Chemistry

Sekitar setengah jam, motor itu berhenti di sebuah cluster minimalis. Rumah dengan konsep design modern tanpa pembatas pagar itu terlihat begitu nyaman.

"Makasih ya ... dan ini, buat makan malem lo," ujarnya menyerahkan paper bag makanan tadi.

"Gak usah Pak, makasih," tolak Sephia.

"Bawa aja, itung-itung ucapan terimakasih gue udah dianter pulang dengan selamat." Danar menggantungkan bungkusan itu.

"Kalo begitu saya permisi Pak, terimakasih untuk makanannya," Sephia menghidupkan mesin motornya.

Danar hanya mengangguk, tersenyum tipis seperti biasanya. Memperhatikan punggung gadis yang sudah berlalu dari hadapannya. Ada rasa senang, pertemuan yang sangat kebetulan itu membuatnya sedikit senang apalagi acara kelaparan yang tiba-tiba mendadak tadi membuatnya bisa berlama-lama memperhatikan wajah Sephia.

Sephia menghenyakkan tubuhnya di atas tempat tidur, hal konyol macam apa yang terjadi padanya hari ini. Bisa-bisanya ia mengantarkan pulang atasannya, dengan acara tambahan menemani makan siang yang terlambat dan bonus 2 menu makanan dari restoran terkenal.

Mau disyukuri atau malah akan menjadi kecanggungan bagi keduanya bila bertemu esok hari di kantor.

Sephia menghela napas panjang, pikirannya berkelana kemana-mana, masih tercium wangi parfum atasannya, bahkan helm yang dibeli tadi pun malah ia bawa pulang, harusnya ia tinggal saja tadi.

"Bodo ah ... besok-besok kalo ketemu pura-pura gak kenal aja, daripada kenapa-kenapa," gerutunya.

Sephia beranjak dari rebahannya, meraih paper bag berisi makanan tadi. Terlihat di sana menu yang sama dengan apa yang Danar makan tadi. Dan satu tempat berisi salad buah serta satu makanan penutup lainnya.

Sephia menyunggingkan senyumnya, "lumayan buat makan malam hari ini, bye bye pecel lele," kekehnya.

...----------------...

"Udah siap semua Phia?" tanya Ardi saat mereka sedang membereskan barang-barang yang akan dinaikkan ke bus untuk acara akhir tahun.

"Udah Mas ... aku sih cuma ini aja, Mbok Luh itu doang," ujar Sephia menunjuk satu koper kecil milik Ni Luh.

"Kita di bus mana?" tanya Ni Luh.

"Anak gudang sama marketing di bus 2, kita bareng HRD dan direksi Luh," jawab Ardi.

"Eh serius? bareng Pak Danar?" tanya Ni Luh memastikan dengan mengibaskan rambutnya.

"Maksudnya apa begini?" Ardi memperagakan kibasan tangan pada rambutnya.

"Haha ... kenken Bli Ardi, biar tiang tebar pesona na'e," Ni Luh terkekeh dengan logat Bali nya.

"Kamu mah sekali ada celah ... pepet terus," sungut Ardi.

"Yang jadi pertanyaannya adalah apa Pak Danar ngasih respon balik?" sambar Bu Ratna dengan mengetuk kepala Ni Luh dengan sebuah majalah.

"Ih, Bu Ratna ... sakit," Ni Luh mengaduh memegangi kepalanya.

"Ayo pada naik ... gak dapet kursi mau duduk samping kernet!" Ibu Ratna kembali memberikan titah.

Acara akhir tahun ini diadakan untuk merayakan perayaan berdirinya perusahaan yang sudah berumur 35 tahun sekaligus perayaan pencapaian penjualan yang signifikan di berbagai negara dan acara perpisahan pada berakhirnya jabatan Pak Gede selaku pimpinan cabang.

Isi bus sudah penuh dengan para karyawan, kursi yang tersisa pun hanya ada di depan dan di belakang dekat pintu. Ardi dan Ni Luh memilih duduk berdua di seat yang cukup hanya berdua sedangkan Ibu Ratna sudah duduk bersama salah satu manager HRD.

"Phia ... mau gak mau kamu duduk di situ," ujar Ardi terkekeh. Sephia cemberut, sebal dengan Ardi yang tak mau mengalah.

Saat tubuhnya berbalik, pria itu sudah berada di belakangnya.

"Mau duduk di situ?" tanya suara itu.

"Eh ... iya Pak," Sephia tersenyum lalu memiringkan tubuhnya agar melewati tubuh pria itu. "Maaf, Pak ... Bapak duduk yang di dekat jendela atau di sini?"

