"Ge, sebenarnya kamu itu dari mana, mau kemana?" tanya El padaku,
"Aku tidak tahu, aku baru saja berhenti dari pekerjaan ku dan juga diusir dari kosan ku. Tragis kan nasibku?!" sahut ku sambil menyeruput minuman yang sudah dipesan El untuk kami.
Ku dengar El menghela nafas yang membuat aku melihat ke arahnya. Dia melemparkan senyumnya kepadaku,
"Bolehkah aku membantu mu?" tanyanya
Aku terkekeh pelan, kemudian ku balas tatapan nya. "Membantu seperti apa?"
"Aku punya butik dan masih kekurangan karyawan disana. Kamu bisa bekerja di butik ku, itupun kalau kamu mau sih..." ucapnya
Aku seperti mendapatkan secercah harapan. Aku senang bukan kepalang, tawaran yang begitu menarik untukku. Dengan cepat kepala ini mengangguk.
"Ya! aku mau, El! Aku memang sangat membutuhkan pekerjaan, aku butuh banyak uang untuk biaya persalinan ku nanti." sahut ku tanpa pikir panjang
El tersenyum lebar, "Makanlah dulu, nanti ku ajak kamu ke butik milik ku. Tidak jauh kok dari sini." sahut nya.
Kami pun makan bersama, beruntung pusing dan mual ku sudah berkurang jadi aku bisa makan walaupun tidak terlalu banyak. Aku merasa Tuhan telah mengirimkan sosok El sebagai penyelamat hidupku, yang pastinya untuk bayi-bayiku ini.
Selesai makan dan minum di cafe itu, El menepati janjinya. Ia mengajakku ke Butik miliknya. Ternyata butik milik El itu khusus menjual pakaian pria baik formal maupun Nonformal. Bahkan ia memiliki label tersendiri.
"Kamu serius, El? Akan memperkerjakan aku disini?" tanyaku sambil memperhatikan butik miliknya.
El tersenyum padaku kemudian mengangguk, "He'eh"
Aku masih tidak percaya dengan semua keajaiban ini. Hari ini aku berhenti bekerja dan hari ini pula seseorang memberi ku pekerjaan.
Aku terus memperhatikan tempat itu. Tempatnya lumayan besar tapi yang membuat mataku terbelalak itu, merk dan harga pakaian disini. Semuanya berharga fantastis dan merk nya sudah terkenal seantero negeri bahkan luar negeri.
"Kenapa, Ge? Butik ku jelek ya?!" tanyanya,
Dia itu bertanya atau ingin mengejek ku? Jelek dia bilang, mungkin dia kira aku tidak tahu berapa harga pakaian yang ia pajang di butiknya itu. Aku tahu karena Tuan Aley kan bekerjasama dengan sang empunya merk itu. Yang selalu ia gunakan ketika pemotretan dan juga saat fashion show.
"Gak lah, gini-gini aku pernah kerja dengan seorang model ternama loh dan dia yang jadi model merk itu!" ucapku seraya menunjukkan salah satu merk yang terpampang didalam butik miliknya El,
El mengerutkan keningnya, "Siapa?" tanyanya
"Tuan Alessandro, siapa sih yang tidak kenal dengannya. Dia juga tampan kan, Oupss!"
Aku membelalakan mataku sambil menutup mulut ku yang ngomongnya tidak bisa di rem ini. El tergelak ketika mendengar perkataan ku, wajahnya bahkan sampai memerah karena tak bisa menahan tawanya.
"Alessandro, ya?! Ya, ya... aku kenal. Dia memang bekerjasama dengan merk pakaian itu. Dia juga tampan seperti yang kau bilang,"
El kembali tergelak, entah apa yang dia tertawakan. Aku rasa perkataan ku itu tidak lucu, kenapa ia bisa tergelak ketika ku sebut Tuan Aley itu tampan?
Dasar lelaki aneh. Tapi semoga saja dia hanya aneh tapi tidak seperti Tuan Aley. Sudah aneh, menyebalkan pula!
"Jadi kamu pernah bekerja dengan Alessandro sebelumnya. Lalu kenapa kamu berhenti?"
"Karena... Mami Angel memintaku untuk kembali bekerja bersamanya." sahut ku.
Aku menundukkan kepalaku, aku tidak ingin ketahuan kalau aku sedang berbohong.
