Hukum yang Salah

Malam itu, Darren berjaga sendirian. Sesuai dugaannya, banyak monster kuat bermunculan. Tapi itu bukanlah masalah besar bagi Darren.

Dengan sesenyap mungkin Darren berusaha membunuh monster-monster itu. Ia tak mau mengganggu mereka yang sedang tertidur.

"Sebenarnya, apa tujuan mereka ya?" Gumam Darren memikirkan tentang tentara. "Apa mereka ingin pergi ke suatu tempat?"

"Banyak yang tidak ku mengerti tentang dunia ini. Tentang kerajaan-kerajaannya, dan hubungan manusia dengan makhluk lain," Gumam Darren.

"Kalau di bilang, apa aku pantas disebut manusia, ya?"

"Aku memang manusia, tapi kan aku bukan dari sini. Jika saja identitas asli ku terbongkar, maka bisa-bisa orang-orang dari kerajaan akan memburu ku."

"Apalagi, aku punya kekuatan sihir yang tak masuk akal ini. Mereka pasti akan memanfaatkan ku."

Tiba-tiba, kekhawatiran yang pernah melanda hati Darren sebelumnya, kembali muncul. Rasa takut yang terus menghantui kehidupannya.

"Ini gawat. Keberadaan ku saja bisa dibilang merupakan sebuah bahaya. Jika orang-orang mulai memburu ku, makan orang di sekitar ku juga akan terkena imbasnya."

"Aku tidak ingin menyulitkan orang-orang hanya karena keberadaan ku. Apa aku harus pergi?"

Tiba-tiba ia teringat apa kata Yuzuna. Sesaat Yuzuna menceritakan mimpinya, ia bilang bahwa dirinya melihat Darren pergi menjauh dari mereka.

Darren tak terlalu paham maksudnya, tapi ia berspekulasi bahwa itu bisa saja masa depan.

"Jadi begitu," Ucap Darren dalam hati, "Apa mimpi itu berusaha memperingati ku agar aku tidak takut? Mimpi itu tahu bahwa aku khawatir dan akan pergi, jadi ia menggunakan Yuzuna sebagai perantara memperingati ku."

Darren tersenyum sambil menatap langit. Tapi dibalik senyumannya itu, terdapat rasa frustasi. Ia frustasi antara memilih pergi atau tidak.

"Jika aku pergi, aku takut akan merepotkan mereka berdua. Mereka sudah begitu dekat dengan ku. Tapi, disisi lain, tinggal dengan mereka, juga akan membawa masalah."

Darren pun menyimpan pikirannya itu. Ia hampir saja lupa kalau dia sedang berjaga. Kemudian, ia lanjut berpatroli.

.

.

.

Subuh mulai merekah. Matahari juga masih belum menunjukkan sinarnya. Udara hutan yang dingin dan sejuk, membuat suasana menjadi lebih tenang.

"Semuanya, kita berangkat sekarang!" Teriak Michael memimpin pasukan.

Darren yang berkuda tepat di belakang Yuzuna, merasa kalau Yuzuna bersikap aneh. Apa ia bermimpi buruk lagi?

"Yuzuna-san," Panggilnya dari belakang. "Apa kau tidak apa-apa?"

"Ya, aku baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," Jawab Yuzuna. Tapi raut mukanya terlihat agak muram.

Perjalanan masih berlangsung hingga siang. Tak banyak yang mereka lakukan selain berkuda. Jendral Michael pun tidak banyak bicara. Ia hanya fokus pada jalannya.

Yuzuna juga terlihat lesu dari pagi, sedangkan Rolf malah kelihatan akrab dengan tentara-tentara yang lain. Ia mengobrol terus selama perjalanan.

"Yuzuna-san, apa kau lelah?" Tanya Darren khawatir.

"Aku tidak apa-apa. Kau sebaiknya pikirkan dirimu sendiri. Semalaman kau terus berjaga sendirian," Yuzuna malah balik menasihati.

