Hubungan aku dan EL masih sama seperti sebelumnya. Walaupun Mami EL tidak pernah menyetujui hubungan kami, EL tetap kekeh pada pendiriannya. Dia akan tetap mempertahankan hubungan kami hingga kejenjang pernikahan.
Walaupun hubungan kami sudah lebih dari seorang Boss dan karyawan namun jika ditempat kerja posisiku sama seperti karyawan lainnya. EL tidak pernah membeda-bedakan aku dengan teman-temanku.
"Sayang, kita jalan yuk!" ajak EL ketika jam kerja kami sudah usai.
Aku sedang membereskan barang bawaanku kemudian memasukkannya ke dalam tas dan bersiap untuk pulang.
"Kemana?" tanyaku,
"Kemanapun boleh, asalkan terus bersama dirimu..." goda EL sambil mengedipkan matanya kepadaku.
Aku tersenyum melihatnya. EL merengkuh pundak ku dan membawaku memasuki mobilnya.
Disepanjang perjalanan, EL selalu melemparkan senyum kepadaku. Sejenak, aku melupakan masalah kerumitan hubunganku dengannya. Aku merasa bahagia dan nyaman ketika bersama EL.
Akhirnya EL menghentikan mobilnya disebuah rumah yang berukuran lumayan besar menurutku.
EL membukakan pintu mobil kemudian meraih tanganku. Setelah keluar dari mobilnya, ia membawaku memasuki rumah itu.
"Ini rumahku, Ge. Rumahnya sangat sederhana... Kamu mau kan, tinggal disini setelah kita menikah nanti?" ucap EL padaku
Aku memperhatikan rumah itu secara detail. EL bilang rumah ini sederhana? Lalu apa kabar dengan rumah kontrakan yang aku tempati sekarang?
Rumah itu memang lebih sederhana kalau dibandingkan dengan rumahnya Tuan Alessandro ataupun rumahnya Mami EL. Namun rumah itu termasuk Wow buat ku yang miskin ini.
"Apa kamu tidak ingin tinggal disini, Ge?!"
EL menatap wajahku dengan tatapan sendu karena aku tidak menjawab pertanyaanya.
"Bukan begitu, EL. Tentu saja aku mau! EL, aku mencintaimu bukan karena harta mu tapi karena kamu mampu membuat aku nyaman dan merasa bahagia." sahut ku
EL tersenyum lebar ketika mendengar jawaban dariku. "Aku cuma takut kamu kecewa padaku, Ge! Karena aku tidak sekaya Alessandro."
Aku mengerutkan kening ku. Aku tidak mengerti dengan pemikiran EL yang terus membanding-bandingkan dirinya dengan Tuan Aley.
"Kenapa kamu selalu menyebut nama Tuan Aley, EL?" tanyaku
EL menundukkan kepalanya tanpa berani menatap wajahku saat itu.
"Karena aku tahu kamu tergila-gila padanya, kan?!"
Duarr!
Oh Tuhan, aku bagaikan disambar petir di siang bolong ketika mendengar penuturan EL. Darimana dia tahu aku pernah tergila-gila dengan Tuan Alessandro. Aku sama sekali tidak pernah membahas soal itu kepada siapapun.
"Siapa yang mengatakan hal itu kepada mu, EL?" tanyaku,
Dia mengangkat kepalanya kemudian tersenyum kepadaku. "Aku tahu semuanya tentang mu." jawabnya.
Astaga, apakah dia juga tahu kalau anak yang sedang ku kandung sekarang adalah anaknya Tuan Alessandro? Aku ingin sekali menanyakan hal itu namun aku ragu untuk mengatakannya.
EL meraih tanganku dan membawaku ke kamarnya. "Ini kamar kita, setelah kau dan aku menikah. Apa kamu mau mencoba tempat tidurnya?"
EL menarik tanganku, dia ingin membawaku ketempat tidur. Namun kakiku terasa menempel di lantai, kakiku enggan melangkah menuju tempat tidur itu.
EL berbalik dan menatap ku kemudian tersenyum lagi, "Aku berjanji tidak akan menyentuh mu sebelum kita sah menjadi suami istri, Ge." ucapnya
Aku lega setelah mendengar perkataannya. Sejak kejadian itu, aku berjanji pada diriku sendiri. Tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sudah aku lakukan. Cukup sekali aku menanggung dosa besar dan aku tidak ingin menambah dosa lagi.
Aku membiarkan EL membawaku ketempat tidur. Dia mendudukkan aku di tepi tempat tidurnya kemudian merebahkan tubuhku begitupula dirinya.
