Bab 10 Ingin foto papa

Happy reading guys..

****

🌟Masih sambungan flashback🌟

Mama Regan masuk kedalam kamar Regan, bersama dengan Clara.

"Re, kenapa tidak kau ajak Clara masuk kedalam kamar mu ?" tanya mamanya.

"Re, ada kerjaan maa..!" kata Regan.

"Lagi pula, rumah kita tidak begitu besar. Dia tidak akan kesasar ." sambung Regan.

"Re, jangan galak-galak dengan Clara ya. Awas ya kalau Clara nangis dan tidak betah tinggal disini ." kata mamanya.

"Iya maa ."

"Mama keluar ya ." mama Regan menepuk pundak Clara sebelum keluar dari dalam kamar Regan.

Begitu mama Regan keluar, Clara masih berdiri. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Regan yang tidak mendengar ada suara pergerakan dari Clara, menoleh dan melihat Clara masih berdiri ditempatnya tadi .

"Kenapa kau terus berdiri disitu, kalau kau ingin aku membantumu untuk membawakan koper mu itu. Maafkan aku, aku ini orang yang cacat. Untuk melakukan apapun juga butuh bantuan orang ," kata Regan.

"Maaf kak Regan ." Clara mengangkat kopernya, tapi dia kebingungan kemana harus pergi.

"Itu walk in closet, susun baju mu dilemari ujung ," kata Regan.

Dengan cepat Clara membawa kopernya ketempat yang ditunjuk Oleh Regan.

Selesai menyusun bajunya, Clara Keluar dari walk in closet.

"Sini ." Regan memanggil Clara, dan menyuruhnya untuk duduk di sofa didekat meja kerjanya.

"Iya kak ." Clara berjalan menuju sofa dan duduk, Clara meremas-remas tangannya. Dia gugup, karena mata Regan menatapnya.

"Kenapa kau gugup, aku tidak akan memakanmu. Aku ini hanya laki-laki cacat, yang tidak berguna."

Perasaan hati Clara seperti tertusuk jarum, perih mendengar. Regan menyebutkan dirinya sendiri sebagai orang yang cacat. Mengenai kelumpuhannya.

"Kau pasti sudah mendengar dari mamaku, kenapa aku begini. Dan kenapa kau harus menjadi pengantinku, aku tidak tahu kenapa kau mau menikah dengan ku. Kalau demi harta, tidak mungkin. Karena kau juga bukan dari keluarga yang tidak mampu ," kata Regan sembari menatap wajah Clara.

"Kenapa kau mau menikah dengan orang cacat seperti aku ?"

Clara menundukkan kepalanya.

"Jawablah, aku bukan pemarah. Kenapa kau mau menikah dengan orang yang cacat seperti aku ini ?"

Clara mengangkat wajahnya, dan melihat Regan.

"Apa Yang harus kukatakan ?" monolog dalam benaknya Clara.

"Kalau aku bilang cinta, pasti ia tidak akan percaya ." suara batin Clara.

"Katakan saja, ia mau percaya atau tidak terserah ." batin Clara.

"Aku jatuh cinta dengan kak Regan, aku sering lihat kak Regan di televisi !" ujar Clara dengan cepat.

"Hahahaha..!" Regan tertawa.

"Kau jatuh cinta? kau melihat aku di televisi ?"

Clara menganggukkan kepalanya.

"Dimana kau bertemu dengan mama ?" selidik Regan.

"Di restoran, mama dan papa sering makan di restoran."

"Betul kata mama, kak Regan pasti bertanya tentang perkenalan ku dengan mama dan papa. Untung sudah membuat jawaban atas pertanyaan kak Regan ." dalam benaknya Clara.

"Berapa umur mu, aku tidak bertanya sebelum ini kepada mama dan papa ," kata Regan.

"18 mau 19 kak ," jawab Clara.

"kau sangat muda, kau tahu aku 27 tahun. Sungguh malang nasibmu menikah dengan orang cacat dan sudah tua lagi." tertawa miris Regan..

"Yah.. sudahlah, bagaimana pun kita sudah menikah. Welcome dikamar orang cacat ini dan telah Sudi menjadi istri dari orang cacat ini !" seru Regan, dan memutar kursi rodanya. Meninggalkan Clara dengan perasaan yang sedih.

