.
.
.
Pagi hari...
Saat semua orang masih di alam mimpi. Tapi tidak dengan Qira.
Ia sudah bergegas pergi sejak subuh yang masih menyisahkan dingin malam.
Ia bertempur dengan udara dingin untuk mendapatkan hewan buruan dan obat obatan. Hari ini ia hanya mendapatkan 2 ekor rusa, 3 ekor burung (entah lah apa nama burungnya wkwkwk) Serta beberapa tanaman obat.
Saat langit sudah berwarna biru gelap pertanda hari akan berganti pagi ia kembali sambil membawa buruannya.
Sesampainya Qira ia meletakkan hewan buruannya didapur dan bergegas mandi.
" Chao..! " Panggil Chio sambil Kembali kekamarnya " Apa kau berburu tadi pagi? mengapa kau tak mengajak ku! "
" Ha? aku baru mau mandi karena ingin berburu!.Jangan bercanda! " Kata Chao terkejut.
"Terus didapur itu hewan buruan siapa? " Tanya Chio heran.
Mereka pun bergegas kedapur....
" Kalian sehat kan?. Biasanya kalian tak sesemangat ini untuk berburu..." Ucap Shu Jin sambil menyiapkan pisau untuk membersikan buruan.
"Hey.!. kami belum berburu. kami baru ingin pergi." Ucap Chio yang di anggukan oleh Chao
" Jika kalian bukan. lalu siapa? " Tanya Shu Jin bingung
"Pasti putri... " Ucap Chao dam Chio kompak.
"Ya sudah aku akan bersihkan ini. Nanti kau Chao dan Chio pergi kepasar untuk menjual daging Rusa ini..." Ucap shu Jin.
"Ini obat obatannya?. " Tanya Chao.
"Oh Ya Ada obat obat juga" Ucap Shu Jin " Kau antarkan ini kerumah tabib Chen seperti biasa. Nanti sesudah sarapan kalian berangkat. Kalian bersiap siaplah..." perintah Shu Jin.
Sarapan..
Semua sudah berkumpul di meja makan
"Waah bau masakan Nyonya sangat menggoda pantas saja putri nyonya sangat pandai memasak... " Ucap kaisar sambil mengingat masakan Qira dipinggir sungai.
"Yang mulia terlalu berlebihan!. saya belajar masak dari putri. Bukan putri yang belajar dari saya. Putri sangat pandai memasak... " Jawab Shu jin jujur.
"Benarkah? " Kaisar bertanaya.
"Benar kata Shu Jin yang mulia. " Sahut Chao
'Shu Jin? mengapa ia memanggil nyonya Shu Jin dengan nama? atau Mereka bukan anaknya Shu Jin. ada yang aneh' Batin kaisar
"Enak sekali makanannya nyonya Shu Jin, kapan kalian berburu? dari tadi saya liat Chao dan Chio hanya berlatih pedang" Ucap putra mahkota, yang membuyarkan lamunan Kaisar.
"Terimakasih yang mulia putra mahkota. Yang berburu Putri Qiqi. putri memang sering berburu di awal hari... " Ucap Shu Jin dengan sedih. Qira adalah seorang putri. Tak Seharusnya ia merasakan sulit nya hidup seperti ini. Tapi takdir berkata lain!.
Kaisar yang mendengar itu merasa iba dengan Qira yang belum cukup dewasa tapi harus berjuang hidup. Dunia memang kejam!.
"Benarkah nyonya?. " Ia menatap Shu Jin dan berali dengan Qira yang masih menikmati makan tanpa mempedulikan sekitar " Qiqi kau masih ingat bukan kita berteman. kau harus mengajarkan ku bertarung..." Ucap putra mahkota. Sebenarnya ia pandai berperang. tapi Ia merasa jika ilmu pedang Qira lebih tinggi dari pada dirinya.
"Sudah ku bilang. Jangan panggil aku Qiqi.! , Cukup Qira! " Ucap Qira dengan menatap tajam ke arah putra mahkota.
" Qi qiqi qi qiii qiii qiqi " Ucap putra mahkota sambil menyanyikan lagu bertema nama Qira yang mendapatkan tatapan lebih tajam
Kraakkk.
Suara sumpit melayang ke arah putra mahkota. tepat mengenai hidung mancungnya. siapa lagi kalau bukan Qira pelakunya.
"Makan tu sumpit... " Ucap qira sambil tertawa.
"Sudah cukup! kalian ini katanya teman!. tapi kok ribut terus..." Ucap kaisar kesal.
" Dia aja yang bilang. Aku nggak tu..." Bilang Qiqi dengan mengangkat bahu
" Nyonya...." Ucap putra mahkota menatap Shu jin dengan muka sedramatis mungkin Bak toko utama yang lagi tertindas.
"Putri...! " Ucap lembut Shu Jin. Sebenarnya ia tak mau Qira mendapatkan masalah dengan keluarga kerajaan. Bisa bisa nyawanya yang hilang...
" Yaa yaa. kita teman..." Ucap Qira sambil senyum terpaksa kepada Putra mahkota.
' yeyy... ternyata nyonya Shu Jin kelemahanmu' Batin putra mahkota.