Kami berbaring dengan posisi saling berhadapan. EL tersenyum padaku sambil terus menatapku. Aku percaya EL tidak akan melakukan hal aneh padaku. Karena sampai saat ini EL bahkan tidak pernah menyentuh bibir ku.
EL memeluk tubuhku dan mencium puncak kepalaku berkali-kali. "Aku sayang kamu, Ge! Aku ingin kita terus seperti ini hingga akhir hayat kita." ucapnya,
Aku begitu terharu mendengarnya, aku bahkan menitikkan airmata ku. Aku tidak menyangka Tuhan mempertemukan aku dengan sosok EL yang begitu peduli dengan diriku yang menjijikkan ini.
EL melepaskan pelukannya dan kembali menatap wajahku.
"Kamu menangis, Ge?" EL heran melihat airmata ku yang mengalir tanpa disengaja itu.
"Aku terharu EL, aku begitu bahagia ketika kamu mengatakan hal itu. Pantaskah aku yang menjijikkan ini mendapatkan cinta yang begitu besar dari mu?"
Dia tersenyum kemudian melabuhkan satu kecupan di kening ku. "Jangan pernah ucapkan kalau dirimu itu menjijikkan. Kamu tidak menjijikkan, Ge! Kamu itu istimewa untukku."
Aku bagaikan melayang kelangit ketujuh dibawa EL. Semoga saja apa yang dikatakan oleh EL adalah benar dan akan terus seperti itu hingga kematian memisahkan kami.
Disaat kami tengah tenggelam dengan perasaan bahagia kami, tiba-tiba bel rumah EL berbunyi. EL bangkit begitupula diriku.
"Kamu tunggu disini saja ya, Ge! Aku ingin melihat siapa tamu ku. Sebentar saja!!!" ucap EL seraya meninggalkan aku di kamarnya.
Tiba-tiba hatiku merasa tidak nyaman. Aku mengikuti langkah EL tanpa sepengetahuan darinya.
Ku perhatikan EL dari jauh. Dia sepertinya sedang marah-marah. Entah siapa tamunya saat itu, aku tidak dapat melihatnya.
Aku mendekat kepada EL dan membuka pintunya. Betapa terkejutnya aku, ternyata tamu EL adalah Tuan Alessandro.
Tuan Alessandro pun sepertinya sangat terkejut ketika melihat aku berada dirumah EL.
"Apa yang kamu lakukan disini, Ge!" bentak Tuan Alessandro sambil menarik tanganku untuk mendekat kepadanya.
EL pun turut meradang, ia menepis tangan Tuan Alessandro dan menyembunyikan aku dibalik tubuhnya. Aku memperhatikan ekspresi Tuan Alessandro dari balik tubuh EL, dia sangat marah.
"Kenapa kamu begitu melindunginya, EL! Dia itu tengah mengandung anak orang lain!" ucap Tuan Aley dengan penuh emosi.
"Aku tau, lalu apa masalahnya sama kamu?!" tanya EL balik, EL tetap terlihat tenang menghadapi sikap Tuan Alessandro saat itu.
Aku pun salut dengan kesabaran EL menghadapi sikap Tuan Alessandro yang tidak pernah berubah sama sekali.
"Kamu menyedihkan, EL! Apa karena kamu tidak bisa memiliki keturunan lalu kamu memanfaatkan kehamilan Ge, agar kamu bisa merasakan menjadi seorang Ayah sebagaimana lelaki normal, iya?!" ucap Tuan Alessandro
Perkataan yang begitu menyakitkan, bisa-bisanya Tuan Alessandro mengatakan hal itu kepada EL. Ku perhatikan raut wajah EL saat itu, wajahnya memerah, rahangnya semakin tegas dan benar saja. Satu tamparan keras meluncur ke wajah Tuan Alessandro.
Aku berteriak histeris, apa yang aku takutkan akhirnya terjadi. Kedua lelaki itu saling adu jotos disana. Bagaimana caranya melerai mereka, aku sendiri sangat ketakutan melihat perkelahian sengit yang mereka ciptakan.
Berkali-kali aku berteriak agar mereka menghentikan aksinya. Namun percuma, mereka sama sekali tidak mempedulikan teriakkan ku.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
dasar Alay sukanya cari masalah😤😤😤
apa sebenarnya maumu Al🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2022-09-13
0
Erlin
lebih baik Ge sama El
2021-10-28
0
Bunda silvia
Apa sih maunya aley menyebalkan
2021-08-13
0