Bab 8

Nicho Pov

Aku meletakkan spaghetti di atas meja makan. Dari tampilannya memang cantik dan menggiurkan, tapi aku tidak suka spaghetti dan tidak berniat untuk mencicipinya.

Anak itu benar - benar membuatku tidak habis pikir. Dia terlalu banyak omong dan terlalu berani. Sifatnya hampir mirip dengan Jeje, tapi aku rasa Jeje tidak seberani itu.

Masuk begitu saja ke dalam apartemenku tanpa rasa takut sedikitpun. Aku memang bukan laki - laki gila yang bisa melakukan kejahatan *****al. Tapi seharusnya dia bisa waspada dan tidak coba - coba masuk ke dalam apartemen laki - laki seorang diri yang sebelumnya belum di kenal.

Terkadang apapun bisa terjadi, sekalipun dia teman kita sendiri.

Kedatangannya memang sedikit memberikan hiburan. Setidaknya aku bisa tertawa dengan tingkah konyolnya. Hanya ingin mengetahui namaku, dia sampai senekat itu datang kesini dengan membawakan spaghetti.

Dulu, bahkan sampai saat ini memang banyak wanita yang berusaha untuk mendekatiku. Namun cara mereka mendekatiku terbilang lebih ekstrim dari apa yang di lakukan oleh anak itu.

Jika anak itu masih sopan dan sedikit menghibur dengan suaranya yang berisik, lain halnya dengan wanita diluar sana yang mendekatiku dengan cara menggoda. Bahkan beberapa wanita terang - terangan mengajakku cek in.

Gila memang, mereka benar - benar sudah tidak memiliki harga diri dan rasa malu.

Aku kembali melanjutkan membuat sandwich. Siang ini harus mengecek kesiapan kafe yang akan di buka besok. Ini kafe pertama yang akan aku jalankan, berharap bisa berkembang pesat dengan mengandalkan media sosial untuk promosi, juga mendesign kafe dengan gaya yang kekinian.

Saat ini aku sudah tidak tertarik dengan perusahaan Papa. Aku yakin bisa berhasil tanpa campur tangan darinya.

Baru saja selesai menghabiskan sandwich, bel kembali berbunyi. Sepertinya aku tidak akan tenang karna bertetangga dengannya.

Aku hampir saja membentak setelah membuka pintu, namun rupanya Jeje dan Kenzo yang datang. Jeje langsung memelukku dengan wajah yang terlihat cemas.

Dia memang mencemaskanku dan datang menemuiku hanya untuk memastikan kondisiku baik - baik saja.

Kedatangan mereka langsung mengingatkanku pada spaghetti yang diberikan oleh Sisil. Jeje sangat menyukai spaghetti.

Saat aku menyuruh mereka untuk makan spaghetti, Jeje langsung antusias. Dia sempat heran karna ada spaghetti di apartemenku, sedangkan dia tau kalau aku tidak suka spaghetti.

Aku membiarkan mereka makan, lalu masuk ke kamar. Aku harus bersiap untuk pergi ke kafe, atau kalau tidak, Revan pasti akan terus menerorku seperti tadi.

Setelah bersiap, aku menghampiri Jeje dan Kenzo di dapur.

Keduanya sudah selesai menghabiskan spaghetti itu, kemudian pamit untuk pulang.

"Aku pulang dulu kak, makasih spaghettinya yang super duper enak." Ujar Jeje dengan senyum lebar. Aku hanya mengangguk tipis.

Pantas saja tidak ada sisa spaghetti sedikitpun di piring itu.

Aku juga beranjak dari dapur dan bergegas keluar.

Mobilku baru keluar dari gedung apartemen. Dari kejauhan, aku melihat Sisil yang tengah berdiri di pinggir jalan sembari memainkan ponselnya.

Lagi - lagi anak itu muncul di depan mataku.

