"Halo... " Ujar Laras ketika mengangkat telefon dari nomor asing tersebut.
"Dimana kamu? " Tanya seorang laki-laki dari sebrang telefon.
Terdengar suara datar dan dingin yang 2 hari ini cukup familiar di telinga Laras. Sudah bisa di tebak kalau itu adalah suara Dani.
"Mas Dani? " Ujar Laras memastikan.
"Saya tanya dimana kamu sekarang. " Ujar Dani dengan suara datar.
"Masih di Timezone, saya.... " Belum selesai Laras bebicara, kalimat langsung terpotong oleh Dani.
"Jangan kemana-mana, saya segera kesana. "
Dan setelah itu, klik... Sambungan di matikan secara sepihak.
Di tempat duduknya Laras hanya bisa menghela nafas pelan. Apa Dani marah kepadanya? Memang ini semua salahnya karena pergi tidak meminta izin terlebih dahulu. Tapi mau bagaimana lagi, tadi saja Laras sudah berusaha untuk mencari Dani dan Laras agar bisa berpamitan untuk pergi ke mushola.
Biarlah kalau memang Dani akan memarahinya, toh dia memang bersalah.
5 menit menunggu terdengar suara anak kecil yang memanggilnya.
"Mbak Laras.... " Ya, itu adalah suara dari Lala.
Lala terlihat berlari kecil dengan semangat menuju kearahnya bersama Dani yang menggenggam tangan mungilnya. Jika wajah Lala terlihat begitu ceria, maka lain halnya dengan Dani. Wajah laki-laki itu terlihat kaku dan mengeras seperti menahan amarah.
"Mbak Laras darimana aja? Tadi kata Uncle Dani Mbak Laras nyasar ya? Nyasar kemana? "Tanya Lala kepada Laras.
Laras menatap takut-takut ke arah Dani yang sedang menatapnya tajam.
" Enggak kok La, Mbak Laras enggak nyasar. Tadi Mbak Laras habis dari mushola buat sholat maghrib. "Jawab Laras menjelaskan.
" Kenapa tidak bilang sama saya? " Tanya Dani datar.
"Ehmmm, saya tadinya mau bilang ke Mas Dani, tapi saya enggak bisa menemukan Mas Dani sama Lala. Jadi saya pikir tidak apa-apa kalau saya pergi ke mushola untuk sholat maghrib karena waktunya udah mepet. Saya kira juga tidak akan lama dan bakal balik lagi disaat Mas Dani dan Lala belum selesai bermain. Tapi karena mushola antri jadi agak lama. " Laras menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada Dani.
Dani hanya diam saja tidak menanggapi penjelasan Laras. Bukan karena tidak ada yang ingin dia katakan, tapi karena disini masih ada Lala. Jadi Dani memilih untuk diam.
"Uncle, Lala pengen burger. " Ujar Lala kepada seraya menarik tangan Dani.
Bocah cantik itu tidak menyadari akan adanya ketegangan diantara 2 orang dewasa di samping kiri dan kanannya.
"Oke, kita beli burger ya. " Jawab Dani dengan suara lembut yang berbanding terbalik dengan tatapan tajam yang tidak lepas dari Laras.
Laras yang melihat itu seketika menundukkan kepalanya lagi untuk menghindari mata Dani. Ya mau bagaimana lagi, Laras sadar kalau di sini dia lah yang salah.
"Kamu mau? " Tanya Dani kepada Laras setelah mereka sampai di tempat burger seperti yang Lala minta.
"Enggak Mas, saya masih kenyang. " Jawab Laras menolak dengan halus seraya menggelengkan kepalanya.
Dani hanya mengendikkan bahunya.
Setelah pesanan datang, Lala langsung memakan burger nya, sedangkan Dani meminum es kopinya dan Laras meminum air mineralnya. Barulah setelah Lala menghabiskan burger nya, mereka pergi meninggalkan Mall untuk pulang ke rumah.
Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan, terlebih karena Lala yang langsung tertidur begitu masuk ke dalam mobil, mungkin karena dia kelelahan.
"Mas Dani... Sekali lagi saya minta maaf karena pergi tanpa meminta izin terlebih dahulu ke Mas Dani. " Ujar Laras membuka pembicaraan.