"B-baiklah."

Siang sudah lewat. Tidak terasa hari sudah kembali sore. Tapi berita bagusnya, mereka telah tiba di pinggiran hutan. Ya, Darren dan party-nya telah menyelesaikan quest mengawal.

"Terimakasih atas bantuan kalian," Ucap Michael sambil memberi Darren sekantung perak. Isinya kira-kira sekitar tiga puluh keping. "Terima lah ini, sebagai tambahan."

Darren dan party-nya menerima uang itu. Mulai dari titik itu, mereka bertiga sudah terlepas dari tanggungjawab untuk mengawal mereka.

"Sebaiknya kalian cepat pulang sebelum malam tiba," Kata Michael terburu-buru. "Dan, jangan menengok ke belakang."

"Baik. Terimakasih atas kerjasamanya," Ucap Darren dan teman-temannya serentak.

.

.

.

Diperjalanan pulang mereka...

"Yah, aku tidak banyak beraksi deh. Pedang baru ku jadi tidak berguna," Kelus Rolf sambil mengelus-elus pedangnya.

"Ya, aku saja tidak begitu banyak berguna," Ucap Yuzuna. "Semuanya sudah dilakukan oleh Darren-san sendirian."

Darren cengar-cengir sambil menggaruk kepalanya. "Maaf. Nanti jika bertemu monster, akan ku berikan pada kalian."

"Oh ya, Darren," Sambung Rolf. "Apa kau tidak kelelahan? Kau sudah berjaga semalam tanpa tidur, tapi kenapa kau masih terlihat segar?"

"Ah, itu bisa dibilang adalah salah satu bakat ku," Jawab Darren.

"Hm... kadang aku jadi ragu kalau kau itu bukan manusia, ha... ha... ha...," Ucap Rolf meledek.

Mendengar itu, sempat terlintas di kepala Darren untuk memberitahu mereka yang sebenarnya. Fakta bahwa ia bukanlah dari dunia ini.

Tapi ia membuang niatannya itu. Itu bisa saja malah akan menimbulkan masalah.

Menjelang malam, banyak monster mulai bermunculan. Disitulah pertama kalinya Darren dan teman-temannya beraksi sebagai sebuah party.

"Seni Berpedang Aergium: Wind Cutting Slash!" Rolf menyerang seekor laba-laba raksasa.

Padahal dengan pedang sebesar itu, pergerakan Rolf masih terlihat leluasa. Seorang ahli pedang Aergium memanglah hebat.

"Aergium? Apa itu adalah nama kerajaan tempat asalnya?" Gumam Darren.

Akibat tebasan bertubi-tubi dari Rolf, sebuah celah terlihat diantara pergerakan laba-laba itu. Serangan Rolf ternyata efektif.

"Non-elemental Spell: Bind!" Teriak Darren mengucapkan mantranya.

Seketika itu juga, sebuah aliran sihir yang kuat, menyelimuti tubuh laba-laba itu. Grab..! sihir itu membentuk sebuah ikatan pada laba-laba itu, membuatnya tidak bisa bergerak.

"Yuzuna-san, ku serahkan sisanya pada mu!" Teriak Darren.

Yuzuna pun mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi. Kemudia ia mulai merapal mantranya.

"Fire Elemental: Extermination Fire!" Begitu Yuzuna selesai merapal, sebuah api yang sangat besar muncul melahap laba-laba itu.

"Api Pemusnahan, ya. Sihir api tingkat A. Memunculkan api dengan suhu yang sangat tinggi. Sesuai namanya, api tersebut akan memusnahkan targetnya hingga menjadi abu."

"Yosh, kerja bagus Yuzuna," Teriak Rolf dari jauh.

Begitu mereka bertiga hendak menghampiri satu sama lain tiba-tiba, laba-laba itu keluar dari api tersebut.

"Apa!? Dia masih hidup?" Ucap Rolf kaget.

Laba-laba tersebut pun berlari ke arah Yuzuna dengan kecepatan tinggi.

