Dalam perjalanan kami menuju organisasi Hunter SuraBaya, kami sesekali dihadang oleh Monster yang terlihat kuat.
Kami merasa sedikit ketakutan, tetapi Christo dengan cepat menarik senjatanya dan bertarung melawan Monster-Monster itu kemudian membunuh mereka semua.
"Katanya ingin melawan Monster, tapi kenapa kalian ketakutan?" Christo menyimpan goloknya di punggungnya sambil menatap kami berdua heran.
"Itu wajar saja! Kami hanya membawa senjata lemah dan jika kami maju tanpa persiapan, kami bisa mati!" Aku menghentakkan kakiku ke tanah dan merungut kesal.
"Aku paham, jadi untuk saat ini biarkan aku yang melindungi kalian..." Christo mengacak-acak rambutku.
Kami pun melanjutkan perjalanan hingga akhirnya kami bertemu dengan Monster yang terlihat lemah, bahkan Christo saja sedikit malas melihat Monster itu.
Monster itu memiliki bentuk seperti anjing berwarna putih dan ukurannya sama saja dengan ukuran anjing pada umumnya.
"Bocah, lawan dia..." Christo duduk di belakang kami dan ia menunjuk anjing itu, "Jika kau bisa mengalahkannya, maka aku bisa meneruskan bantuanku. Yah, meskipun aku tahu kalau kau pun pasti akan memaksaku jika aku berhenti membantumu..."
Aku menaikkan alisku, siapa yang dia ajak bicara? Aku atau Senja?
Aku menurunkan tasku kemudian mengambil gergaji dan sabit kemudian menutup lagi tasku dan membawanya. Senja pun menyiapkan tongkatnya.
"Langit, kau maju duluan, nanti aku yang akan menghabisinya dengan tongkat ini..." Senja bergeser ke belakangku dan dari sana saja, aku sudah bisa menebak kalau Senja takut dengan anjing itu.
Mungkin ini terdengar menggelikan, tetapi aku sebenarnya memiliki kenangan buruk dengan anjing.
Aku pernah dikejar anjing bersama teman-temanku saat aku pulang dari sekolah. Saat itu, kami iseng melempari seekor anjing dengan batu kecil, ramai-ramai pula.
Anjing itu marah dan mengejar kami hingga rumah kami kelewatan. Kami berlari hingga kembali ke sekolah dan saat itulah, kami berjanji tidak akan mengganggu anjing lagi.
"Aku punya kenangan buruk dengan anjing..." Aku menepuk dahiku dengan gergaji dan memasang posisi, posisi yang kutiru dari Christo.
Jika aku punya kenangan buruk dengan anjing, maka aku harus menghilangkan kenangan buruk itu dengan mengisengi anjing lagi...
Aku berlari maju dan mengayunkan gergajiku ke arah anjing itu. Anjing itu mampu menahan gergajiku dan berniat menggigitku, tetapi sabitku terangkat tanpa sadar dan menahan mulut anjing itu.
Aku tidak tahu apakah anjing bertarung dengan kaki, jadi aku mencoba mendorong anjing itu dengan tenaga lemahku dan anjing itu terdorong mundur.
Penampilan anjing itu sebenarnya sedikit mengerikan, membuat kenangan burukku muncul dan terlihat semakin mengerikan.
Dengan berbagai luka di tubuhnya, berhasil membuatku bergidik ngeri hanya dengan melihat tubuh anjing itu.
"Hiiyaaaa!"
Senja melompat dan mengayunkan tongkatnya hingga mengenai kepala anjing itu.
Suara sesuatu yang retak terdengar dan saat itulah, anjing itu terlihat amat marah.
Senja memilih lari duluan sementara aku ditinggal, menahan anjing itu dengan posisi yang sama.
"Aarrgghhh!"
Aku mengangkat kakiku dan menendang rahang bawah anjing itu dan kepala anjing itu terhempas ke atas, sabitku pun terlepas dari mulutnya.
Aku melompat mundur sedikit, karena jangkauan kakiku baru sampai sedikit saja, aku bisa melihat kalau jangkauan anjing itu lebih luas dari jangkauan lompat mundurku.
Aku mengangkat gergajiku dan mengayunkannya ke samping, tetapi anjing itu kembali menahan gergajiku dengan kedua kakinya.
