"Brengs*k.!!" Seru Dave. Dia mengusap sudut bibirnya yang terasa perih. Ada sedikit darah yang menempel di jempol tangan yang dia gunakan untuk mengusap bibir. Dave menatap Nicho penuh amarah. Terlebih saat ini dia jadi tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan dari Sisil. Wanita itu sudah masuk kedalam apartemen dan menguncinya berkat campur tangan laki - laki yang ada di hadapannya.
"Siapa kau.?!! Beraninya ikut campur urusanku.?!"
"Sisil pacarku.! Aku dan Sisil akan tunangan dalam waktu dekat.! Berani sekali mendekatinya dan mengajaknya makan malam.!!" Dave mencengkram kuat kerah jaket Nicho.
Nicho tersenyum sinis. Dia tidak melakukan perlawanan meski Dave terus mencengkram kerah jaketnya. Wajahnya terlihat tenang menghadapi Dave.
"Kamu pikir setelah keluarganya melihat CCTV, mereka akan tetap membiarkan pertunangan itu terjadi.?" Tanya Nicho dengan nada mengejek. Dia juga menunjuk CCTV yang terpasang tak jauh dari apartemen yang ditempati Sisil.
Dave mengikuti arah jari telunjuk Nicho. Wajahnya seketika memucat. Dia juga langsung melepaskan cengkramannya.
"Sialan.!!" Geram Dave dengan penyesalan.
"Kau.!!" Dia menunjuk wajah Nicho. Nicho menepisnya dengan gayanya yang sangat cool.
"Jangan coba - coba menyuruh Sisil untuk mengambil rekaman CCTV itu.! Dan jangan coba - coba mendekatinya lagi.!" Ancaman Dave sama sekali tidak membuat Nicho takut. Dia hanya tersenyum sinis menanggapinya.
Dave berlalu dari sana dengan wajah yang menyimpan kekesalan.
Nicho merapikan jaketnya. Dia mengibaskan tangan untuk mengusap kerah jaketnya yang sempat di cengkram erat oleh Dave. Mengibaskan dengan sorot mata yang terlihat jijik.
Jika bukan karna alasan kemanusiaan, Nicho tidak akan keluar dari apartemennya hanya untuk berurusan dengan laki - laki seperti Dave.
Baru pertamanya kali melihatnya saja sudah merasa jijik dengan penampilan dan cara bicaranya yang terlihat sombong.
Nicho masuk lagi ke dalam apartemennya. Sejak pulang dari apartemen Fely, sampai saat ini dia tidak memiliki kegiatan yang berarti. Waktunya hanya di habiskan hanya untuk melamun.
Sejujurnya Nicho masih terus mempertimbangkan keputusannya. Sedikit merasa takut jika salah mengambil keputusan. Jika mendengarkan kronologi kejadian dari mulut Fely, memang kejadian itu sepenuhnya kesalahan Nathan. Tapi seharusnya hal itu tidak terjadi kalau saja Fely tidak datang ke party malam itu.
Kedatangan Fely ke apartemen Nathan yang sangat di sesalkan oleh Nicho. Wanita yang saat itu masih berstatus sebagai kekasihnya, sama sekali tidak meminta ijin ataupun memberitahunya jika akan pergi. Kalau saja Fely memberitahunya, Nicho tidak akan membiarkan Fely untuk menghadiri party semacam itu. Lagi pula Nicho sudah berulang kali mengingatkan Fely untuk tidak keluar malam kalau tidak ada kepentingan yang mendesak. Sayangnya Fely melakukannya.
Bunyi bel membuat Nicho beranjak dari ranjang. Dia hampir saja memejamkan matanya karna merasa sangat lelah dan mengantuk.
Hanya menggunakan kaos putih dan celana pendek, Nicho pergi ke ruang tamu untuk membukakan pintu.
Dia menghela nafas melihat wanita yang berdiri di balik pintu apartemennya.
"Kenapa keluar.?! Kalau sampai pacarmu itu datang lagi, jangan harap aku keluar dan menolongmu." Ujar Nicho sedikit kesal. Harusnya dia takut untuk keluar, atau setidaknya berjaga - jaga dengan tetap berada di dalam apartemennya sampai besok pagi. Dave bisa saja masih mengintai dengan menunggu di sekitar apartemennya dan akan kembali saat Sisil keluar.
"Aku cuma mau memastikan kondisi kakak. Apa kakak baik - baik saja.? Dave nggak mukul kan.?"
Sisil mendekat, manik matanya meneliti satu persatu bagian tubuh Nicho. Merasa tidak ada luka di bagian tubuh depan, Sisil segera membalik tubuh Nicho untuk mengecek tubuh bagian belakangnya.
"Ehh,,, ngapain kamu.?!" Tegur Nicho sembari mendorong pelan bahu Sisil. Wanita itu benar - benar sangat berani menyentuhnya. Nicho merasa risih karna merasa tubuhnya sedang di telanjangi oleh kedua manik mata Sisil yang jika di lihat - lihat sangat indah.
