Isekai No Gakusei: Pelajar Dari Dunia Lain

Isekai No Gakusei: Pelajar Dari Dunia Lain

Terkirimnya sang Pahlawan

"Hmm... chapter terbaru manga favorit ku sudah rilis," Ucap Darren sambil melihat komputernya.

"Apa!? Tidak bisa di baca online? Apa aku harus membeli manga bersi bukunya?" Teriak Darren. "Ah sial. Padahal aku tidak suka pergi keluar. Tapi apa boleh buat."

Darren mengenakan seragam trainingnya dan pergi keluar.

Cuaca panas nan gersang selalu menemaninya, mengingat sekarang masihlah musim kemarau.

Darren pergi menggunakan motornya menuju toko buku. Toko buku paling dekat terletak cukup jauh dari rumah Darren.

Toko buku langganan Darren terletak di kawasan perdagangan kota. Tidak heran jika perjalanannya memakan waktu cukup lama. Jika berjalan kaki, ia mungkin bisa sampai setelah dua jam. Tapi ia harus buru-buru sebelum kehabisan stok.

Daerah pedesaan dan kota dibatasi oleh sebuah rel kereta. Biasanya banyak orang menaiki kereta itu untuk menuju kota timur, kota yang lebih maju dari kota dekat rumah Darren.

"Aku akan berjuang! Demi membaca ending manga favoritku!"

Suara motor tua milik orang tua Darren yang terdengar seperti suara mesin traktor, memecah suasana sunyi pedesaan. Berkendara di tepi sawah yang luas memang lah menyenangkan.

"Mungkin aku memang harus sering-sering keluar rumah. Aku bahkan tidak tahu kalau berkendara bisa senikmat ini," Kata Darren pada dirinya.

Banyak warga desa yang berlalu lalang membawa hasil panen sawah mereka. Ada yang menggunakan motor dan juga ada yang menggunakan gerobak sapi. Beberapa juga terlihat menggunakan sepeda.

Matahari yang sangat terik, menggambarkan betapa parahnya musim kemarau tahun ini. Tapi walaupun begitu, hal tersebut tidak banyak mempengaruhi hasil panen. Para petani juga tidak terlihat kesusahan.

Sementara itu, Darren sudah sangat berkeringat. Ia jarang keluar rumah, jadi ia juga jarang berhadapan dengan cuaca panas seperti ini. Ia biasanya hanya diam dikamarnya yang dilengkapi pendinginan ruangan.

Sekitar tiga puluh menit perjalanan, Darren tiba di toko buku tersebut. Begitu sampai disana, toko tersebut masih sepi. Belum banyak pelanggan yang datang.

"Untung saja aku tiba lebih cepat," Ucap Darren dengan bangga.

Tanpa basa-basi, ia segera mencari manga incarannya dan membayarnya ditempat.

"Akhirnya! Chapter terakhir telah aku beli!" Teriaknya kegirangan didepan pintu toko.

Tak sabar membacanya, Darren segera mengambil motornya di parkiran dan melaju pulang dengan kecepatan tinggi.

Det... edet... edet... motornya tiba-tiba mogok. Terpaksa ia harus mendorongnya menuju bengkel terdekat.

Ia memiliki kenalan pemilik bengkel di dekat rel kereta. Ia mungkin bisa mampir kesana dan mendapatkan potongan harga.

Setelah ngos-ngosan mendorong motornya, Darren tiba di bengkel milik temannya itu.

"Derwin," Panggil Darren pada Derwin, temannya. "Motor ini aku titipin dulu ya. Besok aku ambil."

"Siap! Dimengerti," Jawab Derwin sambil mengacungkan jempolnya.

Kerena tidak sabar untuk pulang dan membaca manganya, Darren berencana pulang dengan kendaraan umum. Ia tidak mau membacanya di bengkel karena cuacanya terlalu panas.

Sambil menunggu kendaraan umum lewat, Darren duduk di kursi dekat dengan rel kereta. Dari jauh, ia bisa melihat sebuah kereta melaju dengan cepat.

Ding... ding... ding... pagar pembatas rel kereta mulai tertutup, memisahkan pengendara-pengendara motor menjauh dari rel. Darren memperhatikan pemandangan itu dengan santai, ditemani dengan semilir angin persawahan.

Tiba-tiba...