Tak lama, 2 orang laki - laki menghampirinya. Aku melajukan mobil dengan kecepatan rendah. Kedua laki - laki itu sepertinya punya niat jahat, dari sini terlihat jelas gerak - geriknya.

Aku menghentikan mobil tepat di depannya, kemudian menurunkan kaca mobil. Saat melihatku, kedua orang itu langsung pergi dari sana.

"Masuk.!!!" Seruku. Sisil yang sejak tadi tidak melihatku, terlihat kaget saat mendengar teriakanku. Dia langsung menoleh, tapi kemudian mengulas senyum dan berjalan mendekat.

"Aku sedang menunggu taksi,," Ujarnya memberitahu. Kemudian melihat ponselnya.

"5 menit lagi sampe,," Tambahnya lagi.

"Batalkan.!"

"Ayo masuk atau mereka akan merampas tas dan ponselmu.!" Aku menunjuk kedua orang tadi yang terlihat masih mengintai Sisil dari kejauhan.

Wajah Sisil seketika memucat, dia melongo dengan mata yang membulat sempurna.

"Ya ampun, pantas saja mencurigakan."

"Mereka pura - pura tanya alamat.!" Jelasnya. Tanpa penolakan lagi, dia langsung bergegas masuk kedalam mobilku. Duduk mematung setelah memasang seatbelt. Dia terlihat syok.

"Mau kemana.?!" Tanyaku sembari melajukan mobil. Yang di tanya masih asik mematung sampai tidak mendengarku.

"Berhenti melamun dan jawab pertanyaanku.!" Seruku dengan mengencangkan suara. Aku berhasil membuatnya tersentak. Rasanya malas sekali berurusan dengan anak ini lagi, tapi kau juga tidak bisa membiarkan 2 laki - laki tadi melancarkan aksi kriminalnya.

"Eh,, maaf kak. Aku masih syok aja tadi. Tangan aku sampai keringat dingin,," Dia menempelkan telapak tangannya di punggung tanganku. Aku langsung menatapnya tajam, membuatnya reflek menarik tangannya lagi.

"Maaf, nggak ada maksud apa - apa cuma mau nunjuk,,,

"Nggak usah banyak bicara.! Berisik.!" Potongku cepat. Anak ini benar - benar membuatku naik darah. Rasanya selalu kesal kalau bicara dengannya.

"Kamu mau kemana.?! Aku anterin.!" Ketusku tanpa melihat ke arahnya.

"Hah,,,? Beneran.?" Dia malah bengong dengan ekspresi wajah yang terlihat seperti anak kecil.

"Tinggal jawab saja kamu mau kemana.!! Sebelum aku berubah pikiran.!" Bentakku kesal. Meski menyebalkan, tapi berbicara dengannya seperti hiburan tersendiri. Rasanya puas bisa membentak dan memarahi anak ini.

"Galak banget sih,," Gerutunya pelan.

"Ke pondok indah."

"Beneran kakak mau nganterin.? Kalau sibuk, turunin aja disini. Aku bisa pesan taksi lagi,,"

Aku hanya meliriknya datar tanpa berniat menjawabnya. Sudah terlanjur menyuruhnya naik, tidak mungkin menurunkannya dipinggir jalan.

"Kakak kerja atau masih kuliah.?" Tanyanya. Lagi - lagi aku hanya meliriknya sekilas. Malas saja rasanya untuk bicara.

"Eumm,, pasti masih kuliah yah.? Kuliah dimana kak.?" Aku hanya tersenyum geli mendengarnya, dia bertanya kemudian menjawabnya sendiri karna aku tidak meresponnya.

"Kalau au di Universitas xxx,,,"

Kali ini aku menoleh dengan dahi yang mengkerut. Rupanya anak ini kuliah di universitas yang sama denganku.

"Ya ampun kak, padahal tinggal jawab aja tapi susah banget kayaknya."

"Ngomong kalo lagi marah - marah aja. Emangnya nggak cape yah Kak marah - marah kay,,," Gerutunya.

