Kemampuan Sihir

"Aku masih penasaran dengan petir tadi," Kata Darren sambil berjalan melewati pepohonan. "Apa itu sungguh aku yang melakukannya?"

Ia melihat tangannya. Kedua jarinya yang putus sudah kembali tumbuh. Ia juga heran bagaimana hal ini bisa terjadi.

"Hal seperti seharusnya mustahil terjadi. Jari putus itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk diobati," Kata Darren pada dirinya. "Apa ini pengaruh sihir petir itu?"

"Jika memang semudah itu untuk menggunakan sihir, apa aku bisa mencoba untuk melakukannya lagi?"

Darren pun membuka kedua telapak tangannya. Ia mecoba merapal kalimat-kalimat yang muncul di kepalanya.

"Bola Api!" Seketika, muncul lah sebuah bola api dari tangannya dan meluncur ke sebuah pohon di depannya.

"Jadi ini yang namanya sihir?" Darren tidak menyangka akan semudah ini menggunakannya.

Ia mencoba mengeluarkan berbagai jenis sihir yang ia pikir keren. Kebanyakan sihir yang ia rapal berasal dari pengetahuannya atas anime dan manga fantasi yang pernah ia baca.

"Tembok tanah!"

"Pusaran angin!"

"Sambaran petir!"

"Serangan gelembung air!"

Semua kalimat itu menghasilkan sihir yang berbeda-beda. Hanya oerlu mengucapkannya saja sudah bisa membuatnya sekuat ini.

"Ini hebat!" Teriaknya antusias.

Tiba-tiba ia merasa kepalanya agak pusing. Penggunaan sihir memerlukan sebuah energi yang di sebut mana. Sepertinya Darren sudah kehabisan mana.

"Seperti di anime. Aku perlu mengisi ulang tenaga ku," Pikir Darren.

Tanpa banyak berpikir, Darren langsung memasang posisi duduk di tanah. Dengan kaki menyilang dan jari tangan yang membentuk huruf O, seperti sedang bermeditasi.

"Fokus lah!"

Tak lama kemudian, Darren merasakan sebuah energi mengalir dalam tubuhnya. Energi itu terasa hangat dan dingin secara bersamaan.

Setelah bermeditasi, tubuh Darren menjadi lebih segar. Ia pun bangkit berdiri dan menggerakkan tangannya yang sudah terasa lebih ringan.

"Dengan begini, aku bisa melanjutkan perjalanan," Ucap Darren.

Perjalanan di dalam hutan itu cukup berat, ditambah lagi hari sudah malam. Banyak monster kuat bermunculan.

Tapi dengan kekuatan sihir yang baru ia pelajari, Darren dapat menumpas semua monster itu dengan mudah.

Seringkali ia kelelahan dan kehabisan tenaga. Tapi ia dengan cepat mengatasinya dengan bermeditasi. Semua tenaganya yang hilang kembali penuh dengan cepat.

Satu persatu monster kuat mulai dikalahkan. Darren mulai merasakan sesuatu yang berbeda pada dirinya. Ia merasa tenaganya makin tahan lama.

"Aku jadi tidak mudah kelelahan. Apa ini efek dari membunuh monster?" Pikirnya. "Sesuai apa yang dikatakan oleh goblin tadi."

Darren mengingat bahwa ia masih memiliki senjata. Kapak yang ia ambil dari goblin tadi. Tapi ia memutuskan untuk menyimpannya dan lebih memilih menggunakan sihir untuk sekarang.

Karena malam masih panjang, Darren berpikir untuk mengumpulkan level sebanyak mungkin selagi ia berada di hutan ini.

"Ini seperti sedang melakukan grinding. Persis seperti yang ada di dalam game."

Malam itu, Darren banyak sekali membunuh monster. Tapi ia tak membunuh semuanya. Ia hanya membunuh monster-monster tak berakal.