Danar mengernyitkan dahinya. "Maksud saya, kalo di dekat jendela nanti Bapak kepanasan kena sinar matahari."

Anjrit ... ngejek ini cewek, di kira gue cowok melambai apa, kena sinar matahari langsung rese' gerutu Danar dalam hati.

"Saya yang di sini aja," jawabnya datar.

Sephia tersenyum, lalu mendudukkan dirinya di sebelah jendela. Bus pun mulai berjalan, sementara di kursi belakang sana Ni Luh melakukan aksi keji pada Ardi yang menahannya untuk menggantikan posisi Sephia di depan sana.

"Harusnya aku yang duduk di sana Bli ... lepaskan aku," ujarnya memukul-mukul lengan Ardi yang tertawa terbahak-bahak.

"Kalo gak jodoh jangan di paksa Luh," ujar Ardi dan Ni Luh mendengus kesal.

Sephia memasang headset, mendengarkan beberapa lagu favoritnya. Cukup kikuk rasanya duduk bersebelahan dengan orang nomer satu di perusahaan tempat ia bekerja. Dan mana tahu banyak pasang mata yang memang memperhatikan mereka, jadi sebisa mungkin dia harus menjaga jarak antara atasan dan bawahan.

"Kalo duduk bersebelahan dengan orang itu gak sopan tanpa mengajak bicara," ujar Danar melepaskan headset dari telinga Sephia.

"Eh ... maaf Pak, saya kira Bapak gak mau di ganggu," ujarnya menoleh pada lawan bicaranya yang masih menggunakan kacamata hitam itu.

"Kenalin ... Danar," ujarnya mengulurkan tangan. "Siapa nama kamu?" tanya Danar.

tuh kan kemarin elo gue ... ini berubah lagi saya kamu ... gak konsisten banget ... jangan-jangan pasangan hidup juga gak konsisten. Sephia mengulum senyumnya.

"Saya Sephia ... Pak." Sephia menerima uluran tangan pria berkacamata hitam itu, Sephia sedikit bingung kenapa harus berkenalan bukankah jelas dia sudah tahu siapa Danar.

"Kayak judul lagu," ujarnya santai.

Sephia hanya tersenyum, dan bapak orang ke sejuta yang bilang itu pikirnya.

"Kamu asli Bali?"

"Oh ... gak, saya Bogor Pak,"

"Kok bisa di Bali?"

"Di mutasi dari pusat Pak, perbantuan di kantor cabang," jawabnya.

Danar mengangguk berarti dia dari Jakarta, gue balik ke Jakarta dia di mutasi ke Bali ... oke i see. Lelaki itu pun tersenyum tipis.

"Kamu dengerin lagu apa?" tanya Danar meraih headset dan meletakkannya di satu telinga. Dentingan piano dan alunan suara Vanessa Carlton membuat lelaki itu mengulum senyumnya. "Suka lagu lawas?"

"Gak lawas banget ini Pak," Sephia memasang satu headset di telinga kanannya.

Making my way downtown

Walking fast, faces pass and I'm homebound

Staring blankly ahead

Just making my way

Making a way through the crowd

And I need you

And I miss you

And now I wonder

If I could fall into the sky

Do you think time would pass me by?

'Cause you know I'd walk a thousand miles

If I could just see you tonight

• • • • • •

Vanessa Carlton ~ a thousand miles ~

Seketika suara dua pasangan manusia yang berstatus atasan dan bawahan itu pun mengalunkan lagu yang sama-sama mereka dengar lalu melempar senyum dan tatapan.

Perbincangan yang semakin lama semakin menarik membuat perjalanan yang hampir memakan waktu dua jam itu pun tak terasa. Bahkan pemandangan indah selama perjalanan yang harusnya bisa mereka nikmati luput dari pandangan mereka berdua.

Bagai sebuah chemistry saat kita menemukan lawan bicara yang mempunyai satu visi dan misi yang sama, maka yang lain pun tak mungkin mendapatkan kesempatan untuk singgah walau hanya sebentar.

Chida ❤️

hari Senin... ada tiket vote? boleh di kasih buat Sephia... oh atw bunga" sama secangkir kopi buat Mas Danar aja 😂😘