"Kamu tau kan kalau yang kamu lakukan itu jadi membuat saya repot karena harus membuang waktu untuk mencari kamu. " Jawab Dani dengan nada suara dingin.
"Iya Mas saya tau, untuk itu saya ingin meminta maaf. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi. " Ujar Laras dengan suara lirih.
"Simpan nomor saya, jadi kalau ada kejadian seperti ini lagi kamu bisa menghubungi saya. " Jawab Dani. Sebenarnya bisa saja Dani lebih marah dari ini, tapi melihat wajah memelas Laras saja membuat Dani tidak bisa melanjutkan marahnya.
"Iya Mas. "
"Sebagai permintaan maaf kamu, saya ingin kamu buatkan kopi sesampainya di rumah nanti dan langsung bawa ke kamar saya. " Ujar Dani kepada Laras.
"Kopi? "
" Iya kopi, kamu tau kan yang namanya kopi. " Ujar Dani dengan ketus.
"Iya Mas, nanti langsung saya buatkan kopi. " Jawab Laras cepat.
Laras tidak mau kalau sampai membuat Dani semakin marah kepadanya.
Setelah itu tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Dani fokus menyetir sedangkan Laras fokus dengan jalanan yang ada di depannya.
Hingga sesampainya mereka di rumah, Dani turun begitu saja lalu membuka pintu belakang untuk menggendong Lala yang masih tertidur.
Laras mengikuti langkah Dani dari belakang.
"Kalian udah pulang? Lala tidur ya? " Tanya Mami Irene begitu melihat Dani dan Laras pulang.
"Hemm... Aku ke atas dulu Mi mau nidurin Lala." Jawab Dani singkat. Setelahnya laki-laki itu langsung naik ke lantai 2 dimana kamar Lala berada.
"Jadi gimana hari pertama kamu kerja Ras? Oo iya, sini duduk dulu kita ngobrol-ngobrol. " Ujar Mami Irene seraya menggandeng Laras untuk duduk di sofa bersama dengannya.
"Jadi gimana Ras? " Tanya Mami Irene sekali lagi.
"Seneng Bu, apalagi Lala anaknya baik banget, dia kalau di nasehatin nurut. " Jawab Laras seraya tersenyum canggung. Pasalnya Laras memang belum terlalu dekat dengan Mami Irene, dan Laras bukanlah orang yang mudah dengan orang baru.
" Oo iya besok sore kan saya ada acara arisan sama temen-temen. boleh enggak kalau minta tolong buat dibikinin muffin seperti yang kamu bawakan ke Danisa? Itu enak banget loh, Dani aja sampai habis berapa cup kemarin. Padahal anak itu tidak terlalu suka kue-kuean seperti itu." Tanya Mami Irene kepada Laras.
"Boleh kok Bu, mau saya bikinin berapa cup?" Tanya Laras dengan antusias. Bukan apa-apa, Laras memang sangat suka membuat kue. Apalagi ini sudah 3 hari Laras tidak membuatnya, rasanya seperti ada yang dia rindukan.
"Beneran kamu mau? Enggak banyak sih cuma 50 cup aja. " Jawab Mami Irene.
"Boleh, besok setelah Lala pulang sekolah akan saya buatkan langsung sesampainya di rumah. " Jawab Laras seraya tersenyum.
"Ya udah besok saya minta Dini buat belanja bahan-bahannya, kamu bisa catet aja terus kasihin ke dia langsung. " Ujar Mami Irene.
"Baik Bu. "
"Kamu.... " Belum selesai Mami Irene menyelesaikan ucapannya ada seseorang yang memotongnya.
"Laras, kopi saya mana.... cepetan bawa sini. " Ya itu adalah suara Dani.
"Iya Mas sebentar. " Jawab Laras sedikit keras. "Maaf Bu, saya mau buatin Mas Dani kopi dulu, soalnya sudah pesan dari tadi. " Laras menatap tidak enak kepada Mami Irene.
Mami Irene hanya menganggukkan kepalanya, baru setelah itu Laras pergi ke dapur.
"Sepertinya ada yang enggak biasa dengan Dani. " Ujar Mami Irene dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘😘
2023-09-01
0
susi 2020
🥰🥰🤣
2023-09-01
0
Marhaban ya Nur17
rencana mommy iren
2023-07-17
0