"Syukurlah, masih utuh dan nggak ada bekas luka. Aku pikir Dave mukul kakak." Sisil bernafas lega. Sejak Nicho memaksanya untuk mengunci pintu, dia sama sekali tidak bisa tenang di dalam apartemennya. Dia terus mengkhawatirkan dua laki - laki yang ada di depan pintunya dan takut akan terjadi perkelahian di antara mereka. Sisil memang tidak akan khawatir kalau Nicho menghajar Dave, tapi dia mengkhawatirkan Nicho karna laki - laki itu yang sudah menolongnya. Kalau saja Nicho di hajar oleh Dave, dia akan terus merasa bersalah untuk itu.
"Sekarang pergi. Kamu lihat sendiri kan, aku baik - baik saja.!" Usir Nicho terang - terangan. Selain merasa kesal karna waktu istirahatnya terganggu, dia juga masih mengkhawatirkan keselamatan wanita itu.
Sisil mengangguk cepat, sejujurnya dia juga takut untuk keluar. Tapi demi untuk memastikan keadaan Nicho dan mau berterima kasih, akhirnya Sisil memberanikan diri untuk keluar.
"Makasih sudah menolongku. Kalau kakak nggak datang, mungkin aku suu,,,"
Ucapan Sisil di potong oleh Nicho.
"Kalau kamu masih berada di luar, dia bisa saja datang lagi.! Apa kamu yakin dia sudah pergi dari sini.?!" Potong Nicho cepat. Lagi - lagi dia menyuruh Sisil untuk pergi dari sana.
"Iya aku akan masuk. Aku cuma mau bilang makasih karna sudah menolongku." Ucapnya tulus dengan membungkukan badannya.
"Maaf sudah mengganggu waktu kakak,,," Tambahnya lagi. Sisil langsung beranjak karna tidak ada jawaban dari Nicho.
"Datang ke petugas keamanan, minta rekaman CCTV itu dan berikan pada orang tua mu.!" Seru Nicho tegas. Sisil langsung berbalik badan, seketika matanya langsung tertuju pada CCTV yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Dia sama sekali tidak berfikir sampai sejauh itu. Bahkan tidak ingat kalau ada CCTV yang terpasang disana. Akhirnya dia bisa punya alasan dan bukti untuk mengakhiri hubungannya dengan Dave di depan kedua orang tuanya.
Sisil langsung tersenyum lebar penuh arti. Soroti matanya terlihat sangat bahagia. Saat menoleh ke arah pintu apartemen Nicho untuk berterima kasih, laki - laki itu langsung menutup pintunya sambil mengingatkannya lagi untuk masuk.
"Tunggu apa lagi.?! Sana masuk.!" Seru Nicho bersamaan dengan pintu yang tertutup.
"Ya ampun itu cowok ganteng plus baik, tapi sayang galak banget.!" Gerutu Sisil sambil berlari dan masuk ke dalam apartemennya.
Dia langsung menelfon orang tuanya dan menceritakan kejadian yang baru saja dia alami. Mengadu pada kedua orang tua kalau Dave hampir saja memperkosanya. Awalnya mereka tidak percaya dengan ucapan Sisil, karna Sisil sudah berulang kali meminta pada mereka untuk membatalkan perjodohan itu dengan berbagai alasan. Itu sebabnya mereka berfikir Sisil hanya mengarang cerita agar perjodohan itu di batalkan.
"Mommy sama Daddy tega sekali. Kenapa tidak percaya padaku.!" Keluh Sisil sendu.
"Aku berani menunjukan buktinya, aku akan meminta rekaman CCTV di depan apartemenku. Mom dan Dad pasti akan menyesal.!" Jelas Sisil tersungut - sungut. Dia sangat geram karna kedua orang tuanya sangat yakin kalau Dave tidak mungkin melakukan perbuatan keji itu.
"Bye,, selamat malam Mom, Dad." Pamitnya cepat, kemudian langsung mematikan sambungan telfonnya tanpa menunggu mereka bicara.
Sisil sudah terlanjur kesal hingga moodnya memburuk.
...*****...
BTW, votenya jangan lupa buat di novel ini yah☺
Othor udah dapet visual buat Prisilla.
Makasih yang udah nyaranin pake visualnya Jeon Hee Jin. Langsung ngerasa cocok pas buka di mbah google 😁.
Selain umur aslinya yang cuma beda 1 tahun dari umur dia di novel ini, karakter wajahnya juga cocok sama karakter sifat Sisil di dalam novel. ☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Markonah
Ortunya sisil itu model gmn?? Udh maen jodoh2hin g liat pula lakiknya kyk apa..
#tolol akut
2025-01-22
0
Takdir Hidupku
Awas nicho benci bisa jadi cinta loh
2025-01-14
0
prodeoo
nyimak dulu ah
2024-12-09
0