Penampilan Luar Biasa

"Fire Element: Fire Ball!" Seorang perempuan sedang bertarung dengan sekelompok lizardmen, beranggotakan empat ekor.

Serangan sihir perempuan itu berhasil dihindari oleh para lizardmen tersebut.

"Sial, pergerakan mereka terlalu cepat. Semua serangan ku jadi meleset," Ucap perempuan itu sambil terus menjaga jarak.

Salah satu lizardmen yang membawa tombak pun melemparkan tombaknya dan berhasil melukai tangan kiri si perempuan.

Darah pun bercucuran keluar dari tangan sang perempuan, hingga membuat tangannya lumpuh. Menyebabkan ia tak bisa lagi menggunakan sihir.

Para lizardmen yang menyerangnya mulai mengeluarkan lidah mereka, seakan-akan mereka mempunyai rencana jahat pada perempuan itu.

"Bos, perempuan ini sangat cantik. Bagaimana jika kita bawa saja dia ke markas," Ujar salah satu Lizardmen pada temannya. "Kita bisa gunakan dia bergantian setiap malam."

"Ha! Ide bagus. Kalau begitu, cepat ikat tangan dan kakinya!" Ucap Lizardmen semangat.

Perempuan yang sudah tak berdaya itu, menatap mereka dengan pandangan jijik. Ia tak mau dijadikan mainan oleh makhluk-makhluk rendah itu.

"Dasar makhluk-makhluk sampah!" Teriaknya.

Para Lizardmen pun tertawa. "Berani-beraninya kau menyebut kami begitu," Ucap salah satu lizardmen sambil menendangnya.

"Kalian akan mendapatkan balasannya suatu saat nanti!" Ucap perempuan itu penuh kesal.

"Ha... ha... ha... apa kau kira akan ada orang yang menyelamatkan mu..." Sebelum Lizardmen tersebut menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba tangan kanannya sudah terputus.

Krackk..! Darah pun bercucuran keluar. Para Lizardmen lain segera berjaga.

"Apa-apaan itu tadi?" Perempuan itu pun juga terkejut. "Aku bahkan tidak bisa melihat gerakannya."

Sebelum semuanya sadar, para Lizardmen tiba-tiba mendapatkan kaki mereka terpotong semua. Mereka pun terjatuh ke tanah.

"S-sial! S-siapa yang melakukan ini!?" Teriak salah satu Lizardmen.

Darren pun muncul dari balik bayangan pohon-pohon dengan kapak di tangannya. Ia terlihat gagah.

Para Lizardmen yang sudah tak bisa bergerak pun menjadi ketakutan. Ditambah lagi, saat mereka melihat kapak raja goblin di tangannya, mereka menjadi semakin panik.

Darren berjalan terus melewati para Lizardmen itu. Ia menghampiri sang perempuan dan memegang tangannya.

"Heal," Ucapnya. Dengan begitu, luka pada tangan perempuan itu pun kembali sembuh.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Darren dengan simpatik.

"Eh... iya, aku baik," Jawab perempuan itu dengan takjub. Ia pun menggerakkan tangannya dan sudah tidak merasakan sakit lagi.

"Syukurlah," Ucap Darren.

Darren pun berpaling dari perempuan itu, menghampiri para Lizardmen. Ia kemudian terlihat berbicara dengan Lizardmen tersebut.

"Bagaimana jika aku membuat kesepakatan?" Ujar Darren pada salah Lizardmen.

"B-baik," Jawab Lizardmen sambil ketakutan.

"Aku akan membunuh salah satu dari kalian, dan sisanya akan kulepaskan," Ucap Darren.

Para Lizardmen saling menoleh satu sama lain. Tak lama kemudian mereka mulai bertengkar.

"Bunuh dia saja!" Teriak satu Lizardmen pada temannya.

"Tidak! Bunuh saja dia!" Teriak yang lain.

Perempuan yang diselamatkan Darren juga terkejut mendengar ucapan Darren.

