Tujuh

Adhi mengikuti Kenzo yang sedang menarik wanita penendang pria tua di dalam tempat hiburan malamnya. Dia merasa tertarik dengan wanita berhijab yang memiliki keberanian untuk melakukan hal memalukan di tempat umum. Dia melihat Kenzo sedang berbicara dengan akrab seperti layaknya teman. Apa wanita itu seusia Kenzo? Tapi kenapa wanita berumur dua puluh tahunan memakai pakaian yang tidak menarik seperti itu? Hijab instan, hodie dan celana olahraga berwarna abu dan sepatu yang kelihatannya palsu juga lusuh.

Dia mendekat ke arah keduanya dan menerima reaksi yang jauh dari perkiraan. Baik Kenzo dan wanita yang dari dekat ternyata terlihat muda itu berteriak kencang. Seperti sedang melihat hantu saja.

"Kenapa kalian berteriak?" tanyanya membuat keduanya berhenti berteriak. Wanita itu mengelus dadanya dan Kenzo memukul dahinya. Mereka berdua lucu sekali di mata Adhi. Seperti dua saudara kandung.

"Maaf, Bos. Saya pikir dewa kematian mendatangi saya"

"Malaikat pencabut nyawa" ralat wanita di sebelah Kenzo.

Memangnya bagaimana penampilannya sehingga mereka berdua melihatnya seperti itu? pikir Adhi kesal.

"Saya minta ijin mengantar teman saya bos" kata Kenzo lagi.

"Apa dia temanmu?"

"Iya Bos. Eh, kasih salam!" Kenzo berusaha membuat teman wanitanya memberi salam pada Adhi. Yang mengherankan, bagaimana bisa Kenzo menjadikan wanita ini sebagai teman? Selera Kenzo sangatlah tinggi. Anak itu selalu memilih wanita paling cantik dan berbadan molek. Dan wanita ini tidak mendekati salah satu kriteria itu.

"Ngapain aku ngasih salam ke pemilik tempat maksiat kayak gini?"

Adhi terkejut dengan ucapan teman Kenzo yang lugas dan tidak bergetar sama sekali. Baru kali ini ada wanita yang menjulukinya pemilik tempat maksiat.

"Waduh, maaf Bos. Teman saya ini memang gak pernah datang ke tempat seperti ini. Dia lugu"

Terlihat. Sangat terlihat kalau wanita ini tidak pernah mengenal dunia dan tempat seperti ini. Adhi tidak marah dan semakin tertarik untuk mendengarkan suara nyaring itu keluar lagi.

"Apa? Lugu? Mending lugu daripada kayak perempuan di dalem yang nari kayak gini nih"

Wanita itu lalu memperlihatkan tari lekuk tubuh yang sangat tidak menarik di tempat parkir. Tidak tahu malu dan ... lucu sekali. Membuat Adhi hampir saja tertawa keras. Sebelum dia mengeluarkan suara tawa, Kenzo menarik wanita itu pergi.

"Kenapa? Kok aku ditarik gini sih?" protesnya terdengar sampai di telinga Adhi. Dia tidak sanggup menahan dan tertawa sampai menunduk. Untung saja tidak ada yang melihatnya. Wanita itu sungguh menarik, pikir Adhi dan memperbaiki postur berdirinya. Baru kali ini dia tertawa seperti ini. Sepertinya, malam ini dia akan tidur nyenyak untuk pertama kalinya.

Ambar mengajukan protes keras pada Kenzo yang menariknya pulang. Di dalam mobil Kenzo, Ambar masih ingin memperlihatkan kalau dia bukanlah gadis yang terlalu lugu.

"Aku udah bilang Ratih itu gak bener" kata Kenzo mencoba membungkam Ambar.

"Iya, aku juga ngerti"

"Terus, kamu ngapain sampe ke tempat itu?"

Ambar berhenti bicara dan mulai berpikir. Ada sesuatu yang lebih penting daripada dia yang baru saja lolos dari cengkeraman pria tua jelek di dalam tempat itu.

"Ken, kamu kerja disana?" Pertanyaan yang tidak bisa dijawab Kenzo begitu saja. Ambar sangat mengerti kesulitan Kenzo, namun sungguh sayang temannya itu memutuskan untuk mencari rejeki di tempat seperti itu.

"Aku ... "

Ambar melihat Kenzo ragu untuk menjawab. Dan kini dia mengerti darimana Kenzo mendapatkan uang yang banyak selama enam bulan ini. Padahal pendidikan Ambar lebih tinggi darinya.

"Aku gak mau ngomong itu lagi. Toh aku juga gak bisa bantu kamu dengan uang" kata Ambar mencoba menyikapi hal ini dengan bijak.

"Aku punya bos baik disana. jangan kuatir"

"Emang siapa yang kuatir?"

