Nikah Paksa Jadi Cinta
Teruntuk kalian yang baru baca novel ini😂
Visual para tokoh ada di part akhir...
Selamat membaca♡
***
"Ma, di mana Mama simpan baju kakak yang bunga-bunga itu?" Teriak Jiana dari kamarnya saat sedang mencari baju yang ia inginkan.
"Di tempat biasa sayang," jawab Desi yang saat ini sedang berada di dapur menyiapkan sarapan.
"Gak ada Ma. Kakak sudah cari di mana-mana," balas Jiana lagi.
"Pakai saja dulu yang lain. Nanti biar Mama cari," saran Desi.
Jiana mendengus kesal. Ia ingin menggunakan baju itu hari ini. Namun sudah dicari di seluruh almarinya juga tidak ada. Jiana menghela napas sejenak. Ia memilih lagi baju yang cocok untuk ia kenakan hari ini.
Jiana Calysta Pranaja. Putri semata wayang dari pasangan Alex Pranaja dan Desi Larasati. Jiana saat ini sedang menempuh kuliah di jurusan managemen bisnis. Yang saat ini ia sudah semester tujuh.
Jiana termasuk anak yang manja. Ya maklum hanya dia saja anak dari kedua orang tuanya. Setiap hal yang menyangkut dirinya tak pernah lepas dari campur tangan Mamanya.
Namun yang unik di sini, Desi selalu mengajari Jiana memasak dan mengurus rumah. Walaupun belum semahir Mamanya. Dan, setiap kali Mamanya mengajari Jiana, seribu macam cara Jiana lakukan untuk menolak.
Jiana menuruni tangga saat sudah siap dengan baju yang ia kenakan. Jiana menuju meja makan yang di sana sudah ada Papa dan Mamanya.
"Pagi Pa, Ma," sapa Jiana dan duduk di samping Mamanya.
"Pagi sayang," sahut mereka bersamaan.
Desi mulai menyiapkan makanan dipiring suaminya dan untuk dirinya. Sedangkan Jiana mengambil sendiri.
"Pa, nanti Jian berangkat sama Papa saja ya," ujar Jiana sambil mengambil lauk ke piringnya.
"Hari ini Papa mau ke kantor dulu sayang. Mungkin siang baru ke kampusnya. Kamu diantar sama Pak Rio gak apa-apakan?" balas Alex karena hari ini ia ada rapat di kantornya.
"Oke Pa," balas Jiana singkat.
Setelah itu tak ada lagi kalimat yang terucap di antara mereka. Mereka menikmati sarapan dengan tenang.
Sekitar 30 menit, mereka selesai sarapan. Alex langsung pamit kepada istri dan juga anaknya untuk pergi ke kantor. Jiana bermain ponsel sebentar sebelum ia berangkat ke kampusnya.
"Kak, Mama nitip ini tolong berikan kepada CEO perusahaan Sanjaya. Tahu kan tempatnya?" ujar Desi sambil menyiapkan bekal.
"Mama buka cattering ya?" tanya Jiana asal.
"Bukan. Sudah, kamu kasih saja sama yang namanya Raka Sanjaya. Ingat, harus Raka sendiri yang menerima," balas Desi mengingatkan anaknya ini.
"Biar Pak Rio saja ya Ma yang menyerahkan kotak makan ini. Jian buru-buru," elak Jiana. Ia sebenarnya malas jika harus mencari dan bertanya-tanya di sana.
"Ya sudah, Mama tidak kasih kamu uang jajan tambahan," ancam Desi pada Jiana.
Jiana mendengus kesal. Ia harus menuruti Mamanya kali ini.
"Oke, Jian pamit dulu. Dahh Ma," pamit Jiana sembari menenteng bekal yang sudah Mamanya siapkan.
Jiana berjalan keluar rumah. Di sana sudah ada Pak Rio yang selalu setia mengantar Jiana ke mana saja. Memang, Jiana jarang membawa mobil sendiri. Ia lebih terbiasa diantar Papanya atau sopirnya.