"Maafkan kak Carlo, ini semua karena balapan itu. Kalau aku tidak memanas-manasi kak Carlo, kak Carlo pasti tidak mau ikut balapan dijalan raya ."

Perasaan Clara sedih, karena kenakalan mereka. Ada orang yang ikut celaka.

🌟 Flashback end🌟

"Ah.. kenapa aku harus mengingatnya, rumah ini. Kamar ini masih terasa ada bayangmu Clara..!"

Mata Regan lama-kelamaan menjadi redup dan akhirnya ia masuk kedalam mimpi.

****

Rencana untuk melihat rumah yang ingin mereka sewa terpaksa dibatalkan, karena tiba-tiba hujan deras datang. Sehingga untuk keluar dari dalam rumah, sangat sulit untuk dilakukan. Karena jalanan tergenang air yang tinggi.

Randhi dan Rhiana duduk didalam kamar mereka, sambil memperhatikan hujan. Rhiana berkata kepada kakak kembarnya Randhi.

"Kak, apakah kita punya Papa ?" tanya Rhiana sambil menatap keluar jendela kamarnya.

"Ya jelaslah, kalau kita tidak punya papa apa kita diambil dari jalanan !"

"Kak, kalau kita punya papa. Kemana dia ?" mata Rhiana menatap Randhi.

"Mungkin dia sudah meninggal seperti papa Om Poltak," kata Randhi.

"Mungkin juga ya, tapi kenapa tidak ada gambar papa dirumah ini ?" tanya Rhiana lagi.

"Mana kakak tahu, tanya pada mana atau bunda. Atau mungkin papa kita sangat jelek, sehingga jika digantung di dinding akan menakutkan ," ujar Randhi.

Rhiana pergi keluar dari kamarnya, untuk mencari Bunda.

"Bunda, mama mana ?" tanya Rhiana.

"Mama pergi sebentar ," Sahut Jelita.

"Kemana ? hujan begini ?" Rhiana berjalan menuju pintu keluar, dan melihat curah air hujan masih deras. Walaupun tidak sederas tadi.

"Rhiana, jangan didepan pintu. Nanti ada petir kaget !" ingatkan Jelita.

Rhiana menyingkir dari depan pintu, dan menutup pintu dengan rapat.

Pintu terbuka dari luar, dengan kemunculan Diana dengan memakai jas hujan.

"Mama !"

Rhiana berlari menghampiri mamanya.

"Mama main hujan ? kenapa tidak ngajak kami juga maa ." ujar Rhiana.

"Mama tidak main hujan, mama tadi ke bengkel Om Poltak. Mama disuruh Om Poltak melihat keadaan bengkelnya," kata mamanya.

"Hih.. dingin, rasakan tangan mama ini. Dinginkan ."

"Iya maa dingin, seperti tangan mama baru megang es ." kata Rhiana.

"Mama mandi dulu ya, kakak mana ?"

"Kakak dikamar maa ."

Diana masuk kedalam kamar, dari belakang Rhiana mengikutinya.

Diana melihatnya sekilas, Diana merasa bahwa Rhiana ingin bertanya sesuatu.

Begitu selesai mandi, dan keluar dari dalam kamar. Rhiana masih berada dalam kamar, duduk menghadap jendela.

"Rhi, ada apa ?" Diana memeluk Rhiana.

"Maa, apa mama punya gambar papa ?"

Deg..

Jantung Diana seperti berhenti berdetak, saat mendengar perkataan Rhiana.

"Kenapa Rhiana tanyakan ?" tanya Diana.

"Papanya Silvia sudah meninggal maa, tapi ia ada gambar papanya dirumahnya maa. Gambar papa Rhiana mana maa ?"

"Oh Tuhan, ini yang kutakutkan. Pertanyaan ini suatu hari pasti akan keluar dari mulut kedua anak ini."

Diana menghela napasnya, ia bingung. Apa yang ingin dikatakannya kepada Rhiana.

"Rhi, sebelum pindah kesini. Kalian itu masih bayi yang imut sekali, rumah kita kebakaran. Dan semua harta benda kita tidak ada yang bisa diselamatkan, termasuk gambar papa kalian ," kata Diana.