Setelah lama bertengkar dengan satu sama lain, seorang Lizardmen yang merupakan pemimpin mereka, yang kedua tangannya telah terpotong, mengajukan diri untuk dibunuh.

"Silahkan, bunuh saja aku," Ucapnya. "Tapi aku mohon agar kau menepati janjimu untuk melepas mereka." Katanya sambil menoleh kearah teman-teman Lizardmen-nya.

Darren tersenyum. Ia pun langsung mengayunkan kapaknya tanpa banyak bicara.

Swoosh..! Ayunan kapak Darren berhenti tepat didepan mata Lizardmen itu. Membuat keadaan menjadi hening.

"Baguslah. Kau seorang pemimpin hebat," Ucap Darren dengan bangga.

Darren pun memegang pundak Lizardmen tersebut sambil mengeluarkan sihir pengobatan. Seketika, tangan kedua Lizardmen tersebut langsung kembali tumbuh.

"A-apa yang kau lakukan!?" Perempuan tadi menjadi marah. "Kenapa kau tidak membunuh mereka semua!?"

Darren pun menoleh ke arah perempuan itu. Sambil tersenyum ia berkata, "Apakah kau tega, membunuh seseorang yang mempunyai keluarga?"

Para Lizardmen yang mendengar itu menjadi terkejut.

"S-seseorang?" Ucap mereka dengan pelan. "A-apa kau menganggap kami sebagai seseorang?"

Darren mengangguk sambil tersenyum. "Tentu saja."

Air mata mengalir dari mata para Lizardmen tersebut. Mereka begitu sangat terharu.

Setelah mengobati tiga Lizardmen lainnya, Darren pun berencana kembali ke kota bersama perempuan itu. Tapi salah satu Lizardmen itu mencegahnya.

"Ini, tolong ambillah," Ucap Lizardmen itu sambil menyerahkan tombaknya, "Ini memang tidak seberapa, tapi tolong diterima."

Darren pun mengambilnya. Dia mungkin bisa menjualnya di guild dan mendapatkan harga tinggi.

"Baiklah. Terimakasih," Ucap Darren.

Darrenpun pergi meninggalkan kelompok Lizardmen tersebut bersama perempuan tadi.

"Oh iya, ngomong-ngomong, boleh aku tahu namamu?" Tanya Darren sambil menyimpan kapaknya dalam tas. "Namaku Darren."

"Yuzuna," Jawab perempuan itu singkat.

"Kenapa kau melepas mereka?" Tanya Yuzuna lagi dengan nada pelan.

"Entahlah. Aku hanya tidak bisa membayangkan perasaan keluarga mereka," Jawab Darren.

"Jadi singkatnya, kau tidak tega?" Ucap Yuzuna.

"Ya bisa di bilang begitu." Ucap Darren sambil tertawa kecil.

"Huff... padahal jika kau mau, kau bisa mendapatkan banyak level dari membunuh mereka," Kata Yuzuna sambil membersihkan tongkatnya.

"Kalau soal level..." Ucap Darren, "Aku sebenarnya tidak terlalu peduli." Darren sebenarnya sudah tahu kalau dirinya memiliki level yang sudah terlalu tinggi.

Sebenarnya, sehari sebelumnya...

Darren sempat mampir ke perpustakaan umum kota. Awalnya ia kesana hanya untuk belajar membaca. Tapi begitu ia paham dengan huruf-hurufnya, ia jadi tertarik untuk membaca buku-buku lainnya.

Ia sempat membaca sebuah buku tentang sihir. Didalamnya, tertulis cara-cara mengalirkan mana dalam tubuh menjadi sihir dan mengubahnya menjadi serangan dengan berbagai elemen.

Dari situ juga, Darren mengetahui cara penggunaan sihir non-elemen. Heal, Canceling, dan Channeling adalah beberapa contoh sihir non-elemen yang terkenal.

