Pertemuan kedua

Seorang pria dengan setelah kemeja slim fit berwarna biru laut dan celana chinos berwarna biru tua berjalan dengan gagah memasuki lobby kantor yang akan ia tempati untuk beberapa tahun ke depan.

Kacamata hitam itu belum juga terlepas dari batang hidungnya. Dengan membawa clutch berwarna hitam di tangannya, pria bertubuh tinggi 180cm itu berjalan tegap menyunggingkan sedikit senyum pada beberapa staf yang tanpa sengaja melintas.

"Mari Pak, ini ruangan Pak Gede," ujar Manager HRD yang memang sudah menyambutnya sedari tadi.

"Pak Gede ... apa kabar?" ujarnya ramah.

"Wah Mas Danar ... semakin tampan saja," puji lelaki yang sudah berumur mungkin sama dengan pemilik perusahaan ini.

"Haha ... Bapak bisa saja," ujar lelaki bernama Danar itu membuka kacamata hitamnya.

"Gimana kabar Pak Hermawan? sudah baikan?" tanyanya pada anak pemilik perusahaan itu.

Danar mendudukkan tubuhnya di sofa, menyilangkan kakinya.

"Papa, sudah membaik ... sudah banyak perubahan juga, sudah bisa jalan kembali," ujar Danar yang menceritakan kesehatan sang ayah yang terkena stroke beberapa bulan lalu.

"Syukurlah ... saya rasa keputusan Bapak Hermawan mengirim Mas Danar kemari itu sudah tepat, belajar dari anak perusahaan kedua tempat kami memulai segalanya," ujar Pak Gede.

"Saya harus banyak belajar dari Bapak, mohon bimbingannya," ujar Danar merendah, mereka pun tertawa.

"Kamu sudah siapkan masing-masing divisi agar ke ruang rapat untuk diperkenalkan pada pemimpin kita yang baru?" ujar Pak Gede pada Manager HRD.

"Sudah Pak, para staf mungkin sudah berkumpul di sana."

"Mari Mas Danar ... kita temui para staf yang sudah banyak berjasa pada perusahaan ini."

Melangkah menuju ruang rapat yang sudah di penuhi oleh beberapa perwakilan divisi. Semua orang terdiam sesaat Danar putra sang pemilik perusahaan masuk ke dalam. Ada beberapa yang berbisik ada beberapa juga yang tersenyum senyum melihat ketampanan lelaki itu.

Pak Gede mengambil alih acara perkenalan itu, seraya menjelaskan untuk keterlibatan ia dengan perusahaan yang tinggal menghitung bulan, dan akan digantikan dengan Danar Hermawan Wicaksana.

"Jadi setelah saya tidak lagi memimpin perusahaan ini maka akan digantikan dengan salah satu anak dari pemimpin perusahaan kita yaitu Bapak Danar Hermawan Wicaksana, waktu dan tempat kami persilahkan Bapak untuk memberikan sepatah kata penyambutan ini," ujar Pak Gede.

Tatapan mata Danar menyapu seisi ruangan saat menyampaikan satu dua patah kata sambutan. Matanya berhenti pada gadis yang berdiri di pojok yang sedang memandang pada dirinya. Hingga saat mata mereka saling mengunci, Danar mencoba menyadarkan kembali dirinya. Gadis itu ....

Sephia yang merasa dirinya beradu pandang dengan calon atasannya, seketika sadar dan menundukkan wajahnya seolah mencari sesuatu.

Perkenalan antara calon pemimpin perusahaan baru dengan para karyawan pun berjalan dengan baik. Satu per satu dari mereka melangkahkan kaki keluar dari ruangan itu, tak terkecuali Sephia.

Ini pertemuan kedua mereka, namun hanya Danar yang tahu sepertinya. Sephia belum menyadari itu. Mata Danar masih mengawasi langkah gadis itu menuju kemana. Sampai terbesit di pikirannya untuk bertanya namun ia urungkan mengingat ini perusahaan dimana ia harus mempertanggungjawabkan tindak tanduknya.

...****************...

Sore menjelang malam, Sephia dan tim nya masih berkutik dengan angka. Maklum saja di akhir tahun, semua perusahaan akan mengalami hal yang sama yaitu Tutup Buku Tahunan.

"Lembur malam ini di sponsori oleh siapa?" ujar Ni Luh yang sudah memegang perutnya.

"Haha ... giliran Sephia nih," sahut Ardi.

"Oke ... oke ... mau apa? delivery order ya," ujar Sephia.

Lembur bagi mereka adalah hal biasa, setiap akhir bulan pasti seperti ini dan ini akhir tahun maka akan memakan waktu panjang hingga awal tahun nanti.

