Seorang Sahabat

"Non-element Spell: Boost," Dengan cepat, Darren berhasil membunuh segerombol Giant Spider dengan sekali tebasan.

Setelah membunuh mereka, Darren menghampiri mayat-mayatnya. Ia memungut mata dari laba-laba itu.

"Mata laba-laba ini mungkin bisa ku jual, walau tidak seberapa," Pikir Darren. "Aku harus mencari lebih banyak lagi."

.

.

.

Tak terasa, matahari mulai terbit. Darren sudah berburu monster semalaman dan mendapatkan banyak barang-barang. Jika begini terus, ia mungkin bisa kaya dengan cepat.

"Dua puluh tiga, dua puluh empat, dua puluh lima, dua puluh enam..." Darren menghitung uangnya setelah menjual hasil berburunya. "Tiga puluh koin perak. Aku bisa membeli banyak hal dengan ini."

Darren berpikir untuk membeli baju baru, mengingat kemarin ia malah menghabiskan uangnya untuk membeli jubah sihir. Ia juga sudah mulai merasa risih dengan bau yang dikeluarkan pakaiannya.

"Aku harus mandi terlebih dahulu," Pikir Darren.

Tiba-tiba, "Oy, Darren," Rolf memanggilnya dari belakang. Ia pun menghampiri Darren. "Ew... kau bau sekali. Apa kau tidak mandi?"

"Ah iya. Aku barusan kembali dari hutan," Jawab Darren.

"Hutan? Untuk apa kau pergi ke hutan pagi-pagi?" Tanya Rolf.

"Sebenarnya aku menghabiskan malam di hutan sambil berburu," Ucap Darren sambil menggaruk kepala.

"Ah, sekarang aku mengerti!" Rolf seperti mengetahui sesuatu. "Jadi itu penyebabnya kau bisa sangat kuat."

"Eh?" Darren bingung.

"Kau selalu berburu sendirian di malam hari. Kau pasti sudah menumpuk banyak level semalaman," Ucap Rolf dengan bersemangat. "Ajaklah aku kapan-kapan."

"B-baiklah," Ucap Darren canggung.

"Ngomong-ngomong, kau harus segera mandi!" Ucap Rolf sambil menutupi hidungnya. "Orang-orang bisa terganggu dengan bau badan mu itu."

"Aku juga berencana begitu. Apa kau tahu pemandian yang enak?" Tanya Darren meminta saran.

"Setahu ku, tak jauh dari bar kemarin, ada sebuah pemandian. Beberapa orang bilang kalau pemandian itu sangat nyaman," Ujar Rolf. "Disana ada air panas, dan juga menyediakan jasa gosok punggung."

"Hmm... terdengar menarik," Ucap Darren sambil memegangi dagunya.

Rolf pun menunjukkan arahnya pada Darren. Dia juga memberitahunya bahwa biaya masuk pemandian itu sekitar dua koin perak.

Setelah itu Darren berterimakasih dan langsung pergi menuju pemandian.

"Seperti apa ya rasanya mandi di pemandian?" Darren mulai bergumam. "Aku belum pernah mencobanya. Kalau di lihat dari anime, mandi di pemandian terlihat sangat menyenangkan. Melihat para karakternya menyelam hingga sampai hidung."

.

.

.

"Dasar Rolf, dia tidak memberitahu ku kalau..." Darren menjadi geram, "Ini adalah pemandian campur!"

Darren pun jadi frustasi. "Bagaimana jika aku tidak sengaja melihat seorang perempuan!?" Kata Darren pada dirinya. "Aku tidak mau melihat hal-hal aneh seperti itu!"

Mau tidak mau, Darren harus tetap mandi. Daripada bau badannya makin menjadi-jadi. Ia pun berusaha sebisa mungkin untuk menjaga matanya.

"Tempat ini ramai!" Darren semakin syok. "Aku harus benar-benar menjaga mata ku! Apa tidak ada semacam sihir untuk membutakan pandangan!?"

Darren mulai berendam didalam air panas. Sebenarnya ini cukup nyaman, selama ia menyendiri di pojokan.

"Lebih baik jika aku menghadap ke tembok," Ucap Darren sambil memalingkan pandangan ke tembok pemandian.

Ternyata mengisi tenaga dengan mandi lebih menyenangkan daripada bermeditasi. Darren terkadang menjadi nngantuk dan tidak sengaja tertidur, tapi langsung bangun karena wajahnya menyentuh air.

"Mungkin setelah ini, aku harus beristirahat di penginapan," Pikir Darren.

"Darren-san?" Eh... ternyata Yuzuna juga ada di pemandian.

