung bersama puluhan Hunter rank A.
Penyerangan dilakukan dengan jumlah ratusan Hunter dengan berbagai rank, dipimpin oleh satu Hunter rank SS dari negara Prancis yang dijuluki Chevalier Blanc (Prancis: Ksatria Putih, Source: Google Translate).
Tapi sayangnya, Monster yang ada di pulau Hawaii terlalu kuat, hingga Chevalier Blanc tewas dalam penyerangan itu, bersama dengan tiga perempat pasukan Hunter yang mengikuti penyerangan itu.
Sisanya, selamat dengan berbagai luka, termasuk Bintang Langit. Sebagai tanda kekesalannya karena tidak bisa melawan, ia pun menghadapi Monster rank SS yang telah dilemahkan oleh Chevalier Blanc dan menghabisinya.
Setelah selesai, ia pulang seorang diri ke Indonesia dan disambut baik oleh penduduk Indonesia.
"Ia membawa pulang kepala Monster itu dan menunjukkannya padaku, itulah yang membuatku yakin kalau kakek Bintang tidak akan semudah itu menyerah pada hidup." Si tongkat Naga berkata dengan ngeri.
"Mungkinkah, ia sedang melatih Si Cakar Merah? Apakah dia sedang bergerak ke kota Surabaya?" Pemuda itu teringat sesuatu tentang keluarga kakek Bintang.
"Kalau begitu, maka tidak ada jaminan kalau ia masih bisa melawan Monster rank SS lagi. Bisa-bisa ia hanya mengantar nyawanya saja..." Si Tombak Naga meremukkan ponsel yang ia pegang saat ini, "Wawan, siapkan pasukan! Aku akan bergerak ke Surabaya saat ini juga!"
Wajah Wawan berubah menjadi kacau saat melihat ponselnya diremuk, tetapi ia tidak mempermasalahkannya dan ia menyiapkan perintah Si Tombak Naga.
***
Esok harinya, setelah Christo menghadapi Monster kuat itu seorang diri, kami menetap untuk sementara di markas SuraBaya sambil menunggu kabar dari markas di Jakarta.
Jika aku mengorek-ngorek ponsel Christo semalam bersama Senja, Jakarta berniat mengirim pasukan kemari dan itu cukup membuatku senang.
Jika pasukan dari Jakarta datang, maka Monster raksasa itu pasti akan tamat di tangan pasukan itu.
Tetapi aku tidak hanya memikirkan tentang kemungkinan itu, tapi juga memikirkan tentang kemungkinan gagalnya pasukan itu menundukkan Monster raksasa itu.
"Minum dulu airnya..." Senja memberikan sebotol air dan aku meminumnya.
Pagi baru datang sekitar sejam lalu, pada pukul enam tiga puluh di ponsel Christo. Cahaya matahari mulai menyinari Surabaya.
Setelah meminum air, aku memakan roti terakhir yang kami miliki. Cadangan roti kami mulai menipis karena kami sedikit serakah dalam mengatur porsi makan, jadinya yaa begini. Kami menahan lapar dari tadi pagi subuh hingga saat ini karena menghemat persediaan roti.
"Jadi, apa yang bisa kita lakukan dengan ponsel paman Christo saat ini?" Tanya Senja sambil mengeluarkan ponsel yang kemarin siang kami terima dari Christo.
Untuk saat ini, tidak ada lagi pesan dari Jakarta tentang situasi di Surabaya, tetapi pesan terakhir tadi pagi membuat kami memiliki harapan.
Ya, pesan tentang pasukan dari Jakarta yang akan mengurus Monster itulah yang kumaksud. Kami memang diam di markas ini sambil menunggu apakah kabar itu betulan atau tidak.
"Diam saja deh, lagipula kita tidak bisa melakukan apapun lebih jauh lagi dengan ponsel yang bukan milik kita, kan?" Aku menaikkan bahuku.
Tak lama, suara pintu yang dibuka terdengar dan sosok yang membuka pintu benar-benar membuatku sedikit senang.
"Kakek?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
John Singgih
Thor yang benar tombak naga atau tongkat naga ? tadi kayaknya sempat terselip nama tongkat naga deh
2022-02-28
2
nabawi ahmad
wow
2022-01-23
2