Menurutnya, monster tidak berakal malah akan berbahaya jika dibiarkan hidup. Sementara, monster berakal seperti goblin dan ogre, terlalu disayangkan bila dibunuh.

Sebenarnya, Darren hanya tidak tega membunuh monster berakal. Ia tak bisa membayangkan betapa sedihnya keluarga mereka jika mendapati anggota keluarganya ada yang meninggal.

Darren seringkali berpapasan dengan banyak monster. Sebelum ia menyerang, Darren selalu mencoba untuk berbicara pada mereka untuk memastikan.

Kebanyakan monster berakal akan tetap menyerangnya. Tapi Darren juga tidak akan tinggal diam. Ia takkan menahan diri untuk membalas. Kemudian Darren akan melepaskan mereka dalam keadaan luka parah, tanpa membunuh mereka.

Ada pula beberapa monster yang kabur saat pertama kali melihat Darren. Mereka sepertinya dapat melihat kekuatan Darren dan memilih untuk menyelamatkan diri.

"Selama mereka tidak menyerang duluan, aku juga tidak akan menyerang mereka," Itulah motto Darren di dunia ini.

.

.

.

Matahari mulai terbit. Disaat bersamaan, Darren berhasil keluar dari hutan tersebut. Setelah semalaman berburu monster, Darren bisa merasakan kekuatannya meningkat sangat pesat dari sebelumnya.

"Akhirnya! Dunia dimana aku bukanlah seorang pecundang!" Teriaknya sambil berjalan menjauh dari hutan.

Dari kejauhan, secara samar-samar, Darren bisa melihat sebuah kota. Karena kabut yang cukup pekat, Darren hanya bisa melihat cahayanya saja.

"Apa itu kota yang dimaksud?" Pikir Darren.

Karena sudah merasa lapar, Darren segera berlari menuju kota. Ia ingin cepat-cepat makan.

Kota tersebut dikelilingi oleh tembok yang sangat besar. Itu mengingatkan Darren pada suatu anime.

"Eh, ini mirip anime itu..."

Di pintu masuk kota, terdapat banyak penjaga. Mereka semua bersenjata pedang, dan beberapa juga ada yang menggunakan tombak.

Sebelum masuk, orang-orang akan diperiksa terlebih dahulu. Mulai dari barang-barang mereka, hingga status mereka, semuanya akan diperiksa.

"Jika aku membawa kapak ini, apa aku akan diizinkan masuk, ya?" Pikir Darren sambil ragu.

Tapi bagaimanapun, ia harus segera masuk dan mencari makanan. Ia sudah sangat kelaparan.

"Hey, kau yang disana," Panggil seorang penjaga.

Darren yang merasa terpanggil, menengok kebelakang. Ia melihat seorang penjaga menghampirinya.

"Darimana asalmu?" Tanya penjaga itu.

Darren berpikir jika ia memberi tahu ia berasal dari Indonesia, orang-orang tidak akan kenal dengan nama itu.

"Eh... anu, aku dari Kerajaan Timur," Jawab Darren tanpa berpikir.

"Oh, begitu. Maaf atas ketidaknyamanannya," Jawab penjaga itu sopan. "Aku hanya belum pernah melihat gaya berpakaian seperti anda."

Sepertinya seragam training adalah hal yang langka di dunia ini. Tidak heran jika mereka menganggapnya aneh.

Penjaga itu pun mulai menggeledah Darren. Ia mencoba membuka tas-nya dan kemudian terkejut.

"A-apa ini... Kapak Goblin!?" Penjaga itu terkejut.

Darren jadi ikut panik. Ia berpikir kalau ia dalam masalah. Tapi...

"Jadi anda sudah mengalahkan raja goblin?" Penjaga itu malah bersemangat.

"Ah, iya. Aku mengalahkannya," Jawab Darren canggung.

Setelah itu, Darren dipersilahkan masuk tanpa ditanyai lebih lanjut.

