Laras pergi ke pantry untuk membuatkan kopi permintaan Dani. Karena Laras juga tidak tau harus membuat kopi yang seperti apa, jadi Laras membuat kopi seperti tadi pagi. Dari pada mencoba yang lain tapi Dani malah tidak suka kan?
Sesampainya di pantry, keadaan disana cukup sepi, tidak ada OB maupun OG yang disana.
Saat sedang membuat kopi, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang masuk ke dalam pantry.
"Laras.... Kamu Laras kan? " Tanya laki-laki itu kepada Laras.
Sesaat Laras terdiam mencoba untuk mengingat-ingat siapa laki-laki yang ada di depannya ini. Dan...
"Mas Randi? " Tanya Laras yang juga terkejut.
"Iya ini aku Randi. Enggak nyangka kalau kita bakal ketemu disini Ras. Btw kamu apa kabar? " Tanya Randi kepada Laras.
"Alhamdulillah aku baik Mas, kamu sendiri gimana kabarnya? " Tanya Laras kepada Randi.
"Alhamdulillah aku juga baik Ras. Oo Iya, kamu kok kok ada disini? Kamu kerja disini juga? " Tanya Randi. Kalau dilihat dari pakaian Laras yang hanya menggunakan rok panjang dengan kaos berlapis cardigan, dapat Randi tebak kalau Laras tidak bekerja disini.
"Enggak Mas, aku enggak kerja disini. Aku kerja jadi baby sitter anaknya Kak Danisa. " Jawab Laras seraya tersenyum.
"Oo ya, jadi kamu bakal sering main kesini dong. " Ujar Randi seraya tersenyum.
Randi, dia adalah kakak kelas Laras di SMA. Jarak usia mereka adalah 2 tahun. Jadi saat Laras kelas 10 Randi sudah kelas 12. Pertemuan mereka terjadi pada saat Laras mengikuti masa orientasi siswa dan Randi menjadi salah satu dari panitianya, klasik memang pertemuan mereka ini.
Randi langsung tertarik kepada Laras begitu pertama melihatnya, sikap Laras yang lugu dan polos itu begitu menarik perhatiannya. Tapi Laras yang termasuk golongan siswi pemalu ini tidak menyadari kalau Randi menyukainya. Laras hanya menganggap Randi sebagai kakak kelas yang baik hati karena menyelamatkannya dari hukuman ketika dia lupa membawa air mineral untuk di kumpulkan.
Sejak kejadian itu, Randi terus berusaha mendekati Laras. Namun hingga dia lulus pun Laras tidak juga dia dapatkan. Entah dia yang kurang dalam melakukan usahanya itu atau memang Laras memang tidak tahu mengenai perasaannya. Randi juga tidak tau.
5 tahun berpisah, ternyata mereka kembali di pertemukan di perusahaan ini. Apa ini memang takdir kalau Randi harus memulai semua usahanya dari awal untuk kembali mendekati Laras? Karena jujur saja, selama ini Laras masih belum hilang dari hatinya.
"Eemm, iya sepertinya begitu. " Jawab Laras seraya tersenyum. "Oo iya, Mas Randi kerja di sini? " Tanya Laras kepada Randi.
"Iya, sebagai sekretaris Pak Hariadi. Tapi mulai hari ini di ganti jadi sekretaris Pak Ramdani. " Jawab Randi.
"Oo gitu. Ehh kalau gitu aku duluan ya Mas, soalnya kopinya udah di tunggu. " Laras teringat akan kopi yang di pesan oleh Dani. Tidak baik kalau dia terlalu lama disini mengobrol bersama Randi dan membuat Dani menunggu.
"Gitu ya, kalau gitu kapan-kapan kita bisa ngobrol lagi kan? " Tanya Randi kepada Laras. Randi sangat berharap kalau Laras akan mengatakan Iya.
"InshaAllah Mas, boleh kok kalau lain kali ada kesempatan buat kita ngobrol. Duluan ya Mas. " Setelah mengatakan itu Laras langsung pergi dari pantry.
Randi menatap punggung Laras yang semakin menghilang dari pandangannya. Dalam hatinya kembali muncul rasa ingin memiliki gadis itu. Ya, dia akan berjuang untuk mendapatkan hati Laras.
Tunggu, sepertinya ada yang dia lupakan.
Ponsel, ya, kenapa dia tidak meminta nomor ponsel Laras? Padahal itu adalah salah satu hal penting agar dia bisa berkomunikasi dengan Laras nantinya.