Tanpa sadar, Darren langsung menoleh ke arah Yuzuna. Matanya langsung tertuju ke arah dada.

"Kyaa..! Darren mesum!" Teriak Yuzuna sambil melempar sebuah ember.

"M-maaf! Aku tidak sengaja!" Ucap Darren.

.

.

.

"Tidak kusangka kami akan bertemu di pemandian yang sama," Kata Darren dalam hati. "Huff... padahal aku hanya ingin hari yang tenang dimana aku bisa sendirian dan menikmati hidupku."

Darren dan Yuzuna mandi di pemandian yang sama, tapi mereka saling berbalik badan. Darren pun sedikit menoleh ke arah Yuzuna.

"Sebenarnya dia terlihat imut juga," Gumam Darren. "Tidak... tidak... apa yang aku bicarakan. Aku selalu menganggap semua perempuan itu imut. Aku bahkan jadi lupa seperti apa definisi dari imut itu sendiri."

Selama beberapa menit, Darren dan Yuzuna tidak berbicara sama sekali. Padahal mereka sangat berdekatan.

Darren sedikit melihat ke arah Yuzuna. Ia melihat Yuzuna sepertinya sedang murung. Apa ia masih marah karena kejadian semalam?

"Yuzuna-san," Panggil Darren pelan.

"Ya?" Sahut Yuzuna.

"Apa kau marah padaku karena tidak mengajak mu semalam?" Tanya Darren dengan nada memelas.

Tidak ada jawaban dalam beberapa detik. Darren jadi makin cemas.

"Aku minta maaf," Ucap Darren lembut.

"Ya. Aku mengerti," Balas Yuzuna. "Kau sebenarnya hanya mengkhawatirkan ku, kan?"

Darren hanya menundukkan kepala. Memang benar apa yang dikatakan Yuzuna. Darren tahu jika dirinya memang lebih kuat dari Yuzuna, tapi melindungi seseorang itu tidaklah mudah.

Dalam hidup, semua orang pastinya pernah dihadapkan dengan pilihan. Dan setiap pilihan yang diambil pasti akan menuntun kita menuju suatu konsekuensi.

"Selama ini aku selalu sendirian," Ucap Darren pada Yuzuna. "Aku tidak punya teman, dan tidak punya seseorang untuk diandalkan. Kemanapun aku pergi, aku selalu sendiri. Hampir segala sesuatu aku lakukan sendiri."

Yuzuna pun menoleh ke belakang. Ia bisa melihat betapa sedihnya wajah Darren yang terus menundukkan kepalanya.

"Darren-san?" Ucap Yuzuna pelan.

"Dulu aku pernah mempunyai seorang teman. Ia adalah pria yang baik. Dia begitu hebat dan luar biasa, hingga membuat ku kagum. Kemana pun ia pergi, aku sering mengikutinya. Dia juga sering berbagi pengalaman dengan ku," Air mata pun perlahan menetes dari mata Darren. "Kami sudah seperti keluarga. Kami pergi bersama, dan melakukan hal bersama-sama. Bahkan beberapa orang mengira kami adalah kakak beradik. Sampai akhirnya, karena kebodohan ku..."

Yuzuna merasakan kesedihan di setiap ucapan Darren. Secara samar ia bisa membayangkan betapa emosionalnya cerita Darren itu.

"Apa? Apa yang terjadi?" Tanya Yuzuna.

"Karena kebodohan ku, dia terjatuh dari atap rumah. Ia terjatuh dengan posisi kepala mengenai tanah. Kepalanya terbentur dengan keras, hingga membuatnya masuk rumah sakit," Ucap Darren.

"Tapi, itu bukan seratus persen salah mu, kan?" Yuzuna berusaha membuat Darren ceria.

"Tidak! Itu semua salahku," Ucap Darren emosional. "Aku lah yang memintanya naik ke atap rumah. Itu karena aku terlalu takut untuk memanjat menaiki tangga."

Yuzuna terdiam. Ia ingin membantu Darren dengan membuatnya lebih baik, tapi ia takut perkataannya malah akan memperkeruh keadaan.

"Andaikan aku bukanlah seorang pengecut. Andaikan aku adalah seorang yang kuat," Ucap Darren.

Yuzuna pun membalikkan badannya. Ia mengangkat kepala Darren dan menatap matanya. Air mata ternyata sudah mengalir deras di pipinya.

"Kau itu kuat," Ucap Yuzuna. "Bagiku, kau adalah pangeran pemberani yang telah menyelamatkan hidupku."

Darren pun terdiam.

