Bab 18

"Wahh,,, ini kafe kakak.?" Sisil terlihat antusias begitu Nicho memarkirkan mobilnya di depan kafe. Dia sampai kembali menanyakan perihal kepemilikan kafe itu meski Nicho sudah memberitahukannya. Sisil hanya heran saja, karna jarang anak muda seusia Nicho sudah menjalani bisnis yang dibilang membutuhkan modal cukup besar. Dan jarang juga yang mau bersusah patah untuk usaha sendiri. Dari penilaian Sisil, dia sangat yakin kalau Nicho berasal dari keluarga berada yang biasa hidup mewah. Tapi Nicho terlihat pekerja keras dengan membuka usaha sendiri.

Memilih tidak menanggapi pertanyaan Sisil, Nicho segera turun dari mobil. Sisil yang merasa di abaikan oleh Nicho hanya bisa melirik malas dan ikut turun. Sepertinya dia harus memiliki kesabaran yang luas selama berada di samping es balok itu.

Nicho menggandeng tangan Sisil. Harusnya seseorang akan sangat senang jika tangannya di gandeng oleh laki - laki yang begitu mirip dengan idolanya, tapi berdebda dengan Sisil, dia terlihat mendengus kesal karna Nicho menggandengnya dengan setengah menyeret. Langkah Nicho terlalu lebar untuk Sisil, hingga membuatnya harus berjalan cepat.

"Kenapa nggak sekalian lari aja kak.?! Itung - itung olah raga di siang bolong,,," Sindir Sisil dengan wajah jutek, tapi suaranya tetap khas, terdengar lucu.

Nicho melirik Sisil, wajah jutek Sisil di bumbui dengan nafasnya yang tersenggal.

"Makanya kalau jalan jangan lelet,,," Cibir Nicho. Sisil hanya bisa mendengus kesal. Tapi meski menyalahkan Sisil, Nicho langsung memelankan langkahnya hingga membuat Sisil bisa berjalan imbang di sampingnya.

Begitu masuk ke dalam kafe, beberapa pasang mata langsung tertuju pada. Nicho hanya menatap cuek para pengunjung wanita yang menatapnya seperti mangsa besar. Di antara mereka bahkan sampai ada yang terpesona hingga mulutnya menganga.

Sisil menatap jengah ke arah mereka. Dia terlihat kesal melihat reaksi para wanita yang menurutnya berlebihan saat menatap Nicho. Walaupun Sisil juga tidak memungkiri kalau dirinya juga seperti itu saat pertama kali bertemu dengan Nicho. Merasa antara percaya dan tidak percaya karna bisa bertemu dengan laki - laki tampan yang sangat mirip dengan idola yang dia gilai selama ini.

Dan begitu bisa dekat dengan Nicho seperti saat ini, sudah pasti dia sangat bahagia dengan perasaan yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata - kata.

Nicho terus menggandeng Sisil memasuki kafe, melewati area yang hanya di perbolehkan untuk pegawai.

"Kita mau kemana kak.?" Tanya Sisil heran.

"Aku pikir kakak mau ngasih makan siang gratis,,," Sisil menyengir kuda saat Nicho menatap ke arahnya.

"Setujui dulu kerja sama kita, baru boleh makan gratis.!" Ujar Nicho datar, dia mengetuk kening Sisil dengan jari telunjuknya. Yang di ketuk langsung berteriak kecil dan melotot.

Lucu juga anak itu, Nicho jadi merasa punya hiburan di tengah - tengah hatinya yang sedang kacau.

Selain mau menuruti apa yang di perintahkan, Sisil juga terlihat pasrah saja di perlakukan jahil olehnya, bahkan tidak marah sedikitpun. Kalaupun marah, hanya bertahan beberapa menit saja.

"Kerja sama apa.? Kakak mau nyuruh aku bekerja disini.?"

"Jadi apa.? Asisten manajer.? Atau asisten kakak.?" Mata Sisil berbinar saat menanyakan pertanyaan terakhir. Sepertinya dia tidak akan menolak jika harus bekerja dengan Nicho dan menghabiskan banyak waktu dengannya.

"Berisik,,,!" Nicho membungkam mulut Sisil dengan telapak tangannya. Mulut anak ini memang tidak pernah bisa diam. Ada saja yang keluar dari mulutnya.

Nicho membawa Sisil ke dalam ruang kerjanya. Di sana Revan yang sibuk dengan laptopnya. Mendengar pintu di buka, laki - laki itu langsung mengarahkan pandangannya. Dia melongo melihat Nicho menggandeng wanita cantik.

"Wahh,,, gila lu Nich.! Jadi bener lu putus cinta.? Pantesan dari kemaren ngamuk - ngamuk terus.!" Cibir Revan.

"Sekarang malah udah dapet gebetan baru,, hebat banget lu.!" Godanya.

Nicho langsung melepaskan gandengan tangannya. Dia memberikan tatapan tajam pada Revan. Nicho terlihat tidak suka Revan membahas tentang hubungan percintaannya yang baru kandas.

"Duduk di sana,,," Pinta Nicho pada Sisil. Dia menunjuk kursi yang ada di depan meja kerjanya. Sisil mengangguk dan duduk di kursi yang di tunjuk oleh Nicho.

"kontrak kerja samanya sudah jadi.?!" Tanya Nicho tegas. Dia menghampiri meja kerja Revan dan duduk didepannya.

"Siapa cewe itu.?" Ujar Revan sedikit berbisik. Dia terus mengarahkan pandangannya ke arah Sisil. Wanita cantik itu berhasil menarik perhatiannya.

Sisil melempar senyum canggung karna terus di tatap oleh Revan.

"Nggak usah banyak tanya.!" Sahut Nicho ketus.

"Buaran mana kertasnya.?!" Nicho terlihat tidak sabaran.