"Yuzuna-san, awas!" Teriak Darren.

Yuzuna yang syok di tengah keadaan tersebut, tidak sempat untuk bereaksi.

"Non-elemental Spell: Boost!" Dengan kecepatan penuh, Darren berlari menuju arah laba-laba itu. Ia mengeluarkan pedangnya dan...

"Seni Berpedang Aergium: Wind Cutting Slash!" Darren menggunakan teknik yang sama dengan Rolf, dan bahkan ia menambah serangannya, "Non-elemental Spell: Channeling Fire!"

Dengan seketika, pedang Darren pun berubah menjadi pedang api yang berkobar-kobar. Slash!!! Laba-laba itu berhasil ditebasnya dan terbakar.

Sontak, Rolf dan Yuzuna terkagum melihat kejadian itu.

"Darren, apa itu tadi?" Tanya Rolf sambil terkagum-kagum. "Darimana kau belajar teknik berpedang Aergium?"

"Ah, itu. Aku menirunya," Jawab Darren.

"Menirunya? Apa itu mungkin?" Ucap Yuzuna yang baru saja lepas dari syoknya.

"Nyatanya itu terjadi," Ucap Darren.

"Kau memang hebat Darren. Aku jadi heran kenapa kau masih menjadi petualang perunggu hingga sekarang," Balas Rolf.

"Sudahlah, tidak usah dibahas. Sebaiknya kita lanjutkan perjalanan kita," Ujar Rolf.

Tapi sebelum mereka sempat melangkahkan kaki mereka, terdengar suara jeritan dari balik pepohonan. Terdengar seperti suara orang. Apa itu salah satu pasukan? Tidak, arah jeritannya berasal dari arah yang berlawanan.

"Rolf, coba gunakan pendeteksi sihir mu!" Ucap Darren.

"Baiklah," Balas Rolf. "Dari balik pohon itu, ada seorang pemuda. Dia sedang melawan..., KALAJENGKING ALBTRAUM!"

Tanpa berpikir panjang, Darren langsung menggunakan sihir boostnya dan pergi menuju arah suara. Sementara Rolf dan Yuzuna masih tertinggal dibelakang.

"Tolong! Siapapun, aku mohon tolong aku!" Suara itu mulai terdengar putus asa.

Dari jauh, "Seni Berpedang Aergium: Wind Cutting Slash!" Darren menyerang kalajengking itu dengan kecepatan penuh.

Serangan itu sempat melumpuhkannya.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Darren pada pemuda itu.

"Y-ya aku baik-baik saja," Ucap pemuda itu yang ternyata seorang manusia hewan.

"Cepat cari tempat berlindung!" Ucap Darren pada pemuda itu. "Aku akan melawan makhluk ini."

Dengan cepat, manusia hewan itu segera bersembunyi di balik pohon.

Pengetahuan Darren tentang Kalajengking Albtraum cukup luas. Berkat seringnya ia pergi ke perpustakaan, ia jadi tahu beberapa kelemahan dari musuh yang sedang ia hadapi itu.

"Kalajengking Albtraum. Monster langka penghuni Hutan ini, Hutan Albtraum. Terkenal karena racun dari sengatan ekornya yang sangat mematikan. Sekali tersengat, maka hanya perlu menghitung jam sebelum racunnya bereaksi."

"Uniknya, racun yang dihasilkan oleh kalajengking itu adalah racun yang menghasilkan sihir Withering. Sihir yang bisa membusukkan segala jenis benda organik, termasuk makhluk hidup."

"Walau terkenal berbahaya, Kalajengking Albtraum mempunyai satu kelemahan. Api. Hampir semua makhluk artropoda lemah terhadap api."

Darren menggenggam pedangnya dengan erat. Ia dengan cepat meluncurkan sebuah serangan.

"Non-elemental Spell: Channeling!" Darren mengalirkan energi sihir api menuju pedangnya.

Srreeet!!! Darren menebas kalajengking itu. Tapi itu tidak menimbulkan luka serius.