Dering ponsel membuatnya berhenti bicara seketika. Dia merogoh tas dan untuk mengambil ponsel.

"Hallo oppa,,,"

"Aku sudah di jalan, sebentar lagi sampai."

"Ya, mobilku masih di bengkel jadi pakai taksi sekarang,,," Aku melotot tajam mendengarnya. Anak itu menyengir kuda sembari menempelkan jari telunjuk di bibir. Kurangajar sekali dia, bisa - bisanya bilang menggunakan taksi.

"Oke,,, sampai ketemu oppa. Tidak sabar melihat calon istri oppa,,"

Dia mematikan sambungan telfonnya, lalu menyimpan kembali ponselnya kedalam tas.

"Kau.?!!" Bentakku.

"Kau pikir aku supir taksi.?!!"

Dia tersenyum kikuk sembari mengatupkan kedua tangannya di depan wajah.

"Hehe,, maaf kak, jangan marah pleaseee,," Ucapnya memohon.

"Mana ada supir taksi seganteng kakak." Ujarnya.

"Aku cuma nggak mau kakak sepupuku berfikir macam - macam padaku karna di antar laki - laki. Sedangkan dia tau hubunganku dengan Dave,,,"

"Mereka pasti akan berfikir kalau aku,,,

"Stop.! Aku tidak butuh penjelasan.!"

Aku mengantarnya sampai di depan rumah yang dia tunjuk. Ada satu mobil yang datang bersamaan namun mobil itu masuk begitu saja kedalam halaman rumah.

"Ini rumah aunty,,," Ucapnya memberi tahu. Siapa juga yang bertanya.

"Cepat turun.!" Tegasku.

Dia mengangguk patuh.

"Makasih banyak kak,, maaf jadi merepotkan."

Ujarnya sembari melepaskan seatbelt dan melempar senyum.

"Hemm.!"

Dia turun dan melambaikan tangan padaku, lalu bergegas masuk dengan berlari kecil.

"Oppaaa,,,," Teriaknya.

Aku yang awalnya akan pergi dari sana, jadi merasa penasaran dengan sosok yang dia panggil oppa.

Seorang laki - laki keluar dari mobil yang baru saja terparkir. Dia langsung memeluk laki - laki itu.

"Dia.?!!" Laki - laki itu seperti tidak asing. Aku menajamkan mata untuk memastikan dugaanku. Namun seorang wanita yang sangat aku kenali juga keluar dari mobil yang sama. Ternyata aku masih mengenali wajah laki - laki itu dengan baik.!

"Kebetulan yang luar biasa.!!"

...****...

Terpopuler

Comments

mahar

mahar

dia tak tau adiknya seperti apa🤣🤣

2023-07-22

3

Rina Widiyanti

Rina Widiyanti

kalau sama sisil duniamu bakal makin rame karena Jeje ma Sisil sefrekuensi 😂😂

2023-01-21

0

Ekawati Hani

Ekawati Hani

Owh yang dipanggil oppa ternyata bukan Bara 😁 aku baca nya novel Bara dab Yuna dulu, baru baca ini 😁 dinovel Bara, sisil sering muncul pas sudah punya anak 😁

2022-11-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Ekstra part
104 Prolog
105 Bab 1
106 Bab 2
107 Bab 3
108 Bab 4
109 Bab 5
110 Bab 6
111 Bab 7
112 Bab 8
113 Bab 9
114 Bab 10
115 Bab 11
116 Bab 12
117 Bab 13
118 Bab 14
119 Bab 15
120 Bab 16
121 Novel othor (Mampir Ya)
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Ekstra part
104
Prolog
105
Bab 1
106
Bab 2
107
Bab 3
108
Bab 4
109
Bab 5
110
Bab 6
111
Bab 7
112
Bab 8
113
Bab 9
114
Bab 10
115
Bab 11
116
Bab 12
117
Bab 13
118
Bab 14
119
Bab 15
120
Bab 16
121
Novel othor (Mampir Ya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!