Delapan

Besok paginya, Ambar bertemu dengan dua sahabatnya yang paling dia rindukan. Kedua orang tuanya juga senang karena akhirnya melihat Ambar bahagia. Mereka berdua mengantar Ambar ke pabrik untuk mengundurkan diri lalu pergi makan bersama. Di sebuah cafe dengan konsep alam, mereka beribacara panjang lebar tentang masalah sekolah. Kebanyakan memang tentang sekolah. Tapi ada yang berbeda dengan Feli, menurut Ambar. Saat Feli pergi ke toilet, Ambar bertanya pada Rea.

"Apa Feli pacaran?"

"Wah, kamu ternyata peka juga ya"

"Beneran?"

"Belum. Sampe sekarang sih belum, tapi tuh cowok mepet terus"

"Siapa?"

"Anak Inggris tapi keturunan Indo. Orang kaya" jelas Rea dengan membentuk koin dengan tangannya.

Kalau Rea mengatakan laki-laki itu kaya, berarti memang benar-benar kaya. Karena standar Rea berebeda jauh dengannya. Tapi, entah kenapa Ambar merasa sedih. Feli yang dulunya tidak pernah berpikir tentang laki-laki kini ... berpikir untuk pacaran. Rea yang terlihat sama dengan setahun yang lalu. Mungkin karena Rea memang tidak memiliki kewajiban untuk menikah. Kakak perempuannya yang berumur dua puluh enam tahunlah yang harus menikah untuk meneruskan perusahaan ayahnya.

"Apa laki-laki itu cakep?"

"Wuihhh, kayak pangeran Inggris"

"Standar dong"

Rea tertawa mendengar celetukan Ambar yang polos. Sedangkan Ambar tidak mengerti kenapa sahabatnya ini tertawa dengan menggigit cireng di mulutnya.

"Iya sih. Tapi adiknya sebenarnya yang luar biasa"

"Laki-laki itu punya adek?"

"Jadi ... mereka tuh dua bersaudara. Yang kakak umur dua puluh lima tahun, temen sekolah kakakku. Pinter, cakep, tinggi, baik, layak deh jadi penerus. Adeknya umur dua puluh tiga tahun, agak bandel tapi tampang sama badannya luar biasa. Mirip model di majalah dewasa kakak gue"

Ambar mendengar beberapa informasi yang tidak ingin dia ketahui. Rea ternyata menikmati hal-hal semacam itu.

"Trus kenapa kamu gak sama adeknya?" tanya Ambar mencoba untuk menggoda Rea.

"Bukan selera gue. Tapi, kayaknya adeknya itu juga suka sama Feli"

"Wah, cinta segitiga"

"Iya, terus ... "

Acara 'pergosipan' keduanya berlanjut sampai terpaksa harus berhenti karena Feli telah kembali dari toilet.

Hanya satu tahun, Ambar melihat perubahan besar dari keduanya. Feli menjadi lebih dewasa dan Rea semakin tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Dan mereka berdua tetap menjadi sahabat Ambar yang paling dia sayangi.

"Kalian bakal berangkat kapan?"

"Lusa. Pesawatku pagi. Gak tau Feli"

"Aku juga pagi, tapi kayaknya Rea dulu yang pergi"

Ambar merasa sedih lagi. Kali ini tidak tahu kapan lagi dia bisa melihat kedua sahabatnya. Dan lagi, yang lebih penting adalah hanya masa depannya yang belum bisa dipastikan.

Ambar terpaksa menahan kesedihannya, karena tidak ingin kedua sahabatnya mengerti tentang hal itu. Mereka pergi selalu bertiga kemanapun sampai saat Feli dan Rea harus kembali ke Inggris dan Jepang. Ambar kembali ke rumahnya sendiri dan dalam keadaan hampir menangis. Belum sempat dia masuk ke dalam rumah, seorang anak kecil memanggilnya. ternyata itu adik Ratih yang keempat. Anak itu memintanya untuk pergi ke rumah Ratih. Kuatir terjadi sesuatu, Ambar segera pergi kesana dan menemukan ibu Ratih sedang mencari anaknya yang sudah tiga hari tidak pulang. Dan orang terakhir yang terlihat bersama Ratih adalah Ambar. Tentu saja Ambar bingung ingin menjawab apa. Karena ibu Ratih terlihat tidak tahu apapun yang dilakukan putrinya.

"Saya cari dulu. nanti saya telpon Budhe"

"Iya, Tolong ya Mbar. Budhe gak tau harus cari kemana lagi"

Ambar kembali ke rumahnya terlebih dahulu dan menceritakan tentang Ratih pada ibunya. Tapi tidak bagian tempat hiburan malam dan kelakuan Ratih. Ibunya akhirnya memberi ijin Ambar untuk mencari tetangganya yang merepotkan itu. Sebelum berangkat, Ambar menghubungi Kenzo yang bekerja di tempat hiburan malam tujuannya akan pergi malam ini.

