Yaa mata Zhu Qira Han bisa membaca fikiran orang lain, tajam dan bisa merasakan hawa dari beberapa meter dari seluru sudut, dia juga punya kelebihan untuk merubah warna bola matanya menjadi yang diinginkannya.
"Baiklah. Bersiaplah, besok kita akan berangkat kehutan, pergilah istirahat yang cukup. Kalian mengerti?! " Ucapnya dengan lembut namun tegas.
"Ba baik putri. Kami mohon undur diri. " Ucap dari Chao yang hanya Qira balas dengan anggukan saja.
Chao dan Chio sudah keluar yang diausul dengan Shu Jin karena Qira menyuruhnya istirahat, lalu ia sendiri langsung terbang ke alam mimpi.
***
Pagi hari nya...
Mereka berangkat ketika langit masih berwarna gelap menuju hutan kematian.
Mereka menggunakan kereta yang disewa oleh tabib Chen hingga perbatasan hutan kuda itu berhenti, mungkin karena aura di hutan ini memang sangat menakutkan, bukan hanya gelap, sepi, sunyi, sungguh seperti hutan kematian yang sebenarnya.
Butuh waktu beberapa jam hingga akhirnya sampai pada tempat tabib Chen ucap malam kemarin. Rumah itu seperti pondok dihutan itu, hanya memiliki 3 kamar usang, disekitarnya pun semak belukar sampai kepaha kaki Kami. Tidak jauh dari rumah terdengar suara germecik air pertanda bahwa ada sungai disekitar sini.
Sesuai dengan namanya. Hutan ini gelap, hampir seperti malam.
"Putri ini rumah tabib ini katakan malam kemarin. Maaf putri tapi ini satu satunya rumah disini. Dulu rumah ini punya sahabat tabib ini, tapi sahabat saya mati karena diterjang binatang buas, jadi rumah ini tidak ada yang menempati sejak saat itu." Dengan wajah murungnya yang menyiratkan kesedihan.
"Tidak apa paman, ini lebih dari cukup dan terimakasih paman mau mengantarkan kami sampai sini, Aah soal rumah nanti bisa kami beres bersama sama." Sambil tersenyum.
"Kalo begitu tabib ini ingin undur diri putri, karena masih ada kereta menunggu diluar hutan ini." Sambil berbungkuk tanda penghormatan.
" Sekali lagi terimakasih paman." ucap Qira.
Setela perginya tabib Chen Qira dan lainnya membereskan rumah yang sangat kotor hingga sore hari.
Karena badan Qira lengket, Qira menelusuri dimana bunyi air yang menggoda itu. Ternyata benar, tak jauh dari rumah itu ada sungai yang sangat jernih.
1
2
3
bummmmmm
Qiqi loncat kedalam air
"Segarnya" Qira bersikan badannya dan beranjak keluar dari air. Sesaat setelahnya Qira mendengar suara di balik semak-Semak tak jauh darinya.
sreek sreek..
"Siapa di sana? " ucap Qira sambil mendekat. selangka, dua langka.
gooaarr goarrrr.
Binatang itu keluar dari semak-semak, ternyata binatang itu singa jantan yang sangat besar, dua kali lipat lebih besar dari pada kerbau
Tapi di kepalanya terluka, seperti luka karena bertarung.
Qira yang melihatnya pun langsung melangkah mundur karena terkejut sekaligus takut, tapi karena melihat kepala singa itu banyak darah, iamenjadi kasihan. Tanpa Qira sadari, iamendekatinya. " Kepala mu berdarah." Ucap Qira.
goaar goaar*
sambil mendekat seperti ingin menerkam Qira.
"Diamlah biar ku obati luka mu itu." ucap Qira sedikit membentak.
"Hey harusnya kamu takut padaku manusia!" Ucap singa itu.
"Faktanya aku memang tidak takut. Sini aku obatin dulu lukamu, pasti sakit," Ucap Qira sambil memegang luka nya.
"Kau mengerti apa yg ku ucap? " katanya "uu sakit tau."
" Sebentar biar aku ambil obat dulu ya."
Qira mengambil obat yang ia tau dari tabib Chen, dirumahnya waktu itu ia banyak belajar soal obat dan sekarang tentunya berguna.
"Ini sedikit perih, sini aku bersihin pakek air dulu biar bersi dan cepet sembuh." Ucap Qira sambil memegang leher singa itu untuk mengikutinya ke pinggir sungai. Singa itu hanya menurut.