"Maafkan mama Rhiana, mama tidak bisa mengatakan mengenai keberadaan papa kalian. Mama takut , papa kalian tidak mau menerima anak yang ibunya dan saudaranya telah menyebabkannya kehilangan calon isterinya ." batin Clara.

"Habis semua maa ?"

"Iya, maafkan mama ya ." Diana memeluk Rhiana dan mengecup rambut Rhiana.

"Maa, kenapa Randhi tidak dipeluk ?"

"Sini ." Diana meraih Randhi dan memeluknya.

*

*

*

🌟 Bersambung🌟

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

🤔🤔😍😎

2023-05-02

0

susi 2020

susi 2020

🤭🤭😔

2023-05-02

0

Rain Hikmah

Rain Hikmah

kasian si kembarnya!!!

2021-10-01

9

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Randhi and Rhiana
2 Bab 2 Randhi n Rhiana
3 Bab 3 Minta maaf
4 Bab 4 Pertemuan pertama
5 Bab 5 Kemarahan
6 Bab 6 Perang saudara kembar
7 Bab 7 Berita gosip
8 Bab 8 Masih mencari
9 Bab 9 Minta kado papa
10 Bab 10 Ingin foto papa
11 Bab 11 Ejekan
12 Bab 12 Berkelahi
13 Bab 13 Jangan berkelahi.
14 Bab 14 Ketakutan Diana
15 Bab 15 Bertemu
16 Bab 16 Ikut diam-diam
17 Bab 17 Mencari
18 Bab 18 Tragedi
19 Bab 19 Masih Flashback
20 Bab 20 Bahagia dan duka
21 Bab 21 Takut
22 Bab 22 Melacak
23 Bab 23 Kesekolah
24 Bab 24 Kesekolah
25 Bab 25 Bertemu
26 Bab 26 Aku tahu
27 Bab 27 Bertemu
28 Bab 28 Ada senang, ada tidak
29 Bab 29 Terpaksa kembali.
30 Bab 30 Biar nyaman
31 Bab 31 Bahagia anak-anak
32 Bab 32 Haru
33 Bab 33 Bertemu
34 Bab 34 Gembira
35 Bab 35 Kenangan
36 Bab 36 Kenangan
37 Bab 37 Bersama
38 Bab 38 RnR
39 Bab 39 Bersama.
40 Bab 40 Jangan lupa
41 Bab 41 Jangan lupa suami
42 Bab 42 Kantor
43 Bab 43 Tersingkir
44 Bab 44 Papa Randhi dan Rhiana.
45 Bab 45 Tidak ada perpisahan
46 Bab 46 Damai itu indah
47 Bab 47 Gosip
48 Bab 48 Mantan vs mantan
49 Bab 49 Tidak malu lagi
50 Bab 50 Curiga
51 Bab 51 Pengintai
52 Bab 52 Hampir celaka
53 Bab 53 Tante vs bocah
54 Bab 54 Sabotase
55 Bab 55 Obsesi
56 Bab 56 Dendam
57 Bab 57 Bukan gadis baik
58 Bab 58 Jejak Rio
59 Bab 59 Curiga Mario
60 Bab 60 Penculikan
61 Bab 61 Mencari
62 Bab 62 Lari
63 Bab 63 Bertemu
64 Bab 64 Akhirnya
65 Bab 65 Kau !!"
66 Bab 66 Marah
67 Bab 67 Cemburu
68 Bab 68 Mencari bukti
69 Bab 69 Titik terang
70 Bab 70 Damai
71 Bab 71 Berita gembira
72 Bab 72 Cerita Ronald
73 Bab 73 Masih cerita Ronald
74 Bab 74 Bertemu
75 Bab 75 Maaf
76 Bab 76 Kabar gembira
77 Bab 77 Bertemu
78 Bab 78 Akhir hidup
79 Bab 79 Belanja
80 Bab 80 Happy
81 Extra bab 81 Siapa?
82 Extra bab 82 Siapa dalang?
83 Extra bab 83 Curiga
84 Extra bab 84 Ada apa dengan Regan
85 Extra Bab 85 Orang dekat
