Suasana di meja itu seketika hening. Sikap cuek Nicho membuat Mila yang sempat kagum, kini berubah kesal menatapnya. Dia tidak lagi seheboh tadi, tidak juga memandangi wajah Nicho lagi dan fokus menghabiskan bakso miliknya. Begitu juga dengan Sisil, suara cerewetnya yang khas tidak lagi terdengar. Ekspresi Nicho sudah seperti singa yang siap menerkamnya jika dia kembali berbicara.
Tapi anehnya rasa kagum itu tak berkurang sedikitpun. Nicho tetap saja terlihat mengagumkan seperti idolanya.
"Sil, gue balik duluan ya. Angker banget hawanya, lama - lama bikin merinding,,," Bisik Mila. Sisil melirik mangkok bakso di depan Mila yang sudah kosong, ludes beserta kuah - kuahnya. Juga jus mangga yang ikut tak tersisa.
Cara makan Mila sudah sepeti maraton. Habis dalam hitungan detik, sedangkan bakso milik Sisil baru habis setengahnya.
"Ganteng doang tapi galak,,," Tambahnya lagi.
"Sampai ketemu besok,,,"
Mila beranjak dari duduknya, lalu melambaikan tangan pada Sisil.
"Hati - hati di jalan Mil,,," Seru Sisil. Mila hanya mengatakan oke tanpa bersuara. Rupanya dia juga takut mengganggu singa yang sedang serius itu.
Sisil melirik Nicho, dia masih saja menatap layar laptop dengan sorot mata tajam.
"Kakak masih ada kelas.?" Tanya Sisil hati - hati.
"Kenapa.?!" Tanpa di duga, Nicho langsung balik bertanya.
"Kamu mau ikut pulang.? Aku bukan supir taksi.!" Tambahnya lagi dengan suara ketus. Nicho mengingat kejadian waktu itu saat mengajak Sisil masuk ke mobilnya. Dan dengan entengnya Sisil menyebutnya sedang naik taksi.
Sisil menyengir kuda, dia menggeleng ragu.
"Aku cuma tanya saja,,," Kilahnya. Sejujurnya dia memang ingin ikut pulang bersama Nicho. Hari ini dia tidak membawa mobil karna bangun kesiangan, jadi berangkat dengan memesan ojek online agar bisa sampai tepat waktu.
Nicho hanya berdecak kesal menanggapinya, kemudian kembali fokus pada laptopnya.
"Oppa,," Gumam Sisil setelah mengingat ucapan Mila yang katanya melihat Nathan di parkiran.
Sisil langsung merogoh ponsel dari dalam tasnya, dia mencari kontak Nathan kemudian menghubunginya.
"Hallo oppa,,,"
"Anterin aku pulang, oppa masih di kampus.?"
Sisil langsung menyerocos begitu panggilannya terhubung dengan Nathan.
"Yahh,,, kenapa nggak makan di kantin saja.? Bilang saja sama kak Fely ada aku disini, pasti kak Fely mau,,"
Nicho langsung beralih menatap Sisil begitu mendengar nama Fely di sebut. Kini sorot matanya semakin tajam, ada kekesalan dan kebencian yang mendalam setelah mendengar namanya.
"Oke,,, aku tunggu. Nggak pake lama oppa,,," Sisil mematikan sambungan telfonnya. Dia tersentak saat melihat Nicho yang sedang melotot ke arahnya.
Sisil memandangi dirinya sendiri, memastikan jika tidak ada yang salah dengan penampilannya.
"Kenapa kak.? Apa ada yang aneh.?" Tanya Sisil heran.
Nicho menghembuskan nafas kasar tanpa bicara apapun, dadanya masih saja sesak mendengar namanya.
Rasa kecewa membuat semuanya hancur. Kekecewaan terbesarnya terhadap Fely adalah karna wanita itu seakan tidak menghargainya yang sejak dulu berusaha untuk melindunginya. Tapi justru memberikan peluang pada orang lain untuk merusaknya.
Percuma saja selama bertahun - tahun menasehati dan memperingatkannya, kalau pada akhirnya akan di langgar.
Dan setelah apa yang sudah terjadi pada dirinya, dengan mudahnya meminta maaf dan berusaha menjelaskan jika tidak terjadi sesuatu lebih dari itu.
Dia merasa seperti orang bodoh saat itu. Bagaimana mungkin bisa dipercaya sedangkan banyak tanda kepemilikan di sana.
Sakit hati terbesar adalah di kecewakan.!
Sisil kembali menyiapkan makanan kedalam mulut, namun matanya tak beralih dari wajah Nicho yang memerah. Laki - laki itu terlihat menyimpan amarah.
Sisil hanya bisa menggelengkan kepalanya, sikap Nicho memang aneh dan sangat berbeda dari kebanyakan laki - laki di luar sana.
"Oppa,,, disini,,," Sisil melambaikan tangan pada Nathan yang tampak kebingungan mencari Sisil.
Lambaian tangan Sisil membuat Nathan mengangguk pelan. Dia melirik Fely yang berdiri di sampingnya dengan raut wajah yang datar.
"Kamu mau makan apa,? biar aku yang pesan." Tanya Nathan.
"Kamu tunggu dulu sama Sisil,,,"
"Apa saja,,," Hanya jawaban singkat dan datar yang keluar dari mulut Fely, dia berlalu dari sana tanpa menatap Nathan sedikitpun.
