Kakekku menjagaku dan Senja selama dua hari ini, dan yang kami lakukan hanyalah berkeliling kota, sambil sesekali menonton aksi kakekku melawan Monster.
Dua hari bersamanya membuatku semakin sadar kalau diriku masihlah lemah.
Aku masih terpikirkan tentang perkataan Christo empat hari lalu, saat ia bercerita kalau ada Hunter semuda kami yang memiliki kemampuan cukup tinggi. Jika waktu mengizinkan aku ingin bertemu dengannya, untuk membicarakan sesuatu...
Dan juga, perkataan kakekku dua hari lalu masih terngiang-ngiang jelas di pikiranku. Menjadi Ruler yang masih belum kupahami jelas? Aku pastinya tidak akan mau, tetapi perkataannya membuatku memiliki sesuatu di hatiku, untuk berani melawan...
"Langit, apakah kau masih ingat, siapa yang membunuh keluargamu? Siapa yang memaksamu untuk hidup dalam ketakutan seperti ini?"
"Monsterlah makhluk yang menyebabkan semuanya. Kau harus maju dan menghabisi setiap Monster yang kau temui, untuk membalaskan dendam kematian keluargamu, mungkin saja mereka menyebabkan kematian teman-temanmu."
"Kakek tahu kalau kakek tidak berhak untuk memutuskan masa depan anak kecil yang baru kehilangan orang-orang terdekatnya, sama sekali tidak berhak..."
"Tetapi cobalah untuk berpikir, jika kau hidup seperti orang normal dan memiliki banyak kerabat, lalu kerabat-kerabatmu dibunuh Monster karena ketidakmampuanmu, itulah hasil dari keputusanmu sekarang..."
Itu saja yang dikatakan kakekku, dan perkataan itu cukup membuatku teringat akan kematian kakakku, ayah dan ibuku, dan semua teman-temanku yang masih belum kutemukan selama dua hari bersama kakekku.
Yah, satu kata tiba-tiba terlintas di pikiranku saat memikirkan semua itu...
Dendam...
Aku tidak tahu darimana pikiranku bisa mendapatkan kata itu, yang bahkan sebelumnya tidak kupahami.
"Langit, ayo kita kembali ke markas SuraBaya, hari sudah petang, akan sulit bagi kita kembali jika hari sudah gelap..." Kakekku berkata sambil memasukkan beberapa roti ke dalam tas yang kubawa dari rumah kosong yang awalnya berisi alat berkebun, hehehe...
Aku bangun lalu menatap kakekku lagi. Ia memakai sarung tangan besi yang kami temukan di ruang kerja ayahku dan katanya saat kutanya alasannya memakai sarung tangan itu,
"Oh, kakek memakainya agar kakek bisa lebih mudah melawan kalau seandainya Katana kakek terlepas dari pegangan tangan kakek, alasan lain adalah biar keren..."
Kami pun kembali dengan kakekku yang berjalan di belakang kami, menjaga kami dari serangan Monster dari belakang.
***
Pagi hari, di sebuah kereta lapis baja yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi...
"Bagaimana sinyal ponsel Christo?" Seorang pria dengan tubuh tinggi dan berotot bertanya sambil menatap pria kurus di depannya.
"Sinyalnya masih ada, hanya saja posisinya sering berpindah-pindah, tetapi menurutku, sinyal ponselnya sering berhenti di toko kecil..." Jawab pria itu, "Serta setiap pagi, sinyalnya keluar dari markas SuraBaya dan sorenya kembali lagi ke markas."
"Toko kecil?" Tanya pria itu, "Yah, itu wajar saja karena mungkin saja pemegang ponsel itu yang baru mencari makanan. Tidak mudah bertahan hidup di kota yang penuh Monster seperti itu. Tetapi kenapa sinyalnya sering berhenti di markas SuraBaya?"
"Mungkin saja pemegang ponsel kak Christo adalah Hunter, sebab itulah ia menjadikan markas itu sebagai tempat berlindung, tidak tahu sebenarnya apakah seperti itu atau tidak..." Pria itu menghembuskan napas berat sambil melirik ke jendela di sebelah meja kerjanya.
"Tuan Frans, kami sudah bisa melihat kota kecil. Apa perintah anda?" Seorang pria masuk dan memberi hormatnya.
Pria yang dipanggil Frans itu memejamkan matanya dan berkata, "Kita berhenti disana, kita akan beristirahat dahulu sebelum melanjutkan ke-..."
Perkataan Frans dipotong oleh pria tubuh kurus, "Tidak usah berhenti sejenak, kita akan berhenti disana. Itulah kota Surabaya..."
Frans menaikkan alisnya, "Hah? Secepat itukah kita dari Jakarta ke Surabaya?"
