Apa arti aku?

Sephia baru saja membersihkan dirinya, setengah jam yang lalu dia baru saja tiba di kost setelah lembur yang dia kerjakan bersama timnya karena perpindahan ruangan mereka hari ini.

Hanya mengenakan kaos kebesaran dan hotpants, Sephia merebahkan dirinya di atas kasur dengan remote tivi di tangan, lampu kamar pun telah ia matikan. Memposisikan dirinya senyaman mungkin.

Ketukan di pintu membuatnya harus beranjak dari keasikannya menonton acara televisi yang baru saja dia nikmati. Biasanya yang masih berani mengetuk pintu kamarnya jika sudah malam begini pasti Nita dengan alasan ingin bercerita atau sedang bertengkar dengan suaminya.

"Siapa?" tanya Sephia menghidupkan lampu kamar, lalu membuka kunci pintu itu.

"Aku," jawab lelaki yang siang tadi mencumbunya di ruangan pantry.

"Kamu?" Mata Sephia terbelalak saat melihat Danar berdiri di depan pintu masih dengan pakaian kerjanya. "Ngapain?"

" Udah tidur ya?" tanyanya, "aku bawa ini, laper ... tapi ingat kamu," ujarnya lagi mengangkat tangannya yang membawa satu plastik styrofoam berisi nasi goreng seafood.

Danar menerobos masuk ke kamar itu menuju dapur kecil di sana, dengan cueknya seperti menganggap tempat itu biasa menerima kedatangannya. Mengambil dua buah sendok lalu duduk di atas karpet.

"Sini makan ... kamu pasti juga belum makan kan?"

Sephia mengerutkan keningnya, berpikir sejenak kenapa lelaki ini tiba-tiba selalu hadir di saat yang tepat. Sephia mendudukkan dirinya di sebelah lelaki itu masih memandang dengan wajah bingung.

"Makan," ujar Danar memberikan satu sendok nasi goreng ke depan mulut Sephia. Gadis itu menggeleng menolak. "Makan ... kamu belum makan aku tau itu, tadi siang juga makan pasti sedikit, buka mulutnya," katanya lagi.

Sephia membuka mulutnya menerima satu suapan nasi goreng yang memang enak, ditambah dia memang menahan rasa lapar namun enggan untuk makan lebih memilih membaringkan dirinya di tempat tidur dan tiba-tiba lelaki itu datang dengan membawa makanan kesukaannya.

"Enak kan?" tanya Danar lalu memberikan suapan lagi pada Sephia kemudian baru pada dirinya.

"Kamu ngapain kesini?"

"Di bilang aku laper tapi ingat sama kamu siang tadi cuma makan mie yang sudah gak enak buat di makan," katanya tersenyum. "Lagi gak?" Sephia menggeleng.

"Udah ... cukup." Lalu berdiri mengambil satu gelas air dingin memberikannya pada Danar.

"Kenyang banget," kata lelaki itu menyandarkan dirinya pada tembok. "Kamu tadi udah tidur ya? ganggu ya aku?"

"Belum tidur masih nonton ... tuh."

"Sini Phi," ujar Danar menepuk sisi di sebelahnya.

"Di sini aja," jawab Sephia yang duduk agak menjauh darinya.

"Kita kayak orang musuhan ya," kekeh Danar.

"Kamu belum pulang?"

Danar menggeleng. "Dari kantor tadi jam delapan terus mau pulang tapi laper mau makan tapi gak ada yang nemenin terus ingat sama kamu, ya udah puter arah kesini." Danar menarik tangan Sephia agar duduk berdekatan dengannya.

"Kenapa sih suka banget duduk jauh dari aku?" tanya Danar pada Sephia.

"Gak papa ... lebih baik menghindar," ujarnya tersenyum.

"Menghindar dari?"

"Dari apa aja yang harus dihindari."

Danar mengusak rambut gadis itu, seakan tahu apa yang Sephia maksud.

"Sukanya mikir yang iya-iya sih," kekeh Danar.

"Ish." Sephia menyingkirkan tangan itu dari atas kepalanya. "Kamu gak pulang?"

"Kalo aku bilang gak pulang gimana?"

"Phia ...." Suara Nita dari luar kamarnya membuat Danar dan Sephia menoleh ke arah pintu.

"Teteh? kenapa?" tanya Sephia saat mendapati Nita yang baru saja pulang dari kerjanya.

"Gak papa ... Teteh cuma mikir tumben pintu kamar kamu ke buka udah malem gini."

"Ada temen Phia ... Teh Nita baru pulang? Apa Rudi mana?"

"Masih di bawah ... ya udah Teteh masuk dulu ya ... oh iya mau kasih tau di store lagi ada diskon sepatu kalo kamu liat pasti suka, nanti Teteh kirim potonya besok kalo mau Teteh keep."

"Boleh ... boleh, kirim ke Phia potonya nanti Phia liat," ujar Sephia lalu menyudahi obrolan tadi.

