Akhirnya liburan itupun selesai. Akupun kembali beraktifitas seperti biasanya. Menjadi sosok bayangan Tuan Aley.
Malam itu,
Aku menemukan sosok Tuan Aley sedang duduk sendirian diteras belakang rumah. Aku tidak tahu apa yang sedang ia lakukan disana.
Aku mendekatinya dan kulihat ia sedang meminum-minuman keras. Aku terkejut, ini pertama kalinya aku menemukan dirinya meminum-minuman seperti itu.
"Tuan Aley, kamu tidak apa-apa?" tanyaku sambil memperhatikan wajahnya.
Sepertinya dia sedang menangis karena airmata itu masih mengalir dikedua pipinya. Ia masih sesenggukan ketika aku ikut duduk bersamanya.
"Ge..." ucapnya lirih
"Ya, Tuan..." sahut ku,
"Bawa aku ke kamar." ucapnya lagi
Aku kebingungan bagaimana caranya membawa dia ke kamar. Sedangkan lelaki itu terlihat mabuk. Namun aku coba untuk menolongnya sebisa ku. Dengan susah payah aku membawanya dan merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.
Aku menyelimuti nya dan ketika aku ingin beranjak tiba-tiba tanganku ditangkap olehnya.
"Sarra tetap disini..." itulah yang diucapkannya.
"Maaf, Tuan. Aku Ge, bukan Nona Sarra." sahutku sambil mencoba melepaskan genggaman tangannya.
Bukannya lepas, genggaman itu semakin erat ku rasa. Aku meringis kesakitan namun dia tidak juga melepaskan tanganku.
Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada Tuan Aley. Dia terlihat hancur dan tangis itu, benar-benar memilukan bagiku.
Tanpa ku duga, dia melabuhkan kecupan hangatnya kepadaku. Semakin dalam dan semakin dalam. Akupun terhanyut dalam permainannya.
Untuk kedua kalinya, aku menjadi orang terbodoh karena menikmati ciuman yang seharusnya bukan untukku.
Tidak hanya sampai disitu, dia mulai meraba bagian tubuhku yang lain. Salahkan aku yang membiarkan nya melakukan itu? Semua ini karena perasaan bodoh itu! Hingga aku melupakan bahwa itu adalah sebuah perbuatan dosa.
Aku biarkan dia menguasai seluruh tubuhku hingga satu persatu pakaian ku terlepas. Aku yang sudah gila karena perasaan ini, semakin tidak bisa mengontrol tubuhku yang menginginkan sentuhan darinya.
Akhirnya ia melakukan yang seharusnya tidak dilakukan. Bukannya menghindar, aku malah membiarkan dirinya berbuat semaunya di tubuhku.
Ini pertama kalinya untukku tapi tidak untuknya. Dia sering melakukan ini bersama kekasihnya karena aku sering melihatnya tanpa ku sengaja.
Aku merasakan sakit yang luar biasa. Namun tetap aku tahan demi kegilaan ku. Sentuhan-sentuhan itu membuat aku hanyut. Terhanyut dalam dosa yang telah aku lakukan.
Hingga akhirnya lelaki itu terjatuh diatas tubuhku. Kudengar deru nafasnya yang tersengal-sengal. Mungkin saja dia tidak menyadari kejadian ini, hanya aku yang gila. Aku sadar namun aku biarkan.
Setelah beberapa saat, lelaki itu tertidur. Ku tatap wajahnya yang begitu sempurna bagiku. Aku tersenyum sambil mengelus pipinya. Tak tertinggal, bibir itu. Ku kecup bibir itu bahkan hingga keseluruh wajahnya.
Oh Tuhan, aku menjadi wanita nakal malam ini. Yang membiarkan sosok sempurna ini mengambil kesucian ku. Rasa ini memang kejam, aku rela kehilangan segala-galanya demi bisa mendapatkan sentuhan dari lelaki yang membuatku tergila-gila ini.
Rasa bahagia itu tiba-tiba berubah menjadi sebuah ketakutan, akupun segera bangkit dari tempat tidurnya dan segera berlari menuju kamarku setelah mengambil pakaian ku yang terserak dilantai.
Aku berlari dengan tubuh polos, tidak peduli walaupun akan ada yang melihatnya. Sesampainya di kamarku, akupun segera mengenakan piyama tidur kemudian berbaring dan mencoba menajamkan mataku.
Keesokan paginya, ketika aku tengah membereskan kamarku. Aku dikejutkan dengan kedatangan Tuan Aley yang berdiri didepan pintu kamarku.
