"Benarkah itu putri?, hiks hiks pasti permaisuri sekarang bahagia melihat putri semangat seperti ini." Ucapnya. Qira hanya membalas dengan senyuman tipis.
Angin berhembus kencang Pohon pohon seakan akan menari yang berlenggok kesana kemari. Pertanda bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Qira yang sekarang duduk di depan rumah tabib Chan mendongakkan kepalanya untuk memandang langit. tak ada bintang ataupun bulan, yang ada hanya kegelapan.
Bisa didengar bunyi hujan yang berperang melawan atap rumah pertanda bahwa sudah turun hujan, Qira mengulurkan tangannya untuk merasakan hujan. Tak terasa sudut bibirnya tertarik nyenampilkan senyum.
"Sudah satu bulan gue di zaman apa ini, ck zaman kuno, apa yang harus gue lakuin. huuu," Diam lalu " Gue harus bales dendam atau nggak yaa?" Sambil mijitin pangkal hidungnya "Gue cuma pengen idup damai, tapi kasian sama Zhu Qira Han hm, udah ah jalanin aja apa yang ada dulu."
Ia Melangkahkan kaki nya masuk dan menemui tabib Chen.
Qirana menatap tabib Chen, Lalu berganti menatap Shu Jin yang hanya menundukan kepala, Tabib Chen mempunyai umur kepala empat mungkin atau lebih.
Sedangkan Shu Jin berumur 29tahun, dia belum menikah dan sejak umur 14 tahun ia setia kepada permaisuri Zhizhi. Ia ditugaskan untuk menemaniku, dia yang tak pernah jijik sama tubuh ini dan selalu merawat Zhu Qira dengan sangat baik seperti anaknya sendiri.
"Paman Chen, terimakasih karena sudah mau membantu saya dan keluarga saya. Saya sudah berhutang banyak terhadap paman." Ucap Qira.
Shu Jin serta pengawalku pun mendongak melihat Qiqi, bisa dilihat di mata mereka yang berkaca kaca, Shu jin saat itu sangat merasa bahagia karena ia tidak di sebut pelayan tapi ' keluarga' begitupun dua pengawalnya.
"Putri tidak usah berterima kasih kepada tabib ini, sudah menjadi tanggung jawab tabib ini." Ucupnya sambil membungkuk bungkukkan kepalanya beekali kali.
"Paman sepertinya besok saya akan pergi ke hutan kematian untuk melanjutkan hukuman saya. Saya akan hidup disana bersama Shu Jin dan lainnya, sebab saya tak ingin merepotkan paman lagi." Qiqi memberi senyum tipis atas keputusannya.
"Putri ada baiknya putri tinggal disini saja, sebab tabib ini tidak ingin terjadi sesuatu yang lebih buruk dari kemarin. Jika saja Shu Jin dan pengawal putri tidak menemukan putri dan membawah kesini, entah apa yang terjadi. Tinggallah bersama tabib ini disini, tabib ini disini hanya sendiri," Ucapnya bisa ku lihat ketulusan dimatanya.
"Paman Qira berterimakasih kepada paman atas kemurahan hati paman terhadap Qira, tapi paman Qira hanya ingin hidup dengan damai dan memulai dengan baru. Kebaikan paman kepada Qira tak akan perna Qira lupakan."
"Baiklah putri, jika itu keputusan putri.Di hutan kematian itu tabib ini punya satu gubuk untuk istirahat dan berteduh jika hujan, tabib ini sering mencari obat disana, tapi tabub ini hanya berani di pinggirannya saja tidak berani masuk terlalu dalam. Putri dan lainnya bisa tinggal disana, jika putri tidak keberatan tinggallah disana saja." Ucap tabib Chen sambil memegang janggutnya yang berwarna hitam dan warna putih pemanisnya.
"Sungguh paman memang yang terbaik." Ucap Qira sambil tersenyum lebar dan memeluknya, "Tidak apa tabib Chen, ini tanda bahwa saya sudah menganggap paman sebagai ayah saya." Ucapku karena bisa ia rasakan tabib yang tegang.
"Putri tabib ini sangat tersanjung." Sambil membalas pelukannya.
"Paman boleh Qira meminjam cermin." Ucapku sambil melepaskan pelukan kami.