"Sial, aku terlalu terburu-buru. Sihirnya jadi terlalu lemah," Gerutu Darren.

Tiba-tiba sebuah bola api meluncur dari jauh. Rupanya itu adalah ulah Yuzuna.

"Fire Elemental: Fire Ball!" Ucap Yuzuna sambil mengacungkan tongkatnya.

Bola api itu berhasil melukai kalajengking itu, hingga membuatnya menderita luka bakar yang cukup parah.

"Seni Berpedang Aergium: Hurricane Slash!" Rolf muncul dari atas pohon. Ia langsung meluncurkan tepat di atas kalajengking itu.

Dengan pedang besarnya, ia berputar-putar di tengah udara layaknya angin topan dan memotong ekor kalajengking itu.

"Non-elemental Spell: Channeling, Sharpness!" Ucap Darren sambil mengarahkan sihirnya ke arah pedang Rolf.

Dengan seketika, pedang Rolf bercahaya. Ia bisa merasakan kekuatan pada pedangnya. Swung! Ekor kalajengking itu berhasil terpotong.

"Yuzuna, cepat bakar monster itu!" Teriak Darren.

"Baik. Serahkan saja padaku!" Ucap Yuzuna sambil mengayunkan tongkatnya. "Fire Elemental: Extermination Fire!"

Sebuah api besar melahap kalajengking tersebut.

"Wind Elemental: Hurricane!" Ucap Darren. Ia membuat sebuah angin topan tepat di tengah kobaran api tersebut, dan membuatnya membesar dua kali lipat.

Kalajengking itu pun hangus terbakar, tidak menyisakan apa-apa selain abu. Darren dan teman-temannya pun berkumpul.

"Wow, Darren. Aku tidak tahu kalau kau bisa menggunakan sihir angin juga," Ucap Rolf sambil menepuk pundaknya. "Tadi itu hebat sekali."

"Yuzuna juga hebat. Api pemusnahan miliknya benar-benar membakar kalajengking itu sampai hangus," Ucap Darren.

Kemudian manusia hewan itu pun keluar dari balik pohon. Ia memiliki telinga berwarna putih dan bentuknya terlihat mirip serigala.

"T-terimakasih banyak, kalian telah menyelamatkan ku," Ucapnya sambil bersujud.

"Ah, tak masalah. Sudah kewajiban untuk saling menolong sesama," Jawab Darren. "Apa kau terluka?"

"T-tidak. Hanya sedikit tergores," Balas Manusia hewan itu sambil menunjukkan kakinya yang robek karena sempat terkena serangan capit dari kalajengking tadi.

"Itu namanya bukan luka gores! Sini, biar aku sembuhkan," Ucap Darren sambil mengeluarkan sihirnya.

"Non-elemental Spell: Heal!"

Manusia hewan itu takjub sekaligus terkejut dengan perlakuan Darren. "T-tunggu, apa kau serius?" Ucapnya bimbang. "Mengobati seorang manusia hewan, itu berbahaya bagi reputa..."

"Nah, sudah sembuh!" Ucap Darren memotong.

Rolf dan Yuzuna tertegun melihat Darren. Bagi mereka, menyembuhkan seorang manusia hewan adalah tindakan yang tidak umum.

"Oh, iya. Siapa namamu?" Tanya Darren sok akrab.

"H-hayate," Jawab manusia hewan itu pelan.

"Aku Darren, dan mereka adalah Rolf dan Yuzuna," Ucap Darren sambil memperkenalkan party-nya.

Rolf dan Yuzuna hanya tersenyum dan melambai dengan canggung. Mereka tidak paham dengan kelakuan Darren.

Di dunia ini, manusia hewan sering dijadikan budak. Ada yang dijadikan budak tempur, budak pekerja, dan bahkan ada yang dijadikan sebagai budak pemuas nafsu.

