Nicho Pov
Jangan di skip bacanya, 😅 kadang cuma baca pas ada dialognya aja, tau - tau komennya nggak nyambung / ketinggalan info karna di lewatin gitu aja.
Entah sudah berapa kali aku melihatnya sejak pertama kali bertemu karna kejadian tidak di sengaja itu.
Aku dan anak itu seperti saling terhubung. Dia seperti hantu yang ada di mana - mana. Seakan mengikuti kemanapun aku pergi.
Menyebabkan memang, di tambah dengan tingkahnya yang heboh. Mulutnya yang terus berceloteh, membuatku pusing berada di dekatnya.
Rasanya ingin aku sumpal mulutnya dengan sepatu.
Memang kepribadiannya hampir mirip dengan Jeje, tapi Jeje tidak menyebalkan sepertinya. Aku justru senang setiap kali Jeje berceloteh dan banyak bicara, seperti jadi hiburan tersendiri untukku.
Bahkan saat aku melanjutkan kuliah di New York, terasa hampa tanpa Jeje yang selalu menempel denganku.
Siang ini dia muncul di hadapanku saat aku sedang membuat laporan keuangan di kantin. Anak itu tiba - tiba menyapaku dan duduk tanpa permisi di hadapanku. Bukankah itu menyebalkan.?! Tidak ada perkenalan resmi antara kami, tapi dia seakan membuntutiku kemana pun aku pergi.
Aku yang sedang fokus membuat laporan, memilih untuk tidak menghiraukannya.
Kehadiran temannya yang berukuran besar juga menambah rasa kesalku. Mereka sangat heboh, entah apa yang mereka ributkan.
Begitu temannya pergi, anak itu pura - pura bertanya padaku. Bertanya apa aku masih ada kelas setelah ini. Cara yang bagus untuk mengajak pulang bersama. Tentu saja aku menolaknya mentah - mentah. 1 mobil dengannya hanya akan membuatku frustasi mendengar ocehannya yang menggema.
Aku mendengarnya saat sendang menghubungi seseorang. Panggilan oppa membuatku ingat pada laki - laki brengsek itu. Dan saat dia menyebutkan nama Fely, aku semakin yakin kalau yang sedang di hubungi Sisil adalah laki - laki itu.
Entah kenapa setiap kali mendengar namanya, selalu saja hati ini terasa perih. Aku belum bisa sepenuhnya menerima apa yang sudah terjadi. Bukan karna aku menyesali keputusanku, karna aku yakin tidak salah dalam mengambil keputusan. Mempertahankan hubungan yang sudah bermasalah hanya akan sia - sia, pada akhirnya hanya akan saling terluka.
Hati ini hanya belum siap kehilangan perasaan yang sudah bersarang selama bertahun - tahun.
Tak lama, dua orang itu benar - benar datang. Aku bisa melihat mereka dari kejauhan. Mereka terlihat baik - baik saja setelah membuatku hancur.!
Sepertinya hubungan mereka akan tetap berlanjut. Itu artinya perbuat bejad laki - laki itu memang terjadi. Rasanya muak membayangkannya.!!!
Aku hanya membuang - buang waktu selama bertahun-tahun untuk menjaga wanita yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri.!!!
Tiba - tiba saja aku berfikir untuk mengajak Sisil pulang bersama. Meski menawarinya beserta dengan ancaman, anak itu langsung menerima tawaranku dan bergegas mengejarku yang sudah beranjak dari sana lebih dulu.
Aku sengaja berjalan di depan Fely. Dia terlihat kaget melihatku, bahkan langsung meraih tanganku saat jarak kami sangat dekat.
Mendengarnya menyebut namaku membuatku jengkel. Aku menepis tangannya dan berlalu dari sana tanpa memberinya kesempatan untuk bicara.
Apa lagi yang ingin dia bicarakan.?!!
Apa dia ingin memberitahuku bahwa dia dan laki - laki itu sudah melakukan hubungan terlarang.?!
Rasa kesal dan kecewa membuatku tidak peduli pada Sisil yang terus mengejarku. Entah di bicara apa, aku tidak fokus hingga tidak tau apa yang dia bicarakan.
Nafasnya terengah - engah begitu masuk ke dalam mobil. Dia langsung memberikan protes padaku.m, juga mengeluh dengan mengusap perutnya.
Tidak tega juga melihatnya seperti itu. Dia seperti baru saja di hukum berlari keliling lapangan.
Aku memberikan minum padanya dan menyuruhnya untuk diam. Meski cerewet dan menyebalkan, tapi dia menurut saja dengan perintah yang keluar dari mulutku.
Suasana hening hingga aku memarkirkan mobil di basemen apartemen. Aku segera turun, namun anak itu masih diam melamun.
"Aku hitung sampai 3.! Kalau belum keluar juga, jangan salahkan aku kalau kamu tidak bisa keluar.!"