Dengan otaknya yang jenius, Darren jadi lebih cepat memahami sihir yang ia gunakan dan dapat mempraktekkannya dengan sempurna.

"Sebenarnya, sihir macam apa yang kau gunakan sebelumnya?" Tanya Yuzuna.

"Oh, itu salah satu teknik sihir non-elemen, Channeling," Jawab Darren. "Aku menyalurkan sihir boost pada sepatu ku, sehingga aku bisa bergerak dengan sangat cepat."

"Apa!? Channeling?" Yuzuna terkejut. "Sebenarnya, kau itu petualang tingkat berapa?"

"Oh, aku masih tingkat Perunggu," Jawab Darren dengan santai.

"Tidak mungkin," Ucap Yuzuna tidak percaya. "Kau seharusnya sudah berada di tingkat Emas atau lebih."

Mungkin itu benar, Darren seharusnya sudah menjadi petualang tingkat tinggi. Tapi karena ia tak sengaja memecahkan bola sihir di guild, mereka pun menetapkan Darren sebagai petualang tingkat Perunggu tanpa mengukur kekuatannya.

"Ah, kau berlebihan. Aku tidak sekuat itu," Kata Darren sambil tertawa.

Sesampainya di depan gerbang kota, penjaga kemarin mengizinkan Darren masuk tanpa pemeriksaan lagi.

"Selamat datang kembali, Aswan-sama," Sambut penjaga itu.

"Ya, terimakasih, Fabrio," Sahut Darren. "Sudah ku bilang untuk memanggilku Darren saja," Bisik Darren pada Fabrio, si penjaga.

"Ku lihat anda sedang bersama kekasih anda, Darren-sama," Ucap Fabrio.

"Heh?" Ucap Darren kaget. "Bukan... bukan... dia bukan kekasih ku."

"Dengan kekuatan anda yang seperti itu, sudah tidak heran jika anda bisa memenangkan hati wanita dengan mudah," Ucap Fabrio mulai mengusili Darren.

"Hey... hey... jangan salah paham dulu ya," Ucap Darren.

Yuzuna yang berdiri disana, menjadi malu. Ia menundukkan kepalanya untuk menutupi wajahnya yang memerah.

"Sudahlah, aku mau kembali ke guild," Ucap Darren.

Darren dan Yuzuna pun berjalan memasuki kota. Darren dengan tombak di tangannya dan Yuzuna dengan tongkat di tangannya.

Banyak orang memperhatikan mereka. Sepertinya mereka tertarik pada tongkat yang Yuzuna pegang.

"Ngomong-ngomong, batu apa itu?" Tanya Darren sambil menunjuk ujung tongkat Yuzuna.

"Ini adalah Batu Delima Api," Jawab Yuzuna.

Darren pernah membacanya, tentang Batu Delima Api itu. Batu itu terkenal dikalangan petualang penyihir karena kekuatannya.

Batu itu dapat menghasilkan sihir api, dua kali lebih kuat dari sihir api dasar milik penggunanya. Itulah kenapa batu tersebut banyak dipasangkan di tongkat sihir.

"Woah, apa kau seorang penyihir api?" Tanya Darren kagum.

"Benar," Jawab Yuzuna.

"Wow, apa kau bisa menggunakan sihir-sihir api kuat?" Tanya Darren penasaran.

"Tidak juga. Aku hanya bisa menggunakan sihir api tingkat A." Ucap Yuzuna.

"Tingkat A itu sudah hebat!" Ucap Darren menyemangati.

"K-kau pikir begitu? Terimakasih," Ucap Yuzuna tersipu malu.

Sesampainya di guild, Darren pun menjual tombak pemberian Lizardmen tersebut.

Alhasil, Darren mendapat lima belas keping koin perak. Mereka bilang kalau tombak itu adalah barang yang lumayan langka.

Dia pun menyerahkan sepuluh koinnya untuk membayar ganti rugi, dan sisanya ia simpan sendiri didalam tas.