Berhubungan dengan manusia hewan liar bisa membuat reputasi seseorang rusak, dan akan dianggap sebagai manusia rendahan. Kecuali kalau orang itu merupakan tuan dari manusia hewan tersebut.

Itu lah kenapa Rolf dan Yuzuna terkejut saat melihat Darren bisa seberani itu untuk mengobati manusia hewan.

"A-aku tidak tahu harus membalas dengan apa. Tapi karena anda telah menolong saya," Ucap Hayate, "Saya bersedia menjadi budak anda."

Darren tertawa. "Tidak perlu. Aku ikhlas menolong," Ucap Darren tanpa mengetahui apa-apa.

Rolf dan Yuzuna menatap satu sama lain.

"Apa dia serius?" Bisik Rolf pada Yuzuna. "Apa dia tidak tahu hukum di sini?"

"Hukum seperti itu berlaku di semua kerajaan, kan? Walaupun ia bukan dari Erobernesia ataupun Aergium, seharusnya ia tahu tentang itu," Balas Yuzuna pelan. "Tapi dia tidak terlihat ragu untuk menolong manusia hewan itu."

"Apa dia memang tidak tahu?" Balas Rolf.

Rolf pun menghampiri Darren dan mengajaknya berbicara empat mata. Darren tentu bingung dengan perilaku temannya itu.

"Darren, apa kau tidak takut?" Tanya Rolf.

"Hah? Apa maksud mu?" Ucap Darren kebingungan.

"Sudah ku duga, ia tak tahu apa-apa."

"Apa di tempat asalmu tidak ada peraturan yang melarang manusia untuk berhubungan dengan manusia hewan?" Tanya Rolf.

"Tentu saja tidak. Bahkan di tempat asal ku manusia hewan tidak nyat-," Darren keceplosan. "Ah... maksud ku, ini pertama kalinya aku bertemu dengan manusia hewan."

"Aduh, sebenarnya dari kerajaan mana kau ini," Gerutu Darren sambil menepuk jidatnya. "Pokoknya, bisa berbahaya jika kau ketahuan berhubungan dengan manusia hewan. Reputasi mu akan rusak, dan izin mu sebagai petualang akan di cabut."

"Eh? Apa sebegitunya?" Ucap Darren kaget.

"Iya, aku tidak bohong," Balas Rolf.

Darren kemudian terdiam sejenak. Ia tak menyangka kalau ternyata rasisme juga ada di dunia ini.

"Dunia asal ku sudah tercemar oleh rasisme. Banyak orang yang sudah menjadi korban dari hal tersebut."

"Baik orang kulit putih, atau kulit hitam. Suku A, atau suku B. Tidak ada keuntungan yang bisa didapat. Hanya kebencian dan rasa sakit."

"Takkan ku biarkan dunia ini di rusak oleh hal seperti itu juga!"

Darren pun menggenggam pundak Rolf.

"Apa hanya karena itu, kau akan menuruti mereka dan ikut tertelan dalam kebencian?" Ucap Darren serius.

Rolf terkejut. Dengan perasa sihirnya, ia merasakan suatu energi aneh mengalir keluar dari diri Darren.

"D-Darren?" Rolf gemeteran. Ia belum pernah merasakan energi seperti ini sebelumnya.

"Jika dunia ini memang sudah rusak. Maka biarkan aku mengubahnya!" Ucap Darren.

Darren pun tersadar. Sepertinya ia sudah bicara berlebihan. Kalau ia bicara lagi, kemungkinan Rolf akan menyadari tentang asal muasalnya.

"Maaf, aku kelewatan. Lupakan saja kata-kata ku barusan," Ucap Darren. "Intinya, aku hanya ingin semua makhluk bisa hidup berdampingan."

Rolf mengangguk. Ia sebenarnya juga berpikir bahwa hukum selama ini memang salah. Membenci manusia hewan dan memperlakukan mereka layaknya budak. Membuat mereka dibenci dan menganggap mereka rendah.

"Aku setuju," Ucap Rolf pelan. "Aku yakin Yuzuna juga berpikiran sama."

