Bab 14

Nicho menggelengkan kepalanya melihat Sisil yang masuk kedalam apartemen. Tidak ada yang salah memang, tapi cara berjalan sisil saat masuk kedalam dengan menghentakkan kakinya. Tubuh kecilnya yang tinggi ikut berguncang. Rambut lurusnya yang tergerai juga ikut berkibar. Tingkah konyol Sisil yang membuat Nicho menggelengkan kepala. Anak itu tak jauh berbeda dengan Jeje.

Hatinya sedang panas saat ini. Bahkan pikirannya juga kacau. Namun tingkah Sisil seakan meredamkan semua itu. Meski tadi dia merasa kesal saat bersamanya, tapi begitu anak itu menghilang dari pandangan matanya, dia baru merasa terhibur

Nicho masuk kedalam apartemennya. Dia belum selesai membuat laporan keuangan yang harus di kirim ke Devan secepatnya untuk di jadikan perimbangan ke depan.

Kafe yang baru dia buka beberapa hari lalu, memiliki potensi untuk berkembang pesat. Lokasinya yang strategis dan design kafe yang kekinian, membuat kafe itu rame pengunjung dalam waktu singkat.

Sementara itu, Sisil langsung mengganti baju dan bergegas ke dapur. Dia sudah berencana ingin membuat cake hari ini. Meski setiap kali membuat cake tidak pernah habis, tapi Sisil selalu membuatnya hampir 2 kali dalam seminggu. Dia hobby memasak dan baking untuk terus mengasah kemampuannya.

"Apa aku perlu membaginya juga.?" Gumam Sisil yang mulai membuat adonan brownies panggang.

"Ah,,, untuk apa. Dia sangat menyebalkan, kenapa harus segalak itu sikapnya.!"

Sisil langsung mengurungkan niatnya begitu teringat pada sikap Nicho yang selalu ketus dan galak padanya. Meski tidak bisa membenci karna wajahnya terlalu mirip dengan idolanya, tapi tetap saja dia merasa kesal jika di perlakukan seperti itu.

Rasa kagum membuat Sisil hampir menutup mata akan kejelekan seseorang. Apa yang ada di dalam diri orang tersebut akan tampak baik di matanya. Andai saja sikap Nicho jauh lebih baik, mungkin dia akan semakin gila mengagumi sosoknya.

"Ya ampun,, aku juga sampai melupakan piring kesayangan peninggalan nenek. Bisa - bisa aku seceroboh itu memakai piring kesayangan untuk orang lain,,,"

Sisil menepuk keningnya sendiri. Tepung yang menempel di tangannya, kini berpindah di keningnya yang putih.

"Kenapa juga sampai harus di pecahin.! Apa semua laki - laki nggak bisa cuci piring.!" Sisil terus menggerutu sepanjang dia membuat adonan.

Bagaimana dia tidak kesal. Piring itu kesayangan neneknya yang sudah pergi 3 tahun silam. Piring yang selalu beliau gunakan untuk makan, dan Sisil mengambilnya sebagai bentuk kenangan agar selalu mengingat dengan mendiang sang nenek saat sedang makan menggunakan piring itu.

"Oke,, finish,,," Serunya dengan wajah sumringah. Adonan brownies sudah masuk ke dalam loyang dan tinggal di masukan kedalam oven yang sudah dia panaskan.

Sembari menunggu browniesnya jadi, Sisil membereskan meja dan mencuci peralatan yang tadi dia gunakan.

"Yeay,,,!" Sisil terlihat happy mendengar bunyi oven. Wangi browniesnya sudah menguar kemana - mana. Dia memakai sarung tangan dan mengeluarkan brownies dari dalam oven. Karna terlalu bersemangat, tangan kirinya tidak sengaja menyenggol loyang yang ada di tangan kanannya.

"Aawwww,,,,!!" Pekik Sisil. Dia langsung meletakan brownies itu di samping oven dan mengguyur luka bakar di tangannya di bawah keran. Tangan putihnya seketika melepuh, bersemu merah.

"Ya ampun Sisil.! Kamu ceroboh lagi.!" Geramnya kesal. Dia terus meniup tangannya yang semakin memerah, bahkan mulai melebar.

Bunyi bel membuat Sisil terpaksa beranjak dari sana sembari menahan rasa sakit di tangannya akibat luka bakar. Kulit putihnya memang tipis dan sensitif, sekali menyenggol benda panas, membuat luka yang cukup lebar di sana.

Sisil mengintip dari layar, wajah laki - laki yang ada di balik pintu apartemennya terlihat gagah. Seharusnya wajah setampan itu tidak galak dan ketus, pasti ketampanannya akan berkali - kali lipat jika di pandang. Apa lagi bisa di miliki. Ah,,, apa yang di pikirkan oleh Sisil.

Sisil merapikan baju dan rambutnya sebelum membuka pintu. Dia sudah siap menyambut Nicho dengan seulas senyum manis. Apa dia gila.? Ya mungkin saja begitu. Terkadang kesal, tapi terkadang senang.

"Ada apa kak.?" Tanya Sisil setelah membuka pintu.

Nicho menyodorkan piring ke arahnya. Mata Sisil terbelalak.

"Ya ampun,,, piringnya masih utuh tapi kenapa kakak bilang udah pecah.!" Sisil mengambil cepat dari tangan Nicho. Dia meneliti piring itu dengan kedua tangannya, membolak balikannya beberapa kali untuk memastikan piringnya utuh.