Bruak!!! Sebuah motor yang diduga rem-nya blong, menabrak pembatas. Terlihat seorang nenek-nenek tua terlempar dari motor dan terjatuh tepat di atas rel.

Semua orang langsung berteriak. Mereka meneriaki nenek itu untuk segera lari, tapi nenek itu sudah terlalu lemah untuk berdiri. Orang-orang itu juga terlalu takut untuk menolong.

Darren melihat kejadian tersebut. Secara spontan, ia langsung menghitung kemungkinan.

"Dilihat dari jaraknya, kereta itu masih berjarak beberapa ratus meter dari nenek itu."

"Kecepatan kereta itu juga mulai melambat. Lebih lambat dari kecepatan awal."

"Kecepatan lari ku juga tidak terlalu buruk. Setidaknya aku pernah menjuarai lomba lari jarak pendek."

"Jadi, jika aku segera berlari dan menyelamatkan nenek itu tanpa berhenti selangkah pun, maka ada kemungkinan kami bisa selamat."

Tanpa berpikir panjang lagi, Darren beranjak dari kursinya. Ia berlari dengan cepat dan menyelamatkan nenek itu. Sementara kereta sudah semakin mendekat.

Kerumunan orang-orang yang menonton kejadian itu mulai berteriak. Mereka berteriak memperingati Darren.

Darren berhasil mencapai nenek itu. Yang ia perlu lakukan sekarang ialah menggendong nenek itu dan membawanya menjauh dari rel.

Hap... Darren berhasil menggendong nenek itu. Tapi... ia kemudian tersadar. Kakinya tersangkut pada salah satu kayu.

"Sial, aku dalam bahaya."

Darren bisa melihat kereta tersebut semakin mendekat dan mungkin ia akan mati. Ini pertama kalinya ia begitu dekat dengan kematian.

"Jadi begitu, ya. Aku akan mati."

"Setidaknya..." Kata Darren dalam hati, "Aku tidak akan mati dengan sia-sia!"

Dengan spontan, Darren melempar nenek dalam gendongannya hingga melewati pembatas itu.

Para kerumunan makin ribut. Mereka berteriak pada Darren untuk segera lari. Tapi Darren sudah pasrah. Ia sudah melihat kematian di depan matanya. Ini sudah tidak terhindarkan.

"Aku bersyukur bisa hidup di dunia ini," Demikian Darren mengucapkan kata-kata terakhirnya.

.

.

.

"Derwin, tolong kirimkan motor itu kepada kedua orang tuaku."

"Dan sampaikan pada mereka bahwa, aku menyayangi mereka."

"Aku menyesal sudah menjadi anak yang tidak berguna. Selalu mengurung diri, dan membebani kalian."

"Farewell, everyone. It was never meant to be."

