Kebetulan

Sabtu pagi bagi sebagian orang adalah hari dimana menikmati bangun siang, termasuk Sephia. Tapi tidak hari ini, Sephia menjadwalkan hari ini dia akan mengunjungi beberapa showroom motor.

Seperti janjinya pada Ibu, Sephia akan mencari motor bekas yang masih layak pakai. Sepatu kets berwarna abu-abu, dengan kombinasi jeans belel dan kaos oblong berwarna putih, serta tas selempang kulit hitam, gadis itu menaiki ojek online yang sudah menunggunya.

Berbekal info pada sebuah akun media jual beli motor, Sephia akhirnya berada di salah satu showroom di daerah Teuku Umar Denpasar. Setelah melakukan tawar menawar dan deal pada sebuah motor matic yang sama dengan merk motornya yang terdahulu.

"Makasih Bli ... saya ambil sekalian helm nya ya," ujar Sephia meraih helm berwarna pink model helm bogo.

"Sama-sama Mbok ... hati-hati di jalan," ujar sang penjual.

Menyusuri jalan Teuku Umar mengarah ke pantai Kuta, tujuan Sephia adalah makan di pinggiran pantai siang itu. Kebetulan ada satu langganan nasi Jinggo di sana, tempat Sephia dan tim nya menghabiskan waktu saat Jumat sore jika tak ada lembur.

Memasuki pelataran pantai Kuta yang penuh dengan pengunjung berbagai negara, Sephia melangkahkan kaki menuju sebuah gerobak kecil yang menjajakan beberapa menu makanan. Sudah ramai di sana beberapa orang beach boy yang biasa menghabiskan waktu di sana, berselancar atau hanya sekedar berbincang-bincang dengan para turis asing.

Sekali lagi tinggal di Bali sesuai dengan selogan everyday is holiday. Dan memang terasa sangat kental. Sambil menikmati deburan ombak yang saling berkejaran siang yang terik itu, nasi Jinggo yang ia pesan pun sudah habis Sephia santap.

Sesekali ia berbincang dengan beberapa turis yang duduk di sana sambil bersenda gurau. Itulah Sephia, gadis yang cepat akrab dengan siapa saja walaupun hanya melontarkan sedikit senyum saja.

Dua jam berada di sana, akhirnya Sephia memutuskan untuk kembali ke kost nya. Berjalan menuju parkiran motor, lalu memakai helm pink yang baru saja ia beli tadi. Baru saja akan melajukan motornya, ia melihat sosok yang ia kenal beberapa hari ini.

Pria itu memakai kaos Polo berwarna putih, dan celana pendek chinos berwarna krem dengan sepatu santai dan memegang clutch berwarna hitam yang menjadi kebiasaan yang harus selalu di bawa lelaki itu kemanapun dia pergi.

Pria itu sedang sibuk dengan ponselnya, berkali-kali ia melihat wajah atasannya yang sedikit kecewa. Hingga pandangan mereka saling bertemu dan mengunci. Cepat-cepat Sephia menundukkan wajahnya menghidupkan kembali mesin motornya, dan keluar dari parkiran.

"Hei ... hei ...," ujar Danar melambaikan tangannya pada Sephia.

Sephia pura-pura tak melihat, sengaja melihat ke belakang agar dia aman saat menjalankan motornya.

"Heeeiii ...." Kejar Danar menghentikan motor itu dengan cara menghalanginya saat lewat di depannya.

"Pak Danar ...."

"Anterin gue, lama gue nunggu supir kantor gak dateng-dateng ... lo mo pulang kan? sekalian anterin gue," ujarnya memohon.

gue elo ... saya kamu ... *d*iiih nih orang pikir dia siapa? temen? kayak bunglon aja ....

"Wei ... malah diem, kebetulan lo lewat jadi please anterin gue balik, terlalu lama gue di sini bisa ke panggang terik matahari kulit gue."

"Astaga ...."

"Kenapa?"

"Oh, gak Pak ... tapi saya gak bawa helm lagi," Sephia masih berusaha menolak secara halus.

"Sembari jalan nanti pasti ada yang jual helm ... ayo," ujarnya yang sudah duduk di belakang Sephia.

"Eh.".

"Kenapa lagi sih? udah tinggal jalan, buruan panas ini gak tahan gue."

Dia ini laki-laki apa perempuan sih?? batin Sephia menjalankan motornya.

...----------------...

Punggung gadis itu begitu dekat dengannya, bentuk tubuh proporsional, memiliki pinggang yang ramping, walaupun tertutup cardigan ... Danar yakin kulit gadis itu putih terawat.

"Nanti kita beli helm dulu ya Pak," ujar Sephia yang sudah memutar balik ke arah jalan Legian melalui jalan tikus agar tak tertangkap polisi. Danar hanya diam, dia hanya memperhatikan gadis itu bagaimana mengendarainya motor itu dengan membonceng tubuhnya yang lumayan berbobot.

