Sembilan Belas

Adhi melihat sinar matahari mulai menerangi kamarnya dan berhenti bekerja. Rasa sakit yang dilupakan karena bekerja kini mulai muncul kembali dan semakin menyiksanya.

"Sial" Dia menyerah dan memanggil perawat untuk datang ke kamarnya.

"Selamat pagi, Tuan Adhitama"

"Iya"

"Apa Anda tidak tidur semalam?" tanya perawat itu.

"Beri aku obat!" Dia tidak ingin terlihat lemah meskipun harus menahan rasa sakit di kakinya.

"Baik Tuan"

Setelah diberi suntikan obat penahan rasa sakit di infusnya, Adhi merasa sedikit rileks. Siksaan di kakinya menghilang perlahan ketika obat itu masuk ke dalam aliran darahnya. Dan dia mencoba menutup matanya yang berat saat ada suara pintu terbuka dan membawa angin dingin ke dalam kamarnya.

"Bos, Apa Anda baik-baik saja?"

Kalau saja Adhi tidak berada dalam keadaan seperti ini, dia pasti bisa melempar kursi ke arah anak buahnya yang menyebalkan itu.

"Ada apa kau kemari?"

"Saya bawa baju dan perlengkapan mandi Bos. Saya ambil di apartemen pagi-pagi tadi, takut Bos butuh"

Niat yang baik, tapi Adhi tidak membutuhkan apapun sekarang. Lagipula, di badannya masih melekat pakaian yang diberikan rumah sakit. Yang dibutuhkannya hanyalah tidur.

"Pergilah!!" perintahnya pada Kenzo dan mencoba untuk menutup mata.

"Yah, baik kalo itu yang Bos mau. Saya juga hars mengurus mobil Bos yang hancur kemarin"

Adhi terpaksa membuka matanya dan melihat anak buahnya yang terlihat sedih karena diusir. Kenzo memang sebenarnya baik, hanya saja sedikit merepotkan.

"Yang terpenting laptop dan ponselku tidak apa-apa"

"Saya tahu kalau itu adalah prioritas Bos. Jadi, saya mengambil ponsel dan laptop Bos segera setelah mendengar kabar kecelakaan itu"

"Iya, Bagus" puji Adhi setidaknya memberi kebanggaan sedikit pada anak buahnya.

"Saya akan pergi mengurus mobil Bos, lalu kembali kemari"

"Jangan!!! Kau pulang saja, lagipula aku tidak bisa pergi kemana-mana"

"Kalo itu perintah Bos, saya akan melaksanakannya dengan senang hati"

Akhirnya anak buahnya yang menyebalkan itu pergi. Adhi kini bisa tidur. Tapi, belum sempat tertidur, dia mendengar suara pintu terbuka lagi. Kali ini seorang wanita dengan kain penutup di kepalanya muncul. Ohh, wanita ini. Apa akhirnya wanita ini menyerah pada ancamannya?

"Aku tidak menyangka kau datang lagi kemari" katanya mengejutkan wanita itu.

"Oh, saya pikir Bos tidur tadi"

"Aku tidak suka panjang lebar. Apa keputusanmu?" tanya Adhi cepat-cepat karena dia ingin tidur.

"Saya mengusulkan pemecahan yang lain" jawab wanita itu dengan wajah ceria. Membuat Adhi muak.

 

Ambar siap dengan cara pemecahan yang dipikirnya sangat tepat untuk masalah cowok bule itu.

"Bagaimana kalau Bos menghilang saja selama dua bulan ini?" katanya dengan sangat positif dan ceria.

"Apa??"

"Iya. Daripada Anda harus berhadapan dengan Feli dan harus menahan diri. Alangkah baiknya Anda menghilang saja. Jadi, Anda tidak membutuhkan penghalang atau penahan apapun. karena Anda jauh dari Feli"

Ambar masih menganggap ide darinya adalah pemecahan masalah terbaik, sampai melihat raut muka cowok bule yang berbaring di depannya.