"Ini baru kelar, gue print dulu,,," Jawaban Revan membuat Nicho terlihat kesal, pasalnya dia sudah menyuruh Revan membuatnya sejak tadi pagi.

"Tadi ngurus yang lain, ada sedikit kendala di dapur. Sabar jangan emosi,,," Ujarnya lagi. Revan seakan sudah bisa membaca situasi, dia memilih untuk memberikan penjelasan lebih dulu sebelum mendapatkan amukan dari Nicho.

"Banyak alasan kamu.!" Cibir Nicho kesal. Dia beranjak dari duduknya dan pindah ke meja kerjanya sendiri. Sisil tersenyum melihat kedatangan Nicho yang kemudian duduk di hadapannya.

"Kakak mau nyuruh aku ngapain disini.? Aku tuh bingung, dari tadi cuma di suruh ikut kakak tapi nggak jelasin mau ngapain. Cuma bilang mau kerja sama aja. Kerja sama apa memangnya.?"

Sisil melipat kedua tangannya di atas meja, dia seperti murid teladan yang sudah siap mendengarkan penjelasan dari gurunya. Wajahnya juga terlihat serius menatap Nicho.

"Kamu punya berapa macam resep yang bisa di jadikan untuk dessert.?" Pertanyaan Nicho langsung membuat dahi Sisil mengkerut. Dia terlihat semakin bingung.

Nicho berdecak kesal. Dia yang tidak menjelaskan dengan baik, tapi justru merasa kesal karna Sisil terlihat kebingungan.

"Aku akan memakai beberapa resep dessert yang kamu punya."

"Kita buat kontrak kerja sama. Selama 3 bulan pertama akan memakai resep dari kamu, kita lihat perkembangan penjualannya seperti apa."

"Kalau semakin meningkat, aku akan membeli resep milik kamu dan kamu tidak boleh menjual resep itu kepada siapapun.!"

Nicho menjelaskan dengan seksama. Menjelaskan nya dengan rinci dan intonasi yang pelan agar bisa di mengerti oleh Sisil. Namun Sisil justru tidak fokus mendengarkannya, dia hanya bisa melongo menyapa wajah Nicho yang terlihat semakin tampan saat sedang berbicara serius.

"Bagaimana.? Kamu setuju bukan.?" Tanya Nicho. Sejak tadi dia menunggu respon dari Sisil, tapi anak itu hanya diam saja.

"Hah.?" Ujar Sisil dengan wajah bengongnya.

"Iya iya,,, aku setuju." Ujarnya lagi setelah otaknya benar - benar mencerna ucapan Nicho.

"Jadi kakak mau memakai resepku.? Kenapa nggak bilang dari awal, bikin penasaran aja." Gumamnya.

"Pakai saja kalau kakak mau, nggak perlu harus ada kerja sama. Aku bisa kasih resep sebanyak yang kakak mau,,," Sisil melempar senyum tulus pada Nicho.

"Membangun usaha itu harus pakai modal.! Tidak bisa meminta resep secara cuma - cuma." Ujar Nicho tegas. Dia bisa menggunakan resep yang tersebar di internet dan beberapa media sosial dengan memodifikasinya sedikit , tapi tidak dengan meminta langsung pada orang secara cuma - cuma. Ada harga yang harus di bayar untuk itu.

"Ini kontraknya,,," Revan menyodorkan selembar kertas yang di masukan kedalam map hitam. Nicho langsung mengambilnya.

"Jadi dia yang punya resep dessert.?" Tanya Revan. Nicho mengangguk cepat.

"Pantesan kamu muji - muji makanannya, yang bikin aja cantik kayak gini,,," Revan melempar senyum menawan pada Sisil. Senyum yang selalu dia gunakan untuk menarik lawan jenis.

"Banyak bac*t lu.!" Ketus Nicho.

"Sana balik ke meja lu.!" Nicho memukul lengan Revan dengan map yang dia pegang. Keduanya saling melotot hingga membuat Sisil menggeleng keheranan. Tingkah mereka benar - benar aneh. Sejak tadi mereka terus berdebat dan saling mencibir, padahal mereka berkerja bersama.

"Iye iye,,,! Kalo udah berduaan sama yang bening nggak mau di ganggu." Protes Revan sembari beranjak dari sana.

"Kamu hati - hati deket sama Nicho, dia kalo ngamuk nyeremin.!" Teriak Revan dari meja kerjanya.

"Berisik banget lu,,,!!" Nicho melempar bolpoin ke arah Revan, yang langsung di tepis olehnya.

Sisil hanya tersenyum tipis dengan gelengan kepala.

...*****...

...Vote vote vote 🥰...

Terpopuler

Comments

ADIMAS BAYU

ADIMAS BAYU

aku blm liat sisi vaik nicho

2023-04-12

2

Airen Tan

Airen Tan

ngg ada mani manisnya di nicho

2022-05-07

0

Silvester Susanto

Silvester Susanto

asyik

2022-05-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Ekstra part
104 Prolog
105 Bab 1
106 Bab 2
107 Bab 3
108 Bab 4
109 Bab 5
110 Bab 6
111 Bab 7
112 Bab 8
113 Bab 9
114 Bab 10
115 Bab 11
116 Bab 12
117 Bab 13
118 Bab 14
119 Bab 15
120 Bab 16
121 Novel othor (Mampir Ya)
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Ekstra part
104
Prolog
105
Bab 1
106
Bab 2
107
Bab 3
108
Bab 4
109
Bab 5
110
Bab 6
111
Bab 7
112
Bab 8
113
Bab 9
114
Bab 10
115
Bab 11
116
Bab 12
117
Bab 13
118
Bab 14
119
Bab 15
120
Bab 16
121
Novel othor (Mampir Ya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!