"Apa kau lapar?" Tanya Yuzuna pada Darren begitu mereka keluar dari guild.

"Ya," Jawab Darren.

"Bagus. Ayo kita ke bar dan makan disana," Ujar Yuzuna. "Biar aku mentraktir mu, sebagai tanda terimakasih."

Darren pun menerimanya. Mereka pun pergi ke bar terdekat.

.

.

.

"Jika boleh tahu, kau sudah duduk ditingkat apa, Yuzuna-san?" Tanya Darren selagi menunggu makanan tiba.

"Belum lama ini, Aku baru saja dipromosikan menjadi tingkat Perak," Jawab Yuzuna.

"Apa kau memiliki party?" Tanya Darren.

"Tidak, aku selalu berpetualang sendirian," Jawab Yuzuna.

"Hmm... menjadi seorang mage tanpa party, pastinya merepotkan," Ucap Darren.

"Ya, tepat sekali. Karena sihir api ku memiliki kecepatan serang yang lambat, aku seringkali kesulitan saat melawan monster-monster yang gesit," Ucap Yuzuna.

"Oh, apa berarti. Sihir api Fireball tadi itu milik mu?" Ucap Darren sembari menaruh makanan yang tiba diatas meja.

"Ya, benar," Ucap Yuzuna.

"Itu sangat hebat. Sihir api Fireball adalah sihir api dengan daya kerusakan cukup besar," Ucap Darren antusias. "Bisa dibilang, sihir itu berada pada tingkat B."

"Walaupun sihirnya kuat, jika penggunanya tidak becus. Maka hasilnya tetap saja akan mengecewakan," Ucap Yuzuna sambil bercanda. "Ternyata kau tahu banyak ya, soal sihir."

"Ya... aku membacanya di perpustakaan kemarin," Jawab Darren sambil memakan makanannya.

Tiba-tiba, saat mereka sedang makan. Seorang petualang berbadan besar, terlihat sedang menggoda seorang perempuan yang sedang makan disitu juga.

"Hey... cantik. Apa kau menemani ku malam ini?" Ucap petualang itu dengan nada memaksa.

Perempuan itu mencoba untuk tidak menghiraukannya, tapi petualang tersebut malah semakin menjadi-jadi.

"Hey! Jika aku berbicara, setidaknya perhatikanlah!" Teriak petualang itu. Ia pun memegang tangan perempuan itu dengan paksa dan menariknya.

"Hentikan!" Teriak seorang pemuda. "Lepaskan dia!"

Pria besar itu menoleh. "Bagaimana jika aku tidak melepasnya?" Ucap orang itu sambil tertawa. "Apa kau akan menghajar ku?"

"Jika terpaksa, maka jawabannya iya," Jawab pemuda itu.

Pria besar itupun tertawa kencang. "Aku adalah petualang kelas Platinum! Bocah seperti mu tidak akan bisa mengalahkan ku!" Ucapnya arogan. "Lebih baik kau pulang dan menangis."

Pemuda itu pun tersulut emosi. Tanpa banyak pikir, ia mengeluarkan pedangnya dan mengayunkannya ke arah pria tersebut.

Bruak..! Pria itu menonjoknya sebelum pemuda itu sempat mengenainya.

Keadaan pun menjadi ribut karena pria itu juga mulai tersulut ego untuk bertarung.

Pemuda itu kembali berdiri. Ia memegang erat pedangnya, bersiap untuk meluncurkan serangan kedua.

"Dia sangat ceroboh," Ucap Darren pada Yuzuna sambil menunjuk pemuda itu.

"Maksudnya?" Tanya Yuzuna.

"Dia pasti akan menyerang lagi dengan gerakan yang sama seperti sebelumnya," Jelas Darren. "Itu bisa terlihat dari bagaimana ia memposisikan kuda-kudanya. Jika ia menyerang seperti itu lagi, maka ia hanya akan mendapatkan pukulan lagi. Walau teknik yang digunakannya itu hebat, tapi itu akan sia-sia bila sang lawan mengetahui cara menangkisnya."

