Laras mengayuh sepedanya dengan santai sambil menikmati jalanan yang sedikit ramai karena memang ini jam pulang kerja dan beberapa anak yang baru pulang sekolah sehabis ekstra kurikuler.
Namun sebagaimana pun kita hati-hati kalau memang musibah tentu tidak bisa dihindari. Seperti sekarang ini Sya jatuh dari sepedanya setelah hampir terserempet sebuah mobil.
"Aaww....." Laras jatuh kesisi jalan, untungnya saja Laras menggunakan celana jeans panjang dan juga hodie jadi kaki dan lengannya tidak terluka. Hanya pergelangan kakinya saja yang sepertinya sedikit terkilir.
"Dek, kamu nggak papa kan. Maaf tadi saya kurang fokus bawa mobilnya." Ujar wanita itu seraya membantu Laras menyingkirkan sepeda dari atas tubuhnya dan membantunya berdiri.
"Aww...ssshh... iya Kak nggak papa, aku juga yang kurang hati-hati..." Jawab laras seraya meringis menahan sakit.
" Kita ke rumah sakit aja ya, biar saya antar." Ujar wanita itu kepada Laras.
Mendengar kata rumah sakit membuat Laras langsung mendongakkan kepalanya.
"Eeehh, nggak usah Kak, kaki kayaknya cuma terkilir aja kok." Ujar Laras seraya menatap wanita cantik yang ada di depannya itu. Wanita yang terlihat modis dan feminim dengan dress bunga selutut berlengan panjang. Rambut panjang hitam tebal, dan tatapan mata lembut membuat wanita di depan Laras ini terlihat begitu keibuan. Padahal Laras sendiri tidak tau apakah wanita itu sudah menikah atau belum.
" Beneran enggak papa? Kalau gitu saya anter kamu pulang aja gimana? Kamu pasti bakal kesusahan kalau harus naik sepeda lagi." Ujar wanita itu kepada Laras.
Laras terlihat berpikir, memang yang dikatakan wanita itu ada benarnya. Tidak mungkin Laras menuntun atau menaiki sepedanya lagi dengan kondisi kaki yang sedang terkilir seperti ini.
" Apa enggak ngerepotin Kakak?" Tanya Laras dengan tidak enak hati.
"Enggak dong, saya malah seneng kalau kamu mau saya antarkan pulang."Jawab wanita itu seraa tersenyum lembut.
Akhirnya Laras menganggukan kepalanya tanda kalau dai setuju untuk diantarkan pulang.
Wanita itu membantu Laras untuk masuk kedalam mobilnya. Kemudian beralih ke sepeda Laras yang untungnya muat masuk kedalam bagasi mobilnya.
" Ooo iya, nama kamu siapa?" Tanya wanita itu kepada Laras.
" Nama aku Laras kak." Jawab Laras dengan ramah. " Kalau kalau boleh tau, Kakak namanya siapa?" Tanya Laras kepada wanita yang sedang menyetir itu.
"Nama aku Danisa. " Jawab Danisa seraya tersenyum. Ya, pada dasarnya Danisa memang wanita yang murah senyum.
Laras hanya menganggukan kepalanya, dia tidak tau harus menjawab apa lagi, karena Laras sendiri bukan orang yang mudah akrab dengan orang lain. Tentu saja Danisa menyadari itu. Dia tersenyum maklum.
" Kamu umur berapa? masih sekolah atau kuliah?" Tanya Danisa kepada Laras. Wajah Laras yang terlihat masih imut-imut itu membuat Danisa menebak kalau Laras masih anak SMA.
" Aku 20 tahun kak, udah lulus sekolah, dan sebenarnya udah kerja, tapi beberapa bulan ini jadi pengangguran karena toko kue tempat aku kerja pindah ke luar kota." Jawab Laras dengan jujur.
"Ooo gitu....Eehmmm, kalau kamu kerja sama aku mau nggak? Jadi babysitter anak aku." Entah kenapa tiba-tiba saja Danisa memberikan penawaran itu kepada Laras. Padahal kalau dipikir-pikir Laras adalah orang asing dan mereka tidak saling mengenal. Tapi entah kenapa Danisa mempunya firasat baik mengenai gadis yang ada di sampingnya ini.
Laras terdiam tidak percaya mendengar apa yang Danisa ucapkan. Bisa-bisanya wanita itu menawarkan kepada orang asing seperti dirinya pekerjaan, terlebih menjadi pengurus untuk anaknya, apa dia tida berpikir kalau bisa saja Laras adalah orang yang jahat?
"Kakak serius?" Tanya Laras tidak percaya mendengar penawaran yang Danisa berikan untuknya.
