"Ada apa ya Bapak memanggil saya?" tanya Jiana saat berada di ruang dosen.
"Silakan duduk dulu," ujar dosen itu yang ia kenal dengan nama Pak Ferdy.
Jiana duduk di kursi depan dosennya. Ia sama sekali tidak mengerti kenapa dipanggil oleh dosennya kali ini.
Pak Ferdy memberikan surat kepada Jiana. Jiana menatap surat tersebut dan beralih memandang pak Ferdy. Seolah meminta penjelasan.
"Itu surat rekomendasi dari perusahaan Sanjaya. Mereka ingin kamu magang di sana," jelas pak Ferdy.
"Apa? Pasti Raka yang melakukan semua ini," gumam Jiana yang masih membulatkan matanya.
"Apa saya boleh menolaknya?" tanya Jiana hati-hati.
"Ini adalah kesempatan yang langka Jiana. Saya tahu Ayah kamu juga memimpin perusahaan besar, tapi perusahaan Sanjaya adalah perusahaan terkenal dan menjanjikan. Akan lebih mudah bagi kamu untuk menyelesaikan magangmu kali ini. Terlebih ini adalah rekomendasi langsung dari perusahaan loh," ujar pak Ferdy agar Jiana menyetujui untuk magang di sana.
"Masalahnya bukan pada perusahaannya Pak. Tapi sama pemimpinnya. Gimana aku bisa menjelaskan semua ini," gumam Jiana. Kini ia terlihat lesu daripada tadi pagi. Kalaupun ia memberitahu Ayahnya itu juga percuma. Ayahnya akan mendukung penuh Jiana magang di sana. Jika ia menolak, dosennya ini memiliki seribu macam cara agar Jiana menyetujuinya.
"Baiklah pak. Jika pak Ferdy menyarankan seperti itu, saya akan mengambil kesempatan ini," ujar Jiana dan ia berusaha menampilkan senyum ceria diwajahnya.
Pak Ferdy nampak lega dengan keputusan Jiana. Jiana adalah mahasiswa berpotensi. Dirinya akan sangat senang jika Jiana berhasil magang di perusahaan ternama.
Jiana pamit kepada dosennya itu dan keluar dari ruangannya. Di luar Sarah dengan setia menunggu sahabatnya ini. Jiana sama sekali tak bersemangat.
"Ji, ada apa? Apa ada masalah dengan nilai kamu?" tanya Sarah yang begitu khawatir kepada Jiana. Akhir-akhir ini sikap Jiana berubah.
"Tidak ada. Hanya saja pak Ferdy bilang aku harus magang di perusahaan Sanjaya," jawab Jiana dengan lesu.
"Apa? Bukankah itu kabar baik? Ya ampun Ji, aku senang kita bisa magang di sana," ujar Sarah dengan senang dan memeluk Jiana.
Bagi Sarah mungkin ini sebuah keajaiban bisa magang di sana. Tetapi bagi Jiana ini bukanlah hal yang membuatnya senang. Seolah ruang geraknya dibatasi dan semua hal yang akan ia lakukan telah direncanakan oleh orang-orang terdekatnya.
***
Jiana sedang berada di kamarnya sambil membaca buku. Setelah pulang dari perkuliahannya tadi, ia langsung ke kamar dan mengunci diri di sana. Jiana tidak ingin diganggu siapapun. Raka cukup membuat moodnya berantakan hari ini.
"Kak, kenapa di kamar terus sih. Keluar yuk," tegur Desi sambil mengetuk pintu kamar Jiana.
Jiana melihat ke arah pintu. Dirinya enggan membukakan pintu tersebut. Namun ia juga tidak ingin mengacuhkan Mamanya. Jiana bangkit untuk membukakan pintunya.
"Ada apa Ma?" tanya Jiana tanpa menatap Mamanya.
"Tuh, ada Raka di bawah. Turun yuk," ujar Desi dengan santai.
"Hah!" decak Jiana dan ia langsung berlari untuk melihat ke arah bawah. Benar saja, Raka sudah duduk dengan manisnya di ruang tamu sambil mengobrol dengan Alex.
"Mama tunggu di bawah ya," ucap Desi dan tersenyum tipis ke arah anaknya itu. Kemudian Desi menuruni tangga menuju dapur.
Jiana kembali masuk ke kamarnya. Ia menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya dan berganti baju. Dengan langkah gontai, Jiana menuruni anak tangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwk gwrcep juga si Raka,ini juga pasti campur tangan papanya Jiana juga yg ingin Jian magang di kantor Raka..😂
2023-05-09
0
Tri Setiawati
wah seruuu... nich ceritanya menarik.....
lanjut there😊😊😊
2021-08-09
1
Nisah Tegar
lnjut
2021-05-28
0