"Lihatlah aku!" Ucap Yuzuna. "Aku tidak akan ada disini sekarang jika waktu itu kau tidak datang menyelamatkan ku."

"Jika kau tidak datang, mungkin aku sudah menjadi mainan bagi para Lizardmen itu," Sambung Yuzuna. "Pokoknya, tubuhku ini. Kau lah yang telah menyelamatkannya."

Mata Darren pun menjadi cerah.

"Aku paham perasaan mu," Ucap Yuzuna pelan sembari mengusap air mata Darren. "Kau hanya tidak ingin membuat orang lain kesusahan ketika berada di dekat mu. Kau adalah pria baik."

"Ya, aku tidak ingin kehilangan seseorang lagi," Kata Darren pelan. "Aku tidak sanggup untuk melindungi mu. Aku selalu khawatir jika ada seseorang didekat ku. Aku takut keberadaan ku akan menyulitkan mereka."

"Itu tidak benar. Kau itu adalah orang yang kuat. Aku yakin kau pasti bisa melindungi orang-orang yang kau sayang," Ucap Yuzuna menyemangati.

Darren pun tersenyum.

Semakin lama, pemandian itu semakin ramai. Darren memutuskan untuk menyelesaikan mandinya. Berada di kerumunan banyak orang seperti itu membuatnya tidak nyaman.

"Anu... Yuzuna-san, aku akan duluan," Pamit Darren sambil tersenyum. "Terimakasih. Karena mu, aku merasa menjadi lebih baik."

"Ah, iya. Sampai ketemu lagi," Jawab Yuzuna.

Setelah keluar dari pemandian, Darren langsung pergi ke toko baju kemarin. Disana, ia membeli pakaian baru dan juga beberapa perlengkapan yang ada.

Sang pemilik toko mengeluarkan sebuah seragam hitam. Pakaian itu terbuar dari serat kain yang elastis dan kuat. Cocok untuk Darren yang merupakan seorang petarung jarang dekat.

"Kau terlihat cocok dengan warna hitam. Ditambah lagi dengan jubah merah gelap mu itu," Ujar pemilik toko. "Total satu set seragam hitam itu ku beri harga lima koin perak."

Darren pun membayar pakaiannya dan segera mengenakannya begitu keluar dari toko.

Dengan jubah gelap, dan pakaiannya yang serba hitam. Darren terlihat seperti penyihir yang profesional. Ia pun mulai menggerak-gerakan tangannya.

"Pakaian ini cukup lentur. Dengan ini aku bisa menggerakkan tubuhku dengan lebih leluasa," Gumam Darren. "Tidak heran harganya bisa semahal itu."

Darren segera kembali ke penginapan. Disana ia menyerah pakaian lamanya dan meminta penjaga penginapan untuk mencucinya.

Dengan hanya membayar beberapa keping uang tembaga, seragam training Darren yang tadinya bau dan lusuh pun langsung bersih dan kering.

Sebagai kenangannya atas dunia lamanya, Darren menyimpan pakaian itu didalam sebuah kotak. Kotak itu kemudian ia letakkan didalam lemari.

"Sebagai tanda bahwa aku sudah pernah mati," Ucap Darren sambil menutup lemarinya.

Setidaknya sekarang ia harus terus memandang ke depan. Karena pastinya akan banyak rintangan yang muncul dalam hidup barunya ini. Dan kali ini ia akan memastikan bahwa ia tidak akan mati untuk kedua kalinya.

"Yuzuna-san, terimakasih banyak..."