"Tunggu sebentar ya putri, biar tabib ini ambilkan." Beranjak dan pergi. Beberapa menit dia kembali. Ia membawa cermin dan memberikan kepada ku.
Sesungguhnya dari Qira bangun dia sangat penasaran dengan wajahnya, tapi kamarnya tak ada cermin, hanya bau obat-obatan yang menyengat. Ku tatap muka ku di cermin, bisa ku lihat bintik bintik hitam di seluruh permukaan wajahku, kulit berwarnah sawo matang, bentuk mukaku oval, pipi yang tirus, bisa ku lihat cekung di pinggiran mukaku, pertanda bahwa muka ini tak terawat, mata bulat, pupil berwarna biru laut . Yaah, hanya pupil ini yang sangat cantik, selebihnya sempurna dalam kategori hancur.
Putri macam apa ini, tubuh kurus tubuh tak terawat dan muka jelek. Yaaa tak ada yang lebih kacau dari ini.
"Tenang putri, kulit putri seperti ini karena diracuni, tabib ini sudah memberi obat untuk permukaan kulit putri supaya cepat kering dan memberi obat supaya penyakit putri tak berbekas di kulit putri!" Ucapnya " mungkin beberapa bulan kulit putri sudah akan membaik. Racun itu tidak bisa dikeluarkan karena sudah menjalar keseluru tubuh dan darah putri, bahkan sudah banyak racun didalam tubuh putri sehingga saya hanya bisa mrmberi penawar supaya racun itu tidak berfungsi lagi. Tapi dewa menyayangi putri, racun dalam tubuh putri menyatu dalam darah putri sehingga darah putri menjadi racun, dan putri tidak usah kawatir karena putri tidak akan mempan sama seluru racun lagi. Racun dalam tubuh putri bukan hanya mematikan tapi juga bisa membuat kulit orang membusuk jika terkena darah putri." Ucapnya.
" Benarkah paman" Mata Qiqi langsung membesar dan penuh semangat.
" Iya putri itu benar" Ucap tabib Chen, dan ku balas senyum.
"Baik paman saya dan yang lain akan bersiap siap. Besok pagi kami akan berangkat dari sini dan paman harus mengantar kami." Ucapku.
" Baik putri, sebaiknya anda istirahat"
" Baiklah, terimakasih tabib Chen. Saya istirahat ya, selamat malam." Senyum ku mengembang dan pergi ke tempat tidur.
"Gege berdua kembar ya?" Ucapku sambil menatap dua pengawalku yang hampir mirip, yang membedakan hanya satu kurus dan satu labih berisi, mereka tampan, hitam manis, hidung mancung, rahang koko, bisa dilihat dari luar bahwa didada mereka ada bidang bidang kayak petakan sawah hehe.
"Ii iiya putri kami kembar. Perkenalkan nama saya Chao kakak dari Chio, kami ditugaskan untuk melindungi putri." Ucapnya yang lebih berisi. bisa ku lihat tanda luka di pelipis kanannya.
Bisa Qirana lihat mereka gugup, lalu Qirana balas dengan senyum sinis dan " pengawal? atau suruhan kaisar Untuk memastikan saya hidup atau belum?" ucapku.
"Ampun putri kami hanya menjalankan tugas" Ucapnya sambil bersujud.
" Ikut denganku dan tinggalkan tita kaisar, atau pergi dari kehidupan saya." Ucapku secara tegas.
Mereka membalas dengan saling pandang "Kami akan mengikuti putri dan melindungi putri." Ucapnya sambil terbata bata.
Qiqi turun dari kasurnya dan berkata" beneran? saya bisa baca fikiran kalian lo." Ucapku sambil menat nakuti mereka
"Aaam ampun putri. Kami bersungguh sungguh." Bisa dirasaan mereka gemetar dalam berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
HNF G
enak tuh, udah punya senjata yg bisa dibawa kemana mana tanpa ketauan. kl ada musuh tinggal tusuk ujung jari lgsg dikasi ke musuh, mampos deh mereka
2023-09-11
0
komentar terbaik
sempurna dalam kategori hancur wkwkwk
total hancurnya
2022-11-11
1
Oi Min
Knp panggil tabib Chen nya sebentar bentar paman, sebentar bentar tabib??
2022-09-22
2