"Aku bukan orang yang bisa menghilang begitu saja. Apa kau tahu kenapa?"

"Kenapa?"

"Karena yang akan menikah dengan perempuan itu adalah kakakku. Keluargaku. Dan aku mau tidak mau harus hadir saat mereka melakukan apapun"

Ambar memutar matanya dan mengingat apa yang dikatakan oleh Rea tadi. Cowok bule di depannya ini adalah seorang yang rebelius.

"Bos kan biasa melakukan hal ini. Bos kan gak pernah dengerin kata orang. Jadi, apa masalahnya?"

Suasana hening terjadi sesaat setelah Ambar mengatakan pendapatnya. Dia mulai berpikir kalau apa yang dikatakannya salah ketika keheningan itu berlanjut lebih lama. Juga, karena cowok bule itu perlahan tersenyum sinis padanya.

"Apa yang Rea katakan padamu?"

"Ha? tidak ada"

"Jadi, sekarang kau merasa mengenalku?"

Ambar mundur selangkah setelah mendengar suara cowok yang semakin bernada sedikti mengancam. Sepertinya dia salah bicara.

"Saya ... "

"Kau ... aku heran bagaimana caranya kau berteman dengan Rea dan Feli. Tapi kau hanyalah orang bodoh yang tidak tahu apa-apa"

Ambar tercekat mendengar ejekan yang diucapkan tepat di depan wajahnya. Sebenarnya, dia sering menerima ucapan seperti ini, bahkan ada yang lebih buruk. Tapi dia tidak bisa menerima kalau yang mengatakannya adalah orang yang sama sekali tidak mengenalnya.

"Tarik ucapan Anda!!" kata Ambar kesal.

"Kau juga jangan pernah bicara seperti mengenalku"

Ketegangan menguasai suasana di dalam kamar rawat rumah sakit yang paling bagus itu. Ambar merasa kalau dia telah melemparkan komentar yang salah dan telah menyakiti hati orang yang ada di depannya. Tapi, apa dia berhak diperlakukan seperti ini?

Saat suasana masih tidak membaik, pintu kamar dibuka dari luar. Seorang perempuan yang dikenal oleh Ambar masuk dan terkejut melihatnya.

"Ambar!"

Ambar tidak menjawab sapaan sahabat yang sudah dikenalnya selama lebih dari sepuluh tahun itu. Dia memilih menoleh ke orang yang ada di atas ranjang lalu berjalan ke arah pintu.

"Mbar, kamu mau kemana?" tanya Feli tapi tidak dihiraukannya. Ambar merasa ... malu. Dia sudah membuat kekacauan karena ucapannya sendiri. Dan hal itu berakibat menyakiti orang lain. Ambar terdiam diluar kamar rawat Bos Kenzo selama beberapa detik lalu memilih untuk pergi bekerja.

Adhi diam saja meskipun Feli datang ke dalam kamarnya. Dia masih kesal karena apa yang diucapkan oleh teman Kenzo yang bahkan tidak mengenalnya.

"Maaf, apa aku mengganggu kalian berdua?" tanya Feli. Adhi menoleh dan baru kali ini, dia tidak merasakan apa yang biasanya dia rasakan keltika melihat Feli. Perempuan yang dicintainya sejak sepuluh tahun lalu itu tetap cantik seperti biasanya. Memakai gaun serba merah muda, menambah kecantikannya. Tapi Adhi tidak ingin memeluk dan mengecup bibir Feli seperti yang selalu diinginkannya. Kenapa dengannya? Tapi hal itu hanya terjadi dalam sekejap saja. Semua yang dirasakannya selama sepuluh tahun ini kembali lagi menghantamnya saat Feli semakin mendekat

"Tidak"

"Aku gak tahu kalo Ambar ada disini. Kalo tahu, aku pasti gak akan kesini. Maaf ya Dhi"

Adhi melihat perempuan yang masih dicintainya itu dan membuang muka.

