Jalan bareng Tuan Aley

Semakin hari, aku semakin bahagia. Bagaimana tidak bahagia, aku bak bayangan kedua baginya. Kemana dia melangkah, disitu pula aku melangkahkan kakiku.

Seperti hari ini, Tuan Aley kembali melakukan pemotretan. Disaat sedang break, aku dan beberapa teman-teman seprofesi ku sedang tertawa mendengarkan celotehan salah satu temanku yang paling gokil, Lily.

Disaat aku sedang asik terbahak, entah kenapa mataku tiba-tiba tertuju kepada sosok idola ku itu. Ternyata dia tengah memperhatikan diriku yang sedang asik tertawa lepas.

Oh Tuhan, aku malu. Sangat malu. Dia terus menatap ku sambil tersenyum kecil. Aku menghentikan tawaku secara tiba-tiba dan membuat teman-temanku pada kebingungan.

"Kamu kenapa, Ge?" tanya Lily padaku,

"Tidak apa-apa," sahutku,

Entah kenapa temanku itu sepertinya mengetahui pikiranku,

"Tuan Aley, ya? Apa dia sering berbuat tidak baik padamu?" tanyanya lagi

"Tidak, dia sangat baik malah..." bantahku.

***

Akhirnya pekerjaan hari itupun selesai, aku dan Tuan Aley sudah berada di dalam mobilnya. Ketika diperjalanan Tuan Aley mengajakku bicara.

"Ge, aku dan Sarra ingin berlibur akhir pekan ini selama dua hari. Aku harap kamu mau iku bersama kami. Bagaimana Ge?" tanyanya padaku.

Aku yakin sekali, aku hanya akan menjadi seorang fotografer buat mereka berdua. Yang akan mengabadikan adegan-adegan romantis yang akan mereka ciptakan disana.

"Sebaiknya tidak usah, Tuan. Aku hanya akan menggangu kenyamanan kalian saja." tolak ku.

Tuan Aley tergelak. Dia tidak menyangka akan mendengar jawaban yang seperti itu dariku.

"Tidak apa-apa, Ge! Aku sudah membicarakan hal itu kepada Sarra dan dia menyetujuinya. Mau ya, Ge?!" pintanya lagi

Ya Tuhan, aku tidak sanggup menolaknya katika melihat tatapannya yang meluluh lantakkan hatiku itu. Aku yang sudah terlanjur bodoh inipun segera mengangguk kan kepalaku.

Dia tersenyum puas, sepertinya dia senang mendengar jawaban dariku.

Akhirnya mobilnya pun tiba di halaman rumahnya. Seperti biasanya dia akan merengkuh pundak ku ketika memasuki rumahnya.

Sebelum kami berpisah, dia sempat menatapku sambil tersenyum kemudian mencubit pipiku dengan lembut.

Tuan Aley jangan buat aku semakin tergila-gila padamu. Aku takut akan terjatuh lebih dalam lagi di jurang perasaanku yang tak berdasar itu.

Huft, aku menghela nafas panjang dan berjalan gontai menuju kamarku. Setibanya disana, aku segera melepaskan pakaianku dan membersihkan diri.

Selesai mandi, aku yang masih terbalut handuk pendek ditubuh ku dikejutkan dengan kehadiran Tuan Aley yang tiba-tiba saja berada didepan kamar ku.

"Tuan, Aley?"

Dia pun sama sepertiku, ia terkejut ketika melihat aku yang hanya mengenakan handuk pendek itu. Dia tersenyum kepadaku,

"Ge, aku ingin kamu menemaniku jalan malam ini." ucapnya,

Namun mata Tuan Aley tidak berkedip melihat tubuhku yang jauh dari kata sempurna ini. Mungkin saja dihatinya, aku adalah gadis teraneh yang pernah ia lihat.

Karena ia selalu melihat lekuk tubuh yang sangat mempesona dan sempurna, bukan hanya tubuh kekasihnya, Sarra. Namun juga teman-teman wanitanya yang sering menjadi partner kerjanya.

Aku mencoba menutupi tubuhku ini dengan kedua tanganku. Namun percuma, apa sih yang mampu ditutupi oleh kedua tanganku?Ya sudah, aku pasrah saja. Biarlah dia menikmati pemandangan yang tidak terlalu menarik ini.

"Jalan kemana, Tuan?" tanyaku

"Kita cari makan di luar. Ku tunggu di ruang utama, ya!" sahutnya,

Aku pun mengangguk pelan dan setelah dia pergi, segera kuraih pakaianku dan mengenakannya.

Aku menggunakan celana jeans dan baju kaos yang agak ketat. Ah, jangan tanya kenapa? karena hanya itu pakaian favorit ku.

Aku melangkah menuju ruang utama setelah selesai bersiap-siap. Tuan Aley tersenyum hangat ketika melihatku mendekat kearahnya.

"Ayo, Ge!" Dia meraih tanganku dan membawaku menuju mobilnya.