Terpopuler

Comments

Haikal Akbar

Haikal Akbar

Next

2022-04-22

0

Nisson Z

Nisson Z

cerita yg bagus

2021-06-16

2

lihat semua
Episodes
1 Terkirimnya sang Pahlawan
2 Hari Pertama yang Kacau
3 Pertarungan Belas Kasih
4 Kemampuan Sihir
5 Penampilan Luar Biasa
6 Jubah Merah Gelap
7 Seorang Sahabat
8 Mimpi Buruk
9 Perjalanan Melewati Hutan
10 Hukum yang Salah
11 Kehilangan Semuanya
12 Musuh Tebesar Kerajaan
13 Buronan
14 Bertemu Teman Lama
15 Pengetahuan tentang Sihir
16 Kesadaran atas Rusaknya Hati Nurani
17 Pertarungan Lantai Es
18 Dokter Profesional
19 Mengembara
20 Bisnis Budak
21 Kunci dan Gembok
22 Topeng dan Adik
23 Shiro
24 Petualang Veronheim, Esema-sama
25 Informan Koran
26 Pasukan Bala Bantuan
27 Pendapat Tora dan Shiro
28 Raja Iblis Tomatsu
29 Memata-Matai dan diMata-Matai
30 Tipuan Murah
31 Kebenaran di Balik Topeng
32 Perang?
33 Permainan dalam Penangkapan
34 Kantuk
35 Tombak Hitam Obsidian
36 Harapan dalam Genggaman Takdir
37 Makna Manusia
38 Sehabis Badai
39 Kejutan
40 Di Hadapan yang Tinggi
41 Di Kastil
42 Tembok yang Hancur
43 Amarah Sang Raja Iblis Sejati
44 Meluruskan Keadaan
45 Ratu Erfroren, Tomatsu
46 Kesepakatan Beresiko
47 Dojo Belakang Kastil
48 Latihan Tengah Malam
49 Latihan Berat... Mungkin?
50 Tayushsneg, the Dungeon of Death
51 Succubus Kecil
52 Out of The Box
53 Tekad untuk Berkorban
54 Akhir Latihan
55 Malam di Veronheim
56 Masalah yang tak Kunjung Habis
57 Kembali Diburu
58 Waktunya Pergi
59 Bermalam Dalam Pelarian
60 Menghilang
61 Pemandu Iblis
62 Padamnya Persahabatan
63 Remi sang Intel
64 Keraguan yang Rapuh
65 Pergerakan Di Mulai
66 Semakin Menjauh
67 Pengkhianatan
68 Tamu tak di Undang
69 Kenyataan yang Mengecewakan
70 Terpojok dalam Ketakutan
71 Manusia Rendahan
72 Di Luar Perkiraan
73 Si Iblis yang Tidak Beruntung
74 Budak-budak yang Beruntung
75 Sejarah yang Terulang
76 Ronde ke Dua
77 Perbincangan tentang Benua Iblis
78 Selamat Tinggal Rekan-Rekan
79 Benua Iblis tidak Cocok Untuk Manusia
80 Kakak Beradik yang Unik
81 Selamat Datang di Kelompok Pemberontak
82 Bagus!
83 Setelah Rapat
84 Clara Versus Darren
85 Latihan dan Saling Menguji
86 Pradana Penuh Penyesalan
87 Perasaan Serupa
88 Tiga dan Tiga
89 Hari Pertama Di Fueno
90 Pertemuan Tak Terduga
91 Kepecahan
92 Di Antara Kita
93 Terungkapnya sang Bayangan
94 Singa yang Terjerat
95 Sebuah Tindakan Gegabah?
96 Kunjungan Tamu Asing
97 Kasih Sayang Seorang Cucu
98 Gegabah dan Menyesal
99 Pembalik Keadaan
100 Tekad sang Pemimpin
101 Aksi Pemuda Outlander
102 Api yang Terpadamkan
103 Janji Seorang Kawan
104 Kisah Penutup dari Negeri Api
105 Jenderal Tanpa Kaki
106 Hujan Darah
107 Secercah Cahaya Api
108 Tulang Belulang di Tanah
109 Kebangkitan Hati Nurani
110 Kehidupan Baru yang Kacau
111 Jenderal Rumah Tangga
112 Persaingan dalam Keluarga
113 Tragedi Ego Tinggi
114 Hasil Akhir
115 Kehidupan Tentram di Dunia yang Kacau
116 Bagaikan Kampung Halaman
117 Sebuah Pengakuan
118 Kutukan Pasca Kematian
119 Si Senyap dalam Bayang
120 Kecil Kecil Cabai Rawit
121 Si Topeng dan Si Pendek
122 Pindah Kandang
123 Pertarungan Kematian
124 Permata yang Retak
125 Permata yang Retak pt.2
126 Permata yang Retak pt.3
127 Kemenangan di Tengah Kesempitan
128 Waktu dalam Botol
129 Proyek Undead
130 Masalah Satu dan Satunya Lagi
131 Tekad Besi Berkarat
132 Negeri Batu yang Permai
133 Sepertinya Salah Pilih Bangku
134 Teman Sekamar
135 Memori sebuah Foto
136 Kawan Bodoh
137 Pandai Besi Rezkya
138 Seperti Anak Sendiri
