Danar terdiam di dalam mobilnya, kata-kata Sephia begitu terasa dihatinya. Ingin sekali ia bercerita tentang semuanya dengan gadis itu, tapi masih ada perasaan takut di hati Danar jika gadis itu mengetahui semuanya. Sudah pasti Sephia akan menjauh dari dirinya. Tapi bagi Danar, Sephia adalah gadis yang spesial, gadis yang bisa membuat hatinya menghangat, gadis yang pertama kali beradu pandang dengannya dan meruntuhkan pertahanannya.
Sephia memang beda, bukan seperti gadis lain bahkan dia bukan dari keluarga kaya raya, hanya seorang anak dari guru SMP. Kehidupan yang Sephia jalani juga biasa saja, dikelilingi orang-orang yang baik dan sayang padanya. Seandainya posisi ini tak sulit mungkin saat ini hubungan mereka akan jelas dan baik-baik saja.
Terlintas sebuah nama yang kembali datang setelah dua bulan ini tak menghubunginya.
Wulan Jacqueline, seorang wanita modern. Dia adalah kekasih Danar, mereka berpacaran selama tiga tahun terakhir. Wulan adalah seorang designer terkenal sekaligus model keturunan Eropa Indonesia.
Pertemuan mereka pertama kali di Inggris, saat Danar menempuh pendidikan S2 bisnis di Birmingham University. Wulan adalah seorang wanita yang terbiasa hidup jauh dari keluarganya. Menjadi model adalah impiannya, berkarier menjadi seorang designer adalah cita-citanya.
Karier adalah segalanya untuk Wulan. Iya, Wulan seorang wanita mandiri. Wanita pembangkang, tak mau di larang, hidup dia yang mengendalikannya. Terkadang Danar sendiri tak mampu membaca jalan pikiran wanita itu. Putus sambung hubungan mereka seringkali terjadi hanya karena Wulan tak sedikitpun menghargai keberadaan Danar atau sekedar menghargai Danar sebagai seorang kekasih. Perasaan yang tadinya adalah rasa cinta lama kelamaan berubah menjadi bosan dan masa bodo.
Sampai kejadian sekitar enam bulan yang lalu sebelum kepulangan Danar ke Indonesia. Saat mereka sedang menghabiskan malam di suatu bar setelah satu bulan tak saling bertemu. Malam itu Danar sudah menguatkan tekadnya untuk benar-benar mengakhiri hubungan mereka sebelum dia pulang ke Indonesia minggu depannya.
Hubungan yang sudah tidak sehat menurut Danar lebih baik disudahi daripada sama-sama saling menyakiti.
"Kamu mau minum apa?" tanya Danar pada Wulan yang malam itu terlihat cantik dengan gaun yang memperlihatkan belahan dadanya.
Iya, Wulan memang seringkali menggodanya dengan penampilannya yang seksi. Dan selama tiga tahun berada di negara barat kehidupan yang terkenal bebas pun jelas dijalani oleh Danar. Tapi, kehidupan bebas itu tidak lebih dari mencumbu dan saling mengungkapkan hasrat hanya sebatas meraba dan menyentuh.
Bagi Danar kehormatan wanita adalah yang pertama, meskipun dirinya seorang yang "brengsek".
"Tequilla," jawab Wulan dengan tubuh yang bergoyang-goyang mengikuti musik R&B.
Setelah memesan makanan dan minuman, Danar kembali memperhatikan wajah wanita yang kadang hadir kadang pergi dari kehidupannya.
"Kamu kemana aja sebulan ini?" tanya Danar.
"Belgia ... ada fashion show," jawab Wulan tanpa memperdulikan Danar masih asik ikut melantunkan lagu yang ia dengar.
"Oh ... kapan pulang?"
"Tiga hari lalu, kenapa?"
"Gak kasih kabar aku," kata Danar menatap mata wanita itu.
"Belum sempat, kenapa sih? tumben kamu nanya-nanya biasanya gak perduli," jawab Wulan ketus.
"Yang buat aku gak perduli itu ya karena kamu penyebabnya."
"Oh come on Danar, jangan jadikan ini keributan kita lagi," jawab Wulan mencondongkan tubuhnya pada Danar.
"Aku serius Lan ...."
"Aku juga serius." Wulan mengecup sekilas bibir lelaki itu.
Danar berdecak, seperti itu lah Wulan jika Danar sudah mengajaknya membahas tentang keseriusan hubungan mereka.
"Aku ... minggu depan kembali ke Indonesia. Kuliahku sudah selesai dari setengah tahun yang lalu dan papaku sakit, kamu mau ikut aku pulang?"
"Of course not ... aku gak bakal balik dalam waktu dekat ini."
"Lalu hubungan kita?" tanya Danar geram.
"Ya mengalir aja, lagian selama ini kita fine-fine aja kan?"