86 Extra bab 86 Curiga
87 Extra bab 87 Siapa dia
88 Extra bab 88 Curiga
89 Extra bab 89 Beraksi
90 Extra bab 90 Berkorban
91 Extra bab 91 Bunuh diri
92 Extra bab 92 Akhir petualangan
93 Extra bab 93 Ada rasa
94 Extra bab 94 Diam-diam dekat
95 Extra bab 95 akhirnya
96 Extra bab TAMAT
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1 Randhi and Rhiana
2
Bab 2 Randhi n Rhiana
3
Bab 3 Minta maaf
4
Bab 4 Pertemuan pertama
5
Bab 5 Kemarahan
6
Bab 6 Perang saudara kembar
7
Bab 7 Berita gosip
8
Bab 8 Masih mencari
9
Bab 9 Minta kado papa
10
Bab 10 Ingin foto papa
11
Bab 11 Ejekan
12
Bab 12 Berkelahi
13
Bab 13 Jangan berkelahi.
14
Bab 14 Ketakutan Diana
15
Bab 15 Bertemu
16
Bab 16 Ikut diam-diam
17
Bab 17 Mencari
18
Bab 18 Tragedi
19
Bab 19 Masih Flashback
20
Bab 20 Bahagia dan duka
21
Bab 21 Takut
22
Bab 22 Melacak
23
Bab 23 Kesekolah
24
Bab 24 Kesekolah
25
Bab 25 Bertemu
26
Bab 26 Aku tahu
27
Bab 27 Bertemu
28
Bab 28 Ada senang, ada tidak
29
Bab 29 Terpaksa kembali.
30
Bab 30 Biar nyaman
31
Bab 31 Bahagia anak-anak
32
Bab 32 Haru
33
Bab 33 Bertemu
34
Bab 34 Gembira
35
Bab 35 Kenangan
36
Bab 36 Kenangan
37
Bab 37 Bersama
38
Bab 38 RnR
39
Bab 39 Bersama.
40
Bab 40 Jangan lupa
41
Bab 41 Jangan lupa suami
42
Bab 42 Kantor
43
Bab 43 Tersingkir
44
Bab 44 Papa Randhi dan Rhiana.
45
Bab 45 Tidak ada perpisahan
46
Bab 46 Damai itu indah
47
Bab 47 Gosip
48
Bab 48 Mantan vs mantan
49
Bab 49 Tidak malu lagi
50
Bab 50 Curiga
51
Bab 51 Pengintai
52
Bab 52 Hampir celaka
53
Bab 53 Tante vs bocah
54
Bab 54 Sabotase
55
Bab 55 Obsesi
56
Bab 56 Dendam
57
Bab 57 Bukan gadis baik
58
Bab 58 Jejak Rio
59
Bab 59 Curiga Mario
60
Bab 60 Penculikan
61
Bab 61 Mencari
62
Bab 62 Lari
63
Bab 63 Bertemu
64
Bab 64 Akhirnya
65
Bab 65 Kau !!"
66
Bab 66 Marah
67
Bab 67 Cemburu
68
Bab 68 Mencari bukti
69
Bab 69 Titik terang
70
Bab 70 Damai
71
Bab 71 Berita gembira
72
Bab 72 Cerita Ronald
73
Bab 73 Masih cerita Ronald
74
Bab 74 Bertemu
75
Bab 75 Maaf
76
Bab 76 Kabar gembira
77
Bab 77 Bertemu
78
Bab 78 Akhir hidup
79
Bab 79 Belanja
80
Bab 80 Happy
81
Extra bab 81 Siapa?
82
Extra bab 82 Siapa dalang?
83
Extra bab 83 Curiga
84
Extra bab 84 Ada apa dengan Regan
85
Extra Bab 85 Orang dekat
86
Extra bab 86 Curiga
87
Extra bab 87 Siapa dia
88
Extra bab 88 Curiga
89
Extra bab 89 Beraksi
90
Extra bab 90 Berkorban
91
Extra bab 91 Bunuh diri
92
Extra bab 92 Akhir petualangan
93
Extra bab 93 Ada rasa
94
Extra bab 94 Diam-diam dekat
95
Extra bab 95 akhirnya
96
Extra bab TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!