Sudah 3 hari sejak kejadian sore itu. Nicho dan Sisil belum bertemu lagi. Nicho sibuk kuliah dan mengurus kafe sampai membuatnya pulang larut malam, begitu juga dengan Sisil yang kuliah setelah melewati weekend yang penuh permasalahan.
Beruntung Dave tidak lagi datang ke apartemennya setelah Sisil mengadukan kembali kejadian itu pada orang tuanya, yang langsung membuat kedua orang tuanya mengancam keluarga Dave.
Hubungan persahabatan mereka pun harus berakhir dengan masalah yang sudah dibuat oleh Dave.
Persahabatan yang sudah bertahun - tahun terjalin sampai menjalankan bisnis bersama, hancur begitu saja akibat perjodohan yang seharusnya tidak mereka lakukan karna pada saat ini Sisil berusaha menolaknya. Mungkin hal ini akan menjadi penyesalan terbesar bagi kedua orang tua Sisil yang terlalu memaksakan kehendak dengan mencampuri urusan yang seharusnya tidak perlu mereka campuri.
Banyak orang tua yang merasa bahwa mereka menemukan laki - laki yang cocok untuk anaknya, dan tidak yakin bahwa anaknya bisa mendapatkan laki - laki seperti itu. Pada akhirnya, mereka memaksakan kehendak dengan dalih "dia laki - laki terbaik untuk kamu".
Bagaimana mereka bisa berkata seperti itu dengan menilai orang lain dari luarnya saja, sedangkan mereka saya tidak bisa memahami anaknya sendiri.
Memang ada beberapa kasus perjodohan yang pada akhirnya rumah tangga mereka berjalan dengan baik dan bertahan sampai maut memisahkan. Tapi tak jarang yang mengalami kesulitan menjalani pernikahan karna keterpaksaan. Yang terkadang terjadi kekerasan dalam rumah tangga hingga berakhir dengan perceraian.
Sisil merasa beruntung karna pernikahannya dengan Dave di pastikan batal. Dia tidak akan lagi merasa tertekan, tidak akan merasa lagi di terror, dan tidak akan lagi berdebat dengan Dave yang masih seperti anak kecil.
"Siang - siang ngelamun.! Kesambet baru tau rasa.!"
Sisil tersentak, dia menengok ke belakang, melihat Mila yang baru saja mengagetkannya dengan menepuk bahu.
Sisil berdecak kesal.
"Gue cariin di kelas nggak taunya mojok sendirian di taman.!"
"Makan yuk, laper nih gue,,,"
Mulut Sisil menganga. Dia menggeleng heran. Badan sahabatnya itu sudah melebar kesamping dan ke depan, tapi setiap bertemu dengannya selalu mengajaknya makan.
"Kamu nggak salah Mil.? 1 jam yang lalu kamu baru makan 2 burger sekaligus." Seru Sisil.
"Kamu tuh nggak ada kenyangnya, heran.!"
Mila hanya menyengir kuda.
"Gimana mau di lirik sama kak Andre.! Kak Andre itu tipenya yang langsing berisi, bukan berlemak kayak gini." Sisil menabok pelan perut Mila yang penuh dengan lemak.
Mila langsung cemberut.
"Kalau nggak bisa depetin kak Andre, oppa Nathan juga boleh,,," Goda Mila sambil menyenggol bahu Sisil.
"What.?!! Aku nggak mau punya ipar tukang ngabisin makanan. Kalau ada acara keluarga, bisa - bisa yang lain nggak ke bagian makanan."
Ledek Sisil.
"Ah jahat banget lu sama temen sendiri." Gerutu Mila.
"Oppa Nathan nggak jadi pindah ke luar negeri ya.? Tadi aku liat dia di parkiran,,,"
"Kalo gitu ada kesempatan dong buat di deketin,,," Mila masih saja berusaha merayu Sisil.
"Terlambat.!" Seru Sisil dengan penekanan.
"Minggu depan Oppa mau nikah.!"
"Hahaha,,,," Mila tertawa geli.
"Nggak segitunya juga kali Sil, mau nolak gue jadi ipar pake bohong segala." Ujar Mila masih dengan tawanya.
Sisil hanya memutar malas bola matanya, percuma saja memberitahukan pernikahan Nathan pada Mila.
"Buruan, mau ke kantin nggak." Seru Sisil, dia sudah beranjak tanpa Mila sadari. Mata Mila yang terpejam saat tertawa, sering kali membuat Sisil menghilang dari hadapannya tanpa di ketahui oleh Mila.
"Bang bakso pake mie, banyakin mienya ya tapi baksonya jangan dikurangin." Ujar Mila. Sisil dan penjaga warung hanya menggeleng saja, sudah bisa dengan permintaan Mila.
"Sama jus mangga 1, air mineral 1,," Sisil menunjukan 1 botol air mineral yang sudah dia pegang.
"Siap neng gembul,,,"
Mila mendengus kesal. Dulu dia sempat mengamuk karna tidak terima di panggil gembul, tapi sekarang dia sudah mulai kebal dan terbiasa.
