Bab 20

Begitu keluar dari ruang kerjanya, Nicho langsung pergi ke toilet. Dia berdiri di depan cermin, menatap dirinya dengan sorot mata penuh sesal. Entah apa yang mendorongnya hingga membuatnya sampai mendaratkan ciuman di bibir Sisil. Nicho mengusap kasar wajahnya, kemudian mencengkram rambut dengan kedua tangan. Tentu saja Nicho menyesal. Dia takut nantinya akan membuat Sisil berfikir macam - macam tentangnya. Takut wanita itu akan berfikir kalau dia memiliki perasaan padanya.

Nicho menyalakan keran dan membasuhkan air ke wajahnya. Entah kenapa saat tadi menatap wajah Sisil, dia seperti sedang menatap Fely. Wajah wanita itu tak pernah pergi dari ingatannya, bahkan sekarang dia melihat wajah Fely dalam diri Sisil.

"Damn.!!!" Nicho meninju dinding di sampingnya.

Dia sudah muak dengan keadaan ini. Sakit dan kecewa tak lantas membuatnya bisa lepas dari bayang - bayang Fely. Muak sudah pasti, tapi hal itu tidak bisa dia hindari. Entah sampai kapan perasaan ini akan terus menyiksa batinnya.

4 tahun, perjuangan yang sia-sia. Banyak yang sudah dia korbankan tapi berakhir menyakitkan.

Memilih melepaskan kemewahan yang dia miliki, pergi dari rumah hingga hubungan dia dan papanya rusak. Semua itu dia lakukan hanya demi wanita itu. Tapi wanita itu justru membuatnya kecewa karna tidak mendengarkan apa yang selama ini dia larang.

...***...

Sisil masih mematung di tempat. Dia merasa berada di tempat berbeda setelah di cium oleh Nicho. Pandangan matanya menerawang jauh, dia seperti berada di tengah tangah lahan yang luas dengan hamparan bungan yang indah.

Apa dia menjadi gila karna baru saja di cium oleh Nicho.? Dia masih belum bisa berfikir jernih dan merasa melayang.

Ini pertama kali seseorang mencium bibirnya. Dulu dia memberontak saat Dave berusaha keras untuk mencuri ciuman pertamannya. Tapi kenapa saat Nicho mendekat dan tau bahwa Nicho akan mencium ciumnya, tangan dan seluruh badannya terasa kaku. Bahkan yang lebih parah, Sisil justru berharap Nicho akan segera menciumnya.

Saat ini detak jantungnya bahkan masih berdegub kencang. Kehangatan dan kelembutan bibir Nicho seakan - akan masih menempel di sana.

Sisil tidak pernah menyangka akan memberikan ciuman pertamanya pada laki - laki yang sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dengannya. Bahkan laki - laki baru beberapa minggu yang lalu dia temui.

"Apa yang aku lakukan,,!" Pekik Sisil. Kini wajahnya merona karna malu. Dia baru saja tersadar dari khayalan indahnya karna di cium oleh Nicho.

"Astaga Sisil.!!" Dia menepuk - nepuk wajahnya sendiri. Merasa sangat malu karna membiarkan itu terjadi begitu saja.

"Bodoh banget kamu,,,!" Ujarnya lagi. Dia terus mencibir dirinya sendiri.

"Kamu sendirian.?" Sisil langsung menatap ke arah sumber suara. Revan baru saja membuka pintu.

"Nicho kemana.?" Tanyanya kemudian menghampiri Sisil dan duduk di depannya.

"E,,,, ka,, kak Nicho keluar,," Sisil terlihat gugup. Entah kenapa dia merasa takut kalau Revan mengetahui dia dan Nicho baru saja berciuman. Padahal saat itu tidak ada Revan di sana.

"Kamu kenapa.? Gerah.? Wajah kamu merah,,," Revan memperhatikan wajah Sisil dengan seksama, hal itu membuat Sisil semakin malu dan takut. Dia bahkan sampai harus menundukan kepalanya.

"Aku baik - baik aja." Sisil mencoba mengulas senyum tipis, kemudian pura - pura fokus pada laptop di depannya. Meski sejujurnya saat ini dia tidak bisa konsentrasi untuk menyalin resep ke laptop milik Revan.

"Kamu sama Nicho satu kampus.?" Revan kembali membuka pembicaraan setelah tadi sempat hening.

Sisil mengangguk.

"Satu kampus dan tetangga apartemen,,," Jawabnya memperjelas.

"Wah,,, beruntung banget si arogan itu.!" Seru Revan.

Sisil hanya diam saja dan tidak lagi merespon ucapan Revan. Dia masih belum bisa mengendalikan dirinya yang sempat syok karna ciuman mendadak dari Nicho.

Begitu Nicho masuk, suasana semakin terasa canggung. Nicho yang enggan menatap ke arah Sisil, begitu juga dengan Sisil yang pura - pura tidak tau kehadiran Nicho.

"Ini kenapa jadi pada diem semua.?" Revan menatap heran ke arah Nicho dan Sisil secara bergantian. Kedua manusia itu sama - sama kompak tidak mau bicara. Padahal sejak tadi Revan terus berbicara, menyerocos seperti radio tanpa ada yang mendengarkannya.

"Gue jadi curiga,,, jangan - jangan,,,," Revan langsung diam begitu mendapatkan tajam dari Nicho.

"Sekali lagi lu berisik, gue potong gaji lu.!!" Ancam Nicho tegas.