"Wah, aku dikirim bos ke luar Jawa. Selasa aku bantu kamu cari"

"Iya deh"

Meskipun Ambar menyetujui saran Kenzo, tapi Selasa baru akan datang empat hari lagi. Ambar tidak tahu apa yang akan terjadi pada Ratih selama empat hari itu.

Pukul sembilan malam, akhirnya Ambar memberanikan diri untuk pergi ke tempat hiburan malam yang sama. Seorang penjaga sempat melarangnya masuk, tapi setelah Ambar menjelaskan alasannya ingin pergi kesana, mereka memperbolehkannya. Ambar mendengar suara keras yang tidak nyaman di telinganya lagi dan berusaha mencari sosok Ratih disana. Dia berjalan dari satu meja ke meja lainnya, berharap melihat wajah Ratih disana. Dan belum lima menit dia berkeliling, sebuah tangan besar menahan lengannya.

"Kami tidak menerima tamu sepertimu"

Ambar diseret keluar oleh laki-laki berbadan besar itu. Padahal dia sudah menjelaskan alasannya masuk ke dalam tempat seperti ini.

"Aku cuma cari orang. Aku gak ganggu kok" alasannya lalu ingin masuk lagi. laki-laki di depannya tetap memegang lengannya dengan erat.

"Aku tidak suka melihat perempuan yang menutup seluruh tubuhnya masuk ke tempatku dan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi tamu lainnya. Apalagi, kau tidak akan membeli apapun di dalam sana"

Di bawah lampu penerangan jalan akhirnya Ambar melihat laki-laki yang menyeretnya keluar dengan jelas. Wajah yang seperti dipahat dengan baik, dan tampilannya sungguh berkelas. Seperti orang kaya yang sebenarnya. Tapi, dia pernah melihat laki-laki ini. Mirip laki-laki yang muncul tiba-tiba saat dia bicara dengan Kenzo waktu itu. Jadi, laki-laki ini adalah bos Kenzo sekaligus pemilik tempat ini. Butuh beberapa menit untuk Ambar teringat tujuannya kemari lalu menepis tangan yang memegang lengannya.

"Maaf, bukan maksud saya mengganggu bisnis Anda"

kata-katanya menjadi lebih sopan karena Ambar takut membuat masalaha untuk temannya yang sedang merintis karir.

"Tapi apa Anda bisa membantu saya? Saya mencari perempuan yang ada di foto ini. Saya akan menunggu disini kalau Anda mau membantu saya"

Laki-laki itu mengambil ponsel Ambar lalu pergi ke pintu masuk tempat bisnisnya begitu saja. Ambar mencoba bersabar dengan kelakuan seenaknya laki-laki itu.

Tak berapa lama, laki-laki itu kembali ke tempatnya berdiri.

"Kemarin perempuan ini kemari. Tapi malam ini belum. Biasanya perempuan ini akan datang tengah malam"

Laki-laki itu mengembalikan ponsel Ambar, dan dia merasa lega. Ternyata Ratih tidak hilang. Tapi, bagaimana bisa dia menunggu sampai tengah malam di tempat ini. Dia adalah perempuan perawan yang masih berumur dua puluh tahun. kalau terjadi sesuatu, masa depannya akan hancur. Apa dia harus menghubungi ayahnya dan menceritakan segalanya?

Dan disaat dia kebingungan, laki-laki di depannya menawarkan sebuah solusi yang berbahaya.

"Kau bisa menunggu di kantorku, sampai perempuan itu datang"

Meskipun Ambar sadar diri dengan wajahnya yang jelek dan penampilannya yang berhijab, dia tetap perempuan. Dia takut menerima tawaran laki-laki yang tidak dikenalnya.

"Gak perlu. Aku tunggu disini aja"

"Kamu bukan seleraku"

Ambar tertegun dengan kata-kata yang didengarnya. Kenapa dia kini tidak merasa terhina dengan kenyataan itu? Kenyataan bahwa wajah dan penampilannya memang tidak menarik laki-laki manapun. Disaat kedua sahabatnya menjadi semakin cantik dan mulai mengenal cinta, dia ditinggalkan sendiri dengan keterbatasan penampilan. Sungguh nasib yang tragis, untuknya.

Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua puluh
21 Dua Puluh Satu
22 Dua Puluh Dua
23 Dua Puluh Tiga
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Dua Puluh Delapan
29 Dua Puluh Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Puluh Satu
32 Tiga Puluh Dua
33 Tiga Puluh Tiga
34 Tiga Puluh Empat
35 Tiga Puluh Lima
36 Tiga Puluh Enam
37 Tiga Puluh Tujuh
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga Puluh Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Puluh Satu
42 Empat Puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Empat Puluh Empat
45 Empat Puluh Lima
46 Empat Puluh Enam
47 Empat Puluh Tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh Delapan
69 Enam Puluh Sembilan
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh Puluh Satu
72 Tujuh Puluh Dua
73 Tujuh Puluh Tiga
74 Tujuh Puluh Empat
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan Puluh Satu
82 Delapan Puluh Dua
83 Delapan Puluh Tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan Puluh Enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan Puluh
91 Sembilan Puluh Satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 Sembilan Puluh Lima
96 Sembilan Puluh Enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan Puluh Delapan
99 Sembilan Puluh Sembilan
100 Seratus
101 Seratus Satu
102 Seratus Dua
103 Seratus Tiga
104 Seratus Empat
105 Seratus Lima
106 Seratus Enam
107 Seratus Tujuh
108 Seratus Delapan
109 Seratus Sembilan
110 Seratus Sepuluh
111 Seratus Sebelas
112 Seratus Dua Belas
113 Seratus Tiga Belas
114 Seratus Empat Belas
115 Seratus Lima Belas
116 Seratus Enam Belas
117 Seratus Tujuh Belas
118 Seratus Delapan Belas
119 Seratus Sembilan Belas
120 Seratus Dua Puluh
121 Seratus Dua Puluh Satu
122 Seratus Dua Puluh Dua
123 Seratus Dua Puluh Tiga
124 Seratus Dua Puluh Empat
125 Seratus Dua Puluh Lima
126 Seratus Dua Puluh Enam
127 Seratus Dua Puluh Tujuh
128 Seratus Dua Puluh Delapan
129 Seratus Dua Puluh Sembilan
130 Seratus Tiga Puluh
131 Seratus Tiga Puluh Satu
132 Seratus Tiga Puluh Dua
133 Seratus Tiga Puluh Tiga
134 Seratus Tiga Puluh Empat
135 Seratus Tiga Puluh Lima
136 Seratus Tiga Puluh Enam
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua puluh
21
Dua Puluh Satu
22
Dua Puluh Dua
23
Dua Puluh Tiga
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Dua Puluh Delapan
29
Dua Puluh Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Puluh Satu
32
Tiga Puluh Dua
33
Tiga Puluh Tiga
34
Tiga Puluh Empat
35
Tiga Puluh Lima
36
Tiga Puluh Enam
37
Tiga Puluh Tujuh
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga Puluh Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Puluh Satu
42
Empat Puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Empat Puluh Empat
45
Empat Puluh Lima
46
Empat Puluh Enam
47
Empat Puluh Tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh Delapan
69
Enam Puluh Sembilan
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh Puluh Satu
72
Tujuh Puluh Dua
73
Tujuh Puluh Tiga
74
Tujuh Puluh Empat
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan Puluh Satu
82
Delapan Puluh Dua
83
Delapan Puluh Tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan Puluh Enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan Puluh
91
Sembilan Puluh Satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
Sembilan Puluh Lima
96
Sembilan Puluh Enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan Puluh Delapan
99
Sembilan Puluh Sembilan
100
Seratus
101
Seratus Satu
102
Seratus Dua
103
Seratus Tiga
104
Seratus Empat
105
Seratus Lima
106
Seratus Enam
107
Seratus Tujuh
108
Seratus Delapan
109
Seratus Sembilan
110
Seratus Sepuluh
111
Seratus Sebelas
112
Seratus Dua Belas
113
Seratus Tiga Belas
114
Seratus Empat Belas
115
Seratus Lima Belas
116
Seratus Enam Belas
117
Seratus Tujuh Belas
118
Seratus Delapan Belas
119
Seratus Sembilan Belas
120
Seratus Dua Puluh
121
Seratus Dua Puluh Satu
122
Seratus Dua Puluh Dua
123
Seratus Dua Puluh Tiga
124
Seratus Dua Puluh Empat
125
Seratus Dua Puluh Lima
126
Seratus Dua Puluh Enam
127
Seratus Dua Puluh Tujuh
128
Seratus Dua Puluh Delapan
129
Seratus Dua Puluh Sembilan
130
Seratus Tiga Puluh
131
Seratus Tiga Puluh Satu
132
Seratus Tiga Puluh Dua
133
Seratus Tiga Puluh Tiga
134
Seratus Tiga Puluh Empat
135
Seratus Tiga Puluh Lima
136
Seratus Tiga Puluh Enam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!