"Neng cantik mau pesen apa.?" Tanya penjaga warung.
"Giliran sama Sisil lembut banget ngomongnya, pake dibilang cantik segala. Kalo sama aku judesnya minta ampun, gak ada ramah - ramahnya. Yang ada malah ngebully."
"Itu namanya diskriminasi.! Bang Maman bisa kena pasal." Celetuk Mila.
Bang Maman dan Sisil hanya tertawa saja. Mereka sudah biasa mendengar Mila marah - marah meski sebenarnya dia hanya bercanda.
"Jus alpukat, sama bakso. Jangan pake mie ya Bang,,," Ujar Sisil.
"Pake mie bang.!" Celetuk Mila. Sisil melotot mendengarnya.
"Buat gue Sil mienya,,," Ujarnya dengan menyengir kuda.
"Terserah kamu lah.!"
"Anterin ke meja itu ya bang,,," Sisil menunjuk meja yang sedang di tempati oleh seorang laki - laki.
"Oke neng, siap.!"
Sisil berjalan lebih dulu, dia terlihat tidak sabaran untuk sampai di meja itu. Mila mengikutinya dengan langkah pelan. Si gembul itu memang tidak bisa berjalan cepat.
"Siang kak,,," Sapa Sisil ramah. Dia langsung duduk didepannya tanpa meminta ijin lebih dulu.
Nicho hanya meliriknya malas. Sedikitpun tidak mengeluarkan suara. Dia kembali sibuk pada laptopnya.
"Kakak nggak makan.?" Tanya Sisil yang hanya melihat minuman kaleng di meja itu.
"Masih banyak meja lain yang kosong.!" Seru Nicho. Dia mengusir Sisil secara halus.
"Ya ampuunnn,,, Chanyoel oppaaa,,, OMG,,,!!!" Teriakan Mila membuat heboh pengunjung kantin. Beruntung saat ini kondisi kantin tidak terlalu ramai.
Mereka menatap ke arah Mila dengan tatapan heran.
"Mila.!!" Tegur Sisil. Dia menarik tangan Mila agar duduk di sampingnya.
"Kamu itu bikin heboh aja.! Malu tau nggak.!" Bisikan Sisil Kesal.
Nicho menatap tajam pada Sisil dan Mila. Konsentrasinya jadi terganggu akibat kedatangan dua wanita itu yang kalau di sejajarkan menjadi angka 10.
"Pindah.!!" Bentak Nicho pelan.
Wajah Sisil seketika sendu.
"Kami janji nggak akan berisik,," Ujar Sisil sembari mengacungkan 2 jarinya. Nicho hanya melirik malas, dia sudah terlanjur nyaman duduk di tempat ini sejak 1 jam yang lalu. Sibuk membuat laporan keuangan kafenya yang baru berjalan 3 hari ini.
Sementara itu Mila masih terlihat syok melihat wajah tampan di hadapannya. Mulutnya masih saja menganga lebar.
"Tutup mulut kamu Mil,,," Bisik Sisil lirih.
"Idola kita Sil,,, ya ampun,,," Ujar Mila tak percaya. Wajahnya benar - benar mirip dengan idola mereka yang selalu mereka liat setiap hari di youtube.
"Diam, atau kita bakal di usir lagi.!" Pekik Sisil. Mila mengangguk cepat. Dia juga tidak ingin beranjak dari saja. Memandangi wajah idolanya dari jarak dekat adalah impiannya sejak dulu. Dia tidak akan menyia nyiakan kesempatan ini meski orang yang ada dihadapannya hanya memiliki wajah yang mirip dengan idolanya.
Sisil sesekali mengulum senyum. Memandangi wajah Nicho yang terlihat sangat serius, membuat wajahnya berkali - kali lipat lebih tampan.
Makanan mereka sudah datang, hanya minuman mereka saja yang belum di antar. Mila dan Sisil mulai menyantap bakso yang mereka pesan, sambil memandangi wajah Nicho. Laki - laki itu cuek saja, terlalu fokus pada pekerjaannya sampai tidak sadar sedang di pandangi oleh pengagumnya.
"Uhukk,,, uhukkk,,,," Sisil tersedak. Kuah bakso nya cukup pedas hingga terasa menyengat dan panas di tenggorokan.
"Ceroboh.!!" Gerutu Nicho, namun dia menyodorkan minuman kaleng miliknya karna tidak melihat ada minuman lain di meja. Hanya ada botol air mineral yang sudah tidak ada isinya lagi.
Sisil menerimanya dan langsung meneguknya cepat.
"Ya ampun Sil,,," Ujar Milla sembari menepuk - nepuk tengkuk Sisil.
"Makasih kak,,," Ucap Sisil sembari meletakan minuman kaleng itu di dekat Nicho. Nicho hanya diam saja. Sedikitpun tidak melirik Sisil.
...****...
Jangan lupa vote ya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Emang nicho baek
2024-11-27
0
pipitW⃠✰͜͡v᭄085811558605
ayo sil, sembuhin s nicho 💋💋💋💋💋💋💋
2022-09-02
1
Suminah
cuek banget nicho
2022-08-13
0