Empat

Setelah lulus SMU, Ambar segera melamar kerja di pabrik tekstil dekat rumahnya.Dia dibantu oleh teman satu desa yang dikenalnya sejak kecil. Ratih. Tapi tentu saja Ratih tidak bisa membuat Ambar bekerja di tempat nyaman. Dia harus berada bersama buruh gudang yang tidak memiliki pengalaman apapun. Tidak bisa memilih pekerjaan karena pendidikannya, membuatnya bekerja sangat keras. Selain melakukan pemindahan bahan yang baru masuk, dia juga mulai mempelajari bagian lain. Hanya dalam enam bulan, Ambar akhirnya ditarik masuk ke dalam bagian potong pola. Dia belajar dengan cepat lagi tapi mulai merasa bosan.

Bukan karena pekerjaan yang berat, tapi rutinitas melakukan hal yang sama tiap harinya membuat Ambar bosan. Tapi dia tidak bisa berhenti bekerja hanya karena alasan itu. Uang tabungan yang dikumpulkannya selama satu tahun juga belum terlalu banyak. Dia belum bisa berharap mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

"Wah, dek Ambar sekarang kurus ya?" komentar salah satu ibu bagian pola yang mengajari Ambar.

Ambar melihat dirinya sendiri lalu tersenyum.

"Iya Bu" jawabnya singkat.

Dia tidak pernah memperhatikan tubuhnya sendiri selama ini. Ternyata berat badannya turun banyak sekali. Hampir sepuluh kilo. Wajahnya kini terlihat lebih tirus, dan pakaiannya mulai banyak yang kebersaran. Jerawat yang selama ini selalu mengganggu kulit wajahnya juga menghilang entah sejak kapan. Ternyata, bekerja di pabrik bisa membuatnya berubah sebanyak ini.

Besoknya Ambar menerima gaji. Hanya satu juta lima ratus rupiah sudah membuatnya sangat senang. Akhirnya, dia bisa mengumpulkan uang yang cukup untuk membeli sesuatu yang p[aling diinginkannya. Ponsel baru. Ponsel lamanya akhirnya rusak tidak lama setelah bekerja di pabrik. tapi dia menyimpan nomor Feli dan Rea di buku hariannya dulu. Pulang kerja, Ambar dengan semangat pergi ke counter HP dan membeli ponsel yang agak canggih sedikit. Dia melihat-lihat ponsel barunya di rumah dan merasa senang. Sebelum lupa, dia memasukkan nomor ponsel Feli dan Rea lalu berusaha melihat apakah mereka berdua masih bisa dihubungi. Panggilannya tersambung tapi tidak ada diantara keduanya yang mengangkat. Pasti mereka berdua sudah melupakan Ambar. Tentu saja. Hampir satu tahun Ambar sama sekali tidak bisa dihubungi dan menghubungi.

Ambar sedih dan bekerja tanpa semangat. Siang harinya Ratih datang ke bagian pola untuk menemuinya.

"Ambar, aku ada tawaran buat kamu"

Selama satu tahun bekerja di pabrik yang sama, ratih sama sekali tidak pernah menyapanya. Mereka hanya saling menyapa diluar pabrik. lalu, kenapa sekarang Ratih memanggilnya? pikir Ambar curiga.

"Tawaran?"

"Iya, kalo kamu mau. kamu bisa dipindah jadi administrasi disini"

Sebenarnya Ambar tidak ingin menerima tawaran apapun dari ratih. Bukannya menjelekkan teman satu desanya sendiri. Tapi banyak sekali rumor yang beredar tentang Ratih di pabrik ini. Teman satu desa Ambar yang bahkan tidak lulus SMP itu menjabat sebagai pegawai bagian keuangan yang tidak memiliki pekerjaan. Pekerjaannya hanya satu, menemani bos yang datang ke pabrik seminggu sekali. Awalnya Ambar tidak ingin percaya dengan rumor itu, tapi karena melihat Ratih bergelayut manja di lengan pemilik pabrik sebulan yang lalu. Ambar jadi mempercayai semua rumor yang ada di pabrik ini tentang Ratih.

"Apa? Kan ada Lia yang lulusan SMK Administrasi di bagian jahit"

"Kan aku nawarin ke kamu? kamu mau gak?"

Ambar semakin curiga saat ratih mulai mengeluarkan nada kasar.

"Aku harus ngapain?"

Ratih tersenyum karena mengira Ambar menyetujui apa yang diusulkannya. Padahal Ambar hanya ingin tahu apakah Ratih memang melakukan "Hal Itu" untuk bekerja di pabrik ini.

"Nanti malem kita pergi sama-sama. Pake baju yang bagus dan jangan berjilbab"

Dalam hati Ambar membaca istighfar karena apa yang dikatakan teman satu desanya ini. Apa benar kalau Ratih memang memiliki jabatan atas di pabrik ini gara-gara hal itu? Tidak ingin lebih jauh mengetahui hal seperti itu, Ambar segera menolak permintaan Ratih.