"Iya, karena aku gak perduli," ujar Danar menghela nafasnya. "Aku rasa hubungan kita sudah gak sehat dari lama Lan."
"Ya ampun, jangan mulai lagi deh ...."
"Aku pengen kita akhiri ini." Danar menatap tajam wanita itu.
"Setiap kita mulai seperti ini pasti kamu bilang kita akhiri ... kita akhiri, bosen aku."
"Aku serius," ujar Danar.
"Aku juga serius ... nanti balik lagi," kekeh Wulan meraba dada lelaki itu. "Kamu tuh gak bisa jauh dari aku, kamu bilang gak perduli ... aku telpon kamu langsung dateng, itu artinya kamu perduli dan masih sayang sama aku," ujar Wulan meraba paha Danar.
Danar begitu kesal mendengar perkataan Wulan saat itu, dia perduli karena Wulan orang terdekatnya.
Beberapa kali Danar meneguk minuman yang berada di hadapannya. Lalu bangkit dengan tubuh sempoyongan.
"Mau kemana?" tanya Wulan yang mulai tersenyum licik.
"Pulang ... kamu kalo masih mau di sini silahkan," ujar Danar meninggalkan beberapa lembar uang kertas dan berjalan keluar dari bar itu, di susul oleh Wulan.
"Sayang ...."
"Jangan panggil aku Sayang Lan, hubungan kita sudah selesai."
"Gak usah di bahas Danar ... aku dan kamu itu gak bakal bisa dipisahkan, meski kita berjauhan," ujar Wulan melingkarkan tangan Danar di bahunya lalu memanggil taksi.
"Aku mau pulang ... sendiri! Kamu gak usah ikut!" ujar Danar menepis tangan Wulan.
"Iya, aku gak ikut tapi aku antar kamu sampai apartemen," kekeh Wulan.
"Aku udah gak cinta sama kamu tau gak ... kamu bikin aku hancur dengan kehidupan yang kamu jalani, kamu gak pernah ngehargain aku, kamu gak pernah ngakuin keberadaan aku selama ini," kata Danar lagi dan beberapa kata yang membuatnya semakin lama semakin melantur.
Terserah kamu mau cinta aku atau gak Danar, yang pasti aku gak mau kamu pergi dari kehidupan aku gumam Wulan dalam hati.
Hingga pagi menjelang, saat Danar bangun menemukan tubuhnya tak lagi berbalut sehelai benangpun dan Wulan yang menangis di atas sofa dengan menekuk kedua lututnya tanpa sehelai benang. Danar menyugar rambutnya frustasi mendekati wanita itu, melihat banyak sekali bercak kemerahan di dada serta leher Wulan.
Tiga tahun Danar bertahan untuk tidak menyentuh kesucian wanita itu, dan malam itu tanpa sadar ia melakukannya. Itu yang Wulan katakan padanya. Sejak kejadian itu, Danar berjanji akan bertanggungjawab atas apa yang ia lakukan, hingga satu minggu kemudian ia akhirnya kembali ke Jakarta meninggalkan Wulan untuk sementara.
Danar adalah lelaki yang memegang teguh janjinya, dia tidak akan melanggar janji itu. Maka Wulan kembali berada di atas angin. Setelah dua bulan menghilang dengan alasan kesibukannya, tiga hari lalu Wulan kembali muncul dengan tuntutan agar Danar segera menikahinya.
Dan satu hal yang Wulan tahu betul, jika keluarga Danar sangat menjaga nama baik keluarganya.
Dan setelah bertemu Sephia satu bulan lalu, membuatnya yakin kalau perasaannya benar-benar tak ada lagi untuk Wulan. Terpikir oleh Danar untuk mengatakan semuanya pada Sephia, tapi bukan sekarang tetapi benar-benar menunggu waktu yang tepat. Namun sayang, Sephia bukan gadis lugu, gadis itu memiliki pendirian dalam hidupnya.
Danar kembali memijat keningnya, dia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Posisi ini begitu sulit untuknya, antara tanggung jawab karena sudah merenggut kesucian Wulan dan cinta yang dia rasakan pada Sephia bukan hanya pelarian, pelampiasan atau apalah yang orang bilang tapi ini sungguh perasaan yang berbeda dari sebelumnya bahkan perasaan yang berbeda saat ia bertemu dengan Wulan.
***yang ngikutin karya aku dari Langit Jingga dan Kiss Me gak bakal menemukan flashback on off ya aku harap kalian mengerti alurnya seperti penjabaran di part ini.
Dan untuk alur konflik ini semoga juga ngena dan masuk dalam akal sehat kita semua😂
enjoy reading 😘***
Wulan Jacquelin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
veranita1
ini nih yg bikin rumit🥴
2023-11-06
0
Erni Fitriana
mas danar....tega kamu mas😭😭😭😭
2023-03-11
1
EndRu
tapi beneran ga nih .. Wulan sama Danar.. jangan akal2an Wulan aja
2023-02-06
0