Nathan hanya menghela nafas pelan, lalu pergi untuk memesan makanan.
Dari kejauhan Nicho menatap keduanya sejak Sisil melambaikan tangan. Kini bukan wajahnya yang memerah, matanya juga memerah dengan sorot mata tajam yang terlihat sangat menakutkan.
Dia tersenyum kecut saat melihat Fely berjalan ke arahnya, sepertinya wanita itu belum melihat keberadaannya. Fely sempat melihat ke meja yang dia tempati, tapi hanya menatap ke arah Sisil.
"Aku mau pulang.! Kamu mau ikut tau tidak.?" Seru Nicho pada Sisil. Wanita itu dibuat melongo oleh tawaran Nicho. Tadi dia menolaknya mentah - mentah sebelum meminta untuk pulang bersama, tapi sekarang justru Nicho yang menawarinya untuk pulang bersama.
"Tapi kak,,,,
"Aku hitung sampai 3,," Ujar Nicho. Dia sudah memasukkan laptop kedalam tasnya, kemudian beranjak dari duduknya.
"Satu.!! Dua..!! Tiga..!" Nicho berlalu dari hadapan Sisil, sedangkan Sisil masih diam di tempat karna kebingungan. Dia sudah terlanjur meminta Nathan untuk mengantarnya pulang, bahkan Nathan sampai mau datang ke kantin untuk makan disana sekaligus menunggunya selesai makan.
"Tunggu kak,,," Seru Sisil. Dia menyeruput jus miliknya sebelum beranjak dari sana.
Nicho menajamkan mata saat jaraknya dan Fely semakin dekat. Saat itu pula Fely menyadari keberadaan Nicho di hadapannya. Keduanya saling pandang dengan sorot mata yang berbeda.
Fely yang menatap Nicho dengan tatapan penuh penyesalan, sedangkan Nicho menatapnya dengan penuh kemarahan.
"Nicho,,," Fely meraih tangan Nicho saat jarak keduanya sangat dekat.
"Aku,,," Belum sempat meneruskan ucapannya, Nicho sudah menarik kasar tangannya dari genggaman Fely.
Saat akan kembali bicara, Sisil datang menghampiri mereka.
"Kak Fely, maaf aku duluan. Aku nggak jadi pulang bareng kalian. Tolong bilangin oppa yah,,," Seru Sisil ramah.
Nicho kembali melanjutkan langkahnya, dia bakan sempat menyenggol kasar bahu Fely.
"Kak,,," Tegur Sisil karna Fely mengalihkan pandangannya pada Nicho.
"Aku duluan ya,,,"
Kali ini Fely menatap Sisil, dia tersenyum tipis sembari menganggukkan kepalanya.
"Kak Nicho tungguin,,,!!" Teriak Sisil sembari berlalu dari hadapan Fely, berjalan cepat untuk menyusul langkah Nicho.
Fely seketika terdiam, dia menatap Sisil dan Nicho dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Tungguin kak,,!" Seru Sisil.
"Ngajak pulang bareng atau ngajak kejar - kejaran,,!" Protesnya kesal, tapi Nicho tak kunjung memelankan langkahnya. Sisil harus setengah berlari untuk mengejar langkah Nicho yang lebar.
Laki - laki itu sangat menyebalkan, tapi anehnya tidak membuatnya ilfil sedikitpun seperti yang dirasakan oleh Mila tadi.
Nicho baru memelankan langkahnya begitu sampai di parkiran. Namun tidak dengan Sisil yang masih harus berjalan cepat untuk menyusulnya.
"Kak Nicho ngerjain aku ya.?" Suara Sisil terengah - engah. Nafasnya tersenggal karna harus mengejar Nicho, sedangkan dia baru saja makan.
Nicho hanya menengok dengan tatapan datar. Dia langsung membuka pintu mobil dan masuk kedalam, Sisil langsung menyusulnya.
"Huhhh,," Sisil menghembuskan nafas panjang. Dia menyenderkan tubuhnya.
"Perutnya begah karna baru di isi udah di ajak maraton." Gumamnya sembari mengusap perut. Nicho terlihat cuek sambil menyalakan mesin mobil setelah memakai seatbelt.
"Minum.!" Ujar Nicho sembari menyodorkan air mineral pada Sisil.
"Makasih,," Sisil menerima botol air mineral yang masih utuh itu. Dia meneguknya cepat. Tenggorokannya langsung kering setelah mengejar Nicho.
"Kak,,," Baru saja memanggilnya, Nicho sudah menoleh dengan tatapan tajam.
"Diam kalau nggak mau aku turunin di jalan."
Ujar Nicho datar.
Sisil hanya mencebik kesal dan memilih untuk diam.
...****...
Masih menunggu 140 orang lagi buat vote 😜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Beneran kayak singa kalo marah nicho
2024-11-29
0
Vera Wilda
sebenar kasihan mereka Nicho dan Felly sama2 tersiksa tp author maunya mereka tidak berjodoh 😁😁😁
2023-10-08
1
Hayati Nifus
pertama baca godaan adik ipar seru g d skip2 pas mesra2nya menantang,jd cenat cenut kalau d deketin suami,malah keterusan cari karyanya clarissa ica😁
2023-08-22
0