"Oh, maaf. Kayaknya aku ada acara malem ini. Ibu ngajak aku ke rumah Budhe"

Saat Ambar ingin pergi segera dari hadapan Ratih, temannya itu segera mengancam.

"Kalo kamu gak mau, siap-siap aja dipecat"

Ratih berlalu mendahului Ambar. Bukannya sedih karena ancaman Ratih untuk menghentikan mata pencahariannya, Ambarkecewa. Ternyata perempuan sepertinya dan Ratih harus mengalami sesuatu seperti ini hanya untuk mencapai pekerjaan yang baik. Ketidakmampuan materi ternyata menjadi pendorong penting pada masa depan yang akan Ambar jalani. Tapi dia tidak ingin melakukan hal-hal diluar norma agama. Dia hanya ingin hidup biasa saja kalau memang itu adalah jalan hidup yang benar.

Semakin merasa sedih, Ambar kembali ke meja kerjanya yang besar. Dia mulai melakukan pekerjaan yang mungkin akan segera berakhir untuknya itu sampai jam menunjukkan waktu pulang. Ambar pikir bisa segera pulang tapi ternyata tidak. karena ratih menghalangi jalan pulangnya.

"Aku udah bantu kamu dapetin kerja. Sekarang kamu bantuin aku" katanya lalu menyeret tangan Ambar ke arah sebuah mobil yang terparkir di halaman pabrik. Meskipun banyak pegawai pabrik yang melihat, mereka tidak melakukan apapun. Ambar menolak untuk tunduk pada keinginan Ratih dan menggunakan kekuatan besarnya.

"Gak mau. Aku gak mau. Udah aku bilang tadi"

"Eh, kamu tuh ya. Udah dibantuin malah gak tau terima kasih"

Ambar masih tidak berkutik meskipun Ratih menggunakan semua kekuatannya.

"Aku gak mau!!"

Dia menghempaskan tangan Ratih dan menatapnya dengan pandangan kejam.

"Mending aku gak kerja daripada kayak Lo" katanya lalu pergi dengan segera meninggalkan ratih yang melongo.

Mungkin Ratih pikir, dia bukanlah orang yang bisa menolak permintaan begitu saja. Salah. Ambar memilih untuk tetap bermimpi tinggi meskipun tidak memiliki sarana untuk menacapainya. Tapi dia tidak akan menyerah pada uang. Tidak disaat dia masih bisa bekerja dengan kekuatannya sendiri.

Ambar sampai di rumah dengan wajah lesu, dan segera masuk ke dalam kamar. Dia melihat ponsel lagi dan tidak menemukan pesan dari siapapun. Apa Feli dan Rea benar-benar melupakannya begitu saja?

"Ambar, kalo udah pulang cepet mandi terus siap sholat di masjid" ucap ibunya dari luar kamar. Ambar segera menyahut karena tidak ingin membuat ibunya khawatir.

"Iya, Bu" sahutnya lalu keluar dari kamar dan tersenyum kepada ibunya.

Selepas dari masjid, Ambar makan dengan kedua orang tuanya. Dia ingin sekali menyimpan masalah yang terjadi antaranya dan ratih hari ini. Namun, mungkin dia akan segera menganggur. Kalau begitu nanti dia wajib menjelaskan semuanya dari awal.

"Pak, Ibu. kayaknya Ambar mau berhenti dari pabrik"

Kedua orang tuanya terlihat tidak terkejut dengan info yang baru saja Ambar katakan. Mereka terlihat senang daripada kecewa.

"Alhamdulillah"

Ha??? Kenapa ayahnya malah bersyukur saat Ambar memutuskan berhenti kerja.

"Apa bapak sama ibu gak kecewa?"

"Kenapa? Bapak sama ibu malah seneng kalo kamu berhenti"

"Iya, Mbar. Kerja di pabrik itu berat. Bapak gak tega liat kamu kerja disana terus"

Ambar merasa tersentuh, ternyata kedua orang tuanya juga tidak suka saat dia bekerja di pabrik. Padahal, dia pikir ayah ibunya tidak peduli asalkan dia mencari uang sendiri.

"Bapak sama ibu juga pengen kamu nerusin sekolah"

"Apa?" tanya Ambar pada perkataan ibunya yang mengejutkan.

"Ibu punya uang buat kamu nerusin kuliah"

"Gak Bu. Ambar tetep mau kerja aja"

"Kalo kamu gak mau kuliah, ambil aja kursus apa gitu buat menambah keahlian" jelas ayahnya menengahi.

Ambar yang awalnya tidak tertarik menjadi membayangkan dirinya keluar masuk dari lembaga kursus.

"Apa bener Pak? Bu?"

"Iya. Uang yang kamu kasih selama setahun ini juga ibu simpen di tabungan. kamu bisa pake buat beli buku, baju, laptop sama apa gitu"

Padahal hari ini Ambar berpikir kalau dia terus menerus mengalami kesialan. ternyata hari ini adalah hari keberuntungannya. Mendengar bahwa dia berkesempatan belajar lagi membuat Ambar sangat senang. Dia memeluk ibu dan ayahnya secara bergantian. Sampai tidak sadar ada sebuah grup chat yang datang ke ponselnya. Grup chat yang terdiri dari tiga orang saja. Felycia, Edrea dan Ambar. Keduanya menunggu dengan sabar balasan sapa mereka setelah satu tahun lamanya.

Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua puluh
21 Dua Puluh Satu
22 Dua Puluh Dua
23 Dua Puluh Tiga
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Dua Puluh Delapan
29 Dua Puluh Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Puluh Satu
32 Tiga Puluh Dua
33 Tiga Puluh Tiga
34 Tiga Puluh Empat
35 Tiga Puluh Lima
36 Tiga Puluh Enam
37 Tiga Puluh Tujuh
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga Puluh Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Puluh Satu
42 Empat Puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Empat Puluh Empat
45 Empat Puluh Lima
46 Empat Puluh Enam
47 Empat Puluh Tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh Delapan
69 Enam Puluh Sembilan
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh Puluh Satu
72 Tujuh Puluh Dua
73 Tujuh Puluh Tiga
74 Tujuh Puluh Empat
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan Puluh Satu
82 Delapan Puluh Dua
83 Delapan Puluh Tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan Puluh Enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan Puluh
91 Sembilan Puluh Satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 Sembilan Puluh Lima
96 Sembilan Puluh Enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan Puluh Delapan
99 Sembilan Puluh Sembilan
100 Seratus
101 Seratus Satu
102 Seratus Dua
103 Seratus Tiga
104 Seratus Empat
105 Seratus Lima
106 Seratus Enam
107 Seratus Tujuh
108 Seratus Delapan
109 Seratus Sembilan
110 Seratus Sepuluh
111 Seratus Sebelas
112 Seratus Dua Belas
113 Seratus Tiga Belas
114 Seratus Empat Belas
115 Seratus Lima Belas
116 Seratus Enam Belas
117 Seratus Tujuh Belas
118 Seratus Delapan Belas
119 Seratus Sembilan Belas
120 Seratus Dua Puluh
121 Seratus Dua Puluh Satu
122 Seratus Dua Puluh Dua
123 Seratus Dua Puluh Tiga
124 Seratus Dua Puluh Empat
125 Seratus Dua Puluh Lima
126 Seratus Dua Puluh Enam
127 Seratus Dua Puluh Tujuh
128 Seratus Dua Puluh Delapan
129 Seratus Dua Puluh Sembilan
130 Seratus Tiga Puluh
131 Seratus Tiga Puluh Satu
132 Seratus Tiga Puluh Dua
133 Seratus Tiga Puluh Tiga
134 Seratus Tiga Puluh Empat
135 Seratus Tiga Puluh Lima
136 Seratus Tiga Puluh Enam
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua puluh
21
Dua Puluh Satu
22
Dua Puluh Dua
23
Dua Puluh Tiga
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Dua Puluh Delapan
29
Dua Puluh Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Puluh Satu
32
Tiga Puluh Dua
33
Tiga Puluh Tiga
34
Tiga Puluh Empat
35
Tiga Puluh Lima
36
Tiga Puluh Enam
37
Tiga Puluh Tujuh
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga Puluh Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Puluh Satu
42
Empat Puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Empat Puluh Empat
45
Empat Puluh Lima
46
Empat Puluh Enam
47
Empat Puluh Tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh Delapan
69
Enam Puluh Sembilan
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh Puluh Satu
72
Tujuh Puluh Dua
73
Tujuh Puluh Tiga
74
Tujuh Puluh Empat
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan Puluh Satu
82
Delapan Puluh Dua
83
Delapan Puluh Tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan Puluh Enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan Puluh
91
Sembilan Puluh Satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
Sembilan Puluh Lima
96
Sembilan Puluh Enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan Puluh Delapan
99
Sembilan Puluh Sembilan
100
Seratus
101
Seratus Satu
102
Seratus Dua
103
Seratus Tiga
104
Seratus Empat
105
Seratus Lima
106
Seratus Enam
107
Seratus Tujuh
108
Seratus Delapan
109
Seratus Sembilan
110
Seratus Sepuluh
111
Seratus Sebelas
112
Seratus Dua Belas
113
Seratus Tiga Belas
114
Seratus Empat Belas
115
Seratus Lima Belas
116
Seratus Enam Belas
117
Seratus Tujuh Belas
118
Seratus Delapan Belas
119
Seratus Sembilan Belas
120
Seratus Dua Puluh
121
Seratus Dua Puluh Satu
122
Seratus Dua Puluh Dua
123
Seratus Dua Puluh Tiga
124
Seratus Dua Puluh Empat
125
Seratus Dua Puluh Lima
126
Seratus Dua Puluh Enam
127
Seratus Dua Puluh Tujuh
128
Seratus Dua Puluh Delapan
129
Seratus Dua Puluh Sembilan
130
Seratus Tiga Puluh
131
Seratus Tiga Puluh Satu
132
Seratus Tiga Puluh Dua
133
Seratus Tiga Puluh Tiga
134
Seratus Tiga Puluh Empat
135
Seratus Tiga Puluh Lima
136
Seratus Tiga Puluh Enam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!