Ya sudah mau bagaimana lagi, Randi hanya berharap kalau dia bisa bertemu dengan Laras lagi. Toh Laras juga bilang kalau dia kemungkinan akan sering datang ke kantor karena dia bekerja sebagai pengasuh cucu dari pemilik perusahaan Persada.
Saat Laras sampai di ruangan Danisa, terlihat Lala sedang asik dengan gambarnya seperti saat dia tinggalkan tadi. Sedangkan Dani terlihat sedang fokus dengan sebuah berkas di tangannya.
"Ehhmm, Pak Dani ini kopinya. " Ujar Laras yang langsung membuat Dani menatap kearahnya.
"Siapa yang nyuruh kamu panggil Pak? " Tanya Dani dengan suara tajam.
"Ehhmm, tidak ada... Tapi di kantor ini kan semua karyawan manggil Pak Dani dengan sebutr bapak. Saya jadi tidak enak kalau harus panggil dengan sebutan Mas." Jawab Laras seraya menundukkan kepalanya.
"Ya mereka kan karyawan di kantor ini, sedangkan kamu bukan. " Ujar Dani datar.
Hening, Laras tidak berani menjawab ucapan Dani. Lagian kenapa tiba-tiba dia jadi memanggil Dani dengan sebutan Pak.
"Lagian kamu panggil Kak Danisa aja Kak, saya bahkan lebih muda dari Kak Danisa. Dan saya juga bukan bapak kamu. Saya tidak suka kamu panggil dengan sebutan bapak. " Ujar Dani datar.
"Mana kopinya. " Ujar Dani kepada Laras.
" Ini Mas. " Dengan sigap Laras memberikan secangkir kopi di tangannya kepada Dani.
Sebenarnya Dani tidak terlalu berekspektasi tinggi dengan kopi buatan Laras. Tapi pada tegukan pertama Dani terdiam. Ini seperti kopi yang dia minum tadi pagi. Jadi yang membuat kopi pagi tadi bukan embak tapi Laras?
"Ini yang buat kopi kamu sendiri? " Tanya Dani kepada Laras.
"Iya Mas, nggak enak ya, apa perlu saya ganti? " Tanya Laras dengan takut-takut.
"Tidak usah, ini masih cukup layak untuk bisa di telan. " Jawab Dani datar.
Mendengar ucapan Dani, Laras langsung merasa tidak enak. Apa kopi buatannya seburuk itu rasanya?
Dani, sebenarnya Dani ingin bilang kalau kopi buatan Laras sangat enak. Tapi bibirnya seperti tidak mengijinkannya untuk memberikan pujian kepada gadis itu.
Tidak lama kemudian pintu ruangan Danisa di ketuk. Buru-buru Laras beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu.
Ternyata seorang OB membawakan pesanan bakso milik Danisa.
"Terima kasih Mas. " Ujar Laras sebelum dia menutup pintunya kembali.
"Lala ini baksonya udah dateng. " Ujar Laras memberitahu Lala.
"Yeyy yeyy makan bakso. " Dengan semangat Lala mengikuti langkah Laras menuju pantry kecil di ruangan Danisa.
Di ruangan Danisa ada pantry, tapi kenapa Laras harus ke pantry lain untuk membuat kopi? itu karena di pantry Danisa tidak ada kopi. Wanita itu tidak menyukai kopi.
"Mas Dani mau dimakan sekarang atau nanti? " Tanya Laras kepada Dani.
"Sekarang." Jawab Dani singkat.
"Lala tunggu disana aja sama uncle, biar ini Mbak Laras yang bawa. " Ujar Laras kepada Lala.
"Mbak Laras enggak butuh bantuan Lala? " Tanya Lala kepada Laras.
Laras menggelengkan kepalanya pelan seraya tersenyum.
Dengan sigap Laras menuangkan bakso ke dalam mangkok masing-masing.
"Ini Mas silahkan, kalau kurang sesuatu ini saos, kecap sama sambelnya. " Ujar Laras kepada Dani.
Dani segera meletakkan berkasnya dan meraih bakso yang sudah Laras siapkan.
"Terima kasih. " Ujar Dani singkat.
Laras hanya menganggukkan kepalanya. Dia membantu Lala untuk meracik baksonya.
Selesai dengan bakso milik Lala, kali ini Laras yang meracik bakso miliknya. Baru saja dia menuangkan 2 sendok sambal...
"Kamu mau bikin perut kamu sakit Laras? " Ujar suara bernada dingin itu kepada Laras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
susi 2020
🤣🤣🤣
2023-08-31
0
susi 2020
🙄🙄
2023-08-31
0
Marhaban ya Nur17
lah ko ngapa jd refot" se pak dani 😆🤔
2023-07-17
0