Darren pun diam-diam mengeluarkan sihirnya. "Channeling!" Ucapnya pelan.

Tiba-tiba, pedang pemuda itu pun bercahaya dan mengeluarkan partikel petir. Orang-orang pun tercengang, begitu juga dengan pemuda itu sendiri.

"Apa!? Sihir channeling?" Ucap Pria besar itu terkejut. "Terserahlah. Hal itu tidak akan mengubah keadaan."

Pemuda itu terlihat bingung awalnya, tapi ia berusaha untuk memanfaatkan keadaan. Ia mengayunkan pedangnya lagi.

Tanpa diduga, ayunan pedangnya tiba-tiba menjadi sangat cepat. Membuat pria besar itu tidak sempat untuk menangkis.

Brrttt... sebuah listrik mengalir dari pedang itu begitu menyentuh tubuh pria besar. Pria besar itu pun tersetrum hingga pingsan.

Semua orang di bar itu pun bersorak, sementara Darren dan Yuzuna memperhatikan sembari menikmati makanan mereka.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Haikal Akbar

Haikal Akbar

Keren

2022-04-22

0

Budi Bud

Budi Bud

lh bukannya tdi lgi di guild ya kok sekarang udah pergi kpn perginya kok gk jelas si ceritanya

2021-08-28

1

[ O 5 - 8 ] Mr. Rax

[ O 5 - 8 ] Mr. Rax

all in role aja owkwk OP

2021-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Terkirimnya sang Pahlawan
2 Hari Pertama yang Kacau
3 Pertarungan Belas Kasih
4 Kemampuan Sihir
5 Penampilan Luar Biasa
6 Jubah Merah Gelap
7 Seorang Sahabat
8 Mimpi Buruk
9 Perjalanan Melewati Hutan
10 Hukum yang Salah
11 Kehilangan Semuanya
12 Musuh Tebesar Kerajaan
13 Buronan
14 Bertemu Teman Lama
15 Pengetahuan tentang Sihir
16 Kesadaran atas Rusaknya Hati Nurani
17 Pertarungan Lantai Es
18 Dokter Profesional
19 Mengembara
20 Bisnis Budak
21 Kunci dan Gembok
22 Topeng dan Adik
23 Shiro
24 Petualang Veronheim, Esema-sama
25 Informan Koran
26 Pasukan Bala Bantuan
27 Pendapat Tora dan Shiro
28 Raja Iblis Tomatsu
29 Memata-Matai dan diMata-Matai
30 Tipuan Murah
31 Kebenaran di Balik Topeng
32 Perang?
33 Permainan dalam Penangkapan
34 Kantuk
35 Tombak Hitam Obsidian
36 Harapan dalam Genggaman Takdir
37 Makna Manusia
38 Sehabis Badai
39 Kejutan
40 Di Hadapan yang Tinggi
41 Di Kastil
42 Tembok yang Hancur
43 Amarah Sang Raja Iblis Sejati
44 Meluruskan Keadaan
45 Ratu Erfroren, Tomatsu
46 Kesepakatan Beresiko
47 Dojo Belakang Kastil
48 Latihan Tengah Malam
49 Latihan Berat... Mungkin?
50 Tayushsneg, the Dungeon of Death
51 Succubus Kecil
52 Out of The Box
53 Tekad untuk Berkorban
54 Akhir Latihan
55 Malam di Veronheim
56 Masalah yang tak Kunjung Habis
57 Kembali Diburu
58 Waktunya Pergi
59 Bermalam Dalam Pelarian
60 Menghilang
61 Pemandu Iblis
62 Padamnya Persahabatan
63 Remi sang Intel
64 Keraguan yang Rapuh
65 Pergerakan Di Mulai
66 Semakin Menjauh
