"Ada apa lagi?" Celetuk Jiana dengan jutek saat ia sudah sampai di ruang tamu.
"Eh, kak. Yang sopan sama tamu. Apa Mama pernah mengajari kakak seperti itu?" Ujar Desi dan ia menggelengkan kepalanya dengan pelan.
Jiana menyengir ke arah Mamanya dan duduk di samping Raka. Jiana menatap Raka dengan tatapan tajamnya. Raka hanya menyimpulkan senyumnya.
"Mama tinggal dulu ya," ujar Desi sambil tersenyum ke arah Raka dan dibalas anggukan oleh Raka.
Alex dan Desi meninggalkan mereka berdua. Desi sengaja memberikan waktu bagi mereka berdua untuk saling mengenal lebih dekat lagi.
Jiana masih menatap lekat Raka yang seolah ia berniat untuk mencabik Raka. Yang ditatapnya hanya santai dan tak merasa terintimidasi.
Raka dengan sengaja menarik Jiana agar lebih dekat dengannya. Kemudian ia memeluk Jiana dari samping sambil menopang dagunya dibahu Jiana. Jiana tak habis pikir, Raka berani melakukan ini bahkan saat di rumah Jiana.
"Jangan marah-marah terus dong," bisik Raka didekat telinga Jiana. Hembusan napasnya membuat Jiana merinding.
"Siapa juga yang marah," balas Jiana datar.
"Apa kamu suka dengan kejutanku sayang?" tanya Raka lagi dengan lembut.
"Sama sekali tidak." Kini Jiana sudah berhasil melepas diri dari cengkraman Raka. Jiana duduk sedikit lebih jauh dari posisi Raka saat ini. Raka tersenyum tipis menatap tingkah calon istrinya itu.
***
Waktu bergulir dengan cepat. Tanpa terasa hari ini adalah hari mereka para mahasiswa untuk magang. Sarah sudah tidak sabar untuk magang di sana. Sedangkan Jiana tak antusias seperti mahasiswa yang lainnya.
Ada sekitar sepuluh mahasiswa yang magang di perusahaan Sanjaya. Mereka dikumpulkan di lobi untuk diberikan pengarahan. Raka, selaku CEO perusahaan Sanjaya dengan khusus menyambut mereka.
Setelah sambutan singkat dari Raka dan pembagian tempat untuk mereka, Raka kembali ke ruang kerjanya. Sebelum ia berbalik, Raka sempat melirik Jiana yang sama sekali tak memperhatikan Raka.
Jiana ditempatkan di bagian keuangan, sedangkan Sarah di bagian administrasi. Setelah itu mereka menuju tempat kerja masing-masing.
Jiana dengan mudah bisa menguasai kinerja yang ada di perusahaan ini. Ia begitu cekatan dalam pekerjaannya. Ini bukan hal sulit bagi Jiana. Karena ia sudah terbiasa bergulat dengan pekerjaan ini di perusahaan Ayahnya saat liburan semester.
Waktu menunjukkan jam makan siang. Mereka para karyawan berhamburan keluar untuk mengisi perut mereka. Jiana masih fokus dengan pekerjaannya. Dirinya merasa enggan jika harus meninggalkan pekerjaan itu untuk makan siang. Sedikit lagi laporan yang ia tulis selesai.
Jiana merenggangkan otot-ototnya saat pekerjaannya hari ini benar-benar selesai. Setelah menyimpan data tersebut, Jiana berdiri dan menuju kantin yang sudah ada Sarah di sana. Sarah sempat mengiriminya pesan jika ia menunggu Jiana di kantin.
"Nona Jiana." Panggil seseorang dari belakang Jiana. Jiana menoleh dan ternyata itu wanita yang waktu itu mempersilakan Jiana masuk ke ruangan Raka.
"Iya?" jawab Jiana dan ia mengernyitkan dahinya. Wanita itu tersenyum saat sudah berdiri tepat di depan Jiana.
"Halo, saya Vanya. Sekretaris Pak Raka. Oh iya saya mau menyampaikan pesan bahwa Pak Raka ingin makan siang dengan Nona Jiana di ruangannya. Mari saya antar," ujar Vanya dengan sopan.
Jiana hanya menurut saja mengikuti langkah Vanya yang berada di depannya. Sebelum masuk ke ruangan, Jiana sempat mengirim pesan kepada Sarah bahwa ia hari ini tidak bisa makan siang bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Hamzasa
di tunggu bucinnya jiana😄😄
2021-07-01
0
Znbil4
syukur sekertaris ny Raka gk kayak di novel sebelah..
yg centil itu 😂👍
2021-05-10
1
Henny Barutressy
thor, ceritax singkat ya...
2021-04-01
2