"Tentu saja aku setuju," Ucap Yuzuna yang ternyata telah menguping dari tadi. "Hidup damai dan saling berdampingan, sepertinya itu adalah sesuatu yang luar biasa."

Kemudian Darren pun kembali berbicara dengan Hayate.

"Kau cepatlah kembali ke rumahmu. Akan berbahaya jika kau sampai diserang lagi," Ucap Darren pada Hayate.

"Bagaimana dengan kalian?" Hayate bertanya balik.

"Kami akan kembali ke kota," Jawab Darren.

"Bagaimana jika kalian bermalam di desa ku?" Ujar Hayate. "Akan berbahaya juga jika kalian berkeliaran di hutan malam-malam begini. Dan anggap saja ini sebagai balas budi ku."

Darren menengok ke arah teman-temannya, menanyakan pendapat mereka. Yuzuna dan Rolf pun mengangguk setuju. Lagipula, mereka berdua juga sudah kelelahan berjalan.

"Baiklah, tolong antar kami, ya. Hayate," Kata Darren dengan penuh semangat.

Hayate tersenyum. Kemudian, ia pun mengantar mereka dan membiarkan mereka bermalam disana.

Terpopuler

Comments

Haikal Akbar

Haikal Akbar

Mantap

2022-04-23

0

[ O 5 - 8 ] Mr. Rax

[ O 5 - 8 ] Mr. Rax

kok bau ada dark atau perasaan ku

2021-08-22

0

Adryan Eko

Adryan Eko

mantappp.. unpredict, sesuai expectation

2021-07-13

2

lihat semua
Episodes
1 Terkirimnya sang Pahlawan
2 Hari Pertama yang Kacau
3 Pertarungan Belas Kasih
4 Kemampuan Sihir
5 Penampilan Luar Biasa
6 Jubah Merah Gelap
7 Seorang Sahabat
8 Mimpi Buruk
9 Perjalanan Melewati Hutan
10 Hukum yang Salah
11 Kehilangan Semuanya
12 Musuh Tebesar Kerajaan
13 Buronan
14 Bertemu Teman Lama
15 Pengetahuan tentang Sihir
16 Kesadaran atas Rusaknya Hati Nurani
17 Pertarungan Lantai Es
18 Dokter Profesional
19 Mengembara
20 Bisnis Budak
21 Kunci dan Gembok
22 Topeng dan Adik
23 Shiro
24 Petualang Veronheim, Esema-sama
25 Informan Koran
26 Pasukan Bala Bantuan
27 Pendapat Tora dan Shiro
28 Raja Iblis Tomatsu
29 Memata-Matai dan diMata-Matai
30 Tipuan Murah
31 Kebenaran di Balik Topeng
32 Perang?
33 Permainan dalam Penangkapan
34 Kantuk
35 Tombak Hitam Obsidian
36 Harapan dalam Genggaman Takdir
37 Makna Manusia
38 Sehabis Badai
39 Kejutan
40 Di Hadapan yang Tinggi
41 Di Kastil
42 Tembok yang Hancur
43 Amarah Sang Raja Iblis Sejati
44 Meluruskan Keadaan
45 Ratu Erfroren, Tomatsu
46 Kesepakatan Beresiko
47 Dojo Belakang Kastil
48 Latihan Tengah Malam
49 Latihan Berat... Mungkin?
50 Tayushsneg, the Dungeon of Death
51 Succubus Kecil
52 Out of The Box
53 Tekad untuk Berkorban
54 Akhir Latihan
55 Malam di Veronheim
56 Masalah yang tak Kunjung Habis
57 Kembali Diburu
58 Waktunya Pergi
59 Bermalam Dalam Pelarian
60 Menghilang
61 Pemandu Iblis
62 Padamnya Persahabatan
63 Remi sang Intel
64 Keraguan yang Rapuh
65 Pergerakan Di Mulai