67 Pengkhianatan
68 Tamu tak di Undang
69 Kenyataan yang Mengecewakan
70 Terpojok dalam Ketakutan
71 Manusia Rendahan
72 Di Luar Perkiraan
73 Si Iblis yang Tidak Beruntung
74 Budak-budak yang Beruntung
75 Sejarah yang Terulang
76 Ronde ke Dua
77 Perbincangan tentang Benua Iblis
78 Selamat Tinggal Rekan-Rekan
79 Benua Iblis tidak Cocok Untuk Manusia
80 Kakak Beradik yang Unik
81 Selamat Datang di Kelompok Pemberontak
82 Bagus!
83 Setelah Rapat
84 Clara Versus Darren
85 Latihan dan Saling Menguji
86 Pradana Penuh Penyesalan
87 Perasaan Serupa
88 Tiga dan Tiga
89 Hari Pertama Di Fueno
90 Pertemuan Tak Terduga
91 Kepecahan
92 Di Antara Kita
93 Terungkapnya sang Bayangan
94 Singa yang Terjerat
95 Sebuah Tindakan Gegabah?
96 Kunjungan Tamu Asing
97 Kasih Sayang Seorang Cucu
98 Gegabah dan Menyesal
99 Pembalik Keadaan
100 Tekad sang Pemimpin
101 Aksi Pemuda Outlander
102 Api yang Terpadamkan
103 Janji Seorang Kawan
104 Kisah Penutup dari Negeri Api
105 Jenderal Tanpa Kaki
106 Hujan Darah
107 Secercah Cahaya Api
108 Tulang Belulang di Tanah
109 Kebangkitan Hati Nurani
110 Kehidupan Baru yang Kacau
111 Jenderal Rumah Tangga
112 Persaingan dalam Keluarga
113 Tragedi Ego Tinggi
114 Hasil Akhir
115 Kehidupan Tentram di Dunia yang Kacau
116 Bagaikan Kampung Halaman
117 Sebuah Pengakuan
118 Kutukan Pasca Kematian
119 Si Senyap dalam Bayang
120 Kecil Kecil Cabai Rawit
121 Si Topeng dan Si Pendek
122 Pindah Kandang
123 Pertarungan Kematian
124 Permata yang Retak
125 Permata yang Retak pt.2
126 Permata yang Retak pt.3
127 Kemenangan di Tengah Kesempitan
128 Waktu dalam Botol
129 Proyek Undead
130 Masalah Satu dan Satunya Lagi
131 Tekad Besi Berkarat
132 Negeri Batu yang Permai
133 Sepertinya Salah Pilih Bangku
134 Teman Sekamar
135 Memori sebuah Foto
136 Kawan Bodoh
137 Pandai Besi Rezkya
138 Seperti Anak Sendiri
139 Pengumuman: Sebuah Awal Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Terkirimnya sang Pahlawan
2
Hari Pertama yang Kacau
3
Pertarungan Belas Kasih
4
Kemampuan Sihir
5
Penampilan Luar Biasa
6
Jubah Merah Gelap
7
Seorang Sahabat
8
Mimpi Buruk
9
Perjalanan Melewati Hutan
10
Hukum yang Salah
11
Kehilangan Semuanya
12
Musuh Tebesar Kerajaan
13
Buronan
14
Bertemu Teman Lama
15
Pengetahuan tentang Sihir
16
Kesadaran atas Rusaknya Hati Nurani
17
Pertarungan Lantai Es
18
Dokter Profesional
19
Mengembara
20
Bisnis Budak
21
Kunci dan Gembok
22
Topeng dan Adik
23
Shiro
24
Petualang Veronheim, Esema-sama
25
Informan Koran
26
Pasukan Bala Bantuan
27
Pendapat Tora dan Shiro
28
Raja Iblis Tomatsu
29
Memata-Matai dan diMata-Matai
30
Tipuan Murah
31
Kebenaran di Balik Topeng
32
Perang?
33
Permainan dalam Penangkapan