Terpopuler

Comments

X

X

ketika mtk sangat dibutuhkan

2022-12-31

0

Pulung Wicaksana Adi

Pulung Wicaksana Adi

bagus

2022-05-15

0

polacirius

polacirius

mampir

2022-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 Terkirimnya sang Pahlawan
2 Hari Pertama yang Kacau
3 Pertarungan Belas Kasih
4 Kemampuan Sihir
5 Penampilan Luar Biasa
6 Jubah Merah Gelap
7 Seorang Sahabat
8 Mimpi Buruk
9 Perjalanan Melewati Hutan
10 Hukum yang Salah
11 Kehilangan Semuanya
12 Musuh Tebesar Kerajaan
13 Buronan
14 Bertemu Teman Lama
15 Pengetahuan tentang Sihir
16 Kesadaran atas Rusaknya Hati Nurani
17 Pertarungan Lantai Es
18 Dokter Profesional
19 Mengembara
20 Bisnis Budak
21 Kunci dan Gembok
22 Topeng dan Adik
23 Shiro
24 Petualang Veronheim, Esema-sama
25 Informan Koran
26 Pasukan Bala Bantuan
27 Pendapat Tora dan Shiro
28 Raja Iblis Tomatsu
29 Memata-Matai dan diMata-Matai
30 Tipuan Murah
31 Kebenaran di Balik Topeng
32 Perang?
33 Permainan dalam Penangkapan
34 Kantuk
35 Tombak Hitam Obsidian
36 Harapan dalam Genggaman Takdir
37 Makna Manusia
38 Sehabis Badai
39 Kejutan
40 Di Hadapan yang Tinggi
41 Di Kastil
42 Tembok yang Hancur
43 Amarah Sang Raja Iblis Sejati
44 Meluruskan Keadaan
45 Ratu Erfroren, Tomatsu
46 Kesepakatan Beresiko
47 Dojo Belakang Kastil
48 Latihan Tengah Malam
49 Latihan Berat... Mungkin?
50 Tayushsneg, the Dungeon of Death
51 Succubus Kecil
52 Out of The Box
53 Tekad untuk Berkorban
54 Akhir Latihan
55 Malam di Veronheim
56 Masalah yang tak Kunjung Habis
57 Kembali Diburu
58 Waktunya Pergi
59 Bermalam Dalam Pelarian
60 Menghilang
61 Pemandu Iblis
62 Padamnya Persahabatan
63 Remi sang Intel
64 Keraguan yang Rapuh
65 Pergerakan Di Mulai
66 Semakin Menjauh
67 Pengkhianatan
68 Tamu tak di Undang
69 Kenyataan yang Mengecewakan
70 Terpojok dalam Ketakutan
71 Manusia Rendahan
72 Di Luar Perkiraan
73 Si Iblis yang Tidak Beruntung
74 Budak-budak yang Beruntung
75 Sejarah yang Terulang
76 Ronde ke Dua
77 Perbincangan tentang Benua Iblis
78 Selamat Tinggal Rekan-Rekan
79 Benua Iblis tidak Cocok Untuk Manusia
80 Kakak Beradik yang Unik
81 Selamat Datang di Kelompok Pemberontak
82 Bagus!
83 Setelah Rapat
84 Clara Versus Darren
85 Latihan dan Saling Menguji
86 Pradana Penuh Penyesalan
87 Perasaan Serupa
88 Tiga dan Tiga
89 Hari Pertama Di Fueno
90 Pertemuan Tak Terduga
91 Kepecahan
92 Di Antara Kita
93 Terungkapnya sang Bayangan
94 Singa yang Terjerat
95 Sebuah Tindakan Gegabah?
96 Kunjungan Tamu Asing
97 Kasih Sayang Seorang Cucu
98 Gegabah dan Menyesal
99 Pembalik Keadaan
100 Tekad sang Pemimpin
101 Aksi Pemuda Outlander
102 Api yang Terpadamkan
103 Janji Seorang Kawan
104 Kisah Penutup dari Negeri Api
105 Jenderal Tanpa Kaki
106 Hujan Darah
107 Secercah Cahaya Api
108 Tulang Belulang di Tanah
109 Kebangkitan Hati Nurani
110 Kehidupan Baru yang Kacau
111 Jenderal Rumah Tangga
112 Persaingan dalam Keluarga
113 Tragedi Ego Tinggi
114 Hasil Akhir
115 Kehidupan Tentram di Dunia yang Kacau
116 Bagaikan Kampung Halaman
117 Sebuah Pengakuan
118 Kutukan Pasca Kematian
119 Si Senyap dalam Bayang
120 Kecil Kecil Cabai Rawit
121 Si Topeng dan Si Pendek
122 Pindah Kandang
123 Pertarungan Kematian
124 Permata yang Retak
125 Permata yang Retak pt.2
126 Permata yang Retak pt.3
127 Kemenangan di Tengah Kesempitan
128 Waktu dalam Botol
129 Proyek Undead
130 Masalah Satu dan Satunya Lagi
131 Tekad Besi Berkarat
132 Negeri Batu yang Permai
133 Sepertinya Salah Pilih Bangku
134 Teman Sekamar
135 Memori sebuah Foto
136 Kawan Bodoh
137 Pandai Besi Rezkya