Darren menghela nafas. Ia tadi sungguh panik, tapi untungnya tidak ada masalah yang terjadi.

Setelah berkeliling-liling kota, Darren banyak melihat hal baru. Kota itu dihuni banyak jenis makhluk hidup. Ada manusia yang memiliki telinga hewan, ada juga manusia yang memiliki telinga runcing.

"Jadi di sini ada elf dan manusia hewan, ya," Kata Darren pada dirinya.

Setelah lama berkeliling, Darren mendapati bahwa huruf alphabet yang digunakan disini berbeda dengan dunia asalnya.

"⦣ɾ∷" Sebuah papan tulisan menggantung di depan pintu sebuah bangunan.

Darren sungguh-sungguh tidak mengerti apa artinya tulisan itu. Tapi ia tetap memasukinya.

Ruangan itu dipenuhi oleh tempat duduk. Banyak orang juga terlihat sedang makan di situ. Sepertinya ini adalah restoran.

"Ah sial," Darren baru tersadar sesuatu. "Aku tidak punya uang!"

Darren pun menghampiri kasir.

"Permisi," Ucapnya sopan, "Apa disini menerima pembayaran menggunakan barang?"

Orang kasir itu menatap Darren. "Oh, apa anda pendatang baru?"

Darren terkejut. "Ah, iya. Aku baru tiba disini."

"Oh, jadi begitu," Ucap Orang kasir. "Maaf, tapi kami hanya menerima pembayaran menggunakan emas, perak, dan tembaga."

Darren pun menghela nafas. Ia sudah menduga hal ini.

"Jika aku boleh membantu," Sambung Orang kasir, "Kau bisa menjual barang-barang yang ada padamu di Guild. Biasanya mereka akan membeli barang apapun yang ditawarkan."

Saat mendengar kata Guild, hanya ada satu hal yang terpintas di kepasa Darren. Yaitu, Petualang.

"Oh, jadi begitu. Terimakasih atas informasinya," Jawab Darren.

Orang kasir itupun memberitahu arahnya kepada Darren. Katanya Guild itu terletak di pusat kota.

Untuk menjual barang-barang, orang diharuskan untuk mendaftar menjadi petualang terlebih dahulu, yang dimana ini adalah masalah bagi Darren.

Tapi ia akan tetap melakukan. Pokoknya, prioritas utamanya adalah mencari uang untuk makan.

Setelah berjalan keliling cukup lama, Darren akhirnya berhasil menemukan guild. Bagunan guild tersebut sangat besar, seperti menara yang menjulang tinggi.

Saat di dalam, Darren bisa melihat banyak orang sedang berkumpul dengan tim mereka.

"Apa aku harus membentuk party terlebih dahulu ya?" Kata Darren pelan.

"Tidak perlu. Kau bisa langsung mendaftar," Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Darren.

Darren dengan spontan segera menoleh ke belakang dan menarik lengan orang itu hingga jatuh.

"Woa... M-maaf, aku tidak bermaksud menyerang mu," Ucap Darren.

"Ah, tidak. Sejujurnya itu hebat," Ucap orang itu sambil berusaha berdiri. "Kau memiliki tenaga yang kuat, dan reflek mu juga cukup tinggi."

Orang itu berbadan gagah. Ia memakai sebuah zirah berwarna hitam mengkilap dan sebuah pedang besar berbilah dua.

"Apa kau baru disini?" Tanya orang itu.

"Iya, aku baru tiba tadi pagi," Darren merasa orang ini bukanlah orang jahat.

"Sudah kuduga," Ucap orang itu. "Pakaian mu itu terlihat berbeda. Apa itu pakaian khas tempat tinggal mu?"

"Ya, bisa dibilang begitu," Jawab Darren sambil tersenyum canggung. "Padahal baju ini adalah baju olahraga."

Kruuk... Suara perut Darren berbunyi.

"Apa kau tahu tempat menjual barang-barang?" Tanya Darren.

