"Namaku Langit Satria..." Aku tersenyum tipis sambil memasukkan kembali senjataku ke dalam tas, "Usiaku juga baru tujuh tahun..."
"Namaku Senja, salam kenal..." Senja juga ikut memperkenalkan diri, padahal tadi ia sudah melakukannya saat bercerita tentang bagaimana ceritanya Surabaya bisa hancur.
"Hmm, begitu ya..." Christo melipat tangannya, "Kalian benar-benar mirip Vina dan bahkan seorang Hunter muda dari negara Jepang..."
"Siapa dia?" Tanyaku. Sepertinya ada banyak Hunter muda yang berpengalaman di luar sana, lebih hebat dariku yang baru bisa menghabisi seekor anjing, itupun dengan susah payah.
"Dia bernama Yuuki Ken, dia adalah salah satu dari sembilan Hunter rank S yang dimiliki negara Jepang. Ia menjadi Hunter rank S dua tahun lalu saat dia masih berusia enam belas tahun, dan julukannya adalah Murasaki no Ken." Christo mengelus dagunya, "Dia benar-benar muda dan beritanya mengguncang dunia waktu itu..." (Murasaki no Ken: Pedang Ungu)
Aku mengepalkan tanganku, apakah mungkin dia telah mengalami hal yang sama dengan yang kualami kemarin?
"Kudengar, kota kecil tempat Yuuki Ken lahir dihancurkan oleh Monster yang amat kuat, hingga lima Hunter rank S andalan negara Jepang dikalahkannya. Monster itu sendiri diyakini masih berkeliaran di Jepang, menjadi ancaman rank SS karena mampu mengalahkan lima Hunter rank S sekaligus..." Wajah Christo terlihat serius.
"Apakah hal itu mungkin? Bagaimana nasib Yuuki Ken setelah kejadian itu?" Tanyaku. Kalau aku bisa mendapatkan informasi tentang orang itu, mungkin langkah-langkahnya bisa kuikuti untuk melawan Monster.
"Entahlah, informasi tentang kota yang hancur itu sudah ditelan oleh banyaknya kota kecil dan negara yang hancur akibat Monster..." Christo menunjuk kami, "Bisa dibilang, kalian adalah dua dari sekian banyaknya orang-orang yang menyimpan dendam pada Monster yang telah menghancurkan semua yang kalian miliki dulu."
"Banyak orang yang memiliki dendam pada Monster, termasuk aku sebenarnya, tetapi dua anak kecil yang selamat dari serangan Monster cukup langka terjadi di dunia, mungkin ini yang pertama kalinya dalam tahun ini..." Tambah Christo.
Aku terdiam mendengar ucapan Christo, semua yang diucapkannya seperti mencoba membangkitkan sesuatu dalam diriku yang tidak kuketahui apa itu.
Senja hanya menunduk kemudian menatap Christo sambil berkata, "Bisakah aku menjadi lebih kuat?"
Christo tersenyum, "Tentu saja bisa, banyak Hunter tua yang berpengalaman yang melatih calon Hunter, entah itu calon Hunter muda ataupun calon Hunter tua..."
"Seingatku, di Amerika Serikat, ada sekolah khusus untuk calon Hunter. Mereka biasanya melatih Hunter dengan berbagai latihan keras serta memberikan berbagai pengetahuan dasar hingga rumit tentang Monster, bagaimana cara mengalahkannya, hingga cara menghitung kekuatan Monster." Christo menggaruk pipinya.
"Satu Hunter rank SS mengajar disana, sebagai salah satu guru yang amat kejam dalam melatih calon Hunter..." Tanpa disadari oleh Christo, ia bergetar saat mengatakan itu.
Aku yang mendengarnya hanya diam saja, apakah Hunter rank SS memang sekuat itu, hingga Hunter rank S gemetaran hanya saat menyebutkannya saja?
Sementara aku hanya termenung dalam pikiranku tentang semua ucapan Christo, Senja malah tertawa geli saat melihat tubuh Christo yang bergetar.
"Aku tidak main-main, Hunter itu memang kejam saat melatih calon Hunter, karena ia dikatakan ingin menjadikan para calon Hunter seperti dirinya..."
"Siapa dia memangnya?" Tanya Senja.
"Namanya adalah Tom Cage, dia adalah Hunter terkuat di seluruh dunia dan julukannya adalah Burning Arm..." Tubuh Christo bertambah gemetar dan aku pun mencoba menanyakan sesuatu.
"Apakah dia semengerikan itu? Sampai kau bergetar terus tanpa henti?" Tanyaku. Jika aku bisa, aku ingin merasakan kekuatan Tom Cage itu...
