Bab 19

Nicho menyodorkan map yang berisi surat kerja sama pada Sisil.

"Kamu baca dulu sebelum di tanda tangani."

"Bisa ajukan komplain kalau ada point yang memberatkan kamu,,," Jelas Nicho. Dia benar - benar seperti pemimpin yang memancarkan kewibawaan dengan wajah yang berkharisma tinggi.

Siapa yang tidak akan terpana melihat wajah tampannya yang memancarkan aura seorang pemimpin seperti itu. Sama hal nya dengan Sisil yang saat ini justru lebih fokus menatap wajah Nicho.

Nicho menggeleng pelan dengan memijat pelipisnya. Wanita di hadapannya itu benar - benar beda dari yang lain. Terkadang tingkahnya konyol, cerewet, dan terkadang sedikit bodoh tapi menggemaskan. Sisil bersikap apa adanya, dan mungkin itu yang membuatnya berbeda.

"Malah bengong.!" Nicho menoyor kening Sisil.

Wanita itu langsung tersenyum kikuk, terlihat malu karna kepergok memandangi wajah tampan Nicho.

"Jangan kelamaan, buruan baca,," Sekali lagi Nicho menyodorkan map itu agar lebih dekat dengan Sisil.

Dan saat itu juga Sisil langsung mengembalikan map itu pada Nicho.

"Aku setuju,,," Ujar Sisil yakin. Tangannya mendorong map itu ke arah Nicho.

"Aku akan memberikan resep dessert sebanyak yang kakak mau tanpa harus melalui tanda tangan kontrak,,," Jelasnya dengan antusias. Raut wajah Sisil seketika menimbulkan kecurigaan. Nicho bisa melihat ada sesuatu yang di inginkan oleh Sisil.

"Asal,,,," Sisil menggantungkan ucapannya. Hal itu

membuat Nicho berdecak kesal karna dugaannya benar, ada tujuan tertentu yang di inginkan oleh Sisil.

"Tidak masalah kalau kamu keberatan tanda tangan kontrak. Aku batalkan saja kerja samanya,," Nicho menutup map itu, dia beranjak dari duduknya.

Hal itu membuat Sisil cemberut dan langsung menarik tangan Nicho.

"Iihh,,, dengerin dulu kak,,," Rengek Sisil. Dia memasang wajah memohon yang terlihat sangat menyedihkan sekaligus lucu untuk di pandang.

"Aku nggak bilang keberatan, jangan di batalin,,," Jelasnya sambil terus menarik tangan Nicho agar tidak beranjak. Nicho yang terlihat sudah malas, berusaha melepaskan diri dari genggaman Sisil dengan menarik tangannya. Keduanya jadi saling tarik menarik hingga akhirnya Sisil berdiri dan terhuyung ke badan Nicho karna Nicho terlalu kencang menarik tangannya dari genggaman Sisil.

Seketika Sisil dan Nicho saling terdiam dalam posisi yang mirip seperti orang yang sedang berpelukan.

"Ya ampun.!!!" Pekik Revan dengan mata melotot. Dia menggelengkan kepala dengan melipat kedua tangan di dadanya.

"Bisa - bisanya kalian bermesraan di depanku.!!!" Protesnya kesal. Dia menatap jengah dua insan yang sejak tadi hanya membuatnya iri.

Nicho langsung mendorong pundak Sisil, dia menatap tajam ke arahnya. Sementara itu Sisil hanya tersipu malu. Dadanya masih bergemuruh setelah bersentuhan dengan tubuh Nicho dan bisa mencium aroma maskulin Nicho dalam keadaan tanpa jarak.

"Ayo pulang,,," Pinta Nicho.

"Aku setuju memberikan resep untuk kakak asal aku bisa makan di kafe ini secara gratis selama 2 minggu. Tapi kakak harus ikut makan sama aku." Ujar Sisil memberi tawaran. Dia berbicara cepat hampir tanpa jeda sebelum Nicho benar - benar mengajaknya pulang.