"Pak, ke perusahaan Sanjaya dulu ya," ujar Jiana sembari naik ke dalam mobil.
"Siap Non," jawab Pak Rio dan segera masuk ke dalam mobil untuk mengemudi.
Di dalam mobil tidak ada percakapan antara Jiana dengan Pak Rio. Jiana lebih memilih bermain dengan ponselnya. Membalas satu persatu chatt dari sahabat-sahabatnya. Tak terasa, mobil mereka sampai di perusahaan Sanjaya.
Jiana turun sambil menenteng bekal yang entah isinya apa. Jiana menatap takjub dengan kemegahan perusahaan ini. Perusahaan yang tak kalah besar dari perusahaan Ayahnya.
Jiana sering mendengar bahwa CEO perusahaan Sanjaya ini masih muda dan berbakat. Semua wanita mengidamkan sesosok Raka Sanjaya ini. Dan hari ini ia akan bertemu langsung dengan orang yang selalu menjadi bahan pembicaraan utama di sosial media.
Jiana mulai melangkahkan kakinya menuju lobi. Sorot matanya memperhatikan sekitar. Nampak semua karyawan di sana sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
"Maaf, saya mau bertemu Raka Sanjaya," ucap Jiana kepada resepsionis. Jiana menatap resepsionis tersebut dengan malas.
Resepsionis tersebut mengernyitkan dahinya kala Jiana menyebutkan Presdirnya secara asal.
"Apakah sudah ada janji sebelumnya?" tanya resepsionis tersebut, yang ia ketahui namanya Nita dari nametage yang dikenakannya.
"Sudah," jawab Jiana singkat.
"Tunggu sebentar," ujar resepsionis itu. Dirinya menelepon, mungkin menghubungi Presdirnya.
"Apa ini dengan nona Jiana? Silakan naik ke lantai 12, sudah ditunggu oleh Pak Raka," ucap resepsionis itu dengan sopan. Jiana hanya mengangguk kemudian menuju lift.
Jiana masih memperhatikan sekitarnya. Karena lingkungan ini sangat asing baginya.
Brukk
Tanpa sengaja, Jiana menabrak seseorang dan hampir membuat bekal yang ada ditangannya terjatuh.
"Huh, untung tidak jatuh," gumam Jiana.
"Maaf," ucap lelaki yang saat ini ada di depan Jiana.
Jiana mengarahkan pandangannya ke sumber suara. Tampan, satu kata yang terlintas dipikiran Jiana. Jiana masih mematung di depan pintu lift.
"Apa kamu mau berdiri di situ seharian? Minggir, saya mau lewat," ucap lelaki itu dengan angkuh. Jiana membulatkan matanya dan bergeser sedikit.
"Eh tunggu!" Cegah Jiana saat tersadar bahwa ia juga ingin menaiki lift tersebut.
"Saya duluan yang ingin menggunakan lift ini. Jadi Anda silakan menunggu lift selanjutnya," ucap Jiana dan kini ia berada tepat di depan lelaki itu.
Tetapi lelaki itu bukannya menjawab malah melanjutkan langkahnya menuju lift. Jiana kesal karena merasa diacuhkan. Sampai ia lupa bahwa ini bukan area kuasanya yang bisa berbuat seenaknya.
"Eh, ditanya malah pergi dasar pria aneh," gerutu Jiana saat lift tersebut sudah tertutup. Terpaksa ia harus menunggu lift yang selanjutnya.
***
Jangan lupa like kalau suka dengan ceritanya😘❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Pasti ini Raka ya,Jiana kan gak kenal Raka,,🤣🤣
Mampir thor 🙋🏻♀️🙋🏻♀️
2023-05-09
0
Reihan Reihan Azha
nyimak
2021-07-28
1
Widodo Putra
mulai...
2021-05-21
0