Nicholas
Nicho melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kenyataan buruk itu seperti mimpi baginya, terjadi begitu saja tanpa ia duga.
Menjalin hubungan dengan wanita selama bertahun - tahun, tentu saja sudah banyak kenangan indah yang telah dia lewati bersama.
Begitu juga dengan perasaan cintanya yang bahkan sudah terpatri dalam hatinya.
Wanita cantik sederhana dan memiliki sifat yang jarang di miliki oleh wanita lain di luar sana adalah salah satu alasan kenapa dia sangat mencintainya.
Wanita yang selalu membuatnya teduh setiap kali menatapnya, wanita yang selalu memberikan kebahagiaan dengan cara yang sederhana, wanita itu sangat sempurna di mata.
Selama ini Nicho sangat menjaga dan menahan diri untuk tidak merenggut kesuciannya, menjadikan wanitanya agar tetap suci sampai dia berhasil menikahinya. Namun pada akhirnya takdir berkata lain, wanita yang selama ini dia jaga sudah lebih dulu dinodai oleh laki - laki lain.
Baru kemarin mereka menghabiskan waktu bersama, melakukan hal manis layaknya sepasang kekasih namun masih dalam batas wajar.
Rupanya hal itu akan menjadi keromantisan terakhir bagi mereka sebelum akhirnya hubungan itu berakhir.
Padahal selangkah lagi dia hampir menikahi wanita pujaannya itu. Pernikahan yang seharusnya bisa di gelar dalam waktu dekat, namun harus di tunda karena terganjal restu sang papa.
Nicho sudah bertekad untuk memohon, dan menurunkan egonya pada sang papa demi mendapatkan restu. Tapi nyatanya mereka memang tidak berjodoh.
Nicho memarkirkan mobilnya di basement apartemen. Rasa kesal dan sakit hatinya masih menggebu - gebu. Dia keluar dari mobil dan menutup pintu dengan membantingnya.
Apa lagi yang harus dia perjuangkan setelah cintanya pergi dengan meninggalkan luka di hatinya.
Semua usaha yang dia lakukan sampai memilih menentang sang papa dan keluar dari rumah, semua itu dia lakukan demi wanita yang sangat dia cintai.
Tapi lihat sekarang.? Semuanya sia - sia.
Kisah cintanya terlalu menyakitkan. Untuk kedua kalinya dia kehilangan wanita itu, dan kehilangan kali ini akan menjadi perpisahan untuk selamanya.
Nicho berjalan cepat dengan lakah kakinya yang lebar. Pandangan matanya terlihat tidak fokus, terkadang menerawang jauh dengan sorot mata penuh amarah.
"Ok mam, tidak perlu khawatir. Aku akan baik - baik saja di sini." Seorang wanita muncul dari arah yang berlawanan. Dia sibuk berbicara lewat telfon. Sementara itu satu tangannya sibuk merogoh tas kecilnya.
"Aku harus kerumah aunty sekarang,,"
"By mam, love u so much."
Jarak Nicho dan wanita itu semakin dekat, keduanya sama - sama tidak fokus pada jalanan di depannya karena wanita terburu - buru dan sibuk dengan ponsel serta tasnya, sementara Nicho sibuk dengan pikirannya yang sedang kacau.
"Aaaahh,,,,,"
Nicho yang berjalan cepat dengan perasaan yang sedang emosi, menyenggol wanita itu hingga membuat ponsel di tangannya terpental jauh di lantai. Tubuhnya yang kecil sampai terhuyung, namun Nicho dengan sigap menangkapnya.
"Maaf.!" Seru Nicho dengan suara tegasnya. Dia langsung melepaskan wanita itu dari dekapannya, lalu mengambil ponsel yang terpental sampai beberapa meter dari tempat mereka berdiri.
Nicho mendengus kesal sembari mengambil ponsel milik wanita itu. Dia terlihat semakin kesal karna mendapati layar ponsel itu retak.
Bagaimana tidak kesal, hatinya sedang tidak baik - baik saja saat ini, tapi harus dihadapkan dengan masalah baru dan harus berurusan dengan orang asing.
"Ponselmu rusak.!" Ujarnya sembari memberikan ponsel itu. Wanita di hadapan Nicho hanya diam, manik matanya tak beralih sedikitpun dari wajah Nicho.
"Berikan nomor rekeningmu. Biar aku ganti.!" Ujar Nicho sekali lagi, tapi wanita itu masih saja diam mematung.
"Kamu tidak bisa mendengarku.?!" Seru Nicho dengan mengencangkan suaranya, juga melebarkan matanya yang tajam.
"Ah,, iya iya,," Dia tersentak dan terlihat salah tingkah.
"Hanya retak sedikit, tidak masalah."