139 Pengumuman: Sebuah Awal Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Terkirimnya sang Pahlawan
2
Hari Pertama yang Kacau
3
Pertarungan Belas Kasih
4
Kemampuan Sihir
5
Penampilan Luar Biasa
6
Jubah Merah Gelap
7
Seorang Sahabat
8
Mimpi Buruk
9
Perjalanan Melewati Hutan
10
Hukum yang Salah
11
Kehilangan Semuanya
12
Musuh Tebesar Kerajaan
13
Buronan
14
Bertemu Teman Lama
15
Pengetahuan tentang Sihir
16
Kesadaran atas Rusaknya Hati Nurani
17
Pertarungan Lantai Es
18
Dokter Profesional
19
Mengembara
20
Bisnis Budak
21
Kunci dan Gembok
22
Topeng dan Adik
23
Shiro
24
Petualang Veronheim, Esema-sama
25
Informan Koran
26
Pasukan Bala Bantuan
27
Pendapat Tora dan Shiro
28
Raja Iblis Tomatsu
29
Memata-Matai dan diMata-Matai
30
Tipuan Murah
31
Kebenaran di Balik Topeng
32
Perang?
33
Permainan dalam Penangkapan
34
Kantuk
35
Tombak Hitam Obsidian
36
Harapan dalam Genggaman Takdir
37
Makna Manusia
38
Sehabis Badai
39
Kejutan
40
Di Hadapan yang Tinggi
41
Di Kastil
42
Tembok yang Hancur
43
Amarah Sang Raja Iblis Sejati
44
Meluruskan Keadaan
45
Ratu Erfroren, Tomatsu
46
Kesepakatan Beresiko
47
Dojo Belakang Kastil
48
Latihan Tengah Malam
49
Latihan Berat... Mungkin?
50
Tayushsneg, the Dungeon of Death
51
Succubus Kecil
52
Out of The Box
53
Tekad untuk Berkorban
54
Akhir Latihan
55
Malam di Veronheim
56
Masalah yang tak Kunjung Habis
57
Kembali Diburu
58
Waktunya Pergi
59
Bermalam Dalam Pelarian
60
Menghilang
61
Pemandu Iblis
62
Padamnya Persahabatan
63
Remi sang Intel
64
Keraguan yang Rapuh
65
Pergerakan Di Mulai
66
Semakin Menjauh
67
Pengkhianatan
68
Tamu tak di Undang
69
Kenyataan yang Mengecewakan
70
Terpojok dalam Ketakutan
71
Manusia Rendahan
72
Di Luar Perkiraan
73
Si Iblis yang Tidak Beruntung
74
Budak-budak yang Beruntung
75
Sejarah yang Terulang
76
Ronde ke Dua
77
Perbincangan tentang Benua Iblis
78
Selamat Tinggal Rekan-Rekan
79
Benua Iblis tidak Cocok Untuk Manusia
80
Kakak Beradik yang Unik
81
Selamat Datang di Kelompok Pemberontak
82
Bagus!
83
Setelah Rapat
84
Clara Versus Darren
85
Latihan dan Saling Menguji
86
Pradana Penuh Penyesalan
87
Perasaan Serupa
88
Tiga dan Tiga
89
Hari Pertama Di Fueno
90
Pertemuan Tak Terduga
91
Kepecahan
92
Di Antara Kita
93
Terungkapnya sang Bayangan
94
Singa yang Terjerat
95
Sebuah Tindakan Gegabah?
96
Kunjungan Tamu Asing
97
Kasih Sayang Seorang Cucu
98
Gegabah dan Menyesal
99
Pembalik Keadaan
100
Tekad sang Pemimpin
101
Aksi Pemuda Outlander
102
Api yang Terpadamkan
103
Janji Seorang Kawan
104
Kisah Penutup dari Negeri Api
105
Jenderal Tanpa Kaki
106
Hujan Darah
107
Secercah Cahaya Api
108
Tulang Belulang di Tanah
109
Kebangkitan Hati Nurani
110
Kehidupan Baru yang Kacau
111
Jenderal Rumah Tangga
112
Persaingan dalam Keluarga
113
Tragedi Ego Tinggi
114
Hasil Akhir
115
Kehidupan Tentram di Dunia yang Kacau
116
Bagaikan Kampung Halaman
117
Sebuah Pengakuan
118
Kutukan Pasca Kematian
119
Si Senyap dalam Bayang
120
Kecil Kecil Cabai Rawit
121
Si Topeng dan Si Pendek
122
Pindah Kandang
123
Pertarungan Kematian
124
Permata yang Retak
125
Permata yang Retak pt.2
126
Permata yang Retak pt.3
127
Kemenangan di Tengah Kesempitan
128
Waktu dalam Botol
129
Proyek Undead
130
Masalah Satu dan Satunya Lagi
131
Tekad Besi Berkarat
132
Negeri Batu yang Permai
133
Sepertinya Salah Pilih Bangku
134
Teman Sekamar
135
Memori sebuah Foto
136
Kawan Bodoh
137
Pandai Besi Rezkya
138
Seperti Anak Sendiri
139
Pengumuman: Sebuah Awal Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!