Nicho Pov
Aku meletakkan spaghetti di atas meja makan. Dari tampilannya memang cantik dan menggiurkan, tapi aku tidak suka spaghetti dan tidak berniat untuk mencicipinya.
Anak itu benar - benar membuatku tidak habis pikir. Dia terlalu banyak omong dan terlalu berani. Sifatnya hampir mirip dengan Jeje, tapi aku rasa Jeje tidak seberani itu.
Masuk begitu saja ke dalam apartemenku tanpa rasa takut sedikitpun. Aku memang bukan laki - laki gila yang bisa melakukan kejahatan *****al. Tapi seharusnya dia bisa waspada dan tidak coba - coba masuk ke dalam apartemen laki - laki seorang diri yang sebelumnya belum di kenal.
Terkadang apapun bisa terjadi, sekalipun dia teman kita sendiri.
Kedatangannya memang sedikit memberikan hiburan. Setidaknya aku bisa tertawa dengan tingkah konyolnya. Hanya ingin mengetahui namaku, dia sampai senekat itu datang kesini dengan membawakan spaghetti.
Dulu, bahkan sampai saat ini memang banyak wanita yang berusaha untuk mendekatiku. Namun cara mereka mendekatiku terbilang lebih ekstrim dari apa yang di lakukan oleh anak itu.
Jika anak itu masih sopan dan sedikit menghibur dengan suaranya yang berisik, lain halnya dengan wanita diluar sana yang mendekatiku dengan cara menggoda. Bahkan beberapa wanita terang - terangan mengajakku cek in.
Gila memang, mereka benar - benar sudah tidak memiliki harga diri dan rasa malu.
Aku kembali melanjutkan membuat sandwich. Siang ini harus mengecek kesiapan kafe yang akan di buka besok. Ini kafe pertama yang akan aku jalankan, berharap bisa berkembang pesat dengan mengandalkan media sosial untuk promosi, juga mendesign kafe dengan gaya yang kekinian.
Saat ini aku sudah tidak tertarik dengan perusahaan Papa. Aku yakin bisa berhasil tanpa campur tangan darinya.
Baru saja selesai menghabiskan sandwich, bel kembali berbunyi. Sepertinya aku tidak akan tenang karna bertetangga dengannya.
Aku hampir saja membentak setelah membuka pintu, namun rupanya Jeje dan Kenzo yang datang. Jeje langsung memelukku dengan wajah yang terlihat cemas.
Dia memang mencemaskanku dan datang menemuiku hanya untuk memastikan kondisiku baik - baik saja.
Kedatangan mereka langsung mengingatkanku pada spaghetti yang diberikan oleh Sisil. Jeje sangat menyukai spaghetti.
Saat aku menyuruh mereka untuk makan spaghetti, Jeje langsung antusias. Dia sempat heran karna ada spaghetti di apartemenku, sedangkan dia tau kalau aku tidak suka spaghetti.
Aku membiarkan mereka makan, lalu masuk ke kamar. Aku harus bersiap untuk pergi ke kafe, atau kalau tidak, Revan pasti akan terus menerorku seperti tadi.
Setelah bersiap, aku menghampiri Jeje dan Kenzo di dapur.
Keduanya sudah selesai menghabiskan spaghetti itu, kemudian pamit untuk pulang.
"Aku pulang dulu kak, makasih spaghettinya yang super duper enak." Ujar Jeje dengan senyum lebar. Aku hanya mengangguk tipis.
Pantas saja tidak ada sisa spaghetti sedikitpun di piring itu.
Aku juga beranjak dari dapur dan bergegas keluar.
Mobilku baru keluar dari gedung apartemen. Dari kejauhan, aku melihat Sisil yang tengah berdiri di pinggir jalan sembari memainkan ponselnya.
Lagi - lagi anak itu muncul di depan mataku.
Tak lama, 2 orang laki - laki menghampirinya. Aku melajukan mobil dengan kecepatan rendah. Kedua laki - laki itu sepertinya punya niat jahat, dari sini terlihat jelas gerak - geriknya.
Aku menghentikan mobil tepat di depannya, kemudian menurunkan kaca mobil. Saat melihatku, kedua orang itu langsung pergi dari sana.
"Masuk.!!!" Seruku. Sisil yang sejak tadi tidak melihatku, terlihat kaget saat mendengar teriakanku. Dia langsung menoleh, tapi kemudian mengulas senyum dan berjalan mendekat.
"Aku sedang menunggu taksi,," Ujarnya memberitahu. Kemudian melihat ponselnya.
"5 menit lagi sampe,," Tambahnya lagi.
"Batalkan.!"
"Ayo masuk atau mereka akan merampas tas dan ponselmu.!" Aku menunjuk kedua orang tadi yang terlihat masih mengintai Sisil dari kejauhan.
Wajah Sisil seketika memucat, dia melongo dengan mata yang membulat sempurna.
"Ya ampun, pantas saja mencurigakan."
"Mereka pura - pura tanya alamat.!" Jelasnya. Tanpa penolakan lagi, dia langsung bergegas masuk kedalam mobilku. Duduk mematung setelah memasang seatbelt. Dia terlihat syok.
"Mau kemana.?!" Tanyaku sembari melajukan mobil. Yang di tanya masih asik mematung sampai tidak mendengarku.