"Sebaiknya kau tidak kemari lagi. Tidak lama lagi kau akan menikah dengan Danial"

"Adhi ... aku"

"Pergilah!!"

"... Baik. Aku ... akan pergi sekarang. Semoga kau cepat sembuh"

Adhi menatap punggung kecil yang selalu dilihatnya selama ini. Punggung yang ingin dia rengkuh. Harusnya perempuan itu ... . Tidak. Dia harus menghapus semua yang ada di pikirannya. Perempuan itu akan segera menadi kakak iparnya.

Ambar ada di tokonya dan mencoba untuk bekerja. Tapi, pikirannya selalu kembali pada orang yang telah merasa tersakiti karena ucapannya. Harusnya dia tidak pernah bicara seperti itu. karena melamun, tangannya terkena lem tembak. Rasa panas menyengat menyadarkannya.

"Aduhh" katanya lalu segera mengambil lem cair yang masih menempel di tangannya.

"Kak Ambar gak apa-apa?"

"Duh, gak. Gak apa-apa"

Tidak bisa ... tidak bisa seperti ini, pikir Ambar dalam hati. Dia tidak boleh merasa bersalah seperti ini.

"Mau kemana kak?" tanya pegawainya melihat Ambar berdiri dan mengambil tasnya.

"Aku harus pergi dulu. Kalian selesaikan kerjaan disini terus pulang nanti gak usah tunggu aku ya" pesannya lalu segera pergi.

Dia sampai lagi di rumah sakit saat matahari mulai tergelincir ke barat. Seharian dia memendam rasa bersalah yang merusak konsentrasinya. Ambar ... merasa bersalah dan tidak bisa melupakannya. Dia harus meminta maaf. Tapi ragu setelah berdiri di depan kamar rawat cowok bule itu. Dia merasa malu. Padahal dia berumur dua puluh enam tahun tapi bisa menyakiti orang yang sama sekali tidak dikenalnya. Menyelesaikan keraguan dalam hatinya, Ambar mulai memutar kenop pintu dan tidak melihat siapapun di dalam kamar itu. Hanya ada orang yang terbaring di atas ranjang.

"Untung gak ada Feli" katanya hampir berbisik.

Tapi, orang yang seharusnya menerima permintaan maafnya terlihat tenang di atas ranjang. Apa cowok bule itu? Penasaran, Ambar memutari ranjang dan melihat wajah Bos Kenzo. Mata tertutup dan helaan napas teratur, menandakan orang ini sedang tertidur. Ambar melihat sekeliling ruangan dan merasa heran. Kok bisatidak ada yang menjaga orang ini? padhal cowok bule ini kecelakaan sampai babak belur seperti ini. Apa itu ada hubungannya dengan cerita Rea tentang cowok ini yang diusir dari rumah? Tapi ... masa ada orang tua yang tega membiarkan anaknya yang sakit, sendirian seperti ini? Ambar menekan rasa ingin tahunya dan memutuskan untuk duduk di sofa yang ada di dalam kamar. Dia tidak boleh pergi sampai berhasil meminta maaf. Kalau tidak, hatinya pasti tidak makan tenang.

Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua puluh
21 Dua Puluh Satu
22 Dua Puluh Dua
23 Dua Puluh Tiga
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Dua Puluh Delapan
29 Dua Puluh Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Puluh Satu
32 Tiga Puluh Dua
33 Tiga Puluh Tiga
34 Tiga Puluh Empat
35 Tiga Puluh Lima
36 Tiga Puluh Enam
37 Tiga Puluh Tujuh
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga Puluh Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Puluh Satu
42 Empat Puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Empat Puluh Empat
45 Empat Puluh Lima
46 Empat Puluh Enam
47 Empat Puluh Tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh Delapan
69 Enam Puluh Sembilan
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh Puluh Satu
72 Tujuh Puluh Dua
73 Tujuh Puluh Tiga
74 Tujuh Puluh Empat
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan Puluh Satu
82 Delapan Puluh Dua
83 Delapan Puluh Tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan Puluh Enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan Puluh
91 Sembilan Puluh Satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 Sembilan Puluh Lima
96 Sembilan Puluh Enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan Puluh Delapan
99 Sembilan Puluh Sembilan
100 Seratus
101 Seratus Satu
102 Seratus Dua
103 Seratus Tiga
104 Seratus Empat
105 Seratus Lima
106 Seratus Enam
107 Seratus Tujuh
108 Seratus Delapan
109 Seratus Sembilan
110 Seratus Sepuluh
111 Seratus Sebelas
112 Seratus Dua Belas
113 Seratus Tiga Belas
114 Seratus Empat Belas
115 Seratus Lima Belas
116 Seratus Enam Belas
117 Seratus Tujuh Belas
118 Seratus Delapan Belas
119 Seratus Sembilan Belas
120 Seratus Dua Puluh
121 Seratus Dua Puluh Satu
122 Seratus Dua Puluh Dua
123 Seratus Dua Puluh Tiga
124 Seratus Dua Puluh Empat
125 Seratus Dua Puluh Lima
126 Seratus Dua Puluh Enam
127 Seratus Dua Puluh Tujuh
128 Seratus Dua Puluh Delapan
129 Seratus Dua Puluh Sembilan
130 Seratus Tiga Puluh
131 Seratus Tiga Puluh Satu
132 Seratus Tiga Puluh Dua
133 Seratus Tiga Puluh Tiga
134 Seratus Tiga Puluh Empat
135 Seratus Tiga Puluh Lima
136 Seratus Tiga Puluh Enam
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua puluh
21
Dua Puluh Satu
22
Dua Puluh Dua
23
Dua Puluh Tiga
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Dua Puluh Delapan
29
Dua Puluh Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Puluh Satu
32
Tiga Puluh Dua
33
Tiga Puluh Tiga
34
Tiga Puluh Empat
35
Tiga Puluh Lima
36
Tiga Puluh Enam
37
Tiga Puluh Tujuh
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga Puluh Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Puluh Satu
42
Empat Puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Empat Puluh Empat
45
Empat Puluh Lima
46
Empat Puluh Enam
47
Empat Puluh Tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh Delapan
69
Enam Puluh Sembilan
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh Puluh Satu
72
Tujuh Puluh Dua
73
Tujuh Puluh Tiga
74
Tujuh Puluh Empat
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan Puluh Satu
82
Delapan Puluh Dua
83
Delapan Puluh Tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan Puluh Enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan Puluh
91
Sembilan Puluh Satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
Sembilan Puluh Lima
96
Sembilan Puluh Enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan Puluh Delapan
99
Sembilan Puluh Sembilan
100
Seratus
101
Seratus Satu
102
Seratus Dua
103
Seratus Tiga
104
Seratus Empat
105
Seratus Lima
106
Seratus Enam
107
Seratus Tujuh
108
Seratus Delapan
109
Seratus Sembilan
110
Seratus Sepuluh
111
Seratus Sebelas
112
Seratus Dua Belas
113
Seratus Tiga Belas
114
Seratus Empat Belas
115
Seratus Lima Belas
116
Seratus Enam Belas
117
Seratus Tujuh Belas
118
Seratus Delapan Belas
119
Seratus Sembilan Belas
120
Seratus Dua Puluh
121
Seratus Dua Puluh Satu
122
Seratus Dua Puluh Dua
123
Seratus Dua Puluh Tiga
124
Seratus Dua Puluh Empat
125
Seratus Dua Puluh Lima
126
Seratus Dua Puluh Enam
127
Seratus Dua Puluh Tujuh
128
Seratus Dua Puluh Delapan
129
Seratus Dua Puluh Sembilan
130
Seratus Tiga Puluh
131
Seratus Tiga Puluh Satu
132
Seratus Tiga Puluh Dua
133
Seratus Tiga Puluh Tiga
134
Seratus Tiga Puluh Empat
135
Seratus Tiga Puluh Lima
136
Seratus Tiga Puluh Enam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!