Terpopuler

Comments

Nacita

Nacita

aku suka lagu ini, jman aku masih Sma kls 2 klo ga salah 🤣

2024-02-09

0

May Keisya

May Keisya

emg iya...kmrn ngeluhnya gituuu Mulu kan 🤣

2024-02-09

0

May Keisya

May Keisya

iyaa klo ketemu pura2 ga liat trs lgsg ngibrit pergi 😂

2024-02-09

0

lihat semua
Episodes
1 Pandangan pertama
2 Pertemuan kedua
3 Lembur
4 Kebetulan
5 Chemistry
6 Tepi danau
7 Laporan keuangan
8 Rumit
9 Gue anterin
10 Berapa nomernya?
11 Anjing dan Kucing
12 Bakso
13 Berdebar
14 Gara-gara Meeting
15 Silaturahmi bibir
16 Permintaan maaf
17 Siapa?
18 Pantry
19 Apa arti aku?
20 Sebuah cerita
21 Valentine day 2020
22 Kekasih Gelap
23 Bagaikan dalam mimpi
24 Jangan terlalu jauh
25 Rindu
26 Malam bersama kamu
27 Hari bersamamu
28 Bahagia itu, sama kamu
29 Gosip
30 Siapa dia?
31 Sakit tapi tak berdarah
32 Jangan pernah pergi
33 Babak baru
34 She has gone
35 Mencari
36 Makan malam
37 Fakta
38 Pindah
39 Menghapus jejak
40 Lembaran baru
41 Menjadi Sahabat
42 Sakit
43 Menuntut penjelasan
44 Secercah harapan
45 I still love you
46 Aku kangen kamu
47 Double date (1)
48 Double date (2)
49 Aku cemburu
50 Sebuah rasa
51 Maaf, Aku gak bisa
52 Bapak Asep Sudrajat
53 Meminta izin
54 Keluarga Hermawan Wicaksana
55 She is mine
56 Perbincangan dua wanita
57 Engagement
58 Kalla dan Nami
59 Pamit
60 Sandal jepit cinta
61 Welcome back, Phia
62 Candle light dinner
63 Yes, i do
64 Marah
65 Persalinan Wulan
66 Penentuan hari
67 Kalla Nami Wedding
68 Di pingit
69 Persiapan
70 Pengantin baru
71 Kulo nuwun
72 Bulan madu
73 Enak?
74 Penolakan
75 Tujuan aku, itu kamu
76 Libur
77 Hadiah terindah
78 Cinta itu kamu
79 Merelakan
80 Kita buat lagi
81 Selamat ulang tahun, istri
82 Jaga baik-baik
83 Trauma
84 Ngidam
85 Perlengkapan bayi
86 Launching
87 Hey, anak ganteng
88 Masih lama ya?
89 You're my home
90 I love you to the moon and back
91 Thank you
92 Karya Baru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Pandangan pertama
2
Pertemuan kedua
3
Lembur
4
Kebetulan
5
Chemistry
6
Tepi danau
7
Laporan keuangan
8
Rumit
9
Gue anterin
10
Berapa nomernya?
11
Anjing dan Kucing
12
Bakso
13
Berdebar
14
Gara-gara Meeting
15
Silaturahmi bibir
16
Permintaan maaf
17
Siapa?
18
Pantry
19
Apa arti aku?
20
Sebuah cerita
21
Valentine day 2020
22
Kekasih Gelap
23
Bagaikan dalam mimpi
24
Jangan terlalu jauh
25
Rindu
26
Malam bersama kamu
27
Hari bersamamu
28
Bahagia itu, sama kamu
29
Gosip
30
Siapa dia?
31
Sakit tapi tak berdarah
32
Jangan pernah pergi
33
Babak baru
34
She has gone
35
Mencari
36
Makan malam
37
Fakta
38
Pindah
39
Menghapus jejak
40
Lembaran baru
41
Menjadi Sahabat
42
Sakit
43
Menuntut penjelasan
44
Secercah harapan
45
I still love you
46
Aku kangen kamu
47
Double date (1)
48
Double date (2)
49
Aku cemburu
50
Sebuah rasa
51
Maaf, Aku gak bisa
52
Bapak Asep Sudrajat
53
Meminta izin
54
Keluarga Hermawan Wicaksana
55
She is mine
56
Perbincangan dua wanita
57
Engagement
58
Kalla dan Nami
59
Pamit
60
Sandal jepit cinta
61
Welcome back, Phia
62
Candle light dinner
63
Yes, i do
64
Marah
65
Persalinan Wulan
66
Penentuan hari
67
Kalla Nami Wedding
68
Di pingit
69
Persiapan
70
Pengantin baru
71
Kulo nuwun
72
Bulan madu
73
Enak?
74
Penolakan
75
Tujuan aku, itu kamu
76
Libur
77
Hadiah terindah
78
Cinta itu kamu
79
Merelakan
80
Kita buat lagi
81
Selamat ulang tahun, istri
82
Jaga baik-baik
83
Trauma
84
Ngidam
85
Perlengkapan bayi
86
Launching
87
Hey, anak ganteng
88
Masih lama ya?
89
You're my home
90
I love you to the moon and back
91
Thank you
92
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!