Selama ini, aku melihat pertarungan Christo dengan banyak Monster dan kebanyakan hanya mampu menahan serangan Christo dengan dua kaki, yang mana menurutku Christo lebih kuat dari semua Monster yang ia hadapi.
Jika aku menerapkan kesimpulanku itu pada pertarungan kali ini, maka aku setidaknya bisa menahan anjing itu, SEBENTAR SAJA...
Ya, hanya sebentar saja dengan pertimbangan tubuhku yang lemah... Tunggu sebentar...
Bagaimana aku bisa menyimpulkan dengan pikiran yang tidak mungkin bagi anak usia tujuh tahun? Apakah tiga lelaki itu membantuku bertarung?
Tidak, tidak ada waktu untuk memikirkan itu, yang penting sekarang hanyalah aku harus membunuh anjing itu dan bertahan hidup.
Jika satu gergajiku ditahan, maka masih ada sabitku yang lebih mudah kuayunkan.
Aku mengayunkan sabitku dari atas ke bawah dan mengenai telinga anjing itu hingga terpotong.
Aku tersenyum lebar dan mengayunkan gergajiku yang sudah dilepaskan oleh anjing itu dan menyerang anjing itu dengan bagian bergerigi gergajiku.
Anjing itu lebih lincah dari tubuhku dan sepertinya ia lebih bodoh dariku. Aku memastikan itu lewat anjing itu yang lebih sering menyerang dari depan.
"Dia bodoh..." Senja maju dan ia mengayunkan tongkatnya dan suara retak terdengar lagi.
"Hoi, mau sampai kapan kalian melawan anjing itu? Dia hanya setara dengan Hunter rank F, bahkan orang bukan Hunter sekalipun bisa melawan anjing itu dan menghabisinya!" Christo berseru dari jauh dan seruannya terdengar meremehkan, padahal dia sendiri tidak melakukan apapun.
"Ini kami sedang berjuang!" Aku berseru dan tanpa sadar, tubuhku lebih kuat dari sebelumnya, tapi pastinya masih amat lemah di hadapan Hunter rank S seperti Christo.
Aku maju dan mengayunkan gergajiku dan sabitku dari arah kiri ke kanan bergantian dan tampak anjing itu kesulitan menahan dua seranganku.
Sejujurnya, tubuhku bergerak sendiri lagi kali ini, dan makin lama, makin banyak serangan yang terpikirkan olehku.
"Apa ini?" Aku berniat memikirkan serangan yang berjumlah empat serangan itu, tetapi aku tidak bisa melakukannya karena situasi pertarungan.
Aku melakukan semua serangan itu dan perlahan, makin banyak serangan yang kuberikan, makin banyak luka yang dimiliki anjing itu.
Dan setelah tubuh anjing itu dipenuhi oleh luka lebar akibat seranganku, sesuai dengan rencana tadi, Senja muncul dan memberikan pukulan yang amat kuat ke kepala anjing itu dan menghancurkan kepala anjing itu.
Saat itulah, Christo berdiri dan berjalan mendekati kami sambil bertepuk tangan.
"Kalian layak menerima pujian dan tepuk tangan salah satu dari sebelas Hunter rank S negara Indonesia..." Christo bertepuk tangan singkat, ia kemudian menepuk pundakku, "Tidak banyak anak kecil yang bisa melawan Monster dengan tenang sepertimu, tentunya Vina tidak dihitung..."
Aku tersenyum tipis lalu bertanya, "Siapa Vina itu?"
Aku merasa, Vina yang disebutkan Christo tadi bukanlah orang biasa, melainkan orang yang memiliki posisi tinggi di negara ini.
"Ah, Vina Celia adalah seorang Hunter rank B dan ia memiliki julukan Iblis Penembak. Ia memiliki usia sama dengan kalian, yaitu tujuh tahun..." Jawab Christo, "Yah, aku jadi seperti melihat anak itu saat melihatmu. Siapa namamu?"
Aku rasanya benar-benar ingin mencekik Christo saat ini juga, kenapa dia baru menanyakan hal itu sekarang?!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
B
👍👍👍
2022-04-16
0
B
😎🤘
2022-04-16
0
John Singgih
sabar ini ujian dari Christo
2022-02-28
0