Apa yang aku rasakan sekarang? Tentu saja aku bahagia, sangat bahagia. Aku merasa seperti menjadi kekasihnya untuk malam ini. Lihat saja cara dia menggandeng tanganku, romantis, kan? Itu sih menurutku, entahlah menurut lelaki itu.

Diperjalanan, beberapa kali aku memergoki Tuan Aley yang curi pandang kepadaku. Atau aku yang ke geer'an? Menganggap tatapan biasanya menjadi tatapan istimewa bagiku?

Akhirnya Tuan Aley menghentikan mobilnya ditempat yang ia tuju. Ternyata dia mengajakku makan di warung pinggir jalan. Aku terkejut, aku tidak menyangka ternyata dia tidak gengsi makan ditempat seperti itu.

Dia kembali menggandeng tanganku hingga menuju warung itu.

"Hei, Aley... tumben bawa cewek, biasanya kan sendirian kalau kesini?!" ucap pemilik warung yang mungkin seusia Tuan Aley.

"Sekarang aku punya teman, jadi gak bakal sendirian lagi kalau kesini." sahut Tuan Aley sambil tersenyum kepadaku.

Aku terdiam seribu bahasa, mendengar celotehan Tuan Aley dan pemilik warung. Sepertinya Tuan Aley adalah langganan setia warung ini karena hampir semua orang kenal dengannya.

"Kenapa diam saja, Ge?" tanya Tuan Aley kepadaku

"Aku bingung mau ngomong apa Tuan." sahutku,

Dia tersenyum padaku, "Jangan panggil aku tuan ketika berada diluar tempat kerja. Panggil saja namaku, Aley. Itu juga berlaku ketika berada di rumah, bisa kan?" tanyanya padaku.

Aku tersenyum sembari mengangguk kan kepalaku.

Tidak lama setelah itu, makanan yang dipesan oleh Tuan Aley pun tiba. Aku membulatkan mataku ketika melihat menu yang ia pilih. Ternyata dia menyukai seblak yang ekstra pedas.

"Kamu serius, Aley? Kamu menyukai makanan ini?!" tanyaku setengah tidak percaya.

"Ya, aku menyukainya." sahutnya sambil tersenyum padaku.

"Aku akan mengingatnya, nanti disaat hari spesial mu, akan ku berikan makanan ini sebagai kadonya." ucapku

Dia tertawa renyah, "Baiklah, akan kutunggu hadiah spesial mu itu." sahutnya lagi.

Kamipun menikmati makanan itu. Saat menyantap nya, aku dan Tuan Aley terus saling lirik. Bukan apa-apa, hanya memperhatikan reaksi masing-masing ketika menyantap makanan ekstra pedas itu.

Dan akhirnya makanan itupun ludes, aku dan Tuan Aley sudah menghabiskan beberapa gelas minuman hingga perutku ini terasa penuh dengan air minum.

Setelah makan, Tuan Aley mengajakku untuk bersantai disalah satu kursi taman. Yang tidak jauh dari warung makan itu.

"Ge, bolehkah aku bercerita sedikit tentang hubungan ku dengan Sarra?" tanya Tuan Aley kepadaku.

Aku pun mengangguk, "Ceritakan lah." sahutku.

"Sebenarnya aku dan Sarra akan segera melangsungkan pernikahan namun aku masih bingung dengan sikapnya. Aku ingin punya momongan secepatnya setelah kami menikah nanti namun dia selalu menolak. Karena dia tidak ingin merusak bentuk tubuhnya, lucu kan?!" ucapnya sambil menghela nafas panjang.

"Nanti setelah kalian menikah, aku yakin dia pasti akan berubah pikiran. Mana ada sih orang menikah yang tidak ingin punya momongan. Itu sih menurut aku..." sahutku,

Dia melempar senyum padaku, "Aku harap begitu..."