Berhenti di sebuah toko helm, Danar turun untuk membayar helm yang ia beli.

"Turun ...."

"Kok saya turun?"

"Gue yang bawa motornya, lo mau gue peluk dari belakang?"

"Eh ... maksudnya?"

"Udah buruan ... ya ampun! panas ini," keluhnya lagi.

Sephia turun dari motornya, lalu kembali duduk di jok belakang, punggung atasannya begitu menarik matanya.

Punggungnya aja bidang, apalagi dadanya pikiran macam apa ini. Sephia menyunggingkan senyum tipis lalu menggeleng membuang pikiran nakal itu.

"Sudah?"

"Udah, Pak."

Dengan berpegang pada pegangan belakang motornya, membuat Danar terkekeh kecil melihat kelakuan Sephia dari kaca spion.

"Lo udah makan?" tanya Danar sedikit menoleh ke sisi kanan.

"Apa, Pak?" Sephia mendekatkan kepalanya sehingga benturan kecil helm antar helm pun beradu.

"Lo udah makan?" ulangnya lagi.

"Oh ... udah Pak, tadi di pinggir pantai," jawab Sephia.

"Gue mo makan, lo temenin gue dulu," ujarnya mengarahkan motor ke daerah Seminyak.

Sephia mengangguk angguk karena tak mungkin pula dia menolak karena motornya di bawah kendali pria itu. Berhenti di sebuah restoran terkemuka sekaligus terdapat club' dan bar serta hotelnya membuat Sephia terpana akan keindahan tempat itu.

Tempat yang diartikan dalam bahasa Indonesia adalah Kepala Kentang itu, adalah sebuah tempat yang mempunyai pemandangan langsung ke pantai, membuat Sephia takjub.

Jujur saja selama di Bali tiga bulan, yang Sephia tahu hanya pantai Kuta, itu pun masuk gratis, kalau untuk nongkrong bersama tim sambil mengunyah BreadTalk mereka hanya akan masuk ke sebuah mall di pinggir pantai lalu duduk-duduk di sana menikmati sunset hingga malam tiba.

Danar menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang melihat gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat. "Malah bengong ... ayo."

"Saya tunggu di sini aja Pak, Bapak kalo mau makan silahkan."

"Enak aja, lo kira gue tega liat badan lo tambah kurus kerempeng kayak kurang gizi gitu, udah gitu cengok nunggu kayak tukang ojek ... buruan."

"Pria pemaksa," gumam Sephia mendengus kesal.

"Mau makan apa?" tanya Danar kali ini lembut.

"Saya udah kenyang Pak, tadi udah makan nasi Jinggo di pinggir pantai," jawabnya sopan.

"Minum kalo gitu."

"Em ... air mineral aja."

"Kayak abis naek sepeda, minumnya air mineral." Kekeh Danar.

Aduh ... kayak pernah liat senyumnya, tapi dimana ya? ingatan Sephia berputar cepat seperti pernah melihat tapi ia sendiri lupa di mana.

"Pesen yang lain ... selain air mineral," ujar Danar.

"Saya gak biasa makan di restoran besar, Pak ... jadi emang gak tau apa yang harus saya minum."

"Ya udah gue yang pilihin."

Siang menjelang sore itu ia habiskan menemani Danar sang atasan makan menu restoran besar dengan lahapnya, sesekali Sephia menelan ludahnya. Dan Danar tau itu, setiap kali dia menyendokkan makanan ke mulutnya matanya selalu beradu pandang dengan Sephia, jelas saja gadis itu mengalihkan pandangannya.

"Gue udah selesai ... lo masih mau di sini apa gimana?"

"Loh kok nanya ke saya Pak? kan Bapak yang mau pulang," Sephia menaikkan satu alisnya.

"Maksud gue, kalo lo masih mau di sini ya gue temenin, tapi kalo emang gak ya udah Anter gue pulang," ujarnya menjentikkan jarinya meminta tagihan pada pelayan.

"Yang di take away udah?"

"Sudah Pak, ini tagihannya," pelayan memberikan satu paper bag berisi beberapa menu.

Setelah selesai membayar, Danar bangkit dari duduknya. "Udah, ayo kalo mo pulang."

