Setibanya di desa goblin. Darren mendapatkan sambutan yang dingin dari warga desa. Mereka bukannya tidak mau menyambut, tapi mereka hanya ketakutan.
Keempat goblin tadi mulai mencoba untuk meyakinkan warga bahwa Darren bukanlah orang yang berbahaya.
Goblin-goblin di desa itu sangatlah lemah. Mereka memiliki badan kecil, kulit yang hijau, dan tubuh mereka yang kurus. Darren malah jadi merasa prihatin.
Seorang goblin yang dikenal sebagai kepala desa datang menghampiri Darren. Berbeda dari yang lainnya, kepala desa itu memiliki badan yang agak besar. Tubuhnya setara dengan ukuran manusia dewasa.
"Apa mau mu kesini?" Tanya Goblin itu sambil terlihat arogan.
"Tidak banyak. Aku hanya datang untuk mampir dan bermalam disini," Jawab Darren.
"Bohong! Kau pasti datang untuk mengepung desa ini!" Teriak kepala desa. "Kau pasti sudah menyiapkan pasukan untuk menyerang dari segala arah."
Darren berusaha menyangkal. "Sungguh, aku tidak bermaksud demikian." Jawabnya, "Kau bisa bertanya pada empat goblin itu." Ucapnya sambil menunjuk ke empat goblin tadi.
"Dasar pembohong! Kau pasti sudah mengancam mereka. Kau sudah menjanjikan keselamatan bagi mereka yang membantu mu, benar kan!?" Kepala desa masih bersikeras untuk tidak mempercayai Darren.
Tanpa banyak bicara, kepala desa langsung mengeluarkan sebuah kapak dan menyerang Darren di depan penduduk goblin.
Dengan cepat Darren menghindar.
"Sudah ku duga. Kau itu pasti seorang petualang!" Teriak kepala desa sambil mengamuk.
Darren tidak bisa tinggal diam. Ia bisa merasakan hasrat membunuh pada goblin berkapak itu. Kali ini ia harus bertarung dengan sungguh-sungguh, atau nyawanya akan terancam.
Darren segera mengeluarkan pisau kecilnya.
"Aku tidak akan bisa bertarung melawan nya menggunakan pisau kecil ini."
"Jangkauan serang kapak-nya lebih luas daripada pisauku. Ini akan sangat menyulitkan."
"Setidaknya, aku harus mencari benda yang lebih panjang."
Darren melihat sekeliling. Ia berusaha mencari sesuatu yang bisa ia manfaatkan.
Ia hanya menemukan sebuah tong kayu. Kemungkinan, gentong itu cukup berat. Ia bisa saja melemparkannya kearah Goblin itu dan melumpuhkannya.
Set... Set... Slash... Darren mengayunkan pisaunya kearah goblin itu. Tapi kulit goblin itu terlalu keras dan berhasil mematahkan mata pisau milik Darren. Sekarang Darren hanya bisa bertarung dengan tangan kosong.
"Ha... ha... ha... kau sudah mati!" Teriak Goblin itu arogan. "Menyerahlah dan tunduk kepadaku!"
Darren dengan cepat berlari menghampiri tong kayu itu. Tidak banyak yang bisa ia lakukan dengan benda itu selain melemparkannya.
Swuung... Prakk... Tong itu berhasil mengenai kepala Goblin tersebut. Membuatnya ter-stun untuk beberapa detik. Dengan cepat Darren berlari dan menghantam wajah Goblin itu dengan kakinya.
Gubrakk... Goblin itu terjatuh.
Walau belum sepenuhnya tumbang, goblin itu sudah cukup lemah untuk dikalahkan. Darren merasa kecewa karena goblin itu ternyata tak sekuat yang ia kira. Ditambah lagi goblin itu terlalu arogan.
Dengan kecepatannya, Darren segera berlari menghampiri goblin itu untuk menendangnya sekali lagi. Mungkin itu bisa melumpuhkannya.
Swoosh!!! Sebuah kapak terlempar kearah wajah Darren. Darren yang sudah terlanjur mengambil ancang-ancang untuk menyerang, tidak sempat memperhatikan bahwa goblin itu masih punya kapak di tangannya.
"Sial! Apa yang harus aku lakukan!?" Pikir Darren.
Tanpa berpikir panjang, Darren mencoba menangkap kapak itu dengan tangannya. Ia tahu bahwa tangannya bisa saja terpotong, tapi itu lebih baik daripada harus kehilangan kepala.
Dengan cepat Darren mengayunkan tangannya dan menangkap bilah besi pada kapak itu. Srett... Darren berhasil menangkap kapak itu dengan genggaman tangannya walau harus mengorbankan jari manis dan jari tengahnya.
"Agh!" Darren merintih kesakitan.
Sementara goblin itu tersenyum dengan kejamnya. Darren kemudian tersungkur di tanah.
Goblin itu kembali berdiri dan menghampiri Darren, bermaksud untuk menghabisinya. Ia mengangkat kapaknya tinggi-tinggi.
Darren yang sudah lemas, mulai pasrah.
"Apa aku akan mati lagi? Padahal aku barusan hidup lagi."
"Andaikan saja jika aku kuat. Aku bisa menyelamatkan orang lain dan melukiskan senyum pada wajah mereka."
"Tapi nyatanya, aku bahkan tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri."
"Jika saja aku punya kekuatan seperti di anime dan manga. Dimana tokoh utamanya overpower."
"Contohnya saja seperti..."
"Kekuatan petir."
Duar!!! Sebuah petir menyambar Goblin berkapak itu hingga membuatnya terpental jauh dan mengahantam sebuah gubuk.
Darren yang melihat kejadian itu terkejut. Ia tak tahu darimana asal petir itu datang, dan siapa yang melakukannya.
"Apa yang terjadi? Dan kenapa tiba-tiba tenaga ku pulih?" Gumam Darren.
Sementara goblin itu sudah sekarat, Darren menghampirinya.
"Ku mohon, bunuh saja aku!" Ucap Goblin itu putus asa. "Jika kau membunuh ku, kau bisa mendapat level yang tinggi. Jadi kau tidak perlu membunuh warga desa."
Darren akhirnya sadar. Goblin itu bertarung bukan karena tanpa alasan. Ia bertarung demi mempertahankan desanya dari para petualang.
Disamping Darren, tergeletak kapak milik goblin tersebut. Ia mengambilnya dan menyimpan kapak itu didalam tas nya.
"Aku tidak akan membunuhmu, ataupun warga desa," Ucap Darren sembari menyimpan kapaknya. "Aku akan pergi dari sini. Aku tidak mau membuat masalah lagi."
Setelah itu Darren berteriak meminta tolong kepada para goblin lain untuk mengobati Goblin yang terluka itu.
"Sebenarnya, siapa anda?" Tanya Goblin itu sambil merintih kesakitan.
Darren pun tersenyum. "Darren," Jawabannya. "Dan... terimakasih atas kapaknya."
Setelah itu, Darren pun pergi meninggalkan desa tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Gio Vanni rizqy
keren
2022-07-30
0
Haikal Akbar
...
2022-04-22
0
FLox
Wait. kulit goblin keras terus pisaunya patah ?. kalau kegetok kapaknya goblin ya wajar sih patah. tapi kulit ?
2021-08-19
0