"Berhenti melamun dan jawab pertanyaanku.!" Seruku dengan mengencangkan suara. Aku berhasil membuatnya tersentak. Rasanya malas sekali berurusan dengan anak ini lagi, tapi kau juga tidak bisa membiarkan 2 laki - laki tadi melancarkan aksi kriminalnya.
"Eh,, maaf kak. Aku masih syok aja tadi. Tangan aku sampai keringat dingin,," Dia menempelkan telapak tangannya di punggung tanganku. Aku langsung menatapnya tajam, membuatnya reflek menarik tangannya lagi.
"Maaf, nggak ada maksud apa - apa cuma mau nunjuk,,,
"Nggak usah banyak bicara.! Berisik.!" Potongku cepat. Anak ini benar - benar membuatku naik darah. Rasanya selalu kesal kalau bicara dengannya.
"Kamu mau kemana.?! Aku anterin.!" Ketusku tanpa melihat ke arahnya.
"Hah,,,? Beneran.?" Dia malah bengong dengan ekspresi wajah yang terlihat seperti anak kecil.
"Tinggal jawab saja kamu mau kemana.!! Sebelum aku berubah pikiran.!" Bentakku kesal. Meski menyebalkan, tapi berbicara dengannya seperti hiburan tersendiri. Rasanya puas bisa membentak dan memarahi anak ini.
"Galak banget sih,," Gerutunya pelan.
"Ke pondok indah."
"Beneran kakak mau nganterin.? Kalau sibuk, turunin aja disini. Aku bisa pesan taksi lagi,,"
Aku hanya meliriknya datar tanpa berniat menjawabnya. Sudah terlanjur menyuruhnya naik, tidak mungkin menurunkannya dipinggir jalan.
"Kakak kerja atau masih kuliah.?" Tanyanya. Lagi - lagi aku hanya meliriknya sekilas. Malas saja rasanya untuk bicara.
"Eumm,, pasti masih kuliah yah.? Kuliah dimana kak.?" Aku hanya tersenyum geli mendengarnya, dia bertanya kemudian menjawabnya sendiri karna aku tidak meresponnya.
"Kalau au di Universitas xxx,,,"
Kali ini aku menoleh dengan dahi yang mengkerut. Rupanya anak ini kuliah di universitas yang sama denganku.
"Ya ampun kak, padahal tinggal jawab aja tapi susah banget kayaknya."
"Ngomong kalo lagi marah - marah aja. Emangnya nggak cape yah Kak marah - marah kay,,," Gerutunya.
Dering ponsel membuatnya berhenti bicara seketika. Dia merogoh tas dan untuk mengambil ponsel.
"Hallo oppa,,,"
"Aku sudah di jalan, sebentar lagi sampai."
"Ya, mobilku masih di bengkel jadi pakai taksi sekarang,,," Aku melotot tajam mendengarnya. Anak itu menyengir kuda sembari menempelkan jari telunjuk di bibir. Kurangajar sekali dia, bisa - bisanya bilang menggunakan taksi.
"Oke,,, sampai ketemu oppa. Tidak sabar melihat calon istri oppa,,"
Dia mematikan sambungan telfonnya, lalu menyimpan kembali ponselnya kedalam tas.
"Kau.?!!" Bentakku.
"Kau pikir aku supir taksi.?!!"
Dia tersenyum kikuk sembari mengatupkan kedua tangannya di depan wajah.
"Hehe,, maaf kak, jangan marah pleaseee,," Ucapnya memohon.
"Mana ada supir taksi seganteng kakak." Ujarnya.
"Aku cuma nggak mau kakak sepupuku berfikir macam - macam padaku karna di antar laki - laki. Sedangkan dia tau hubunganku dengan Dave,,,"
"Mereka pasti akan berfikir kalau aku,,,
"Stop.! Aku tidak butuh penjelasan.!"
Aku mengantarnya sampai di depan rumah yang dia tunjuk. Ada satu mobil yang datang bersamaan namun mobil itu masuk begitu saja kedalam halaman rumah.
"Ini rumah aunty,,," Ucapnya memberi tahu. Siapa juga yang bertanya.
"Cepat turun.!" Tegasku.
Dia mengangguk patuh.
"Makasih banyak kak,, maaf jadi merepotkan."
Ujarnya sembari melepaskan seatbelt dan melempar senyum.
"Hemm.!"
Dia turun dan melambaikan tangan padaku, lalu bergegas masuk dengan berlari kecil.
"Oppaaa,,,," Teriaknya.
Aku yang awalnya akan pergi dari sana, jadi merasa penasaran dengan sosok yang dia panggil oppa.
Seorang laki - laki keluar dari mobil yang baru saja terparkir. Dia langsung memeluk laki - laki itu.
"Dia.?!!" Laki - laki itu seperti tidak asing. Aku menajamkan mata untuk memastikan dugaanku. Namun seorang wanita yang sangat aku kenali juga keluar dari mobil yang sama. Ternyata aku masih mengenali wajah laki - laki itu dengan baik.!
"Kebetulan yang luar biasa.!!"
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Takdir Hidupku
apa yang mau nikah ma fely sesempit itukah dunia nicho😁 bisa bisa jd nya jodoh yang trtukar
2025-01-14
0
@☠A⏤͟͟͞Rini
yg dipanggil oppa sm sisil nathan kah
2024-11-27
0
@☠A⏤͟͟͞Rini
sisil.kaya jeje nik gpp jadi hiburanmu
2024-11-27
0