Bab 2

Nicho Pov

Kepulan asap sudah memenuhi ruang tamu. Ini rokok terakhir setelah aku menghabiskan 1 bungkus rokok. Jam sudah menunjukan pukul 8 malam, sampai detik ini aku belum beranjak dari apartemen sejak siang tadi. Perutku bahkan sudah mulai terasa perih karna belum memakan apapun sejak siang.

Permasalah ini hampir membuatku gila karena terus memikirkannya hingga memenuhi isi kepala dan terasa akan meledak.

Aku mungkin terlalu lemah sebagai laki - laki, atau mungkin aku terlalu mencintainya hingga membuatku merasa frustasi setelah kehilangannya untuk kedua kali.

Ada penyesalan besar dalam diriku setelah semua ini terjadi pada hubunganku dan Fely. Aku terlalu lamban dalam meresmikan hubungan kami sampai akhirnya seseorang lebih dulu mendapatkannya.

Seharusnya aku tidak menuruti perkataan orang tua Fely yang menyuruhku untuk meminta restu pada papa. Seharusnya aku menyakinkan orang tua Fely agar dia setuju untuk menikahkan kami tanpa harus menunggu restu dari papa.

Mungkin jika aku bergerak lebih cepat, ini tidak akan terjadi.

Ku buang putung rokok ke dalam asbak. Aku harus mandi dan keluar untuk makan. Bertindak bodoh seperti ini hanya akan membuatku semakin terpuruk. Sekalipun aku menyiksa diri sendiri sampai tidak lagi berdaya, keadaan tidak akan pernah berubah. Kenyataan bahwa hubungan kami sudah berakhir dan Fely akan menikah dengan orang sudah pasti akan terjadi. Aku hanya akan merugikan diri sendiri jika terus berada di titik ini.

Memang tidak akan mudah untuk melupakannya dan menghapus perasaan cinta ini, tapi setidaknya aku bisa mulai menjalani hidupku dengan baik.

Dibawah guyuran shower, aku tersenyum kecut mengingat kisah percintaanku yang terlalu tragis. Bertahun - tahun mencintai seseorang, selama itu pula aku menjaganya dan yakin bahwa dia adalah wanita yang tepat untuk menjadi pendampingku. Kini semuanya hancur begitu saja dengan takdir yang menurutku seperti lelucon.

Keluar dari kamar mandi membuat pikiranku jauh lebih tenang. Guyuran air dingin tadi langsung mendinginkan isi kepalaku yang sempat panas.

Bodoh jika aku terus berlarut - larut memikirkannya, tapi tidak akan mudah untuk melupakannya begitu saja. Membiarkan berjalan seperti air yang mengalir adalah cara yang tepat. Aku tidak harus menuntut diriku sendiri untuk melupakannya, namun membiarkan perlahan mulai hilang dari ingatan dan hatiku.

Aku menyambar kunci mobil setelah memakai pakaian. Hal yang harus aku lakukan untuk membuat diriku jauh lebih baik adalah dengan mengisi perut yang sudah semakin perih. Meski sejak tadi siang aku tidak melakukan apapun, tapi memikirkan banyak hal hingga membuat kepala ku sakit, mampu menguras energi.

Begitu keluar dari apartemen, aku langsung mendapatkan seulas senyum tipis yang terlihat kaku dari seorang wanita yang tadi siang tidak sengaja aku tabrak sampai membuat ponselnya rusak.

Dia terlihat salah tingkah berdiri mematung tetap di depan pintu apartemenku.

"Malam kak,,," Sapanya ramah dengan membungkukan badan. Aku mengerutkan dahi, heran saja dengan sikapnya yang terlihat sok kenal. Padahal baru kali kedua kami bertatap muka.

"Permisi,,," Dia kembali membungkukan badan untuk kedua kalinya dan pergi dari hadapanku. Sepertinya dia malu karna aku tak kunjung membalas sapaannya.

Setelah menutup pintu, aku bergegas turun untuk makan di restoran cepat saji yang ada di seberang apartemen. Saat ini aku sedang tidak mood untuk mengendari mobil. Pikiranku masih kacau dan takut akan membahayakan pengguna jalan.

Suasana restoran cukup ramai. Aku bahkan tidak melihat ada meja yang kosong, semuanya sudah terisi. Aku memutuskan untuk tetap memesan makanan. Perutku sudah tidak bisa lagi di ajak kerjasama.

Selesai mendapatkan pesanan, aku belum juga mendapatkan meja. Hanya ada 1 meja yang di tempati oleh 1 orang, jika tidak bergabung dengannya, aku pastikan akan semakin lama untuk makan.

Aku menghela napas, takdir macam apa ini. Selalu saja wajah wanita itu yang aku temui. Dia tersenyum samar melihatku datang ke mejanya.

"Tidak ada meja lain yang kosong, aku hanya makan sebentar." Ucapku lalu duduk di depannya tanpa menunggu persetujuan darinya. Lagi pula ini restoran umum, aku bebas duduk dimana saja.

"Silahkan, duduk saja." Jawabnya sembari menggigit burger di tangannya.

"Telat.!" Sahutku. Dia terkekeh.