"Sebentar Bli, saya turun sekarang," ujar Sephia saat menjawab panggilan telepon dari pengantar makanan.

"Sudah datang ya? asiiiik makan besar kita," sambut Ardi kegirangan saat tahu nasi Padang yang ia pesan sudah tiba.

"Aku ke bawah dulu ya," ujar Sephia meraih dompet di atas meja kerja lalu berjalan keluar ruangan.

Setelah mendapatkan pesanannya, Sephia kembali menuju lantai tiga menggunakan lift. Selagi menunggu, ponselnya pun berbunyi tertera nama sang ibu.

"Sephia ... apa kabar Nak?" tanya suara di seberang sana.

"Ya Bu ... baik, ibu apa kabar?" Sephia bertanya balik.

"Ibu baik ... Phi, ibu kirim uang hasil penjualan motor kamu di sini," ujar Ibu.

"Kok di jual? nanti bapak naik apa? terus Fadil kuliah gimana?"

"Gak usah pikirin bapak dan adikmu, bapak kerja bisa diantar oleh Fadil atau sebaliknya, kan motor bapak masih ada," ujar sang ibu.

"Tapi itu motor bapak tahun berapa Bu ... astaga kasian bapak, harusnya gak usah Ibu jual nanti Phia bisa beli di sini dengan mencicil," kata Sephia.

"Mencicil akan menimbun hutang Nak, maka pengeluaran kamu akan bertambah banyak," kata Ibu.

Iya, Sephia berasal dari keluarga sederhana ... bapaknya hanya seorang guru PNS, sedangkan ibu hanya seorang ibu rumah tangga yang bertugas membimbing anak-anaknya dan membuat keluarga kecil mereka hidup bahagia meski sederhana. Sedangkan Fadil sang adik seorang mahasiswa semester tiga di suatu perguruan tinggi negeri.

"Ya sudah kalo begitu, besok Phia cari motor second biar langsung tunai bayarnya sesuai yang penjualan motor Phia."

"Sebaiknya begitu daripada kamu setiap hari naek ojek online kan lumayan uangnya bisa buat tambahan kamu di sana ... Phia, hati-hati di sana ya Nak, jaga diri," pesan sang ibu sebelum mengakhiri hubungan telepon.

Sedari tadi menunggu lift entah kenapa rasanya lama sekali padahal gedung ini hanya lima lantai bukan lima puluh lantai.

Sephia membalikkan tubuhnya, betapa terkejutnya dia saat mengetahui jika lift yang ia tunggu tadi malahan menunggunya. Dan mendapati seorang pria dengan yang ia ketahui adalah atasannya yang baru saja memimpin perusahaan ini siang tadi.

" Ayo ... masuk, malah bengong ... pegel saya nungguin kamu dari tadi," ujar Danar masih menekan tombol open.

"Eh ... oh ... iya, maaf Pak ... saya kira---," ujar Sephia bingung harus berkata apa.

"Buruan ...."

Sephia melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift dengan membawa beberapa kantung nasi Padang yang tadi ia pesan.

"Lembur?" tanya Danar.

"I-iya Pak ... lembur akhir tahun," ujarnya masih menunduk.

"Itu apa?"

"Makan malam tim Pak ...."

"Divisi apa kamu?"

"Ah ... saya keuangan Pak," ujar Sephia masih dengan rasa canggung. "Maaf Pak ...." Sephia menjulurkan tangannya menekan tombol tiga.

"Lantai tiga?"

"Iya Pak."

"Ya sudah kalo gitu saya mau lihat sekalian tim kamu kalo lagi lembur gimana," ujar Danar santai.

"Kok lembur gimana Pak ... lembur ya kerja Pak, gak gimana-gimana," kata-kata itu terlontar tak terkendali.

"Ya saya tahu lembur itu kerja ... masa yang lain," Danar menjawab santai.