Danar baru saja keluar dari kamar mandi, sudah terlihat lebih segar dari penampilan pertama kali saat ia datang tadi. Lelaki itu melangkah menuju pintu lalu menutupnya, sesaat setelah Sephia mengakhiri perbincangan dengan tetangga kamarnya.

"Kenapa di tutup?" tanya Sephia yang masih berdiri di samping pintu.

"Biar gak ada yang ngetok lagi," ujar Danar menarik pinggang Sephia untuk mendekat padanya.

"Kamu mau ngapain?" Pertanyaan bodoh yang terlontar dari mulut Sephia.

"Mau ngapain lagi kalo pengen dekat sama kamu," ujar lelaki itu mengecupi leher jenjang yang sedari tadi sudah dia amati.

Sephia menegang, saat bibir Danar menempel di lehernya. Sephia bisa merasakan harum parfum lelaki itu masih menyengat pada penciumannya.

"Danar ...," ujar gadis itu.

"Apa?" Danar menjauhkan wajahnya namun semakin mengeratkan tangan yang berada di pinggang Sephia.

"Apa arti aku buat kamu?" tanya Sephia.

Menurutnya pertanyaan ini memang harus segera dia tanyakan pada Danar. Sephia tak ingin berlama-lama bermain pada suatu hubungan yang tak jelas namun menikmati cumbuan yang diberikan lelaki itu.

Danar menatap mata Sephia, ia sadar betul kalau pertanyaan itu cepat atau lambat akan menjadi boomerang untuknya. Dia yang bermain api namun Danar tak dapat memadamkannya, ia ingin Sephia tahu namun jangan detik ini. Yang ada dipikirannya saat ini Sephia sangat spesial untuknya. Rasa yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, klise memang namun itu lah yang terjadi.

"Arti kamu buat aku?" Danar balik bertanya dan Sephia mengangguk.

"Ini ...." Danar menautkan bibirnya pada Sephia, menciumnya dengan lembut membawa gadis itu terbang ke angkasa.

Tangannya menahan tengkuk Sephia agar menikmati cumbuannya. Namun, Sephia menarik dirinya, dia harus tahu apa arti dia untuk Danar. Sephia tak ingin masuk terlalu dalam pada perasaan ini.

"Jawab," ujarnya menurunkan tangan Danar dari pinggangnya. "Aku gak mau sekedar ini ... kamu datang menuntut berciuman bahkan bisa saja lebih dari itu ... maaf aku gak bisa," ujar Sephia melangkah menuju dapur kecil itu.

"Sorry," jawaban yang terlontar dari Danar. "Sorry kalo kamu gak nyaman," ujarnya.

Sephia membalikkan tubuhnya, dia tatap lelaki itu. Apa yang ia pikirkan memang benar tidak ada keseriusan pada Danar, buktinya saja Danar hanya menjawab dengan sekedar kata maaf tak memberikan kepastian pada hubungan mereka. Sephia perempuan yang punya pendirian, bukan perempuan menyek-menyek tanpa kepastian.

"Sebaiknya kamu pulang Danar, sudah lewat jam 10," kata Sephia.

"Phia ... mungkin saat ini aku belum bisa memberikan kepastian hubungan kita, tapi jujur perasaan aku sama kamu bukan perasaan yang datang begitu saja."

"Bukan berarti juga kamu datang seenaknya lalu memberi ciuman, buat aku melambung kemudian setelahnya pergi gitu aja."

"Bukan gitu Phi ... aku nyaman sama kamu, aku suka semua tentang kamu, aku terpesona dengan apa yang ada di diri kamu luar dan dalam, tapi untuk saat ini aku belum bisa bilang---"

"Sudah malam, sebaiknya kamu pulang," ujar Sephia merasakan sakit di hatinya. Bagaimana bisa setelah apa yang Danar lakukan padanya, mencuri ciuman bahkan hatinya lelaki itu berkata seperti sembilu menghujam jantungnya.

"Phi ... please aku bukan orang baik, masih ada yang harus aku selesaikan terlebih dahulu, aku pengen kamu bisa ngerti ini."

"Gimana aku mau ngerti sedangkan aku gak tau tentang kamu," ujarnya tegas.

"Saatnya nanti aku pasti cerita, tapi belum untuk saat ini, jadi tolong selama ini berjalan aku pengen kita pelan-pelan---"

"Gak ... sorry aku gak bisa." Sephia berjalan melewati Danar yang berdiri di depan tempat tidur.

"Phia." Danar meraih tangan itu dan membawa Sephia kembali ke dalam pelukannya. "Kasih aku waktu."

Sephia hanya terdiam ketika tubuhnya sudah berada di dalam pelukan lelaki itu. Hubungan tanpa status ini di luar dari bayangannya. Di lain sisi ia menikmatinya namun di sisi lain dia merasa dia lah yang akan dirugikan.

"Temui aku setelah kamu tau arti aku buat kamu," ujarnya melepaskan pelukan Danar dan membukakan pintu untuk lelaki itu.

