Setelah persiapan seadanya dengan waktu yang begitu singkat, akhirnya hari ini adalah hari pernikahan mereka. Pernikahan diadakan di rumah keluarga Pranaja. Hanya dihadiri oleh keluarga dekat dan sahabat dekat saja. Jiana hanya mengundang Sarah. Karena hanya dia sahabat satu-satunya.
Sedangkan Raka juga sama. Ia hanya mengundang Farrel, selaku asisten sekaligus sahabatnya dan juga Vanya selaku sekretaris pribadinya. Setidaknya ada beberapa orang yang menyaksikan pernikahan tersebut.
"Saya terima nikahnya Jiana Calysta Pranaja binti bapak Alex Pranaja dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Ucap Raka dengan lantang tanpa keraguan sedikitpun. Jiana hanya menunduk pasrah disamping Raka yang saat ini sudah menjadi suaminya.
"Bagaimana saksi? Sah?" Tanya penghulu.
"Sahh.." Sorak para tamu yang menghadiri pernikahan itu.
"Alhamdulillah.."
Jiana mencium punggung tangan Raka. Kemudian Raka mencium kening Jiana. Semua mata yang menyaksikan pernikahan mereka menatapnya penuh haru dan bahagia.
Tidak ada resepsi atau apapun. Setelah akad nikah juga hanya menikmati hidangan yang disediakan dan mengucapkan selamat kepada pengantin baru.
"Ji, selamat ya. Kenapa kamu tidak cerita sama aku sebelumnya? Kamu hutang penjelasan kepadaku!" Ucap Sarah sambil memeluk Jiana.
"Maaf, aku janji akan cerita semuanya. Terima kasih sudah hadir dipernikahanku." Balas Jiana dan semakin mengeratkan pelukannya.
Cukup lama mereka saling mengenal kerabat baru masing-masing. Waktu semakin sore, akhirnya acara tersebut selesai.
"Fiuh! Akhirnya selesai juga." Ucap Jiana saat sudah di kamarnya dan merebahkan tubuhnya.
Raka menatap Jiana sekilas, ia menyeringai ke arah Jiana dan segera merebahkan tubuhnya disamping Jiana.
"Nggak nyangka kita bisa menikah secepat ini." Ujar Raka dan memiringkan tubuhnya menghadap Jiana. Jiana salah tingkah dan memalingkan wajahnya.
"Puas sekarang?" Tanya Jiana jutek.
Raka tersenyum tipis dan bangkit dari posisinya. Menatap Jiana yang sedang memalingkan wajahnya. Raka menindih Jiana secara tiba-tiba dan membuat Jiana tersentak.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Jiana kaget.
Raka membelai pipi Jiana. Ia tersenyum tipis. Raka menopang kepalanya dengan salah satu tangannya. Saat Raka memajukan wajahnya berniat mencium Jiana, Jiana refleks menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Alhasil, Raka hanya bisa mencium punggung tangan Jiana.
Klek
Secara tiba-tiba pintu kamar mereka terbuka. Jiana dan Raka mengarahkan pandangannya dan masih dalam posisi yang sama.
"Eh, mama kira nggak ada orang." Ujar Desi merasa terkejut. Desi menutup mulutnya dan tersenyum tipis.
Jiana yang panik segera mendorong tubuh Raka agar beranjak dari tubuhnya.
"A-ada apa ma?" Tanya Jiana dengan panik dan ia membenarkan duduknya. Sedangkan Raka masih berdiri mengusap tengkuknya. Ia merasa malu.
"Mama kira kalian ke mana. Dari tadi tidak kelihatan. Ternyata berada di kamar." Ucap Desi dan ia duduk disamping Jiana.
"Kami sangat lelah ma." Ucap Jiana gugup.
"Ya sudah, kalian istirahatlah. Tadi mama Mira titip salam, dia pulang duluan karena ada urusan yang mendadak." Ucap Desi sambil membelai rambut Jiana dengan lembut.
"Kenapa mama baru bilang sekarang? Setidaknya Jiana bisa pamit dulu ke mama Mira." Ujar Jiana merasa bersalah karena mertuanya pulang, ia sama sekali tidak tahu.
"Tidak apa-apa. Kalian bisa mengunjunginya lain waktu kan." Ucap Desi sambil mengusap puncak rambut putrinya itu.
"Ya sudah, mama keluar dulu." Desi beranjak dan meninggalkan mereka di kamar.
Pukk
Jiana melayangkan bantal ke arah Raka. Bantal tersebut tepat mengenai wajah Raka. Untung saja hanya bantal, jika barang yang lain mungkin ia tidak baik-baik saja saat ini.
"Kenapa kamu menimpukku?" Tanya Raka bingung.
"Biarin!" Jawab Jiana ketus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Aya Saleh
Lucu aj pernikahan remaja.Coba klau orng dewasa yng menikah..br masuk kamar aj tuch si Otong ud nyalak..🤪
2021-06-25
0
al - one ' 17
emaknya ganggu aja
2021-04-27
0
Eky Ramadani10
😅😂😂
2021-01-19
0