***

Terpopuler

Comments

peny giyan

peny giyan

aku baca novel ini udah berapa kali ya sampe hafal ceritanya wkwkkwkw

2024-12-15

1

susi 2020

susi 2020

😔😔🤫

2023-03-07

0

susi 2020

susi 2020

😘😘🥰

2023-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Pov Gea
2 Bekerja bersama Tuan Aley
3 Ciuman Pertama Ku dengan Tuan Aley
4 Jalan bareng Tuan Aley
5 Liburan
6 Awal kehancuran ku
7 Kehamilan ku
8 Kedatangan Tuan Aley
9 Morning Sickness
10 Bayi kembar
11 El dan Ge
12 Sehari bersama El
13 AL dan EL
14 AL dan EL part 2
15 Menemani EL ke pesta
16 Pernyataan cinta EL
17 Tuan Aley
18 Pindah Kontrakan
19 Mami EL
20 AL vs EL
21 Digerebek Warga
22 Bantuan Om Hanif
23 Menemui Mami EL
24 Hari Pernikahan
25 Melahirkan
26 Pengakuan Alessandro
27 Ada apa dengan EL
28 Fariz Sakit
29 Menemui Alessandro
30 Kedatangan Alessandro
31 AL dan Ge
32 Menunggu EL
33 Noda Lipstik
34 Mengunjungi Butik
35 Siapa Wanita Itu?
36 Pengakuan Bella
37 Mengunjungi Kediaman Bella
38 Permintaan Arini
39 EL Cemburu
40 Taman Bermain
41 Menunggu
42 Membuat Kue
43 Alessandro berangkat
44 Ruko
45 Perpisahan
46 EL berkunjung
47 Penyesalan Nyonya Liliana
48 Siapa Dia?
49 Fikri
50 Penyesalan EL
51 Alessandro Kembali
52 Will U Marry Me?!
53 EL
54 Wedding Party
55 Setelah Pernikahan
56 Morning Sickness ala AL
57 Baby Fiona, Happy Ending
58 S2. MENIKAHI LELAKI KEMAYU
59 S2. Pertemuan
60 Jalan Bareng Julian
61 Ditinggalkan di malam pertama
62 Pisah Kamar
63 Lingerie
64 O M G
65 Mengunjungi Tuan Joseph
66 Amanat Tuan Joseph
67 Kepergian Tuan Joseph
68 Julian
69 Kemalangan Julian
70 Tidur Bersama
71 First Kiss
72 Aksi Nekad Kedua
73 Nikmat membawa Penyesalan
74 Julian Cemburu
75 Digerebek Polisi
76 Make Over
77 Leo Meradang
78 Mimpi Buruk
79 Ketempat Gym
80 Positif
81 Berkunjung Kerumah Mama
82 Julian Vs Leo
83 Melinda
84 Pengakuan Julian
85 Pembalasan Leo
86 Pulang Kerumah Orangtua
87 Masih Dirumah Mama
88 Daddy Yang Keras Kepala
89 Kembali
90 Merindukan Keluarga
91 Julian Menjemput
92 Konferensi Pers
93 August
94 Kabar Baik dan Kabar Buruk
95 Rumah Sakit
96 Kelahiran Baby Boy
97 Kembali Kerumah
98 Baby Kedua OTW
99 Pengumuman
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Pov Gea
2
Bekerja bersama Tuan Aley
3
Ciuman Pertama Ku dengan Tuan Aley
4
Jalan bareng Tuan Aley
5
Liburan
6
Awal kehancuran ku
7
Kehamilan ku
8
Kedatangan Tuan Aley
9
Morning Sickness
10
Bayi kembar
11
El dan Ge
12
Sehari bersama El
13
AL dan EL
14
AL dan EL part 2
15
Menemani EL ke pesta
16
Pernyataan cinta EL
17
Tuan Aley
18
Pindah Kontrakan
19
Mami EL
20
AL vs EL
21
Digerebek Warga
22
Bantuan Om Hanif
23
Menemui Mami EL
24
Hari Pernikahan
25
Melahirkan
26
Pengakuan Alessandro
27
Ada apa dengan EL
28
Fariz Sakit
29
Menemui Alessandro
30
Kedatangan Alessandro
31
AL dan Ge
32
Menunggu EL
33
Noda Lipstik
34
Mengunjungi Butik
35
Siapa Wanita Itu?
36
Pengakuan Bella
37
Mengunjungi Kediaman Bella
38
Permintaan Arini
39
EL Cemburu
40
Taman Bermain
41
Menunggu
42
Membuat Kue
43
Alessandro berangkat
44
Ruko
45
Perpisahan
46
EL berkunjung
47
Penyesalan Nyonya Liliana
48
Siapa Dia?
49
Fikri
50
Penyesalan EL
51
Alessandro Kembali
52
Will U Marry Me?!
53
EL
54
Wedding Party
55
Setelah Pernikahan
56
Morning Sickness ala AL
57
Baby Fiona, Happy Ending
58
S2. MENIKAHI LELAKI KEMAYU
59
S2. Pertemuan
60
Jalan Bareng Julian
61
Ditinggalkan di malam pertama
62
Pisah Kamar
63
Lingerie
64
O M G
65
Mengunjungi Tuan Joseph
66
Amanat Tuan Joseph
67
Kepergian Tuan Joseph
68
Julian
69
Kemalangan Julian
70
Tidur Bersama
71
First Kiss
72
Aksi Nekad Kedua
73
Nikmat membawa Penyesalan
74
Julian Cemburu
75
Digerebek Polisi
76
Make Over
77
Leo Meradang
78
Mimpi Buruk
79
Ketempat Gym
80
Positif
81
Berkunjung Kerumah Mama
82
Julian Vs Leo
83
Melinda
84
Pengakuan Julian
85
Pembalasan Leo
86
Pulang Kerumah Orangtua
87
Masih Dirumah Mama
88
Daddy Yang Keras Kepala
89
Kembali
90
Merindukan Keluarga
91
Julian Menjemput
92
Konferensi Pers
93
August
94
Kabar Baik dan Kabar Buruk
95
Rumah Sakit
96
Kelahiran Baby Boy
97
Kembali Kerumah
98
Baby Kedua OTW
99
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!