66 Semakin Menjauh
67 Pengkhianatan
68 Tamu tak di Undang
69 Kenyataan yang Mengecewakan
70 Terpojok dalam Ketakutan
71 Manusia Rendahan
72 Di Luar Perkiraan
73 Si Iblis yang Tidak Beruntung
74 Budak-budak yang Beruntung
75 Sejarah yang Terulang
76 Ronde ke Dua
77 Perbincangan tentang Benua Iblis
78 Selamat Tinggal Rekan-Rekan
79 Benua Iblis tidak Cocok Untuk Manusia
80 Kakak Beradik yang Unik
81 Selamat Datang di Kelompok Pemberontak
82 Bagus!
83 Setelah Rapat
84 Clara Versus Darren
85 Latihan dan Saling Menguji
86 Pradana Penuh Penyesalan
87 Perasaan Serupa
88 Tiga dan Tiga
89 Hari Pertama Di Fueno
90 Pertemuan Tak Terduga
91 Kepecahan
92 Di Antara Kita
93 Terungkapnya sang Bayangan
94 Singa yang Terjerat
95 Sebuah Tindakan Gegabah?
96 Kunjungan Tamu Asing
97 Kasih Sayang Seorang Cucu
98 Gegabah dan Menyesal
99 Pembalik Keadaan
100 Tekad sang Pemimpin
101 Aksi Pemuda Outlander
102 Api yang Terpadamkan
103 Janji Seorang Kawan
104 Kisah Penutup dari Negeri Api
105 Jenderal Tanpa Kaki
106 Hujan Darah
107 Secercah Cahaya Api
108 Tulang Belulang di Tanah
109 Kebangkitan Hati Nurani
110 Kehidupan Baru yang Kacau
111 Jenderal Rumah Tangga
112 Persaingan dalam Keluarga
113 Tragedi Ego Tinggi
114 Hasil Akhir
115 Kehidupan Tentram di Dunia yang Kacau
116 Bagaikan Kampung Halaman
117 Sebuah Pengakuan
118 Kutukan Pasca Kematian
119 Si Senyap dalam Bayang
120 Kecil Kecil Cabai Rawit
121 Si Topeng dan Si Pendek
122 Pindah Kandang
123 Pertarungan Kematian
124 Permata yang Retak
125 Permata yang Retak pt.2
126 Permata yang Retak pt.3
127 Kemenangan di Tengah Kesempitan
128 Waktu dalam Botol
129 Proyek Undead
130 Masalah Satu dan Satunya Lagi
131 Tekad Besi Berkarat
132 Negeri Batu yang Permai
133 Sepertinya Salah Pilih Bangku
134 Teman Sekamar
135 Memori sebuah Foto
136 Kawan Bodoh
137 Pandai Besi Rezkya
138 Seperti Anak Sendiri
139 Pengumuman: Sebuah Awal Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Terkirimnya sang Pahlawan
2
Hari Pertama yang Kacau
3
Pertarungan Belas Kasih
4
Kemampuan Sihir
5
Penampilan Luar Biasa
6
Jubah Merah Gelap
7
Seorang Sahabat
8
Mimpi Buruk
9
Perjalanan Melewati Hutan
10
Hukum yang Salah
11
Kehilangan Semuanya
12
Musuh Tebesar Kerajaan
13
Buronan
14
Bertemu Teman Lama
15
Pengetahuan tentang Sihir
16
Kesadaran atas Rusaknya Hati Nurani
17
Pertarungan Lantai Es
18
Dokter Profesional
19
Mengembara
20
Bisnis Budak
21
Kunci dan Gembok
22
Topeng dan Adik
23
Shiro
24
Petualang Veronheim, Esema-sama
25
Informan Koran
26
Pasukan Bala Bantuan
27
Pendapat Tora dan Shiro
28
Raja Iblis Tomatsu
29
Memata-Matai dan diMata-Matai
30
Tipuan Murah
31
Kebenaran di Balik Topeng
32
Perang?
33
