**Happy reading guys ❤️❤️
Slow update ya...
****
Pagi, keributan kembali terjadi antara Randhi dan Rhiana. Kali ini bukan rebutan kamar mandi tetapi rebutan botol minum.
"Rhiana mau yang ini !" seru Rhiana dan ditangan tergenggam botol minum warna biru.
"Randhi mau warna biru bunda, Randhi nggak mau warna pink !" ditangan Randhi botol minum warna pink, sedangkan Rhiana sudah menggenggam botol warna biru. Yang biasa dibawa Randhi.
"Kenapa ribut lagi, kalau ribut begini. Kepala bunda bisa meledak !" seru Jelita kepada Randhi dan Rhiana.
Tangan Jelita bersedekap didadanya, matanya menatap kearah Randhi dan Rhiana yang tidak ada mau mengalah sedikitpun.
"Maaf bunda, nih..!" Rhiana mengembalikan botol minum kepada Randhi.
" Sudah Rhiana pakai saja, Randhi bawa yang gambar robot ," kata Randhi.
"Nah...gini tadi kan damai !" seru Jelita, setelah Randhi dan Rhiana mulai damai.
" Bunda, mama mana ?" tanya Randhi, karena sejak bangun tidur tadi. Mereka tidak melihat keberadaan mamanya.
"Mama tadi cepat ke bengkel, Om Poltak tidak bisa cepat buka bengkel," kata Jelita sembari memasukkan bekal ke tas masing-masing.
"Ini minum susunya ." Jelita menyodorkan segelas susu ke Randhi dan Rhiana, dan mie goreng.
"Mama hebat ya, mama itu bisa betulkan motor ," kata Rhiana.
"Kakak juga hebat, bisa bantu mama ." Randhi nggak mau kalah.
"Kakak cuma bisa bantu angkat-angkat saja ." ledek Rhiana.
"Yang penting bisa bantu, weekk..!"Randhi menjulurkan lidahnya, ke Rhiana.
"Nah mulai lagi, kalau makan harus tenang. Jangan berbicara !" titah Jelita kepada Randhi dan Rhiana.
"Iya bunda ."
*****
Regan sudah duduk diruang kerjanya, matanya menatap layar-layar yang ada didepannya.
Tok..tok..
Kemudian pintu ruangannya terbuka dari luar, dan muncul wanita dengan anggunnya dan memberikan senyumnya kepada Regan.
"Hai Re !" sapa Sofia.
"Kau sudah kembali, bagaimana keluarga mu?" tanya Regan kepada Sofia yang baru saja pulang, untuk mengunjungi keluarganya.
"Mereka baik-baik saja, mereka titip salam Re. Mereka bertanya, kapan kau akan mengunjungi mereka ?"
Sofia menarik kursi dan meletakkan bokongnya.
Regan mengalihkan pandangannya dari layar monitor yang ada depannya, menatap wajah Sofia.
"Untuk apa aku mengunjungi mereka ?" tanya Regan, tanpa basa-basi.
"Mengenai hubungan kita ini Re, umur aku semakin bertambah ," kata Sofia.
"Hubungan kita, apa kita ada hubungan ? Tunggu dulu, selama ini kita sering bersama. Apa kau menyangka kita ada hubungan ?" netra abu-abu Regan menatap lawan bicaranya dengan dingin.
"Terus, apa namanya Re. Jika kita tidak ada hubungan, kita selalu bersama didepan publik ?" tanya Sofia yang tidak mengerti dengan perkataan Regan.
"Hahaha..! kau sangat lucu Sofia !" Regan menyebutkan Sofia lucu dan menertawainya.
"Kau lihat ini !" Regan menunjukkan cincin di jari manisnya.
"Aku sudah menikah, selama ini aku menganggap mu hanya sebagai teman. Maaf, jika kau menganggap lain kedekatan kita selama ini ," kata Regan.
"Re, istrimu sudah menghilang sangat lama. Mungkin saja dia sudah menikah lagi, atau sudah meninggal !" seru Sofia tanpa memikirkan perasaan Regan yang akan marah mendengar ucapannya.
"Jaga ucapan mu ! jangan sesekali kau mengatakan istriku sudah meninggal!" seru Regan dengan suara yang keras dan terlihat wajah Regan merah menahan marah.
"Keluar kau !" Regan menggebrak meja kerjanya, sehingga membuat Sofia kaget dan bangkit dari duduknya.
Dia tidak pernah melihat Regan marah sebesar itu, kepada pegawainya ataupun kepada dirinya.
Regan membelakangi Sofia, yang menandakan ia tidak ingin melihat Sofia lagi.
"Re.." panggil Sofia.
"Keluar " titah Regan dengan dingin.
Begitu terdengar suara pintu terbuka dan tertutup.