***Si Danar kenapa sih??? lieeuurr ih 🤦🏻‍♀️

jempolnya tolong diarahkan pada tempatnya sayang-sayang akuuuh 😘 tq***

Terpopuler

Comments

May Keisya

May Keisya

ribet kaya cewe dia😂

2024-02-09

0

veranita1

veranita1

pengen ikutan ke Bali sama Sephia n Danar🤭

2023-11-06

0

emaknya Bel

emaknya Bel

meskipun blm pernah ke bali, kebalinya kalau pas nonton tv, aq bca ini berasa aq disono ngintilin mbk sephia

2023-10-27

1

lihat semua
Episodes
1 Pandangan pertama
2 Pertemuan kedua
3 Lembur
4 Kebetulan
5 Chemistry
6 Tepi danau
7 Laporan keuangan
8 Rumit
9 Gue anterin
10 Berapa nomernya?
11 Anjing dan Kucing
12 Bakso
13 Berdebar
14 Gara-gara Meeting
15 Silaturahmi bibir
16 Permintaan maaf
17 Siapa?
18 Pantry
19 Apa arti aku?
20 Sebuah cerita
21 Valentine day 2020
22 Kekasih Gelap
23 Bagaikan dalam mimpi
24 Jangan terlalu jauh
25 Rindu
26 Malam bersama kamu
27 Hari bersamamu
28 Bahagia itu, sama kamu
29 Gosip
30 Siapa dia?
31 Sakit tapi tak berdarah
32 Jangan pernah pergi
33 Babak baru
34 She has gone
35 Mencari
36 Makan malam
37 Fakta
38 Pindah
39 Menghapus jejak
40 Lembaran baru
41 Menjadi Sahabat
42 Sakit
43 Menuntut penjelasan
44 Secercah harapan
45 I still love you
46 Aku kangen kamu
47 Double date (1)
48 Double date (2)
49 Aku cemburu
50 Sebuah rasa
51 Maaf, Aku gak bisa
52 Bapak Asep Sudrajat
53 Meminta izin
54 Keluarga Hermawan Wicaksana
55 She is mine
56 Perbincangan dua wanita
57 Engagement
58 Kalla dan Nami
59 Pamit
60 Sandal jepit cinta
61 Welcome back, Phia
62 Candle light dinner
63 Yes, i do
64 Marah
65 Persalinan Wulan
66 Penentuan hari
67 Kalla Nami Wedding
68 Di pingit
69 Persiapan
70 Pengantin baru
71 Kulo nuwun
72 Bulan madu
73 Enak?
74 Penolakan
75 Tujuan aku, itu kamu
76 Libur
77 Hadiah terindah
78 Cinta itu kamu
79 Merelakan
80 Kita buat lagi
81 Selamat ulang tahun, istri
82 Jaga baik-baik
83 Trauma
84 Ngidam
85 Perlengkapan bayi
86 Launching
87 Hey, anak ganteng
88 Masih lama ya?
89 You're my home
90 I love you to the moon and back
91 Thank you
92 Karya Baru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Pandangan pertama
2
Pertemuan kedua
3
Lembur
4
Kebetulan
5
Chemistry
6
Tepi danau
7
Laporan keuangan
8
Rumit
9
Gue anterin
10
Berapa nomernya?
11
Anjing dan Kucing
12
Bakso
13
Berdebar
14
Gara-gara Meeting
15
Silaturahmi bibir
16
Permintaan maaf
17
Siapa?
18
Pantry
19
Apa arti aku?
20
Sebuah cerita
21
Valentine day 2020
22
Kekasih Gelap
23
Bagaikan dalam mimpi
24
Jangan terlalu jauh
25
Rindu
26
Malam bersama kamu
27
Hari bersamamu
28
Bahagia itu, sama kamu
29
Gosip
30
Siapa dia?
31
Sakit tapi tak berdarah
32
Jangan pernah pergi
33
Babak baru
34
She has gone
35
Mencari
36
Makan malam
37
Fakta
38
Pindah
39
Menghapus jejak
40
Lembaran baru
41
Menjadi Sahabat
42
Sakit
43
Menuntut penjelasan
44
Secercah harapan
45
I still love you
46
Aku kangen kamu
47
Double date (1)
48
Double date (2)
49
Aku cemburu
50
Sebuah rasa
51
Maaf, Aku gak bisa
52
Bapak Asep Sudrajat
53
Meminta izin
54
Keluarga Hermawan Wicaksana
55
She is mine
56
Perbincangan dua wanita
57
Engagement
58
Kalla dan Nami
59
Pamit
60
Sandal jepit cinta
61
Welcome back, Phia
62
Candle light dinner
63
Yes, i do
64
Marah
65
Persalinan Wulan
66
Penentuan hari
67
Kalla Nami Wedding
68
Di pingit
69
Persiapan
70
Pengantin baru
71
Kulo nuwun
72
Bulan madu
73
Enak?
74
Penolakan
75
Tujuan aku, itu kamu
76
Libur
77
Hadiah terindah
78
Cinta itu kamu
79
Merelakan
80
Kita buat lagi
81
Selamat ulang tahun, istri
82
Jaga baik-baik
83
Trauma
84
Ngidam
85
Perlengkapan bayi
86
Launching
87
Hey, anak ganteng
88
Masih lama ya?
89
You're my home
90
I love you to the moon and back
91
Thank you
92
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!