34
Kantuk
35
Tombak Hitam Obsidian
36
Harapan dalam Genggaman Takdir
37
Makna Manusia
38
Sehabis Badai
39
Kejutan
40
Di Hadapan yang Tinggi
41
Di Kastil
42
Tembok yang Hancur
43
Amarah Sang Raja Iblis Sejati
44
Meluruskan Keadaan
45
Ratu Erfroren, Tomatsu
46
Kesepakatan Beresiko
47
Dojo Belakang Kastil
48
Latihan Tengah Malam
49
Latihan Berat... Mungkin?
50
Tayushsneg, the Dungeon of Death
51
Succubus Kecil
52
Out of The Box
53
Tekad untuk Berkorban
54
Akhir Latihan
55
Malam di Veronheim
56
Masalah yang tak Kunjung Habis
57
Kembali Diburu
58
Waktunya Pergi
59
Bermalam Dalam Pelarian
60
Menghilang
61
Pemandu Iblis
62
Padamnya Persahabatan
63
Remi sang Intel
64
Keraguan yang Rapuh
65
Pergerakan Di Mulai
66
Semakin Menjauh
67
Pengkhianatan
68
Tamu tak di Undang
69
Kenyataan yang Mengecewakan
70
Terpojok dalam Ketakutan
71
Manusia Rendahan
72
Di Luar Perkiraan
73
Si Iblis yang Tidak Beruntung
74
Budak-budak yang Beruntung
75
Sejarah yang Terulang
76
Ronde ke Dua
77
Perbincangan tentang Benua Iblis
78
Selamat Tinggal Rekan-Rekan
79
Benua Iblis tidak Cocok Untuk Manusia
80
Kakak Beradik yang Unik
81
Selamat Datang di Kelompok Pemberontak
82
Bagus!
83
Setelah Rapat
84
Clara Versus Darren
85
Latihan dan Saling Menguji
86
Pradana Penuh Penyesalan
87
Perasaan Serupa
88
Tiga dan Tiga
89
Hari Pertama Di Fueno
90
Pertemuan Tak Terduga
91
Kepecahan
92
Di Antara Kita
93
Terungkapnya sang Bayangan
94
Singa yang Terjerat
95
Sebuah Tindakan Gegabah?
96
Kunjungan Tamu Asing
97
Kasih Sayang Seorang Cucu
98
Gegabah dan Menyesal
99
Pembalik Keadaan
100
Tekad sang Pemimpin
101
Aksi Pemuda Outlander
102
Api yang Terpadamkan
103
Janji Seorang Kawan
104
Kisah Penutup dari Negeri Api
105
Jenderal Tanpa Kaki
106
Hujan Darah
107
Secercah Cahaya Api
108
Tulang Belulang di Tanah
109
Kebangkitan Hati Nurani
110
Kehidupan Baru yang Kacau
111
Jenderal Rumah Tangga
112
Persaingan dalam Keluarga
113
Tragedi Ego Tinggi
114
Hasil Akhir
115
Kehidupan Tentram di Dunia yang Kacau
116
Bagaikan Kampung Halaman
117
Sebuah Pengakuan
118
Kutukan Pasca Kematian
119
Si Senyap dalam Bayang
120
Kecil Kecil Cabai Rawit
121
Si Topeng dan Si Pendek
122
Pindah Kandang
123
Pertarungan Kematian
124
Permata yang Retak
125
Permata yang Retak pt.2
126
Permata yang Retak pt.3
127
Kemenangan di Tengah Kesempitan
128
Waktu dalam Botol
129
Proyek Undead
130
Masalah Satu dan Satunya Lagi
131
Tekad Besi Berkarat
132
Negeri Batu yang Permai
133
Sepertinya Salah Pilih Bangku
134
Teman Sekamar
135
Memori sebuah Foto
136
Kawan Bodoh
137
Pandai Besi Rezkya
138
Seperti Anak Sendiri
139
Pengumuman: Sebuah Awal Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!