"Dia bisa mengimbangi dua Monster berukuran besar hanya dengan lengannya yang memakai sarung tangan besi yang bisa menyemburkan api panas. Dengan fisiknya saja, ia bisa mengalahkan puluhan anjing seperti tadi seperti berjalan di halaman rumah. Kalian tidak bisa meremehkan nama besarnya itu..."
"Paman, ada Monster raksasa datang..." Senja menunjuk sebuah arah, di belakang mereka.
Christo berbalik dan matanya melebar saat melihat sesosok tinggi besar datang mendekati mereka.
Sementara aku dan Senja, kami sudah jatuh berlutut sambil menatap Monster raksasa itu dengan mata pasrah.
Meskipun aku bukanlah Hunter seperti orang-orang yang disebutkan Christo tadi, aku bisa melihat kalau Monster itu sulit dikalahkan oleh Christo.
Christo menarik kedua goloknya dan berkata pelan, "Kalian berdua, pergi lurus lalu ketika menemukan simpang empat, belok kiri kemudian lurus terus dan ketika menemukan simpang tiga, belok kanan dan di ujung jalan itu, seingatku ada bangunan besar. Itulah SuraBaya. Kalian harus pergi kesana sambil membawa ponselku..."
Christo menancapkan kedua goloknya lalu mengeluarkan ponselnya yang berwarna hitam lalu melakukan sesuatu.
Kami sendiri memaksakan diri mendengar instruksi Christo, sambil menunggu Christo, kami berusaha mengingat apa yang dikatakannya tadi.
"Aku sudah memotret Monster itu lalu mengirimnya ke RedWhite, organisasi Hunter terbesar di Indonesia. Kalian harus membawa ponsel ini sebagai bukti kalau aku pernah menghadapi Monster ini..." Christo menyerahkan ponselnya, "Sekarang pergi!"
Senja menerima ponsel itu dengan tangan bergetar, sementara aku sudah berdiri dengan mantap sambil menatap Christo, "Sebaiknya paman kembali hidup-hidup..."
Christo tersenyum lebar dan menarik kedua goloknya sambil berkata dengan percaya diri, "Ya, akan kupenuhi permintaanmu..."
Aku paham, kalau Christo berniat mengulur waktu bagi kami berdua mencapai SuraBaya, tetapi aku juga berpikir kalau Christo mungkin tidak akan bisa mengalahkan Monster raksasa itu.
Entah aku yang berhalusinasi karena terlalu takut atau bagaimana, Monster itu memiliki wujud seperti manusia besar dan wajahnya tersenyum lebar, senyuman yang berhasil membuat kami bertiga ketakutan.
Christo berdecak dan ia melesat sambil mengubah kedua goloknya menjadi warna merah, fungsi golok itu yang membuat golok itu digolongkan menjadi senjata api.
Christo berlari dan melompat tinggi sambil berseru, "Tebasan Pembelah Gunung!"
Disaat Christo melawan Monster itu, aku menarik tangan Senja yang menatap Christo dengan tatapan ketakutan sambil berkata dengan mulut bergetar, "A-A-Ayo, S-Sen-Senja, ki-kita kab-kabur dulu..."
Senja berdiri dengan perlahan dan ketika ia sudah berdiri, aku menggenggam erat tangannya dan berlari sambil menariknya, menjauhi pertarungan itu.
Bisa dibilang, itu adalah pertemuan terakhir kami dengan Christo, orang pertama yang kami temui setelah kejadian hancurnya Surabaya berakhir, dan mungkin menjadi Hunter rank S kedua yang kutemui...
Kami berlari menjauh, dan tanpa sadar, Christo yang sedang menghadapi Monster itu tersenyum tipis sambil bergumam, "Yah, setidaknya aku harus melindungi anak paman Joko dan cucu kakek Bintang, kuharap dia bisa menjadi seperti ayahnya atau bahkan menjadi seperti kakeknya, salah satu Hunter rank S yang diperkirakan setara dengan delapan Hunter rank SS..."
Cukup bayangkan patung batu di Solo Leveling yang senyum horornya waktu Jin Woo sama timnya nyasar ke dungeon ganda di awal² tu...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Morningstar
malah keinget Jonny Cage😂
2023-11-22
2
༼ 𝕐𝕆𝕌 𝕄𝔸𝔻 𝔹ℝ𝕆‽ ༽
eh mau nanya boleh? itu aku baca ada gnre syistem dekat luar, knp ga muncul" syistem nya?
2023-02-22
0
John Singgih
ternyata masih saudaranya langit ya
2022-02-28
1