138 Seperti Anak Sendiri
139 Pengumuman: Sebuah Awal Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Terkirimnya sang Pahlawan
2
Hari Pertama yang Kacau
3
Pertarungan Belas Kasih
4
Kemampuan Sihir
5
Penampilan Luar Biasa
6
Jubah Merah Gelap
7
Seorang Sahabat
8
Mimpi Buruk
9
Perjalanan Melewati Hutan
10
Hukum yang Salah
11
Kehilangan Semuanya
12
Musuh Tebesar Kerajaan
13
Buronan
14
Bertemu Teman Lama
15
Pengetahuan tentang Sihir
16
Kesadaran atas Rusaknya Hati Nurani
17
Pertarungan Lantai Es
18
Dokter Profesional
19
Mengembara
20
Bisnis Budak
21
Kunci dan Gembok
22
Topeng dan Adik
23
Shiro
24
Petualang Veronheim, Esema-sama
25
Informan Koran
26
Pasukan Bala Bantuan
27
Pendapat Tora dan Shiro
28
Raja Iblis Tomatsu
29
Memata-Matai dan diMata-Matai
30
Tipuan Murah
31
Kebenaran di Balik Topeng
32
Perang?
33
Permainan dalam Penangkapan
34
Kantuk
35
Tombak Hitam Obsidian
36
Harapan dalam Genggaman Takdir
37
Makna Manusia
38
Sehabis Badai
39
Kejutan
40
Di Hadapan yang Tinggi
41
Di Kastil
42
Tembok yang Hancur
43
Amarah Sang Raja Iblis Sejati
44
Meluruskan Keadaan
45
Ratu Erfroren, Tomatsu
46
Kesepakatan Beresiko
47
Dojo Belakang Kastil
48
Latihan Tengah Malam
49
Latihan Berat... Mungkin?
50
Tayushsneg, the Dungeon of Death
51
Succubus Kecil
52
Out of The Box
53
Tekad untuk Berkorban
54
Akhir Latihan
55
Malam di Veronheim
56
Masalah yang tak Kunjung Habis
57
Kembali Diburu
58
Waktunya Pergi
59
Bermalam Dalam Pelarian
60
Menghilang
61
Pemandu Iblis
62
Padamnya Persahabatan
63
Remi sang Intel
64
Keraguan yang Rapuh
65
Pergerakan Di Mulai
66
Semakin Menjauh
67
Pengkhianatan
68
Tamu tak di Undang
69
Kenyataan yang Mengecewakan
70
Terpojok dalam Ketakutan
71
Manusia Rendahan
72
Di Luar Perkiraan
73
Si Iblis yang Tidak Beruntung
74
Budak-budak yang Beruntung
75
Sejarah yang Terulang
76
Ronde ke Dua
77
Perbincangan tentang Benua Iblis
78
Selamat Tinggal Rekan-Rekan
79
Benua Iblis tidak Cocok Untuk Manusia
80
Kakak Beradik yang Unik
81
Selamat Datang di Kelompok Pemberontak
82
Bagus!
83
Setelah Rapat
84
Clara Versus Darren
85
Latihan dan Saling Menguji
86
Pradana Penuh Penyesalan
87
Perasaan Serupa
88
Tiga dan Tiga
89
Hari Pertama Di Fueno
90
Pertemuan Tak Terduga
91
Kepecahan
92
Di Antara Kita
93
Terungkapnya sang Bayangan
94
Singa yang Terjerat
95
Sebuah Tindakan Gegabah?
96
Kunjungan Tamu Asing
97
Kasih Sayang Seorang Cucu
98
Gegabah dan Menyesal
99
Pembalik Keadaan
100
Tekad sang Pemimpin
101
Aksi Pemuda Outlander
102
Api yang Terpadamkan
103
Janji Seorang Kawan
104
Kisah Penutup dari Negeri Api
105
Jenderal Tanpa Kaki
106
Hujan Darah
107
Secercah Cahaya Api
108
Tulang Belulang di Tanah
109
Kebangkitan Hati Nurani
110
Kehidupan Baru yang Kacau
111
Jenderal Rumah Tangga
112
Persaingan dalam Keluarga
113
Tragedi Ego Tinggi
114
Hasil Akhir
115
Kehidupan Tentram di Dunia yang Kacau
116
Bagaikan Kampung Halaman
117
Sebuah Pengakuan
118
Kutukan Pasca Kematian
119
Si Senyap dalam Bayang
120
Kecil Kecil Cabai Rawit
121
Si Topeng dan Si Pendek
122
Pindah Kandang
123
Pertarungan Kematian
124
Permata yang Retak
125
Permata yang Retak pt.2
126
Permata yang Retak pt.3
127
Kemenangan di Tengah Kesempitan
128
Waktu dalam Botol
129
Proyek Undead
130
Masalah Satu dan Satunya Lagi
131
Tekad Besi Berkarat
132
Negeri Batu yang Permai
133
Sepertinya Salah Pilih Bangku
134
Teman Sekamar
135
Memori sebuah Foto
136
Kawan Bodoh
137
Pandai Besi Rezkya
138
Seperti Anak Sendiri
139
Pengumuman: Sebuah Awal Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!