"Ya. Kau hanya perlu ke meja resepsionis. Tapi kau harus mendaftarkan diri menjadi petualang terlebih dahulu," Jawab orang itu.

Darren bisa merasakan kalau orang yang ada dihadapannya itu adalah orang yang sangat kuat. Tapi untungnya orang itu baik.

Darren pun mendaftar menjadi petualang. Di depan meja resepsionis tersebut, Darren diminta untuk menyentuh sebuah bola sihir.

Sesuai penjelasannya, bola sihir itu digunakan untuk mengukur level seseorang. Dan juga digunakan untuk mengukur stats para petualang.

Darren dengan santai menyentuh bola sihir tersebut.

Tiba-tiba...

Crash!!! Bola sihir itu pecah sesaat Darren menyentuhnya.

"A-apa ini!?" Wanita resepsionis itu terkejut.

Karena dianggap sudah merusak fasilitas milik guild, Darren pun dikenai denda sepuluh koin perak.

.

.

.

"Baru juga daftar, sudah kena sial."

Terpopuler

Comments

Haikal Akbar

Haikal Akbar

Kasian

2022-04-22

0

[ O 5 - 8 ] Mr. Rax

[ O 5 - 8 ] Mr. Rax

overlord? yg ada momosama? ah bodo ah pusing pala ku ;-;

2021-08-22

0

[ O 5 - 8 ] Mr. Rax

[ O 5 - 8 ] Mr. Rax

jangan bilang re zero?