Dia tersentak mendengar teriakanku. Menoleh dengan wajah yang cemberut dan berusaha melotot padaku namun tidak terlihat menakutkan sedikitpun.
"Kalau nggak ikhlas nggak usah ngajakin pulang. Aku tuh udah kayak di siksa tau nggak." Dia melepaskan Seatbelt dan keluar dari mobil sambil menyerocos. Tidak mau ambil pusing, aku memilih bungkam dan berlalu dari sana setelah mengunci mobil.
"Dasar galak,,,!! Manusia es.,,!!" Teriakan yang mengandung kekesalan itu terdengar menggema.
"Untung ganteng.! Kalau nggak udah aku hajar,,,!" Tambahnya lagi. Kali ini suaranya lebih pelan. Aku hanya tersenyum geli mendengarnya. Dia sedang mengumpat karna kesal padaku, tapi terdengar lucu.
Begitu sampai di koridor, terdengar derup langkah yang kencang dari belakang. Rupanya dia berlari dan kini sudah ada di sampingku. Aku hanya meliriknya sekilas. Sudah berkali - kali aku membentak dan memarahinya, tapi tetap saja masih membuntutiku.
"Kakak belum balikin piringku, itu piring kesayanganku. Masih ada kan.?" Pertanyaannya membuatku mengerutkan kening. Aku menoleh tajam.
"Kamu pikir aku memakan piringmu.?!"
"Hahaha,,, bukan begitu. Kakak bukan lim bad, mana bisa makan piring."
"Maksudku, piring itu masih utuhkan.?" Dia pertanyaan dengan wajah yang terlihat khawatir. Sepertinya dia benar - benar takut kehilangan piring kesayangannya. Entah kenapa tiba - tiba muncul ide untuk mengerjainya.
"Sudah pecah,,," Jawabku enteng. Reaksinya membuatku tidak terduga.
"Apa.?!! Jangan bercanda kak.!!" Dia terlihat syok, matanya juga berkaca - kaca. Kedua tangannya menggelayuti tanganku.
"Kak bercanda kan.?" Tanyanya setengah merengek.
"Aku menjatuhkannya saat sedang mencuci."
Lagi - lagi dia merengek setelah mendengar penjelasan ku.
"Ya ampun kak, kenapa nggak hati - hati,," Wajahnya semakin sendu, bahkan sudah meneteskan air mata namun dia langsung menghapusnya. Dia percaya begitu saja dengan ucapanku.
"Hanya piring, kenapa di tangisi.!" Seruku.
"Mungkin dimata kakak atau orang lain sebuah piring nggak berharga, tapi bagiku sangat berharga karna bersejarah dan selama ini aku menjaganya dengan hati - hati,,," Jelasnya dengan suara sendu.
"Kalau berharga kenapa di pakai untuk orang lain.!"
"A,,,aku,,," Dia terlihat bingung untuk menjawab, bahkan suaranya terbata. Seakan ada sesuatu yang ingin dia katakan, tapi berusaha untuk di tahan.
"Ya sudahlah, lupakan saja." Ujarnya semabari berjalan cepat mendahuluiku. Dari raut wajahnya terlihat kecewa.
"Nanti aku ganti, dari Paris bukan.?" Tanyaku memastikan. Dia menghentikan langkah dan menoleh padaku.
"Nggak perlu kak,," Apa yang keluar dari mulutnya tidak sejalan dengan apa yang tergambar di wajahnya. Tidak perlu, tapi wajahnya terlihat kecewa.
"Bye the way, makasih tumpangannya,,," Ujarnya dengan seulas senyum.
"Aku duluan,,," Dia pergi begitu saja dengan langkah cepat.
"Gampang sekali di tipu,,," Gumamku dengan senyum geli.
...*****...
Haii readers setia,, othor mau bagi - bagi pulsa nih buat kalian yang sudah setia sama karya - karyanya author. Nggak seberapa, tapi buat seru - seruan aja.
Ada pulsa masing - masing 20k buat 4 orang yang bakal di undi di akhir bulan. Random ya pake aplikasi.
Insyallah nanti rutin tiap bulan bagi - baginya.
S&K :
Yang mau ikut wajib follow akun Clarissa Icha sama akun Ratna Wullandarrie
Komen di sini (Komen tentang cerita di bab ini / apapun)
Cukup komen 1 kali
Tiap komentar bakal othor kasih nomor urut buat di undi nanti.
Pengumuman tanggal 31 Agustus.
Komen di tutup sampai tanggal 25 Agustus.
Di give away selanjutnya, yang udah dapet gak boleh ikutan lagi ya. (Biar rata dapetnya) ☺
Jangan di nilai dari hadiahnya, ☺ buat seru - seruan aja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Takdir Hidupku
Yakin dah To piring hadiah dr mama nya atau papa,nya😁
2025-01-14
0
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Sayang banget ya Dul sm piring iyu
2024-12-02
0
damak
kebosasan dgn jalan cerita yg sama dan mendatar
2024-09-27
0