Putri Zhu Qira Han
"Kamu itu dari mana ha? lihat jam berapa sekarang! " Sambil menunjukan jam yang masih nunjukin angka 19.17 wib.
"Kamu itu ya, nggak pernah dengerin kata ibuk. " sambil mengarahkan telunjuknya kewajahku
Aku masih menundukkan kepalaku sambil menahan sakit hati sekaligus emosi yang sudah diujung pertahanan yang rasanya udah meronta ronta.
"Besok kalo kamu masih kayak gini nggak usah sekolah jauh lagi. Kamu sekolah aja di Sma 05 di samping ini aja..!" Bentak ayahku.
Ku usap kasar wajah ku, Rasanya sangat dingin, baju yang aku gunakan basah kuyup karena kehujanan. " Bu, Yaa. tadi kan udah Qiqi bilang Qiqi dari rumah sakit jengukin Febrina. Soalnya tadi pagi dia ketabrak mobil pas nemenin ayahnya joging, ayahnya sakit jantung. Terus tadi Qiqi udah bela belain cepet pulang tapi kehujanan, Qiqi aja udah basah kuyap kayak gini demi cepet pulang." Dengan sedikit gemetar menahan isak tangisku.
"Berhenti ikut ekscool atau ekstrul apapun itulah. Atau kamu nggak usah sekolah lagi!" Bentak ayahku.
Ku hembus napas kasar terus masuk ke dalam kamar. Aku berfikir kayaknya udah capek nangis, ngelu, ini, itu.
Sejak kecil dilarang ini itu sama nyokap sama bokap. Nggak boleh ini lah itulah.
Huuu... Ku hembus nafas kasar.
Aku menggantikan bajuku yang basah, masih bisa aku dengar suara ayah dan ibuku yang masih menggema di luar sana. Sudah berapa kali aku berfikir ingin kabur, tapi lari diri masalah itu bukan diriku.
Ku hembus lagi nafas kasar. Lalu aku banting pinggungku kekasur, aku memejamkan mataku, setidaknya aku bisa melupakan masalahku meskipun sesaat...
Kok kokok kok...
brummmmmmmbrumm..
Pertanda bahwa hari sudah pagi.
Aku bangun dari kasurku dengan malas. Aku buka pintu untuk bersiap siap untuk berangkat sekolah.
"Dasi udah, topi? Hm kan udah ada dilaci supaya nggak ketinggalan hehe, trus kayaknya udah ya, " Ku lihat cermin, Aku memutar tubuhku kekiri dan kekanan untuk melihat penampilanku.
Aku tersenyum secera mentari pagi, gigi ku yang putih bisa dilihat dan di ukur dua jari lebarnya. "Semangat, huuu..."
Aku membuka pintu kamarku, ku lihat adikku dan ayahku di meja depan.
"Ayah adek mau berangkat dulu ya." Ucap adek perempuan ku yang bernama Kasih Samuel Hendrik, seorang gadis imut yg hitam manis, mata bulat, muka oval, umurnya masih 7tahun.
Sambil cium tangan ayahku dan ayah ku mengelus kepalanya dengan lembut dan berkata" Hati hati. Jangan nakal ya." sambil senyum.
"Iya ayah bye bye..."Sambil mencium pipi ayah kami. Ayahku pun tersenyum dan melambaikan tangan kearahnya.
Aku mendekat dengan ayahku. "Ya Ibu dimana? "Tanyaku, sambil lirik kiri kanan.
"Kenapa? mau berangkat? Mau minta uang? " Sahut ibu yang entah datang dari mana. Ia melirikku dengan sinis. Aku hanya ngehela nafas, soalnya memang benar hehe miris tapi hati gue.
"Iya Buk, Yaa Qiqi mau berangkat." Dengan nafas agak berat, sambil menahan supaya tidak menjatuhkan air mata. Sesak rasanya. Hati ku bagaikan di himpit batu besar.
Terus ku ambil nafas dan ku hembus kasar.
