Keesokan harinya..
Jiana terbangun saat sesuatu yang berat menimpanya. Jiana menggeliat kecil sambil mengucek matanya.
"Dasar Raka sialan, beraninya dia mencuri kesempatan saat aku tidur." Gumam Jiana, ia berusaha memindahkan tangan Raka yang melingkar dipinggangnya. Raka menarik Jiana hingga jatuh kepelukannya.
Cup
Raka mengecup sekilas bibir Jiana.
"Pagi sayang." Ujar Raka dan tersenyum tipis ke arah Jiana.
Jiana yang mendapatkan serangan secara tiba-tiba seperti ini mendadak diam tak berkutik. Dirinya masih terkejut.
"Kenapa melamun?" Ucap Raka dengan lembut sambil membelai pipi Jiana.
Jiana yang tersadar dari lamunannya langsung mendorong Raka dan ia segera bangkit.
"Si-siapa juga yang melamun." Elak Jiana.
Jiana segera berlari ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Kemudian ia turun dan berharap bisa membantu pelayan rumah tangganya mempersiapkan sarapan.
Raka bangkit dan beralih menuju kamar mandi. Ia segera mandi karena hari ini ada meeting penting dengan klien.
"RAKAA!!" Teriak Jiana memenuhi seisi rumah.
Raka yang baru saja selesai mandi langsung turun. Dirinya masih menggunakan handuk.
"Ada apa sayang?" Tanya Raka dengan panik.
Jiana menatap tajam ke arah suaminya yang saat ini berdiri di depannya.
"Kenapa tidak ada pembantu sama sekali? Bagaimana kita akan sarapan?" Tanya Jiana bingung. Sedari tadi ia sudah berputar disegala ruangan namun tidak menemukan satu pembantu di rumahnya.
"Memang tidak ada pembantu sayang." Balas Raka dengan santai.
"Apa?"
"Kemarin aku sudah bilang kan, kamu harus melaksanakan tugasmu sebagai istri dengan baik. Ya kamu harus mengurus rumah dengan baik, memasak setiap hari dan menyiapkan baju kerjaku." Ungkap Raka yang masih dengan nada santainya.
Jiana menepuk jidatnya sendiri. Ia merasa benar-benar kesal terhadap laki-laki di depannya saat ini.
"Raka, kamu tidak bisa dong seperti ini. Aku tidak bisa mengurus rumah sebesar ini sendirian. Lagipula aku juga harus kuliah kan." Kini suara Jiana terdengar putus asa. Namun Raka tidak peduli. Ia hanya ingin Jiana fokus mengurus rumah tangganya.
"Tidak boleh protes! Sudah sana siapkan sarapan. Atau suamimu nanti akan kelaparan." Ujar Raka dan ia tertawa kecil. Raka segera menuju ke kamar kembali.
"Sabar Jiana.. Kamu pasti bisa." Gumam Jiana. Ia beberapa kali menghela napasnya dengan pelan. Ia segera menuju dapur dan mempersiapkan sesuatu untuk sarapan mereka nanti.
Cukup lama berkutat di dapur, akhirnya selesai juga. Jiana menata beberapa makanan yang sudah ia masak tadi di atas meja.
Tanpa ia ketahui, Raka memperhatikan segala aktivitas Jiana sewaktu di dapur tadi. Raka tertawa kecil melihat tingkah Jiana yang menurutnya menggemaskan.
Jiana menoleh ke sumber suara saat Raka menuruni tangga. Jiana menghela napasnya pelan dan menghampiri Raka.
"Kenapa tidak mengikat dasimu?" Tanya Jiana dan berjalan dibelakang suaminya.
"Kamu yang ikatkan dasiku." Ujar Raka, ia menarik kursi dan duduk di sana. Jiana mengambilkan Raka nasi beserta lauk pauk.
"Makanlah." Ujar Jiana dan menyodorkan piring yang sudah berisi makanan.
"Terima kasih sayang." Balas Raka dan tersenyum tipis ke arah istrinya.
Mereka makan dengan suasana hening. Setelah selesai, Raka menarik Jiana agar mendekat padanya.
"Apa lagi?" Pekik Jiana.
"Ikat dasiku." Balas Raka santai.
Jiana menatap Raka dengan kesal. Ia menarik dasi tersebut dan mulai mengikatnya. Namun setelah beberapa menit, ia belum menyelesaikannya juga. Jiana membolak balikkan dasi tersebut dan mengikatnya dengan asal. Jiana sama sekali tidak bisa mengikat dasi.
"Sudah?" Tanya Raka dengan lembut.
"Sebentar lagi." Balas Jiana yang masih fokus dengan dasi tersebut. Raka menghela napasnya dan menarik tangan Jiana.
"Sini, aku ajari." Ujar Raka dan Jiana hanya mengangguk.
"Perhatikan dengan baik."
"Iya-iya."
Jiana dengan serius memperhatikan apa yang diajarkan Raka. Dengan waktu singkat, ia sudah bisa mengikat dasi sendiri. Jiana tersenyum bangga karena telah menyelesaikan tugasnya.
"Aku berangkat kerja dulu sayang, kamu hati-hati di rumah ya. Apa ada mata kuliah hari ini?" Tanya Raka dengan lembut. Ia mengusap puncak kepala Jiana dan mengecup keningnya.
"Ada, tapi agak siang. Kamu juga hati-hati." Ujar Jiana sedikit gugup. Raka tersenyum melihat tingkah istrinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Terus apa gunanya kamu sebagai istri,,😂😂 Noh mulai belajar menjalankan kewajiban sebagai seorg istri 🤣🤣🤣😜
2023-05-09
0
Cindrawaty Djenaan
wah klw awalnya udah baik kyak gni,,,biasanya ending bkaln bkin mewek nih,,,,smoga sj gk ya thor ,,,...
2021-07-25
0
Nisah Tegar
lma2 tumbuh cinta❤️jiana ke raka
2021-05-28
0