Regan mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
Setelah selesai berbicara dengan orang tersebut, Regan menghubungi asistennya.
"Manuel, kau cari detektif dari luar negeri ." tanpa menunggu ucapan dari Manuel, Regan memutuskan sambungan teleponnya.
***
Sofia kembali kedalam ruangan kerjanya dengan perasaan yang jengkel, karena keinginannya tidak sesuai yang diharapkan.
"Sial ! apa hebatnya, istrinya yang hilang itu!" Sofia menghempaskan tubuhnya kekursi.
"Sudah lima tahun aku mengikutimu Regan, kau hanya menganggap aku hanya sebagai seorang teman ." ngedumelnya berhenti, ketika terdengar suara ketukan dipintu ruang kerjanya.
"Masuk !" ujar Sofia.
Cklek
Pintu terbuka, dengan kemunculan wajah rekan satu divisinya.
"Hei..kemana kusut wajahmu Sofia ? apa ada yang berbuat jahat dengan calon Nyonya pemilik perusahaan ini ?" tanya Vidya.
"Jangan ingatkan lagi, aku dengan orang itu. Buat marah saja !" omel Sofia.
"Apa ada yang aku tidak tahu, kau ribut dengan Boss ?" tanya Vidya.
"Aku mengajaknya untuk bertemu dengan orang tua ku, apa yang dikatakannya. Apa kita ada hubungan? Apa kau tidak marah mendengar ucapannya itu !" ucap Sofia dengan suara yang emosional.
"WHat..! apa Dia tidak mengakui mempunyai hubungan denganmu ?" tanya Vidya.
"Itulah, apa kau tidak marah. Jika dalam posisi seperti aku ini."
"Sofia, boleh aku bertanya ?" tanya Vidya.
"Mau tanya apa ?"
"Apakah kau pernah tidur dengannya?" tanya Vidya dengan suara yang pelan, takut ada yang mendengar pertanyaannya tersebut.
"Boro-boro tidur bareng, cium-cium saja nggak pernah. Pegangan tangan saja tidak pernah kalau tidak aku yang duluan memulai memegang tangannya ," ucap Sofia.
"Aaaa.. yang benar ?" kaget Vidya.
"Untuk apa aku bohong !" seru Sofia.
"Kalau kalian belum pernah apa-apa pun juga, sudah benar. Dia tidak ada perasaan denganmu, hanya kau yang salah paham !" seru Vidya.
"Kau ini, bukannya menyemangati teman. Malah menjatuhkan semangat ku !"
"Sofia sadar, kau itu hanya dianggapnya sebagai sebatas teman saja. Lagi pula Dia masih beristri kan ?"
"Istri yang tidak tentu rimbanya itu ."
"Hus..kau jangan sebut-sebut tentang istrinya, tidak ada yang tahu kan. Jangan sampai bocor ke publik bahwa istri boss kita pergi, kau yang pertama dicurigai. Karena tidak ada yang tahu kan tentang kepergiannya, aku juga mengetahuinya karena kau yang bocor ," kata Vidya.
"Bagaimana jika bocor ke publik, pasti Dia pusing untuk menjawab pertanyaan wartawan !" senyum licik terlihat dari wajah Sofia.
"Ingat Sofia, kau akan terima resikonya. Jangan main-main !" nasihat Vidya.
"Iya..iya ! aku juga masih sayang dengan pekerjaanku ini !"
"Baguslah !"
***
Randhi sedang bermain bersama dengan teman-teman sekolahnya, tiba-tiba ada anak datang mendekati Randhi dan mulai mengejeknya.
"Randhi, awas ! kami ingin bermain disini, anak tidak punya papa tidak boleh bermain disini !" anak itu mengejek dan mendorong Randhi, sehingga Randhi jatuh ketanah.
"Kau...!" Randhi bangkit dan langsung melayangkan tinjunya kemuka anak yang mendorong dan mengejeknya.
Anak itu jatuh ketanah, Randhi langsung duduk didada anak tersebut dan memukuli wajahnya.
"Apa kau bilang? kau bilang aku tidak punya papa !" teriak Randhi.
Teman-temannya yang melihat, ada yang menarik Randhi dan ada yang berlari keruangan guru.
Rhiana yang mendengar Randhi berkelahi langsung berlari.
"Randhi lepaskan !" Rhiana menarik Randhi dari atas badan anak yang menganggunya.
Anak tersebut berdiri sembari menangis.
"Awas kau !" ancam Randhi.
🌻
🌻
🌻
Bersambung guys ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Erie
kasian sikembar
2021-10-26
0
Mimi Jamileh
semoga cepat ketemu papah ya sikembar
2021-10-24
0
@. mm03
kak..author ,aku suka sama ceritanya👍
2021-10-10
0