"Ya memang kalo kamu itu..!" Belum sempat ibu ku ngelanjutinnya aku udah tau apa yang bakal dia omong, persetanan soal hati ku, sesak ngejalar seluru hati ku. Aku langsung pergi tanpa ingin mendenger ocehan pagi....
Saat aku sampai didepan rumah, aku masih melihat adik ku belum pergi.
'Kok belum pergi? ' Batin ku
Saat aku mendekat, ku lihat mobil berwarna hitam berhenti tak jauh dari adik ku. Dia dengan berlari menarik adik ku, Adik ku yang ditarik meronta dan meningis. Masih dalam mode terkejutnya, dia hanya diam dan menangis.
Aku yang melihat itu langsung berlari ke arah penculik itu. Tepat pas di dekat pintu itu aku tendang pintu nya supaya tertutup.
Aku memutar badanku hingga menghadap sang penculik itu. Ku tendang perutnya hingga si empu tersungkur jatuh. Tapi sayangnya adikku belum ia lepas.
Adikku yang shok langsung berterik memanggil ayah dan ibuku.
Aku ingin mengambil adikku tapi teman dari penculik itu turun dari mobil sebanyak 2 orang salah satunya sambil membawa pisau langsung menyerangku.
Untungnya aku masih dalam mode waspada hingga hanya mengenai kulit lengan atasku, dapat ku lihat baju lengan atasku sobek. Tak pikir panjang aku tendang tangan si penculik itu dan pisau itu sudah terbang ke arah belakang hingga bisa ku pukul dengan banyak pukulan dan ku banting.
Ayah ku yang mendengar teriakan itupun keluar dan langsung ingin membantu kami, dia menghajar penculik yang masih menggendong kasih, hingga Ayah ku bisa mengambil adik ku.
Tanpa ia sadari salah satu dari penculik itu menendang ayah ku hingga Ayah dan adik ku terdorong ketengah jalan, pada saat yang sama aku sadar bahwa dari arah berlawanan ada mobil yang dengan kecepatan tak terkendali.
Tak ada yang ku pikir kan selain menyelamatkan mereka. Dengan cepat aku menendang penculik yang membuat Ayah dan adik ku ketengah jalan. Langkah kakiku tak ter kendali berlari menuju mereka, ketika Aku melihat mobil sudah berada beberapa meter dari kami. Langsung ku lompat dan ku dorong adik dan ayahku.
tiiiiiiiiittttttttt........
brrraaaaggghhh....
bugh...
"Uhuk uhuk. " Mulutku mengeluarkan banyak darah. Yang ku rasah sakit sekujur tubuhku. Bisa ku lihat adik ku dan ayah ku yang mendekat sambil berteriak dan menangis.
"Qirana....! Nak bangun nak. Nak YaTuhan. maaf kan ayah nak. Bangun. Bangun." Ia menggoyangkan tubuhku berkali-kali.
Aku menatap Ayahku. Aku angkat tanganku, ku elus pipi ayahku yang menangis dengan Jempol kecilku, Dia orang yang selalu memarahiku selama ini, Melarangku ini dan itu, Ia yang selalu memukulku dan juga merawatku.
"Uhuk uhuk..."Lagi lagi darah keluar. Aku memaksakan diri untuk tersenyum dan berkata, " Maaf kan Qiqi ayah. " Suara itu sangat pelan, tapi bisa didengar Oleh ayah Qirana.
Saat itu rasanya aku tak bisa menahan sakit. Sakit yang tak terkendali.
Bisa ku dengar Ibu ku berterik memanggil nama ku. Serta ayah ku yang menangis sambil menggoyang goyangkan badan ku. Mereka memeluk tubuh ku dengan isak tangisnya...
Kenapa harus saat terakhir kau memelukku dengan kasih sayang ayah..?.
Hanya samar samar ku dengar keributan sekeliling dan.
Blab...
Tak ada yang bisa ku lihat selain kegelapan....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Fajar Ayu Kurniawati
.
2024-12-15
0
nadira ST
nasibmu tragis qiqi, saat meninggal baru dtangisin orangtuamu
2024-08-30
0
Ari Chutez
sama ak jg ngulang untuk yg kesekian kalinya
2023-11-15
1