Sementara itu, Nicho fokus pada wajah Sisil yang dipenuhi tepung. Hal itu membuatnya hampir saja tertawa, bahkan sudah mengulum senyum geli. Tapi kemudian senyumnya hilang saat melihat luka di tangan Sisil.

"Kak ngerjain aku lagi.?! Bisa - bisanya bohong padaku,," Protesnya kesal.

Namun Nicho tidak menanggapinya.

"Tangan kamu luka.!" Ujar Nicho datar. Sisil langsung melihat luka di tangannya, lalu menunjukannya pada Nicho.

"Ini.?" Tanyanya.

"Melepuh karna terkena loyang panas,,,"

Sisil sudah tidak terlihat kesakitan lagi. Meski masih perih, tapi berhadapan dengan Nicho membuat rasa perihnya memudar.

"Oleskan salep biar cepat kering dan tidak membekas." Ucap Nicho memberi tau.

"Nggak ada persediaan salep. Nggak papa, nanti juga sembuh sendiri,,,"

Nicho berdecak mendengar jawaban yang keluar dari mulut Sisil.

"Tunggu di sini.! Jangan tutup dulu pintunya.!" Pinta Nicho sembari bergegas dari hadapan Sisil. Sisil belum sempat bertanya tapi Nicho sudah pergi begitu saja.

"Mau apa dia.?" Gumamnya heran. Sisil duduk di sofa tanpa menutup pintu, sesuai yang di perintahkan oleh Nicho. Dia meletakkan piring kesayangannya di atas meja.

"Aku pikir piring ini juga akan ikut meninggalkanku seperti nenek,,," Gumamnya sembari mengusap pelan piringnya.

Tak berselang lama, Nicho masuk kedalam apartemennya dengan membawa kotak p3k di tangannya. Dia ikut duduk di sofa tanpa permisi.

"Berikan tanganmu.!" Nicho mengulurkan tangan setelah membuka salep luka bakar. Tatapan datar Nicho yang tajam membuat Sisil gerogi. Dia bahkan ragu - ragu untuk memberikan tangannya.

"Kelamaan.!" Geram Nicho sembari menarik tangan kiri Sisil.

"Tahan,! Hanya perih sedikit, tidak perlu berteriak.!" Ujarnya memberikan peringatan. Suara Sisil pasti akan terdengar melengking di telinganya jika berteriak.

Sisil mengangguk patuh. Melihat tatapan tajam Nicho saja sudah membuat lidahnya kelu, bagaimana dia bisa berteriak setelah mendapatkan peringatan.

Sisil mengatupkan rapat - rapat mulutnya. Kulitnya yang melepuh terasa perih saat bergesekan dengan jari Nicho yang sedang mengoleskan salep.

Dari jarak yang sangat dekat, Sisil bisa mencium aroma parfum Nicho yang sangat menyegarkan kepalanya. Wajah Nicho juga terlihat jelas dari samping. Apa yang kurang dari laki - laki tampan ini.? Beruntung sekali wanita yang bisa mendapatkannya.

Sisil langsung mengalihkan pandangan. Kenapa dia baru ingat sekarang.? Kenapa sejak awal bertemu dengan Nicho tidak memikirkan hal itu.?

Apa laki - laki di sampingnya sudah memiliki kekasih.?

"Jangan sampai kena air.!" Ujar Nicho sembari melepaskan tangan Sisil.

"Pake terus salep ini sampai lukanya benar - benar sembuh.!" Nicho meletakan salep itu di atas meja. Lalu beranjak dari duduknya.

"Makasih kak.!"

"Hemm.!"

"Tunggu kak.!" Sisil mencegah langkah Nicho yang hampir keluar dari apartemennya.

"Apa.?" Nicho menoleh dengan pandangan datar.

"Aku bikin kue, kakak harus mencobanya. Tunggu sebentar,,,," Sisil berlari cepat ke dapur. Dia memotong brownies dan meletakkannya kedalam piring kecil.

Nicho masih berdiri di tempat semula saat dia kembali.

"Ini,,,," Ujar Sisil sembari menyodorkan brownies pada Nicho.

"Apa ini juga piring kesayanganmu.?!" Tanya Nicho sembari menerimanya. Sisil tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.

"Aku nggak akan ceroboh lagi,,," Ujarnya dengan wajah yang terlihat malu. Nicho tidak memberikan komentar apapun, dia pergi begitu saja dari hadapan Sisil.

...*****...

Terpopuler

Comments

Rohad™

Rohad™

Izin jejak. 17-10-23 | 22.45

2023-10-17

2

MawarBerduri

MawarBerduri

novel sebelumnya apa sih judulnya

2022-07-15

0

Agung Wbs

Agung Wbs

lanjut trus tour

2022-06-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Ekstra part
104 Prolog
105 Bab 1
106 Bab 2
107 Bab 3
108 Bab 4
109 Bab 5
110 Bab 6
111 Bab 7
112 Bab 8
113 Bab 9
114 Bab 10
115 Bab 11
116 Bab 12
117 Bab 13
118 Bab 14
119 Bab 15
120 Bab 16
121 Novel othor (Mampir Ya)
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Ekstra part
104
Prolog
105
Bab 1
106
Bab 2
107
Bab 3
108
Bab 4
109
Bab 5
110
Bab 6
111
Bab 7
112
Bab 8
113
Bab 9
114
Bab 10
115
Bab 11
116
Bab 12
117
Bab 13
118
Bab 14
119
Bab 15
120
Bab 16
121
Novel othor (Mampir Ya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!