"Mau bagaimana lagi, setiap Monster lemah yang menghadang selalu kita tembaki dan sesekali beberapa Hunter rank A turun bertarung melawan Monster itu. Dan satu lagi, kecepatan kereta ini sudah melebihi kecepatan Black Shadow..." Pria kurus itu berkata, "Sudah seharusnya kita mencapai Surabaya dalam waktu empat hari dengan dua alasan itu."
Black Shadow adalah Hunter rank SS yang disebut-sebut adalah pembunuh terbaik di seluruh dunia yang sulit dikejar karena kecepatannya yang seperti angin itu. Ia bergabung dengan dunia Hunter karena ia ingin membunuh makhluk selain manusia korup, maksudnya pejabat ataupun orang sipil yang korup...
"Apa perintah anda, Tuan Frans?" Tanya pria yang baru masuk itu sekali lagi.
"Kita berhenti di sana, minta semua pasukan untuk bersiap. Bagi pasukan menjadi beberapa kelompok, kita akan berkeliling di Surabaya untuk mencari orang yang selamat. Sisanya akan kuberitahu di gerbong pasukan." Ujar Frans lalu menatap pria kurus, "Kau bantu aku, Putra..."
Pria yang dipanggil Putra mengangguk dan ia keluar dari ruangan Frans.
Frans berdiri sambil menarik jas panjangnya yang ia letakkan di sandaran tempat duduknya dan berjalan sambil memakai jas panjangnya.
***
"Aku akan membagi pasukan dalam beberapa kelompok kecil. Seharusnya tujuannya sudah disampaikan oleh Putra tadi, tetapi aku akan menjelaskannya lagi..." Frans berdiri di hadapan puluhan orang dengan tubuh tegap.
Puluhan orang yang berada di hadapannya patuh dan berdiri diam sembari mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Frans.
Tidak ada yang berani memotong hingga Frans memberikan izin, karena Frans adalah sosok yang cukup dihormati di RedWhite, bahkan dunia sekalipun.
Itu karena Frans adalah ketua organisasi Hunter terbesar di Indonesia, yaitu RedWhite. Ia adalah ketua kedua puluh satu dan ia dijuluki Si Tombak Naga.
Selain itu, Frans adalah adik dari ketua RedWhite sebelumnya, yaitu Vigo yang dijuluki Si Pedang Naga.
Keduanya menjadi Hunter rank S di waktu yang bersamaan dan dunia mengenal mereka sebagai duo yang cukup hebat. Keduanya sudah mengikuti banyak penyerangan ke berbagai negara, bersama Hunter rank S yang disebut-sebut setara dengan delapan Hunter rank SS, yaitu Pendekar Jubah Hitam yang kini kabarnya tak diketahui.
"Sekian saja, apakah kalian sudah paham?" Frans menyelesaikan penjelasannya dengan pertanyaan.
Semua orang serempak menjawab Ya dan setelah itu, Frans membagi pasukan itu berdasarkan kemampuan serta rank mereka.
Membagi pasukan dalam kelompok yang lebih kecil mungkin terlihat mudah, tetapi sebenarnya amatlah sulit karena diperlukan pengetahuan tentang komposisi sebuah kelompok bertarung.
Dalam sebuah kelompok bertarung, ada dua pembagian berdasarkan jarak serang, yaitu jarak jauh dan jarak dekat.
Jarak dekat biasanya meliputi pelindung dan petarung. Mereka berada dalam posisi depan untuk menahan serangan. Kemampuan mereka lebih ditekankan pada ketahanan serta kekuatan tubuh untuk menahan serangan.
Jarak jauh meliputi penembak dan mereka akan berada di posisi belakang untuk membantu jarak dekat dengan tembakan mereka. Kemampuan mereka ditekankan pada ketepatan tembakan serta kerjasama kelompok, itulah sebabnya jarak jauh sedikit peminatnya padahal posisi mereka lebih aman dari serangan Monster dibandingkan dengan jarak dekat.
"Nah, setelah pembagian selesai, kalian akan bergerak sesuai perintahku." Frans selesai membagi pasukan dan mulai menyebarkan kelompok-kelompok itu menurut rencananya.
Ia sendiri mengambil bagian kelompok yang berkeliling di dalam kota bersama sekitar dua puluh Hunter rank A lainnya.
Ia tidak banyak mengerahkan pasukan dengan rank rendah karena ia tidak bisa menebak kalau ada lebih dari satu Monster rank SS yang ada di kota itu, jika itu terjadi maka mereka akan kesulitan melarikan diri karena beban Hunter rank rendah.
Sebab itulah, Frans hanya mengerahkan Hunter rank A dan tiga Hunter rank S termasuk dirinya dalam penyelidikan kali ini.
"Sekarang, aku akan melihat kekuatan Monster rank SS yang sudah pernah paman Bintang lawan dulu..." Frans menyeringai sambil mengepalkan tangannya saat memikirkan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
John Singgih
red white akhirnya tiba di Surabaya
2022-03-01
1
nabawi ahmad
lanjut
2022-01-24
2