Aku berdiri menghadap ke arahnya. Wajahnya terlihat memerah, apakah dia marah padaku? itulah yang ada dibenak ku sekarang. Dan benar saja, dia melempar sebuah seprei bernoda ke wajahku. Aku kelabakan menangkap seprei itu dan setelah ku lihat, ternyata itu adalah seprei miliknya yang terdapat noda darah keperawanan ku.
"Ge! Kamu sudah menjebak ku! Aku tidak menyangka kamu begitu licik, aku yakin tujuan mu melakukan ini hanya untuk menghancurkan karier ku, kan?" ucapnya sambil menatap tajam kearah ku.
Aku ketakutan, ingin rasanya aku berlari dan bersembunyi dibawah kolong tempat tidurku. Ini pertama kalinya aku melihat dia marah seperti itu. Dia menuduhku dengan tuduhan yang tidak pernah aku pikirkan sama sekali.
"Tidak, Tuan. Aku..." belum habis aku bicara, dia meneriaki ku,
"Pergi dari sini! Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi!!!"
Teriakkan nya memekakkan telinga ku. Aku tidak berani menjawab lagi bahkan hanya sekedar untuk membela diri.
Dengan tangan gemetar, aku mengumpulkan barang-barang ku dan memasukkan semuanya ke koper. Setelah selesai, akupun segera keluar dari rumahnya.
Dia sempat menatapku, sebelum aku keluar dari rumahnya. Masih seperti tadi, tatapan nya terlihat sangat menakutkan.
Aku melangkah gontai menyusuri jalan. Aku bingung harus kemana. Yang ada dipikirkan ku hanya satu, Mami Angel.
Singkat Cerita,
Mami Angel kembali menerima ku menjadi anak buahnya setelah mendengar semua cerita ku. Aku merasa sangat bersyukur karena memiliki seseorang seperti Mami Angel yang begitu baik kepadaku.
Dan sekarang aku kembali memulai pekerjaanku dari nol lagi. Aku kembali ke kontrakan Bu Lina dan tinggal disana sama seperti sebelum aku mengenal Tuan Aley.
Sebenarnya apa bedanya aku berhenti bekerja dengan Tuan Aley dan kembali ke Mami. Tidak ada bedanya, semuanya sama saja. Aku tetap akan bertatap muka dengan lelaki itu.
Seperti sekarang, aku membantu Mami yang sibuk merias Tuan Aley. Aku menghembuskan nafas panjang ku ketika kembali mengingat kejadian itu.
Tuan Aley terus memasang wajah masam nya kepadaku. Begitu bencinya kah dirimu padaku, Tuan? Seharusnya aku yang membenci dirimu, kesucian ku sudah kau renggut tanpa pertanggungjawaban.
Biarlah dia membenciku karena kecurigaan yang berlebihan terhadapku. Tapi aku tidak akan pernah membenci mu Tuan Aley, sampai kapanpun.
Aku bahkan tidak menyalahkan dirimu atas kejadian malam itu. Itu semua karena rasa cintaku yang berlebihan kepadamu, perasaan yang membuat aku menjadi wanita terbodoh, yang rela kehilangan kesuciannya untuk seorang idola.
Beberapa jam kemudian,
Aku sedang berada dikamar mandi untuk mencuci tangan ku serta merapikan wajahku yang agak sedikit berantakan. Setelah selesai, akupun segera keluar dari ruangan itu. Namun secara tidak sengaja, aku dan Tuan Aley berpapasan.
Aku terus menatapnya, namun dia sama sekali tidak menoleh kearah ku. Ketika berpapasan, aku mencium wangi tubuhnya. Wangi yang membuatku mengingat kejadian malam itu.
Kau tau Tuan Aley, Aku mencintaimu. Ingin rasanya ku teriakkan kata-kata itu. Namun sayang hanya sanggup meneriakkan kata-kata itu dalam hati saja.
Aku terus melangkahkan kakiku keluar dari ruangan itu. Aku kembali berkumpul bersama Mami dan pekerja lainnya, bercengkrama sambil melepas penat disaat break tiba.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Jgn membenci Aley atau menyalahkan Aley kamunya aja g nolak malah menikmati apa yg Aley lakukan pd mu..Makanya jgn jd wanita gampangan, suka sih suka tp hrs punya harga diri..
2023-06-22
0
susi 2020
🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2023-03-07
0
susi 2020
😘😘😘
2023-03-07
0