"Iya aku serius Laras, aku emang lagi cari babysitter buat Lala anak aku, usianya 5 tahun. Tapi kamu harus tinggal sama aku." Ujar Danisa kepada Laras.
"Kakak nggak takut kalau aku ini orang jahat?" Tanya Laras kepada Danisa.
Danisa yang mendengar ucapan Laras itu seketika tertawa. Bagaimana mungkin orang sepolos Laras ini orang jahat. Meskipun ada kemungkinan itu, tapi Danisa tidak merasakan ada sisi jahat di dalam diri Laras.
Sebagai informasi, Danisa sudah bertemu dengan banyak orang dengan berbagai macam karakter mereka. Dan untuk menilai karakter Laras bukanlah sesuatu yang sulit. Di tambah Danisa pernah menempuh pendidikan di bidang Psikolog juga selain Managemen Bisnis.
"Aku tau kalau kamu orang baik. Dan sepertinya kamu akan cocok dengan Lala." Jawab Danisa. " Tidak usah kamu jawab sekarang, kamu bisa memikirkannya dulu." Danisa memberikan kartu namanya yang terdapat nomor telefon miliknya. " Simpen aja dulu, kamu bisa hubungi aku kalau sudah siap, tapi kalau bisa secepatnya. Aku takutnya sudah menemukan orang lain." Ujar Danisa.
Laras menerima kartu nama yang Danisa berikan. Tercetak nama Danisa Aditiyarani Persada beserta nomor telefonnya dikartu itu.
"Ooo iya, habis ini arahnya kemana?" Tanya Danisa kepada Laras.
"Eemm... masuk gang di depan itu Kak." Jawab Laras menunjukan arah jalan rumahnya. Dan untungnya gang untuk ke rumah Laras adalah gang yang cukup besar untuk dimasuki mobil.
Dan benar, hanya sedikit masuk gang dan melewati beberapa rumah saja akhirnya mereka sudah sampai di rumah Laras.
"Udah sampai Kak, itu rumah aku." Ujar Laras kepada Danisa.
Danisa menghentikan mobilnya, dia menatap rumah sederhana yang terlihat bersih dan rapi. Ada beberapa pot bunga teras dan juga pohon mangga di depan rumah.
Danisa membantu Laras turun dari mobil dan mendudukannya di kursi kayu yang ada di teras. Kemudian mengeluarkan sepeda Laras yang ada di bagasinya.
Ibu Tia yang melihat ada mobil yang berhenti di depan rumahnya itu langsung buru-buru keluar.
" Astagfirullah, kamu kenapa Mbak?" Tanya Ibu Tia saat melihat hodie Laras yang kotor, beliau masih belum menyadari adanya Danisa disana.
Sebelum Laras menjawab pertanyaan ibunya itu, Danisa lebih dulu menjawabnya.
" Maaf Bu, tadi saya tidak sengaja membuat Laras jatuh dari sepeda karena saya kurang hati-hati bawa mobilnya." Ujar Danisa yang langsung membuat Ibu Tia menolehkan kepalanya kearah Danisa.
"Tapi kamu nggak papa kan Mbak?" Tanya Ibu Tia kepada Laras.
" Enggak papa Bu, cuma kakinya terkilir aja." Jawab Laras.
Ibu Tia menatap kearah Danisa seraya tersenyum.
"Terima kasih ya Mbak sudah mengantarkan Laras ke rumah." Ujar Ibu Tia kepada Danisa, beliau tidak marah karena Danisa mau bertanggung jawab dengan mengantarka Laras pulang.
"Iya Bu sama-sama, sekali lagi saya yang harusnya minta maaf." Ujar Danisa tida enak hati.
Setelah meminta maaf dan berbasa-basi sebentar akhirnya Danisa berpamitan untuk pulang karena sudah sore.
"Hubungi aku kalau kamu terima tawaran aku ya Ras." Ujar Danisa kepada Laras.
" Iya Kak, dan makasih ya udah nganter aku pulang." Jawab Laras dan hanya dijawab senyuman oleh Danisa.
" Kalau begitu saya pamit dulu Bu, maaf sudah membuat Laras terluka." Ujar Danisa berpamitan kepada Ibu Tia.
" Iya Mbak Danisa tidak apa-apa sudah di maafkan, terima kasih sekali lagi karena sudah mengantarkan Laras pulang." Jawab Ibu Tia dengan ramah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
br mampir ni thor 😊
2023-08-21
0
🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️🎯Fatimahᵇᵃˢᵉæ⃝᷍𝖒❁︎⃞⃟ʂ
sambil menunggu kisah Sandra dan Daven😅
2022-09-04
1
Arindaa
ohh bgtnii tohh awall pertemuan
2022-07-22
0