***sakit sih tapi tak berdarah 💔

gak usah di vote cukup kalian like dan komen aja... itu udah keren banget 😂

enjoy reading 😘***

Terpopuler

Comments

veranita1

veranita1

abis senyum² sendiri, trus sekarang dbikin sedih😢

2023-11-06

0

sherly

sherly

ah syukurlah si Phia msh punya kewarasan ... jgn sampai terlena

2023-08-30

1

Erni Fitriana

Erni Fitriana

aku setuju sama kamu phi👍🏾👍🏾👍🏾👍🏾

2023-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 Pandangan pertama
2 Pertemuan kedua
3 Lembur
4 Kebetulan
5 Chemistry
6 Tepi danau
7 Laporan keuangan
8 Rumit
9 Gue anterin
10 Berapa nomernya?
11 Anjing dan Kucing
12 Bakso
13 Berdebar
14 Gara-gara Meeting
15 Silaturahmi bibir
16 Permintaan maaf
17 Siapa?
18 Pantry
19 Apa arti aku?
20 Sebuah cerita
21 Valentine day 2020
22 Kekasih Gelap
23 Bagaikan dalam mimpi
24 Jangan terlalu jauh
25 Rindu
26 Malam bersama kamu
27 Hari bersamamu
28 Bahagia itu, sama kamu
29 Gosip
30 Siapa dia?
31 Sakit tapi tak berdarah
32 Jangan pernah pergi
33 Babak baru
34 She has gone
35 Mencari
36 Makan malam
37 Fakta
38 Pindah
39 Menghapus jejak
40 Lembaran baru
41 Menjadi Sahabat
42 Sakit
43 Menuntut penjelasan
44 Secercah harapan
45 I still love you
46 Aku kangen kamu
47 Double date (1)
48 Double date (2)
49 Aku cemburu
50 Sebuah rasa
51 Maaf, Aku gak bisa
52 Bapak Asep Sudrajat
53 Meminta izin
54 Keluarga Hermawan Wicaksana
55 She is mine
56 Perbincangan dua wanita
57 Engagement
58 Kalla dan Nami
59 Pamit
60 Sandal jepit cinta
61 Welcome back, Phia
62 Candle light dinner
63 Yes, i do
64 Marah
65 Persalinan Wulan
66 Penentuan hari
67 Kalla Nami Wedding
68 Di pingit
69 Persiapan
70 Pengantin baru
71 Kulo nuwun
72 Bulan madu
73 Enak?
74 Penolakan
75 Tujuan aku, itu kamu
76 Libur
77 Hadiah terindah
78 Cinta itu kamu
79 Merelakan
80 Kita buat lagi
81 Selamat ulang tahun, istri
82 Jaga baik-baik
83 Trauma
84 Ngidam
85 Perlengkapan bayi
86 Launching
87 Hey, anak ganteng
88 Masih lama ya?
89 You're my home
90 I love you to the moon and back
91 Thank you
92 Karya Baru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Pandangan pertama
2
Pertemuan kedua
3
Lembur
4
Kebetulan
5
Chemistry
6
Tepi danau
7
Laporan keuangan
8
Rumit
9
Gue anterin
10
Berapa nomernya?
11
Anjing dan Kucing
12
Bakso
13
Berdebar
14
Gara-gara Meeting
15
Silaturahmi bibir
16
Permintaan maaf
17
Siapa?
18
Pantry
19
Apa arti aku?
20
Sebuah cerita
21
Valentine day 2020
22
Kekasih Gelap
23
Bagaikan dalam mimpi
24
Jangan terlalu jauh
25
Rindu
26
Malam bersama kamu
27
Hari bersamamu
28
Bahagia itu, sama kamu
29
Gosip
30
Siapa dia?
31
Sakit tapi tak berdarah
32
Jangan pernah pergi
33
Babak baru
34
She has gone
35
Mencari
36
Makan malam
37
Fakta
38
Pindah
39
Menghapus jejak
40
Lembaran baru
41
Menjadi Sahabat
42
Sakit
43
Menuntut penjelasan
44
Secercah harapan
45
I still love you
46
Aku kangen kamu
47
Double date (1)
48
Double date (2)
49
Aku cemburu
50
Sebuah rasa
51
Maaf, Aku gak bisa
52
Bapak Asep Sudrajat
53
Meminta izin
54
Keluarga Hermawan Wicaksana
55
She is mine
56
Perbincangan dua wanita
57
Engagement
58
Kalla dan Nami
59
Pamit
60
Sandal jepit cinta
61
Welcome back, Phia
62
Candle light dinner
63
Yes, i do
64
Marah
65
Persalinan Wulan
66
Penentuan hari
67
Kalla Nami Wedding
68
Di pingit
69
Persiapan
70
Pengantin baru
71
Kulo nuwun
72
Bulan madu
73
Enak?
74
Penolakan
75
Tujuan aku, itu kamu
76
Libur
77
Hadiah terindah
78
Cinta itu kamu
79
Merelakan
80
Kita buat lagi
81
Selamat ulang tahun, istri
82
Jaga baik-baik
83
Trauma
84
Ngidam
85
Perlengkapan bayi
86
Launching
87
Hey, anak ganteng
88
Masih lama ya?
89
You're my home
90
I love you to the moon and back
91
Thank you
92
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!