"Op,,pa,, emm kakak maksudku, tidak perlu menggantinya." Ucapnya gugup.
Nicho berdecak kesal.
"Tetap saja rusak.!"
"Berikan saja nomor rekeningmu, kita selesaikan disini."
Nicho mengambil ponsel dari saku celananya.
"Berapa nomornya.?!" Serunya, dia sudah membuka aplikasi internet banking di posnelnya.
"Tidak perlu kak,," Wanita itu masih saja menolak. Karna dia sadar kejadian tadi bukan sepenuhnya kesalahan laki - laki tampan itu. Dia juga ceroboh karna tidak memperhatikan jalan.
"Lagi pula aku juga salah,,"
"Aku tidak membahas siapa yang salah dan benar disini, aku hanya ingin meneyelsaikan urusan kita agar tidak ada permasalahan lagi di lain waktu.!"
"Sebutkan nomor rekeningnya. Aku tidak punya waktu untuk membelikan ponsel baru untukmu."
Suara Nicho terdengar semakin tegas dan tidak mau di bantah lagi. Dan hal itu berhasil membuat wanita di hadapannya mau memberikan nomor rekeningnya.
"Sudah." Ucap Nicho datar, sembari memasukan kembali ponselnya kedalam saku celana. Lalu bergegas pergi begitu saja.
"Terima kasih kak.!" Serunya tulus. Dia terus diam di tempat, menatap kepergian Nicho sampai laki - laki itu masuk kedalam apartemen yang terletak tak jauh dari apartemen tempatnya tinggal.
Tiba - tiba saja dia mengulum senyum dengan pipi yang merona.
Sorot matanya terlihat mengagumi sosok laki - laki yang baru saja dia temui. Kagum dengan fisiknya yang memiliki tubuh serta wajah sempurna sebagai laki - laki.
Begitu masuk kedalam apartemen, Nicho mengambil rokok dan wine di meja barnya.
Rokok dan wine yang memang di siapkan oleh Nicho khusus untuk teman - temannya jika berkunjung ke apartemen. Dia hanya minum dan merokok sesekali karna tidak terlalu menyukainya.
Kali ini dia berniat menghabiskan 1 botol wine seorang diri. Dia berpikir setidaknya rasa sakit hatinya akan berkurang dengan menenggak minuman beralkohol itu.
Setelah duduk di balkon kamar, Nicho mulai menyalakan rokok dan mengisapnya dalam. Dia menghembusakan asap rokok itu dengan kasar. Seolah sedang melepaskan sesak yang mengganjal di hatinya. Dia terus melakukan kegiatan itu dengan diselingi meneguk wine, begitu seterusnya sampai menghabiskan 2 batang rokok dan 1 botol wine.
Bodoh.?! Ya bisa dibilang begitu. Nicho bahkan tidak keberatan jika dirinya disebut gila saat ini.
Kehilangan orang yang bertahun - tahun dia cintai, lebih sakit dari yang orang lain pikirkan.
Kisah percintaan terlalu sadis untuknya. Padahal apa kurangnya dia selama ini.? Dan kesalahan apa yang sudah pernah dia berbuat sampai kisah cintanya terlihat sangat menyedihkan.
Dia menjaga wanitanya dengan baik, selalu ada untuknya dan melindunginya layaknya seorang putri.
Nicho merogoh ponselnya yang berdering. Dia baru mendengarnya, padahal ponselnya sudah berdering beberapa kali sejak tadi.
Ada panggilan masuk dari Jeje, Nicho langsung menolak panggilan telfon dari adiknya itu.
Nicho tersenyum kecut saat melihat nama Fely tertera di layar ponselnya, rupanya wanita itu juga baru saja menghubunginya beberapa menit yang lalu.
"Breng-s*k.!!!" Teriak Nicho geram.
Dia merasa muak dengan apa yang sudah terjadi pada hidupnya.
Nicho langsung mematikan ponselnya, kemudian meletakan kasar di atas meja.
Siapapun pasti akan merasakan sakit yang serupa jika berada di posisi Nicho, bahkan mungkin akan menghajar laki - laki yang sudah tidur bersama kekasihnya.
Tidak heran jika saat ini Nicho lebih memilih untuk menyendiri di temani dengan rokok dan alkohol.
Sakit hati membuatnya hampir gila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Takdir Hidupku
Perutku udah sakit ketawa ma Alur serra dan xander,, rehat bentar mau bertamu kesini besok balik lagi kerumah serra🤭
2025-01-13
0
Sofie Ilyas Ilyas
hai author q pembaca baru karyamu in.tau dri instragram KA kiran/Pray/
2024-05-20
0
Saujanar Renjana 88
haai, Kak Author aku mampir lagi membaca ulang tulisan ini.
2024-01-30
1