"'Dasar tukang berlindung dengan Mommy ku..." Ucap Qira sinis
" Nyonya... ---"
" Diam atau aku tak akan mengajarimu berpedang..." Ucap Qira yang dibalas senyum mengembang oleh Putra mahkota.
"Lanjutkan makan kalian. Cukup untuk bertengkarnya...." Ucap kaisar yang sudah lelah mendengar pertengkaran mereka.
Chao dan Chio sudah pergi ke pasar menggunakan kuda yang memang untuk mereka pergi kekota dengan di ikuti oleh Leon. Takut terjadi sesuatu jika di perjalanan kota ada binatang buas
sedangkan Qira berlatih pedang dibelakang rumah. Ia Sudah menguasai ilmu angin dan ilmu api dengan baik tapi belum sempurna. Ia bisa bermain pedang dengan paduan api dan angin yang cukup lihai, tapi tak ia tunjukan takut ada yang melihat dan itu bisa menjadi masalah baru untuknya terlebih lagi ada orang asing dikediamannya.
Prok prokkk....
"Dari mana kau belajar bermain pedang gadis kecil?" Tanya kaisar bertepuk tangan dengan kagum.
" Dari Chio dan Chao..." Alasan Qira
"Benarkah? berarti Chio dan Chao adalah orang yang sangat hebat..." Ucap Kaisar.
Mereka beralih kesamping melihat Zhau Liii yang mendekat....
"Hormat kepada yang mulia." Ucap Zhau Lii dengan membungkuk.
"Bangunlah! Ada apa?" Ucap kaisar...
"Yang mulia kita harus kembali kekerajaan, kerajaan sekarang pasti sudah sangat kacau karena kehilangan kaisar dan Putra mahkota, dan siapa yang akan memimpin nanti jika kita cepat kembali..." Ucapnya
"Benar, besok pagi kita akan kembali ke kota, saya masih ingin disini. Keadaan putra mahkota juga masih belum pulih." Jawab kaisar
"Baik yang Mulia... " Ucap Zhau Lii. Zhau Lii pun pergi dan menjauh.
"Kau dengar?!. Besok kami akan kembali. tapi kau masih tetap harus mengajariku ilmu pedang mu!. " Kata putra mahkota.
"Kau harus kesini setiap ingin belajar, " *Ucap Qira udengan wajah acuhnya.
"Aku tak bisa keluar istana sembarangan!. kau harus pergi ke Istana ku dua minggu sekali dan itu hari sabtu sampai hari senin. Kau mengerti! "
" Hey aku gurumu! aku yang harus memerintah mu. Bukan kamu! " Ucap Qira dengan bibir di kerucuti sambil menatap tajam pada putra mahkota.
" Dan aku Putra mahkota yang tak bisa kau perintah..!" Dengan senyum remeh di bibirnya
"Itu tak berlaku untuk ku...!"
"Ku kira kau orang yang menjunjung tinggi janji. ternyata tidak! " Ucap Putra mahkota.
"Hey!. Aku selalu tepat janji!" Bentak Qira.
"Lalu jika kau orang yang seperti kau sebutkan itu! kau harus buktikan bukan? " Ucap putra mahkota.
"Dasar licik..." Ucap Qira kesal
"saya berbicara Fakta teman! " Ucap Putra mshkota dengan kekeh.
"Jangan sebut aku teman! cihh"
Decak jengkel Qira
."Apa aku harus panggil Nyon--"
"Panggil!. akh tak takut!. " Ucap Qira Dramatis.
"Wah wah kau juga menjadi anak durhaka ternyata Cek cek cek..." Sambil menggeleng geleng kepala mengejek.
'Amarah Qira sudah sampai keubun ubun. mukanya merah menahan kesal "oh Dewa mengapa kau menciptakan mahluk seperti ini.." Ucap Qira
"Dan sekarang kau menyalahkan Dewa?. Cek cek cek. Kau memang orang yang Durhaka terhadap orang tua dan sekarang dengan Dewa..." Ucapnya mengejek.
"Yaya terserah kau saja..." Ucap Qira pergi menjauh. dengan wajah yang merah semerah Bunga kembang sepatu. ia mengerucutkan bibirnya. Amaranya bak gunung yang hanya menunggu kapan melupakan larvanya (menggemaskan) ...
'Oh dewa lucunya ' Brrufffftt putra mahkota tak bisa menahan tawanya lagi dan tetawa terbahak bahak.
'Sejak kapan Putra mahkota mau bicara panjang terhadap orang biasa' Batin Zhau Lii. dengan karakter Putra Mahkota yang sombong. ia tak pernah ingin bicara rama atau panjang terhadap orang rendahan.
Kalau kaisar hanya tersenyum melihat perdebatan antara putranya dengan Qira yang tiada habis habis nya.
hay hYyy...
maafin yah up Nya sedikit sedikit dan waktu nya juga nggak nentu..! soalnya nunggu waktu luang. komen dan like terus yaa
biar akunya semangat gitu soalnya nggak ada yang nyemangatin wkwk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Osie
pangeran sombong..ciih udah dibantu ngelunjak..g mau nurut qira..rugiiii
2025-03-25
0
ENDAH_SULIS
tak tau diri...udah dibantu masih menuntut 🤮
2024-04-06
2
Sri Surya
sedikit gpp...terimakasih. Sekedar masukan Thor...penulisan kata perlu lebih dicermati
2023-01-29
1