"Bagaimana.? Kakak setuju kan.? Kakak tidak perlu membayarnya setelah itu dan resep itu bisa kakak pakai selamanya,,," Lagi - lagi Sisil berusaha untuk memberikan tawaran yang menggiurkan agar Nicho mau menyetujui permintaannya.

Nicho langsung diam. Dia tampak sedang mempertimbangkan permintaan Sisil. Tidak rugi memang untuk membiarkan Sisil makan gratis di kafe nya selama 2 minggu. Justru disini Nicho yang akan di untungkan. Karna uang yang di tawarkan Nicho untuk memakai resep Sisil lebih dari cukup untuk sekedar mentraktir Sisil selama 2 minggu.

Namun yang menjadi bahan pertimbangan Nicho, dia merasa keberatan karna harus pergi dan makan bersama Sisil selama 2 minggu.

"Ok,, aku anggap kakak setuju dengan tawaranku,,," Ucap Sisil dengan wajah yang berbinar. Dia meraih tangan Nicho untuk mengajaknya berjabat tangan.

"Deal.!!" Ujarnya tanpa meminta persetujuan pada Nicho. Nicho hanya menatap tajam ke arah Sisil.

"Siapa yang bilang deal.?! Aku belum menyetujuinya.!" Pekik Nicho. Dia terlihat kesal melihat Sisil yang hanya menyengir kuda dan pergi menghampiri Revan.

"Boleh pinjam laptopnya kak.? Biar aku ketik semua resep yang aku punya,,," Ujar Sisil sopan.

"Heh.!!" Teriak Nicho sembari menyusul Sisil, dia hampir memarahi Sisil tapi Revan menengahinya.

"Lu di kasih enak malah protes.! Udah sih setuju aja. Kali aja setelah pake resep dari dia penjualan makin meningkat." Nicho hanya mendengus kesal, namun dia juga tidak lagi memberikan protes.

"Silahkan cantik, pake saja laptop abang sesuka hati,,," Ujar Revan sembari beranjak dari duduknya dan mempersilahkan Sisil untuk duduk di sana.

"Makasih kak,,," Sisil tersenyum lebar. Dia terlihat sangat senang karna setelah ini akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama Nicho.

Revan mendorong Nicho untuk menjauh dari Sisil.

"Udah sih biarin aja, cuma 2 minggu kok." Bisik Revan.

"Kalau lu nggak mau nemenin dia makan, gue siap gantiin. Cewek cantik itu mubazir kalau di anggurin,,," Bisiknya lagi. Nicho hanya melirik tajam.

"Gue cek ke depan dulu, baik - baik lu disini.! Awas jangan mesum mentang - mentang gue nggak ada. Tuh cctv lagi ngawasin kalian,,," Revan menunjuk cctv yang ada di sudut ruangan. Dia hampir saja terkekeh melihat reaksi Nicho.

"Bac*t.!! Emangnya elu.! Taunya cuma mesum doang.!" Geram Nicho sembari mendorong Revan agar segera keluar dari ruangan.

Revan hanya terkekeh, kemudian meninggalkan Nicho dan Sisil berduaan di dalam ruang kerja mereka.

Nicho duduk di meja kerjanya, dia memperhatikan Sisil yang terlihat serius menggerakkan jarinya dibatas keyboard. Wajah cantiknya terlihat berseri, memancarkan aura kebahagiaan dari dalam. Nicho bisa melihat ketulusan Sisil dalam memberikan resep untuk kafenya.

Hampir 10 menit Nicho hanya diam di kursinya dan hanya memandangi Sisil dari jauh.

"Kamu mau es krim.?" Suara Nicho yang khas mampu memberikan warna di dalam ruangan yang tadinya sempat hening.

Sisil mengangkat wajahnya, dia menatap Nicho dari jarak yang sangat dekat karna ternyata laki - laki itu sudah berdiri di depan mejanya.

Sisil mengangguk cepat.

"Kakak tau aja yang aku butuhin. Aku butuh amunisi biar ngetiknya lancar dan cepat." Tuturnya dengan senyum yang mengembang.