Permainan dalam Penangkapan
34
Kantuk
35
Tombak Hitam Obsidian
36
Harapan dalam Genggaman Takdir
37
Makna Manusia
38
Sehabis Badai
39
Kejutan
40
Di Hadapan yang Tinggi
41
Di Kastil
42
Tembok yang Hancur
43
Amarah Sang Raja Iblis Sejati
44
Meluruskan Keadaan
45
Ratu Erfroren, Tomatsu
46
Kesepakatan Beresiko
47
Dojo Belakang Kastil
48
Latihan Tengah Malam
49
Latihan Berat... Mungkin?
50
Tayushsneg, the Dungeon of Death
51
Succubus Kecil
52
Out of The Box
53
Tekad untuk Berkorban
54
Akhir Latihan
55
Malam di Veronheim
56
Masalah yang tak Kunjung Habis
57
Kembali Diburu
58
Waktunya Pergi
59
Bermalam Dalam Pelarian
60
Menghilang
61
Pemandu Iblis
62
Padamnya Persahabatan
63
Remi sang Intel
64
Keraguan yang Rapuh
65
Pergerakan Di Mulai
66
Semakin Menjauh
67
Pengkhianatan
68
Tamu tak di Undang
69
Kenyataan yang Mengecewakan
70
Terpojok dalam Ketakutan
71
Manusia Rendahan
72
Di Luar Perkiraan
73
Si Iblis yang Tidak Beruntung
74
Budak-budak yang Beruntung
75
Sejarah yang Terulang
76
Ronde ke Dua
77
Perbincangan tentang Benua Iblis
78
Selamat Tinggal Rekan-Rekan
79
Benua Iblis tidak Cocok Untuk Manusia
80
Kakak Beradik yang Unik
81
Selamat Datang di Kelompok Pemberontak
82
Bagus!
83
Setelah Rapat
84
Clara Versus Darren
85
Latihan dan Saling Menguji
86
Pradana Penuh Penyesalan
87
Perasaan Serupa
88
Tiga dan Tiga
89
Hari Pertama Di Fueno
90
Pertemuan Tak Terduga
91
Kepecahan
92
Di Antara Kita
93
Terungkapnya sang Bayangan
94
Singa yang Terjerat
95
Sebuah Tindakan Gegabah?
96
Kunjungan Tamu Asing
97
Kasih Sayang Seorang Cucu
98
Gegabah dan Menyesal
99
Pembalik Keadaan
100
Tekad sang Pemimpin
101
Aksi Pemuda Outlander
102
Api yang Terpadamkan
103
Janji Seorang Kawan
104
Kisah Penutup dari Negeri Api
105
Jenderal Tanpa Kaki
106
Hujan Darah
107
Secercah Cahaya Api
108
Tulang Belulang di Tanah
109
Kebangkitan Hati Nurani
110
Kehidupan Baru yang Kacau
111
Jenderal Rumah Tangga
112
Persaingan dalam Keluarga
113
Tragedi Ego Tinggi
114
Hasil Akhir
115
Kehidupan Tentram di Dunia yang Kacau
116
Bagaikan Kampung Halaman
117
Sebuah Pengakuan
118
Kutukan Pasca Kematian
119
Si Senyap dalam Bayang
120
Kecil Kecil Cabai Rawit
121
Si Topeng dan Si Pendek
122
Pindah Kandang
123
Pertarungan Kematian
124
Permata yang Retak
125
Permata yang Retak pt.2
126
Permata yang Retak pt.3
127
Kemenangan di Tengah Kesempitan
128
Waktu dalam Botol
129
Proyek Undead
130
Masalah Satu dan Satunya Lagi
131
Tekad Besi Berkarat
132
Negeri Batu yang Permai
133
Sepertinya Salah Pilih Bangku
134
Teman Sekamar
135
Memori sebuah Foto
136
Kawan Bodoh
137
Pandai Besi Rezkya
138
Seperti Anak Sendiri
139
Pengumuman: Sebuah Awal Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!