"Buset,,, baru mulai kerja udah mau potong gaji aja." Pekik Revan. Nicho mengarahkan tinjuan ke arah Revan, dia meminta Revan untuk diam.

"Ok ok.!" Revan lebih memilih memainkan ponselnya.

Sementara itu, Nicho terlihat panik. Dia tau saat ini Revan sedang mencurigai dia dan Sisil. Revan pasti akan mengecek rekaman cctv yang ada di ruangan itu. Dan sebelum Revan memergoki perbuatan bodohnya, Nicho lebih dulu menghapus sebagian rekaman cctv yang memperlihatkan interaksi dia dan Sisil sebelum dan sesudah ciuman singkat itu terjadi.

"Ah nggak seru.!! Udah di delete,,," Gumam Revan dengan suara lantang. Dia juga melirik ke arah Nicho yang terlihat santai menatap layar laptop di depannya.

"Habis ngapain sih kalian berdua.? Jangan sampe nge** disini ya.! Bakal apes nih kafe." Ujar Revan lagi. Dia seakan belum puas mengorek apa yang baru saja terjadi di antara Nicho dan Sisil. Rasa penasarannya semakin tinggi setelah tau bahwa Nicho menghapus sebagian rekaman cctv itu.

Nicho hanya melirik tajam, sementara itu Sisil masih konsisten dengan berpura - pura tidak tau dan fokus pada laptop. Dia akan semakin malu jika menanggapi ucapan Revan.

Suasana canggung itu terus terjadi sampai jam makan siang. Sampai saat ini Nicho dan Sisil bahkan belum saling bicara.

Nicho langsung mengajak Sisil pulang begitu selesai makan siang. Keduanya meninggalkan kafe dengan perasaan penuh kecanggungan.

"Maaf,,, aku tidak sengaja,,," Nicho mulai membuka obrolan dengan kembali meminta maaf atas apa yang sudah dia perbuat pada Sisil.

"Lupakan saja dan anggap tidak pernah terjadi,," Ujar Nicho tegas. Dia hanya melirik Sisil sekilas, kemudian melakukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Sisil melirik jengah. Bagaimana bisa Nicho menyuruhnya untuk melupakan kejadian yang baru seumur hidup dia alami. Meski Sisil juga menyesal karna tidak bisa menghindar, tapi dia tidak akan bisa melupakannya begitu saja. Nicho sudah mengambil first kiss nya, dan itu akan selalu melekat di ingatannya sampai kapanpun.

"Kakak saja yang lupain kejadian itu. Aku mana bisa.!" Ujar Sisil dengan wajah cemberut.

"Kalau orang sudah biasa berciuman, mungkin gampang melupakan itu."

"Aku belum pernah melakukan itu sebelumnya, jadi mana bisa lupa begitu saja,,," Sisil membuang pandangan ke arah jendela. Malu, hanya itu yang dia rasakan saat ini.

Nicho menatap Sisil dari kaca spion dengan senyum sinis.

"Jangan pura - pura belum pernah berciuman.! Kamu bahkan mengencani bajing*n, mana mungkin dia tidak menciummu,,," Cibir Nicho.

"Tapi bajing*n itu belum pernah mencium ku.! Jadi siapa yang bajing*n disini.?!" Sahut Sisil menantang. Dia mencebikkan bibirnya.

"Aku tidak memaksa, kamu saja yang pasrah,,," Sahut Nicho acuh.

"Apa.?!!" Pekik Sisil dengan mata yang melotot.

"Dasar menyebabkan,,,!" Sisil melayangkan tinjuan di lengan Nicho sambil terus menyerocos.

"Kakak yang mencium, mencuri kesempatan, kenapa jadi melimpahkan kesalahan padaku. Kak Nicho benar - benar menyebalkan. Harusnya aku tadi memukul kepala kakak,, atau meninj,,,

"Berisik, mulut bebek.!" Ketus Nicho. Dia mengunci bibir Sisil dengan menjepitnya menggunakan tangan, hal itu benar - benar membuat bibir Sisil seperti bebek, apa lagi dengan mata Sisil yang membulat sempurna.

"Hahaha,,,," Nicho tidak bisa menahan tawa hingga akhirnya tawanya lepas begitu saja. Dan Sisil yang di tertawakan justru semakin cemberut.

...*****...

Votenya udah belum ibu ibu, kakak kakak, adek adek.? 😁

udah crazy up malah menurun rangkingnya. Gimana nih yang belum vote😅

Terpopuler

Comments

Ananda

Ananda

hhhh.... telat loe...

2022-10-31

1

RiJu

RiJu

cowok dingin2 gimanaaa gitu

2022-08-28

0

RiJu

RiJu

i m back . . .
moga gak mager lanjutin baca 😁
kangen si (chanyeol) nicho 🤗

2022-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Ekstra part
104 Prolog
105 Bab 1
106 Bab 2
107 Bab 3
108 Bab 4
109 Bab 5
110 Bab 6
111 Bab 7
112 Bab 8
113 Bab 9
114 Bab 10
115 Bab 11
116 Bab 12
117 Bab 13
118 Bab 14
119 Bab 15
120 Bab 16
121 Novel othor (Mampir Ya)
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Ekstra part
104
Prolog
105
Bab 1
106
Bab 2
107
Bab 3
108
Bab 4
109
Bab 5
110
Bab 6
111
Bab 7
112
Bab 8
113
Bab 9
114
Bab 10
115
Bab 11
116
Bab 12
117
Bab 13
118
Bab 14
119
Bab 15
120
Bab 16
121
Novel othor (Mampir Ya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!