2021-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Terkirimnya sang Pahlawan
2 Hari Pertama yang Kacau
3 Pertarungan Belas Kasih
4 Kemampuan Sihir
5 Penampilan Luar Biasa
6 Jubah Merah Gelap
7 Seorang Sahabat
8 Mimpi Buruk
9 Perjalanan Melewati Hutan
10 Hukum yang Salah
11 Kehilangan Semuanya
12 Musuh Tebesar Kerajaan
13 Buronan
14 Bertemu Teman Lama
15 Pengetahuan tentang Sihir
16 Kesadaran atas Rusaknya Hati Nurani
17 Pertarungan Lantai Es
18 Dokter Profesional
19 Mengembara
20 Bisnis Budak
21 Kunci dan Gembok
22 Topeng dan Adik
23 Shiro
24 Petualang Veronheim, Esema-sama
25 Informan Koran
26 Pasukan Bala Bantuan
27 Pendapat Tora dan Shiro
28 Raja Iblis Tomatsu
29 Memata-Matai dan diMata-Matai
30 Tipuan Murah
31 Kebenaran di Balik Topeng
32 Perang?
33 Permainan dalam Penangkapan
34 Kantuk
35 Tombak Hitam Obsidian
36 Harapan dalam Genggaman Takdir
37 Makna Manusia
38 Sehabis Badai
39 Kejutan
40 Di Hadapan yang Tinggi
41 Di Kastil
42 Tembok yang Hancur
43 Amarah Sang Raja Iblis Sejati
44 Meluruskan Keadaan
45 Ratu Erfroren, Tomatsu
46 Kesepakatan Beresiko
47 Dojo Belakang Kastil
48 Latihan Tengah Malam
49 Latihan Berat... Mungkin?
50 Tayushsneg, the Dungeon of Death
51 Succubus Kecil
52 Out of The Box
53 Tekad untuk Berkorban
54 Akhir Latihan
55 Malam di Veronheim
56 Masalah yang tak Kunjung Habis
57 Kembali Diburu
58 Waktunya Pergi
59 Bermalam Dalam Pelarian
60 Menghilang
61 Pemandu Iblis
62 Padamnya Persahabatan
63 Remi sang Intel
64 Keraguan yang Rapuh
65 Pergerakan Di Mulai
66 Semakin Menjauh
67 Pengkhianatan
68 Tamu tak di Undang
69 Kenyataan yang Mengecewakan
70 Terpojok dalam Ketakutan
71 Manusia Rendahan
72 Di Luar Perkiraan
73 Si Iblis yang Tidak Beruntung
74 Budak-budak yang Beruntung
75 Sejarah yang Terulang
76 Ronde ke Dua
77 Perbincangan tentang Benua Iblis
78 Selamat Tinggal Rekan-Rekan
79 Benua Iblis tidak Cocok Untuk Manusia
80 Kakak Beradik yang Unik
81 Selamat Datang di Kelompok Pemberontak
82 Bagus!
83 Setelah Rapat
84 Clara Versus Darren
85 Latihan dan Saling Menguji
86 Pradana Penuh Penyesalan
87 Perasaan Serupa
88 Tiga dan Tiga
89 Hari Pertama Di Fueno
90 Pertemuan Tak Terduga
91 Kepecahan
92 Di Antara Kita
93 Terungkapnya sang Bayangan
94 Singa yang Terjerat
95 Sebuah Tindakan Gegabah?
96 Kunjungan Tamu Asing
97 Kasih Sayang Seorang Cucu
98 Gegabah dan Menyesal
99 Pembalik Keadaan
100 Tekad sang Pemimpin
101 Aksi Pemuda Outlander
102 Api yang Terpadamkan
103 Janji Seorang Kawan
104 Kisah Penutup dari Negeri Api
105 Jenderal Tanpa Kaki
106 Hujan Darah
107 Secercah Cahaya Api
108 Tulang Belulang di Tanah
109 Kebangkitan Hati Nurani
110 Kehidupan Baru yang Kacau
111 Jenderal Rumah Tangga
112 Persaingan dalam Keluarga
113 Tragedi Ego Tinggi
114 Hasil Akhir
115 Kehidupan Tentram di Dunia yang Kacau
116 Bagaikan Kampung Halaman
117 Sebuah Pengakuan
118 Kutukan Pasca Kematian
119 Si Senyap dalam Bayang
120 Kecil Kecil Cabai Rawit
121 Si Topeng dan Si Pendek
122 Pindah Kandang
123 Pertarungan Kematian
124 Permata yang Retak
125 Permata yang Retak pt.2
126 Permata yang Retak pt.3
127 Kemenangan di Tengah Kesempitan
128 Waktu dalam Botol
129 Proyek Undead
130 Masalah Satu dan Satunya Lagi
131 Tekad Besi Berkarat
132 Negeri Batu yang Permai
133 Sepertinya Salah Pilih Bangku
134 Teman Sekamar
135 Memori sebuah Foto
136 Kawan Bodoh
137 Pandai Besi Rezkya
138 Seperti Anak Sendiri