***monmaaap yang lain yang gimana ya Pak Danar??? serius nanya akuuuh 😂

enjoy reading 😘

jangan lupa like, komen dan sebar bunga buat Danar dan Sephia 😘😘***

Terpopuler

Comments

veranita1

veranita1

cinta pada pandangan pertama kek nya

2023-10-28

2

emaknya Bel

emaknya Bel

halah, alasan bang Danar ini mah yak wkwkwk

2023-10-27

0

Devi Raintung

Devi Raintung

Cerita ke 2 dari karyamu yg q baca
bagus banget thor,susunan kata2nya👍👍👍

2023-04-06

2

lihat semua
Episodes
1 Pandangan pertama
2 Pertemuan kedua
3 Lembur
4 Kebetulan
5 Chemistry
6 Tepi danau
7 Laporan keuangan
8 Rumit
9 Gue anterin
10 Berapa nomernya?
11 Anjing dan Kucing
12 Bakso
13 Berdebar
14 Gara-gara Meeting
15 Silaturahmi bibir
16 Permintaan maaf
17 Siapa?
18 Pantry
19 Apa arti aku?
20 Sebuah cerita
21 Valentine day 2020
22 Kekasih Gelap
23 Bagaikan dalam mimpi
24 Jangan terlalu jauh
25 Rindu
26 Malam bersama kamu
27 Hari bersamamu
28 Bahagia itu, sama kamu
29 Gosip
30 Siapa dia?
31 Sakit tapi tak berdarah
32 Jangan pernah pergi
33 Babak baru
34 She has gone
35 Mencari
36 Makan malam
37 Fakta
38 Pindah
39 Menghapus jejak
40 Lembaran baru
41 Menjadi Sahabat
42 Sakit
43 Menuntut penjelasan
44 Secercah harapan
45 I still love you
46 Aku kangen kamu
47 Double date (1)
48 Double date (2)
49 Aku cemburu
50 Sebuah rasa
51 Maaf, Aku gak bisa
52 Bapak Asep Sudrajat
53 Meminta izin
54 Keluarga Hermawan Wicaksana
55 She is mine
56 Perbincangan dua wanita
57 Engagement
58 Kalla dan Nami
59 Pamit
60 Sandal jepit cinta
61 Welcome back, Phia
62 Candle light dinner
63 Yes, i do
64 Marah
65 Persalinan Wulan
66 Penentuan hari
67 Kalla Nami Wedding
68 Di pingit
69 Persiapan
70 Pengantin baru
71 Kulo nuwun
72 Bulan madu
73 Enak?
74 Penolakan
75 Tujuan aku, itu kamu
76 Libur
77 Hadiah terindah
78 Cinta itu kamu
79 Merelakan
80 Kita buat lagi
81 Selamat ulang tahun, istri
82 Jaga baik-baik
83 Trauma
84 Ngidam
85 Perlengkapan bayi
86 Launching
87 Hey, anak ganteng
88 Masih lama ya?
89 You're my home
90 I love you to the moon and back
91 Thank you
92 Karya Baru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Pandangan pertama
2
Pertemuan kedua
3
Lembur
4
Kebetulan
5
Chemistry
6
Tepi danau
7
Laporan keuangan
8
Rumit
9
Gue anterin
10
Berapa nomernya?
11
Anjing dan Kucing
12
Bakso
13
Berdebar
14
Gara-gara Meeting
15
Silaturahmi bibir
16
Permintaan maaf
17
Siapa?
18
Pantry
19
Apa arti aku?
20
Sebuah cerita
21
Valentine day 2020
22
Kekasih Gelap
23
Bagaikan dalam mimpi
24
Jangan terlalu jauh
25
Rindu
26
Malam bersama kamu
27
Hari bersamamu
28
Bahagia itu, sama kamu
29
Gosip
30
Siapa dia?
31
Sakit tapi tak berdarah
32
Jangan pernah pergi
33
Babak baru
34
She has gone
35
Mencari
36
Makan malam
37
Fakta
38
Pindah
39
Menghapus jejak
40
Lembaran baru
41
Menjadi Sahabat
42
Sakit
43
Menuntut penjelasan
44
Secercah harapan
45
I still love you
46
Aku kangen kamu
47
Double date (1)
48
Double date (2)
49
Aku cemburu
50
Sebuah rasa
51
Maaf, Aku gak bisa
52
Bapak Asep Sudrajat
53
Meminta izin
54
Keluarga Hermawan Wicaksana
55
She is mine
56
Perbincangan dua wanita
57
Engagement
58
Kalla dan Nami
59
Pamit
60
Sandal jepit cinta
61
Welcome back, Phia
62
Candle light dinner
63
Yes, i do
64
Marah
65
Persalinan Wulan
66
Penentuan hari
67
Kalla Nami Wedding
68
Di pingit
69
Persiapan
70
Pengantin baru
71
Kulo nuwun
72
Bulan madu
73
Enak?
74
Penolakan
75
Tujuan aku, itu kamu
76
Libur
77
Hadiah terindah
78
Cinta itu kamu
79
Merelakan
80
Kita buat lagi
81
Selamat ulang tahun, istri
82
Jaga baik-baik
83
Trauma
84
Ngidam
85
Perlengkapan bayi
86
Launching
87
Hey, anak ganteng
88
Masih lama ya?
89
You're my home
90
I love you to the moon and back
91
Thank you
92
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!