"Owh begitu. Oh ya Ge, aku ingin kita bicara serius. Maukah kamu ikut aku? Anggap saja aku sedang menginterview kamu sebagai calon karyawan baruku." ucapnya,
Akupun mengangguk saja. Dia menuntun ku berjalan menuju sebuah ruangan. Ternyata itu adalah ruangan pribadinya. Sesampainya diruangan itu dia mempersilakan aku duduk. Dia duduk di kursi miliknya dan aku duduk tepat di hadapannya dengan meja sebagai pemisah antara aku dengan dirinya.
Dia menatap ku dengan tatapan serius,
"Mana suamimu, Ge?!"
Pertanyaan yang tidak pernah terlintas dipikirkan ku. Aku bingung, aku harus jawab apa? Jujur atau berbohong...
"Sebenarnya aku..."
Aku tidak sanggup meneruskan perkataan ku hingga akhirnya aku terdiam sambil menatap lelaki itu.
"Teruskan lah dan aku harap kamu mau berkata jujur kepadaku."
"Sebenarnya aku belum menikah dan aku mendapatkan anugerah ini karena sebuah kejadian yang tidak bisa aku ceritakan kepada mu." sahut ku.
Aku kembali menundukkan kepalaku. Aku merasa malu jika bertatap mata dengan El. Kejadian yang menimpa ku ini memang sungguh memalukan.
El terdengar sedang menghela nafas dalam. "Aku sudah menduganya, tapi tak apa. Aku tidak mempermasalahkan hal itu. Aku malah salut sama kamu karena kamu tidak berpikir menyingkirkan bayi mu."
Aku memberanikan diri untuk menatapnya dengan menyingkirkan rasa malu itu.
"Lalu, apakah kamu masih bersedia memberi ku pekerjaan di Butik mu ini?" tanyaku,
"Tentu saja, memang apa hubungannya dengan cerita masa lalu mu? Kamu bisa bekerja mulai besok, aku letakkan kamu di bagian Kasir. Bagaimana? Jadi kamu tidak akan kelelahan, kamu hanya duduk manis disana sambil melayani para customer ku yang melakukan pembayaran."
Aku tersenyum lebar, aku bahagia mendengarnya. Bahkan aku tidak bisa mengungkapkan kebahagiaan ku melalui kata-kata.
Hari itu aku dan El menghabiskan waktu saling bertukar cerita, entah kenapa aku merasa nyaman ketika berbagi cerita dengannya. Diapun tidak segan-segan menceritakan masa lalunya dengan ku.
Ternyata El adalah seorang duda. Dia berusia 32 tahun sekarang, dia pernah menikah namun hanya seumur jagung. El divonis tidak bisa memiliki keturunan oleh Dokter. Dan hal itu membuat istrinya meninggalkan dirinya.
Akupun menceritakan kisah perjalanan hidupku, namun bukan tentang kehamilan ku. Aku tidak akan pernah menceritakan kepada siapapun siapa Ayah dari bayi-bayiku ini sesuai janji ku kepada Tuan Aley.
Sekarang aku tinggal disebuah kontrakan kecil, yang tidak jauh dari butiknya El. Aku sengaja mencari tempat tinggal yang dekat dengan tempatku bekerja agar aku tidak kesusahan bolak-balik.
Keesokan Harinya,
Aku bekerja di butik milik El. Seperti yang dikatakan oleh lelaki itu, aku diletakkan di bagian Kasir. Sejauh ini pekerjaanku baik-baik saja.
Aku melayani para pembeli yang ingin membayar barang belanjaan mereka. Namun sepertinya dimanapun aku berada, masalah selalu saja menghampiri ku.
Anne, tangan kanan El menghampiri ku. Sepertinya dia tidak terlalu menyukai kehadiran ku ditempat itu.
"Hei orang baru! Bekerja dengan benar, aku akan selalu mengawasi mu. Sedikit saja kamu melakukan kesalahan, aku tidak akan segan-segan memecat mu!" ucapnya sambil menyeringai kepadaku.
Aku hanya bisa mengangguk dan melemparkan senyuman ku semanis mungkin kepadanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
El duren smg sj Ge sama El, biarkan si Al dgn kehidupan barunya dgn Sarra..Ga rela aja klo Ge balik lg sama Al
2023-06-22
1
Erina Munir
hadeeehhh..adaa aja ..yg krodit...
2023-05-29
0
susi 2020
🤔🤔🤔🤫🤫🤫😎
2023-03-08
0