"Aku mau rasa vanilla dan strawbery. Jangan lupa sama dessertnya yang rekomended disini." Sisil menyengir kuda. Dia terlihat biasa saja mendapat tatapan tajam dari Nicho.

"Banyak maunya.!" Keluh Nicho. Lagi - lagi dia menoyor kening Sisil dengan telunjuknya. Ekspresi wajah Sisil yang menggemaskan saat dia menoyornya, seperti jadi hiburan tersendiri untuknya.

Nicho segera keluar dan mengambilkan makanan untuk Sisil. Dia kembali dengan membawa nampan berisi es krim, 2 menu dessert dan 1 botol air mineral.

"Wahhh,,,," Seru Sisil antusias. Matanya terbuka sempurna melihat es krim yang terlihat menggoda iman.

"Cantik sekali plating es krim dan dessertnya." Puji Sisil. Dia langsung menyambar es krim begitu Nicho meletakan nampan di meja.

"Sudah berapa abad tidak makan es krim.?" Sindiran Nicho sinis. Dia dibuat heran dengan cara Sisil memakan es krim yang begitu rakus. Sudut bibirnya bahkan sampai terkena sisa es krim yang mulai mencair.

"Hehe,,," Sisil hanya tersenyum kikuk.

"Es krimnya lumayan. Aku termasuk penggemar es krim, jadi sudah mencoba berbagi macam es krim dengan berbagai rasa dan bentuk. Yang ini nggak mengecewakan, rasanya oke, platingnya juga cantik." Ujar Sisil berkomentar. Dia berbicara panjang lebar hingga membuat Nicho terus menatap bibir Sisil yang bergerak lincah.

Nicho berdiri dan mendekatkan wajahnya ke arah Sisil, hal itu membuat Sisil seketika diam memaku. Nicho mengusap sudut bibir Sisil dengan jarinya. Dia terlihat tidak betah melihat sisa es krim yang menempel di sana.

Keduanya saling pandang dengan jarak yang sangat dekat. Entah apa yang Nicho rasakan hingga dia berani mendekatkan bibirnya dan mengecup singkat bibir Sisil. Namun setelah itu Nicho langsung menjauh. Dia terlihat panik dan merasa tidak enak pada Sisil. Sementara itu Sisil hanya menatap Nicho dengan pandangan yang menerawang. Jantungnya bergemuruh saat ini. Untuk pertama kalinya dia di cium oleh laki - laki.

"Maaf,,," Ujar Nicho lirih. Dia beranjak dan segera keluar dari ruangan itu.

...****...

...Yang belum vote, vote dulu yuk 🥰...

Terpopuler

Comments

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

Weeeeh nicho nyosor aja🤣🤣🤣

2024-12-04

0

Rini Mustika

Rini Mustika

meeeeemm manis nyaaaas...q yg seyum seyummmm...

2024-03-07

0

strawberry 🍓🍓

strawberry 🍓🍓

yeeee si abang gak tanggungjawab , main kabor ajeee cuma bilang maaf pula . maaf mu tak bisa mengembalikan keperawanan bibirnya sisil baaaaang 🤣🤣🤣🤣

2023-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Ekstra part
104 Prolog
105 Bab 1
106 Bab 2
107 Bab 3
108 Bab 4
109 Bab 5
110 Bab 6
111 Bab 7
112 Bab 8
113 Bab 9
114 Bab 10
115 Bab 11
116 Bab 12
117 Bab 13
118 Bab 14
119 Bab 15
120 Bab 16
121 Novel othor (Mampir Ya)
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Ekstra part
104
Prolog
105
Bab 1
106
Bab 2
107
Bab 3
108
Bab 4
109
Bab 5
110
Bab 6
111
Bab 7
112
Bab 8
113
Bab 9
114
Bab 10
115
Bab 11
116
Bab 12
117
Bab 13
118
Bab 14
119
Bab 15
120
Bab 16
121
Novel othor (Mampir Ya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!