Qira langsung membersihkan lukanya dan ia tumbuk obat yang ia dapat kan tadi, Qira Meletakkannya diluka singa itu.
"Selesai." ucap Qira sambil menepuk nepuk kepala singa itu dan tersenyum.
"Kau tak takut aku makan? " Ucap singa itu sambil memandangi Qira.
"Kau tau, ibu ku pernah berkata, binatang itu tak akan berbuat jahat jika manusia tidak pernah berbuat jahat kepada nya, aku kan nggak jahatin kamu jadi kamu nggak akan jahatin akukan? " Ucap Qira sambil naik turunin alisnya.
"Dan kamu percaya itu?" Tanyanya.
" Ya aku percaya!" Qira tersenyum sambil mengelus bulu nya.
"kenapa?" Ucapnya
"Hey jika kamu ingin memakanku dari tadi mungkin. Buktinya aku masih hidup! " Ucapku datar.
" Dan bagaimana kamu bisa bicara dan mengerti bahasaku?"
" Entahlah. Dari dulu mungkin, " Ucapku
"Hm karena kamu sudah membantu ku. Aku ingin membalas budi kepadamu. aku ingin kamu menjadi tuanku" Ucap singa itu.
prov singa
"Hm karena kamu sudah membantu ku. Aku ingin membalas budi kepadamu. aku ingin kamu menjadi tuanku." Ucapku. karena bisa ku lihat dari matanya memancarkan kebaikan yang tidak dimiliki orang lain, entah mengapa sentuhannya membuatku ingin selalu disentu dengan kasih sayang ini terus dan terus.
"Tidak. Aku tidak mau." Ucapnya datar. yang langsung membuatku sedih.
"Mengapa?. " ucapku
"Karena aku ingin kita menjadi teman. " Ucapnya.
Sunggu saat ini aku sangat bahagia hingga ku peluk dirinya dan ku jilat semua sisi wajahnya dan kami pun tertawa bersama.
Setela itu aku letakkan kepala ku dipangkuannya menikmati elusan dari tangan lembutnya yang membuat rasa yang begitu nyaman.
"Namamu siapa ?" ucapku
" Namaku Zhu Qira kamu bisa memanggilku Qiqi." Ucapnya " dan namamu?
"Aku tak punya nama. Biasanya aku hanya dipanggil singa besar." Ucapku. Entah mengapa dia tertawa.
" Baiklah aku akan memberi mu nama Leon.. mau? " ucapnya
" Mau. mau. itu sangat tampan sepertiku." Ucapku sambil mengoyangkan ekor jekanan dan kekiri.
"Hhaha dasar siput. " Ucapnya.
siput(suka memuji diri sendiri)
"Saya memang tampan kawan ." ucapku sambil bangkit dan membusungkan dada supaya terlihat gaga.
prov Zhu Qira
Aku hanya bisa tertawa dan menggelengkan kepalaku melihat tingkah teman baru ku ini.
" Baiklah Leon waktunya pulang, aku sudah kedinginan karena bajuku yang tadi basah sekarang sudah kering dibadan." Saat ini Qira menggunakan baju laki laki yang berwarna coklat dan rambut yang di ikat kuda. alasannya supaya bisa berjalan dengan mudah. Yah semenjak bangun dia yang memilih hal itu. Betapa ribetnya menggunakan baju yang begitu berat, wanita zaman ini memang kuat kuat yak hahah.
kami pun melangkah menuju rumah. Hari sudah melihatkan senja, dari sini bisa dilihat bahwa Shu Jin , Chao dan Chio sudah sangat cemas. apalagi aku membawa singa, Shu Jin pun langsung pingsan.
aku berlari karena melihat ia pingsan. Leon pun ikut berlari membuat Chao dan Chio gelabakan. Mereka langsung berlari dan mengeluarkan pedangnya, aku yang melihat itu pun tekejut, langsung berhenti. "Ada apa ini? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
HNF G
hahahaha.... ngakak. gmn gak sport jantung tuh si shu jin dan si kembar😝😝
2023-09-11
0
Utin Nurhayati
kayaknya seru
2022-12-14
0
komentar terbaik
binatang kalau luka malah tambah seram, bawaannya parno sama mahluk lain dianggap musuh aja dah tu
2022-11-25
0