"Nanti lama-lama kamu suka sama aku lagi. Sori ya, selera perempuanku tinggi"

Ambar memukul bagian belakang kepala Kenzo dengan keras, berbuah umpatan dari laki-laki itu.

"Aku juga gak mau suka sama kamu. Cih"

"Tapi aku berpengalaman lho. Aku tahu gimana caranya bikin perempuan puazzzz"

"Hiiii, jijik. Kamu berhenti ngomong kalo gak aku tendang nih"

Keduanya tertawa mendengar apa yang mereka perdebatkan selama di mobil.

Ambar turun dari mobil Kenzo jauh dari jalan tempat rumahnya berdiri. Karena Ambar tidak suka ada pembicaraan buruk tentangnya yang membuiat kedua orang tuanya kecewa. Untungnya Kenzo mengerti alasannya dan segera pergi setelah menurunkannya. Ambar berjalan dan mencoba mengingat sesuatu yang terlupakan. Sepertinya dia meninggalkan seseorang dan lupa begitu saja. tapi siapa ya? Ambar tidak ingin mengingat dan segera masuk ke dalam rumah.

"Pergi kemana sama Ratih?" tanya ibunya yang menunggu dengan menonton sinetron.

Oh, iya. Ratih. Ambar baru ingat meninggalkan teman yang membuatnya berada dalam situasi berbahaya itu.

"Makan nasi goreng enak di perempatan jalan yang jauh itu lho Bu"

"Ya udah, cepet sana tidur. kamu kan mesti mengundurkan diri besok di pabrik"

"Siap, Bu. Ambar ke kamar dulu"

Di kamar Ambar melihat ponselnya bergetar. Dia mengambil ponsel dan kaget dengan nama yang muncul disana.

"Halo ... " Suaranya bergetar hebat.

"Kamu kemana aja sih Mbar? Dihubungi dari tadi gak diangkat. Aku tuh udah setahun coba hubungi kamu tau gak. Aku sekarang sama Feli ada di Indonesia. Kita bisa ketemu gak?"

Ambar tidak mendengar apapun yang dikatakan Rea. Dia menangis dan tidak bisa mendengar apapun. Rasanya semua kesedihan selama satu tahun yang ditahannya melebur begitu saja. Suara tangisnya pasti terdengar sampai di seberang sana. Karena ada suara tangis juga dari sana. Ambar tidak bisa berhenti menangis karena sangat merindukan kedua sahabatnya.

Sesudah sepuluh menit, tangisnya mulai hilang. Telinganya juga mulai berfungsi dengan normal lagi.

"Jangan nangis lagi dong. Aku sedih"

Suara feli yang seperti malaikat menari dengan indah di hati Ambar. Sudah lama sekali dia tidak merasa tenang seperti ini karena suara seseorang. Memang hanya Feli yang bisa melakukan hal ini.

"Iya. dasar kamu Mbar. Aku jadi nangis juga tau"

Suara keras dan kasar ini juga entah kenapa membuat Ambar rindu sekali.

"Aku kangen" jawab Ambar membuat kedua sahabatnya terdiam.

"Besok kita ketemu yuk. Aku sama Rea gak bisa lama di Indonesia"

"Jam berapa? Dimana?"

"Pagi, aku jemput"

"Aku gak bisa pagi. Aku mesti ke pabrik terus ngundurin diri" kata AMbar membuat dua sahabatnya diam lagi. Ambar melihat ponselnya curiga kalau sinyalnya tidak ada. Masih ada kok, tidak ada yang salah. Kenapa tidak ada jawaban dari seberang sana?

"Halo ... Halo"

"Eh, iya Mbar. Kita masih disini. Kamu kerja di pabrik?"

"Iya, Tapi besok aku berhenti"

"Kita bicarain besok ya. kalo gitu kami jemput kamu pagi sekalian antar kamu ke pabrik ya"

"Iya, boleh"

"Oke, malem Mbar"

"Iya ... malem"

Ambar menunggu Rea dan Feli menutup telepon tapi masih ada suara disana.

"Halo"

"Iya Mbar, udah ya"

"Iya"

Kali ini sambungan teleponnya benar-benar terputus. Ambar tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi baru saja. Padahal dia pikir hari ini tidak menyenangkan. Dimulai dengan Ratih di pabrik dan kejadian tempat hiburan malam tadi. ternyata dua sahabat yang satu tahun tidak pernah dilihatnya akan menjemputnya besok. Ambar bersorak mengejutkan ibunya yang seru menonton sinetron. Ambar segera menutup mulutnya dan tertawa sampai berguling di ranjang. Dia senang sekali. Gembira, riang atau apapun itu.

Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua puluh
21 Dua Puluh Satu
22 Dua Puluh Dua
23 Dua Puluh Tiga
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Dua Puluh Delapan
29 Dua Puluh Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Puluh Satu
32 Tiga Puluh Dua
33 Tiga Puluh Tiga
34 Tiga Puluh Empat
35 Tiga Puluh Lima
36 Tiga Puluh Enam
37 Tiga Puluh Tujuh
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga Puluh Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Puluh Satu
42 Empat Puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Empat Puluh Empat
45 Empat Puluh Lima
46 Empat Puluh Enam
47 Empat Puluh Tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh Delapan
69 Enam Puluh Sembilan
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh Puluh Satu
72 Tujuh Puluh Dua
73 Tujuh Puluh Tiga
74 Tujuh Puluh Empat
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan Puluh Satu
82 Delapan Puluh Dua
83 Delapan Puluh Tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan Puluh Enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan Puluh
91 Sembilan Puluh Satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 Sembilan Puluh Lima
96 Sembilan Puluh Enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan Puluh Delapan
99 Sembilan Puluh Sembilan
100 Seratus
101 Seratus Satu
102 Seratus Dua
103 Seratus Tiga
104 Seratus Empat
105 Seratus Lima
106 Seratus Enam
107 Seratus Tujuh
108 Seratus Delapan
109 Seratus Sembilan
110 Seratus Sepuluh
111 Seratus Sebelas
112 Seratus Dua Belas
113 Seratus Tiga Belas
114 Seratus Empat Belas
115 Seratus Lima Belas
116 Seratus Enam Belas
117 Seratus Tujuh Belas
118 Seratus Delapan Belas
119 Seratus Sembilan Belas
120 Seratus Dua Puluh
121 Seratus Dua Puluh Satu
122 Seratus Dua Puluh Dua
123 Seratus Dua Puluh Tiga
124 Seratus Dua Puluh Empat
125 Seratus Dua Puluh Lima
126 Seratus Dua Puluh Enam
127 Seratus Dua Puluh Tujuh
128 Seratus Dua Puluh Delapan
129 Seratus Dua Puluh Sembilan
130 Seratus Tiga Puluh
131 Seratus Tiga Puluh Satu
132 Seratus Tiga Puluh Dua
133 Seratus Tiga Puluh Tiga
134 Seratus Tiga Puluh Empat
135 Seratus Tiga Puluh Lima
136 Seratus Tiga Puluh Enam
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua puluh
21
Dua Puluh Satu
22
Dua Puluh Dua
23
Dua Puluh Tiga
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Dua Puluh Delapan
29
Dua Puluh Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Puluh Satu
32
Tiga Puluh Dua
33
Tiga Puluh Tiga
34
Tiga Puluh Empat
35
Tiga Puluh Lima
36
Tiga Puluh Enam
37
Tiga Puluh Tujuh
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga Puluh Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Puluh Satu
42
Empat Puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Empat Puluh Empat
45
Empat Puluh Lima
46
Empat Puluh Enam
47
Empat Puluh Tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh Delapan
69
Enam Puluh Sembilan
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh Puluh Satu
72
Tujuh Puluh Dua
73
Tujuh Puluh Tiga
74
Tujuh Puluh Empat
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan Puluh Satu
82
Delapan Puluh Dua
83
Delapan Puluh Tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan Puluh Enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan Puluh
91
Sembilan Puluh Satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
Sembilan Puluh Lima
96
Sembilan Puluh Enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan Puluh Delapan
99
Sembilan Puluh Sembilan
100
Seratus
101
Seratus Satu
102
Seratus Dua
103
Seratus Tiga
104
Seratus Empat
105
Seratus Lima
106
Seratus Enam
107
Seratus Tujuh
108
Seratus Delapan
109
Seratus Sembilan
110
Seratus Sepuluh
111
Seratus Sebelas
112
Seratus Dua Belas
113
Seratus Tiga Belas
114
Seratus Empat Belas
115
Seratus Lima Belas
116
Seratus Enam Belas
117
Seratus Tujuh Belas
118
Seratus Delapan Belas
119
Seratus Sembilan Belas
120
Seratus Dua Puluh
121
Seratus Dua Puluh Satu
122
Seratus Dua Puluh Dua
123
Seratus Dua Puluh Tiga
124
Seratus Dua Puluh Empat
125
Seratus Dua Puluh Lima
126
Seratus Dua Puluh Enam
127
Seratus Dua Puluh Tujuh
128
Seratus Dua Puluh Delapan
129
Seratus Dua Puluh Sembilan
130
Seratus Tiga Puluh
131
Seratus Tiga Puluh Satu
132
Seratus Tiga Puluh Dua
133
Seratus Tiga Puluh Tiga
134
Seratus Tiga Puluh Empat
135
Seratus Tiga Puluh Lima
136
Seratus Tiga Puluh Enam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!