"Bukan telat, tapi kakak yang main duduk aja. Aku kan belum kasih ijin." Ujarnya.

Suaranya seperti orang yang banyak omong alias cerewet, mirip seperti Jeje.

"Memangnya siapa yang minta ijin sama kamu.? Ini restoran, pengunjung boleh duduk dimana saja asal kursinya kosong.!" Balasku sinis.

Aku mulai menyantap makananku dan tidak memperdulikan dia yang terus berbicara sambil terus mengunyah burger miliknya.

"Iya aku tau, tapi bukan asal duduk begitu saja karna masih ada orang lain di meja yang sama. Setidaknya minta ijin meski ada kursi yang kosong."

Aku hanya melirik cuek. Mulutnya penuh dengan burger tapi masih saja bersuara.

"Bye the way, kakak penghuni apartemen baru.? Aku baru liat kakak kemarin,,," Dia terlihat sok akrab padaku.

"Aku Prisilla,,," Tangannya di ulurkan ke arahku. Aku hanya menatapnya acuh tanpa membalas uluran tangannya.

"Sisil,, panggil saja Sisil." Ujarnya lagi sambil menarik kembali tangannya. Dia tersenyum meski aku tidak membalas uluran tangannya.

"Aku tinggal di kamar 145, beda 2 kamar saja sama,,,

"Dilarang makan sambil bicara.!" Ketusku memotong ucapannya. Lama - lama terasa semakin pusing mendengarnya terus berbicara panjang lebar dan seolah sudah sangat mengenalku.

"Maaf,,," Ucapnya.

"Makasih uang transferannya kemarin. Aku belum sempat beli ponsel baru,,"

Aku melihat sekilas dia memegang ponselnya yang sejak tadi ada di atas meja. Dia seolah sedang menunjukkan padaku.

"Padahal hanya retak sedikit, dan masih berfungsi." Aku langsung mengangkat wajah dan memberikan tatapan tajam padanya agar dia berhenti berbicara.

"Bisa diam tidak.!" Protesku.

"Wajahnya saja yang mirip, jangan harap sifatnya bisa sama,,," Gumamnya dengan suara lesu dan pelan. Aku masih bisa mendengarnya dengan jelas, namun memilih untuk tidak menghiraukannya. Sepertinya dia sedang melantur karna sejak tadi terus berbicara padaku.

"Sisil.!!" Seseorang menggebrak dengan satu tangan. Aku hampir saja tersedak mendengar teriakan dan gebrakan meja di hadapanku. Seorang kaki - laki dengan tampang yang jauh dari kata rapi, berdiri tetap menatap ku dan wanita itu.

"Apa - apaan kamu.?! Siapa laki - laki ini.?!" Serunya lagi. Matanya melotot tajam hingga menunjuk wajahku. Segera ku tepis kasar tangan yang tidak tahu sopan santun itu.

"Singkirkan tanganmu.!" Geramku.

Dia semakin tajam menatapku.

"Sayang apaan sih.! Kamu tuh ya bisanya cuma bikin masalah.!" Wanita itu berdiri dan menarik tangan laki - laki itu agar menjauh.

"Aku?!! Kamu nggak salah.?!" Dia membentak dan menepis kasar tangan pacarnya. Kau hanya menatap sinis kedua sejoli yang tidak tau malu itu, bertengkar di tempat umum sampai menjadi tontonan pengunjung resto.

"Bukannya kamu yang bikin masalah.?! Aku ajak kamu makan diluar, tapi kamu nolak dan ternyata makan sama cowok lain.!"

Aku mendengus kesal mendengar perdebatan mereka. Makanan yang belum habis terpaksa harus aku hentikan saat ini juga. Rasanya jadi tidak berselera lagi.

Aku beranjak dari sana dan membiarkan mereka terus berdebat.

Terpopuler

Comments

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Kalau ga salah Sisil adiknya Bara ya 😁🤭

2022-11-27

2

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Owh nama nya Prissilia☺️🤭 sekilas pernah nama Nicholas pernah hadir di novel Bara dan Yuna klo ga salah, pas Bara dan Yuna serta anak anak mereka liburan ke Amerika trs ada nama Jeje dan Nicholas yg ikut liburan☺️🤭

2022-11-27

1

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Nah sepertinya ini calon pengobat sakit hati mu☺️🤭

2022-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Ekstra part
104 Prolog
105 Bab 1
106 Bab 2
107 Bab 3
108 Bab 4
109 Bab 5
110 Bab 6
111 Bab 7
112 Bab 8
113 Bab 9
114 Bab 10
115 Bab 11
116 Bab 12
117 Bab 13
118 Bab 14
119 Bab 15
120 Bab 16
121 Novel othor (Mampir Ya)
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Ekstra part
104
Prolog
105
Bab 1
106
Bab 2
107
Bab 3
108
Bab 4
109
Bab 5
110
Bab 6
111
Bab 7
112
Bab 8
113
Bab 9
114
Bab 10
115
Bab 11
116
Bab 12
117
Bab 13
118
Bab 14
119
Bab 15
120
Bab 16
121
Novel othor (Mampir Ya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!