139 Pengumuman: Sebuah Awal Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Terkirimnya sang Pahlawan
2
Hari Pertama yang Kacau
3
Pertarungan Belas Kasih
4
Kemampuan Sihir
5
Penampilan Luar Biasa
6
Jubah Merah Gelap
7
Seorang Sahabat
8
Mimpi Buruk
9
Perjalanan Melewati Hutan
10
Hukum yang Salah
11
Kehilangan Semuanya
12
Musuh Tebesar Kerajaan
13
Buronan
14
Bertemu Teman Lama
15
Pengetahuan tentang Sihir
16
Kesadaran atas Rusaknya Hati Nurani
17
Pertarungan Lantai Es
18
Dokter Profesional
19
Mengembara
20
Bisnis Budak
21
Kunci dan Gembok
22
Topeng dan Adik
23
Shiro
24
Petualang Veronheim, Esema-sama
25
Informan Koran
26
Pasukan Bala Bantuan
27
Pendapat Tora dan Shiro
28
Raja Iblis Tomatsu
29
Memata-Matai dan diMata-Matai
30
Tipuan Murah
31
Kebenaran di Balik Topeng
32
Perang?
33
Permainan dalam Penangkapan
34
Kantuk
35
Tombak Hitam Obsidian
36
Harapan dalam Genggaman Takdir
37
Makna Manusia
38
Sehabis Badai
39
Kejutan
40
Di Hadapan yang Tinggi
41
Di Kastil
42
Tembok yang Hancur
43
Amarah Sang Raja Iblis Sejati
44
Meluruskan Keadaan
45
Ratu Erfroren, Tomatsu
46
Kesepakatan Beresiko
47
Dojo Belakang Kastil
48
Latihan Tengah Malam
49
Latihan Berat... Mungkin?
50
Tayushsneg, the Dungeon of Death
51
Succubus Kecil
52
Out of The Box
53
Tekad untuk Berkorban
54
Akhir Latihan
55
Malam di Veronheim
56
Masalah yang tak Kunjung Habis
57
Kembali Diburu
58
Waktunya Pergi
59
Bermalam Dalam Pelarian
60
Menghilang
61
Pemandu Iblis
62
Padamnya Persahabatan
63
Remi sang Intel
64
Keraguan yang Rapuh
65
Pergerakan Di Mulai
66
Semakin Menjauh
67
Pengkhianatan
68
Tamu tak di Undang
69
Kenyataan yang Mengecewakan
70
Terpojok dalam Ketakutan
71
Manusia Rendahan
72
Di Luar Perkiraan
73
Si Iblis yang Tidak Beruntung
74
Budak-budak yang Beruntung
75
Sejarah yang Terulang
76
Ronde ke Dua
77
Perbincangan tentang Benua Iblis
78
Selamat Tinggal Rekan-Rekan
79
Benua Iblis tidak Cocok Untuk Manusia
80
Kakak Beradik yang Unik
81
Selamat Datang di Kelompok Pemberontak
82
Bagus!
83
Setelah Rapat
84
Clara Versus Darren
85
Latihan dan Saling Menguji
86
Pradana Penuh Penyesalan
87
Perasaan Serupa
88
Tiga dan Tiga
89
Hari Pertama Di Fueno
90
Pertemuan Tak Terduga
91
Kepecahan
92
Di Antara Kita
93
Terungkapnya sang Bayangan
94
Singa yang Terjerat
95
Sebuah Tindakan Gegabah?
96
Kunjungan Tamu Asing
97
Kasih Sayang Seorang Cucu
98
Gegabah dan Menyesal
99
Pembalik Keadaan
100
Tekad sang Pemimpin
101
Aksi Pemuda Outlander
102
Api yang Terpadamkan
103
Janji Seorang Kawan
104
Kisah Penutup dari Negeri Api
105
Jenderal Tanpa Kaki
106
Hujan Darah
107
Secercah Cahaya Api
108
Tulang Belulang di Tanah
109
Kebangkitan Hati Nurani
110
Kehidupan Baru yang Kacau
111
Jenderal Rumah Tangga
112
Persaingan dalam Keluarga
113
Tragedi Ego Tinggi
114
Hasil Akhir
115
Kehidupan Tentram di Dunia yang Kacau
116
Bagaikan Kampung Halaman
117
Sebuah Pengakuan
118
Kutukan Pasca Kematian
119
Si Senyap dalam Bayang
120
Kecil Kecil Cabai Rawit
121
Si Topeng dan Si Pendek
122
Pindah Kandang
123
Pertarungan Kematian
124
Permata yang Retak
125
Permata yang Retak pt.2
126
Permata yang Retak pt.3
127
Kemenangan di Tengah Kesempitan
128
Waktu dalam Botol
129
Proyek Undead
130
Masalah Satu dan Satunya Lagi
131
Tekad Besi Berkarat
132
Negeri Batu yang Permai
133
Sepertinya Salah Pilih Bangku
134
Teman Sekamar
135
Memori sebuah Foto
136
Kawan Bodoh
137
Pandai Besi Rezkya
138
Seperti Anak Sendiri
139
Pengumuman: Sebuah Awal Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!